Anda di halaman 1dari 10

A.

Industri kelapa sawit merupakan bagian dari industry Perkebunan yang memiliki
cakupan pasar yang luas dan didistribusikan ke berbagai negara dan pasar global.

B. Tahapan General ekspor Bisnis Cangkang Sawit


1. Ada izin Ekspor berupa :
- Legalitas Perusahaan
- Packing list adalah dokumen pabean yang menyatakan beberapa informasi
rinci tentang isi paket atau pengiriman kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam proses pengiriman ekspor/impor
- Pemberitahuan Ekspor Barang adalah dokumen pabean yang digunakan
untuk memberitahukan adanya pelaksanaan ekspor barang yang dapat
berupa tulisan di atas formulir atau media elektronik
- Surat Keterangan Asal (COO) adalah sertifikasi asal barang, dimana
dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang / komoditas yang
diekspor adalah berasal dari daerah / negara pengekspor.
- surat izin ekspor,
2. Membuat Kontrak Ekspor
3. Mengurus Dokumen Ekspor
4. Mengurus Pengiriman
5. Pembayaran

C. Regulasi ekspor sawit


1. Ketentuan Pelaksanaan Pemeriksaan fisik dan Penerbitan PEB
Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.04/2019 mengatur adanya
pemeriksaan fisik terhadap produk kelapa sawit dan turunannya. Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan sebelum atau sesudah PEB disampaikan. :
a. Eksportir mengajukan permohonan pemuatan ekspor barang curah dan/atau
bukan curah sebelum pengajuan PEB
b. Kepala kantor atau pejabat yang ditunjuk memberikan
persetujuan/penolakan pemuatan ekspor barang curah dan/atau bukan curah
pemeriksaan fisik sebelum pengajuan PEB
c. Eksportir menyerahkan pernyataan kesiapan barang serta dokumen
pendukung lainnya,
d. Dalam hal barang ekspor merupakan barang curah, eksportir membawa
barang yang akan dimasukan ke kawasan pabean atau untuk dimuat ke
sarana pengangkut di tempat lain di luar kawasan pabean
e. Pejabat Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan fisik yang dapat
dilaksanakan:
1. kawasan pabean di tempat pemuatan, tempat penimbunan sementara,
tempat penimbunan pabean, atau tempat penimbunan berikat; atau
2. gudang Eksportir atau tempat lain yang digunakan Eksportir untuk
menyimpan barang ekspor.
f. Dalam hal pemeriksaan fisik diperlukan Pejabat Bea dan Cukai melakukan
pengambilan contoh dan pemeriksaan Laboratoris
g. Ada 3 jenis nota yang dikeluarkan terhadap pengajuan permohonan ( NPP,
NPPD, NPE )
- NPP : Nota Pemberitahuan Penolakan (Dalam hal permohonan ditolak)
- NPPD : Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen (Dalam hal permohonan
diterima dengan syarat melengkapi dokumen yang diminta)
- NPE : Nota Pelayanan Ekspor (Dalam hal permohonan diterima)
h. Pejabat Bea dan Cukai menyusun LHP
i. Eksportir menerima hasil pemeriksaan untuk pengisian PEB karena LHP
menjadi dokumen untuk membuat PEB di kantor Bea Cukai.
j. Apabila tidak mengajukan permohonan pemeriksaan fisik, eksportis yang
mengajukan PEB dengan harus melampirkan dokumen pelengkap berupa ;
invoice, Packing List dan hasil pengujian lab resmi dari Dirjen Bea Cukai
atau lab lain yang telah didaftarkan di kantor pabeanan oleh eksportir

2. Ketentuan kewajiban memiliki persetujuan Ekspor


Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 30 Tahun 2022 tentang Ketentuan
Ekspor Crude Palm Oil, Refined, Bleached And Deodorized Palm Oil, Refined,
Bleached And Deodorized Palm Olein, Dan Used Cooking Oil
a. Pasal 3 menyebutkan kegiatan ekspor CPO dan produk turunannya
sebagaimana dalam pasal 2 hanya dapat dilakukan oleh Eksportir yang telah
mendapatkan Persetujuan Ekspor (PE)
b. Dalam pasal 4 dalam rangka untuk mendapatkan Persetujuan Ekspor atau
PE harus mengajukan permohonan SINSW dan memiliki hak akses.
c. Dalam hal permohonan PE sebagaimana dalam pasal 6 ayat 3 menyebutkan
PE setidaknya memuat data atau keterangan paling sedikit mengenai:
1. nomor induk berusaha dan identitas Eksportir;
2. pos tarif/harmonized system;
3. jenis/uraian Barang;
4. jumlah dan satuan Barang;
5. pelabuhan muat;
6. negara tujuan;
7. tanggal berlaku; dan
8. tanggal berakhir.

3. Ketentuan PEB, Penetapan Bea Keluar dan Pungutan terhadap ekspor CPO
sawit dan turunannya
Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per-11/Bc/2023 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per-
08/Bc/2020 Tentang Tata Laksana Ekspor Kelapa Sawit, Crude Palm Oil (Cpo),
Dan Produk Turunannya
a. Dalam pasal 3 menyebutkan adanya penetapan bea keluar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penetapan barang
Ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar; dan Pungutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tarif layanan
badan layanan umum BPDP KS pada Kementerian Keuangan.
b. Dalam pasal 4 mengatur eksportir harus mengajukan permohonan pemuatan
barang untuk ekspor dalam bentuk curah/bukan curah dan mengajukan
permohonan pemeriksaan fisik terhadap barang akan ekspor.
c. Petugas kepabeanan akan melakukan stuffing terhadap barang ekspor
berdasarkan permohonan dan pemeriksaan fisik. Kemudian akan mengeluar
laporan hasil pemeriksaan.
d. Dalam pasal 5 eksportir mengajukan PEB berdasarkan LHP.

4. Tata Kerja Pelayanan Ekspor Kelapa Sawit, Cpo, Dan Produk Turunannya
Dalam Bentuk Bukan Curah
a. Pelayanan Ekspor dengan Mekanisme Pemeriksaan Fisik Sebelum
Pengajuan PEB Pada Kantor Pabean yang Telah Didukung dengan
Keberadaan Laboratorium Bea dan Cukai.
1. Pelayanan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya dalam
bentuk bukan curah dengan menggunakan mekanisme pemeriksaan fisik
sebelum pengajuan PEB, dilampiri dengan dokumen berupa invoice,
dan packing list.
2. Pejabat Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan jumlah dan jenis barang.
3. Pejabat Bea dan Cukai menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.
4. Pemeriksaan fisik atas jenis barang dilakukan dengan pengujian
laboratoris oleh Laboratorium Bea dan Cukai. Contoh barang yang tidak
perlu dilakukan pengujian laboratoris antara lain Tandan Buah Segar
(TBS), Buah Sawit, Biji Sawit, dan Kernel Kelapa Sawit dan Tandan
Kosong Sawit.
5. Permohonan pengujian laboratorium atas contoh barang diajukan oleh
Pejabat Bea dan Cukai melalui SKP Laboratorium Bea dan Cukai.
6. Contoh barang diajukan ke Laboratorium Bea dan Cukai untuk
dilakukan pengujian jenis barang.
7. Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP
Laboratorium Bea dan Cukai.
8. Hasil pemeriksaan fisik, yang meliputi jumlah dan identifikasi barang
disampaikan kepada eksportir untuk digunakan sebagai dasar
pembuatan PEB.
9. Kode billing atas penerimaan bea keluar dan Pungutan dikirimkan
kepada: a) Eksportir untuk Pungutan dan bea keluar; b) Sistem Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk Pungutan;
dan c) Sistem Modul Penerimaan Negara (MPN) untuk bea keluar.
10. SKP menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang telah mendapat
Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dari MPN dan Nomor
Transaksi Penerimaan Levy dari BPDP KS.
11. SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen.
12. SKP menerbitkan nomor pendaftaran PEB.
13. SKP melakukan penjaluran secara selektif berdasarkan manajemen
risiko: a) dalam hal ditetapkan jalur hijau, diterbitkan NPE; atau b)
dalam hal ditetapkan jalur merah, dilakukan pemeriksaan fisik.
14. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dapat diberikan setelah hasil pengujian
laboratoris diterbitkan.
15. Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP
Laboratorium Bea dan Cukai untuk digunakan sebagai dasar penetapan
perhitungan bea keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai.
16. Dalam hal terdapat perbedaan jenis barang atas penetapan, SKP
menyampaikan Data hasil penetapan perhitungan bea keluar kepada
BPDP KS untuk digunakan dalam rangka penagihan atau pengembalian
Pungutan. Adanya pengenaan bea keluar dan tarif bea keluar.

b. Pada Kantor Pabean yang Belum Didukung dengan Keberadaan


Laboratorium Bea dan Cukai
1. Pelayanan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya dalam
bentuk bukan curah dengan menggunakan mekanisme pemeriksaan fisik
sebelum pengajuan PEB, dilampiri dengan dokumen berupa invoice,
dan packing list.
2. Pejabat Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan jumlah dan jenis barang.
3. Pejabat Bea dan Cukai menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.
4. Pemeriksaan fisik atas jenis barang dilakukan dengan pengujian
laboratoris oleh Laboratorium Bea dan Cukai. Contoh barang yang tidak
perlu dilakukan pengujian laboratoris antara lain Tandan Buah Segar
(TBS), Buah Sawit, Biji Sawit, dan Kernel Kelapa Sawit dan Tandan
Kosong Sawit.
5. Contoh barang diajukan ke Laboratorium Bea dan Cukai untuk
dilakukan pengujian jenis barang.
6. hasil pengawasan pemuatan dan pemeriksaan fisik atas jumlah
disampaikan kepada eksportir untuk digunakan sebagai dasar
pembuatan PEB.
7. Kode billing atas penerimaan bea keluar dan Pungutan dikirimkan
kepada: a) Eksportir untuk Pungutan dan bea keluar; b) Sistem Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk Pungutan;
dan c) Sistem Modul Penerimaan Negara (MPN) untuk bea keluar.
8. SKP menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang telah mendapat
Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dari MPN dan Nomor
Transaksi Penerimaan Levy dari BPDP KS.
9. SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen.
10. SKP menerbitkan nomor pendaftaran PEB.
11. SKP melakukan penjaluran secara selektif berdasarkan manajemen
risiko: a) Dalam hal ditetapkan jalur hijau, diterbitkan NPE; atau b)
Dalam hal ditetapkan jalur merah, dilakukan pemeriksaan fisik.
12. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dapat diterbitkan tanpa harus menunggu
hasil pengujian laboratoris.
13. Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP
Laboratorium Bea dan Cukai untuk digunakan sebagai dasar penetapan
perhitungan bea keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai.
14. Dalam hal terdapat perbedaan jenis barang, SKP menyampaikan data
hasil penetapan perhitungan bea keluar kepada BPDP KS untuk
digunakan dalam rangka penagihan atau pengembalian Pungutan.

c. Pelayanan Ekspor tanpa Mekanisme Pemeriksaan Fisik sebelum


pengajuan PEB.
1. Pengajuan PEB oleh eksportir dengan melampirkan dokumen pelengkap
pabean berupa invoice; packing list; dan hasil uji laboratoris dari
Laboratorium Bea dan Cukai atau Laboratorium lain yang telah
didaftarkan di Kantor Pabean.
2. SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen dan
lampiran dokumen pelengkap pabean
3. Kode billing atas penerimaan bea keluar dan Pungutan dikirimkan
kepada: Eksportir untuk Pungutan dan bea keluar; Sistem Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk Pungutan;
dan Sistem Modul Penerimaan Negara (MPN) untuk bea keluar.
4. SKP menerima bukti penerimaan negara (BPN) yang telah mendapat
NTPN dari MPN dan Nomor Transaksi Penerimaan Levy dari BPDP
KS.
5. SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen.
6. SKP menerbitkan Nomor Pendaftaran PEB.
7. SKP melakukan penjaluran secara selektif berdasarkan manajemen
risiko: dalam hal ditetapkan jalur hijau, diterbitkan NPE; atau dalam hal
ditetapkan jalur merah, dilakukan pemeriksaan fisik. h. Dalam hal
ditetapkan jalur merah, Pejabat Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan
fisik yang meliputi pemeriksaan jumlah dan jenis barang.
8. Hasil pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam huruf h
dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
9. Pejabat Bea dan Cukai dapat meminta hasil cetak (hardcopy) Dokumen
Pelengkap Pabean untuk keperluan penelitian dokumen.
10. Dalam hal terdapat perbedaan jumlah dan jenis barang, SKP
menyampaikan Data hasil penetapan perhitungan bea keluar kepada
BPDP KS untuk digunakan dalam rangka penagihan atau pengembalian
Pungutan.
sumber : Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per-11/Bc/2023
Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per08/Bc/2020
Tentang Tata Laksana Ekspor Kelapa Sawit, Crude Palm Oil (Cpo) Dan Produk Turunannya

5. Perhitungan Bea Keluar sebagai berikut:


a. dalam hal Tarif Bea Keluar ditetapkan berdasarkan persentase dari Harga
Ekspor (advalorum), Bea Keluar dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:
Tarif Bea Keluar x Jumlah Satuan Barang x Harga Ekspor per Satuan Barang
x Nilai Tukar Mata Uang
b. dalam hal Tarif Bea Keluar ditetapkan secara spesifik, Bea Keluar dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
Tarif Bea Keluar per Satuan Barang Dalam Satuan Mata Uang Tertentu x
Jumlah Satuan Barang x Nilai Tukar Mata Uang
Kesimpulan :
a. bisnis Perkebunan sawit merupakan industry skala global yang memiliki cakupan pasar
yang luas sehingga memungkinkan adanya perdagangan lintas negara. Kebijakan
perdagangan lintas negara berdasarkan ketentuan ekspor impor dan INCOTERMS yang
saat ini masih berlaku
b. Direktorat Jendral Bea Cukai memiliki kewenangan atributif untuk melaksanaan
kegiatan ekspor/impor
c. diperlukan beberapa dokumen untuk melakukan ekspor yaitu :
1) Legalitas Perusahaan (akta pendirian, SK Menteri Hukum dan HAM, Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Keterangan
Domisili Perusahaan (SKDP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP))
2) Packing list adalah dokumen pabean yang menyatakan beberapa informasi rinci
tentang isi paket atau pengiriman kepada berbagai pihak yang terlibat dalam proses
pengiriman ekspor/impor.
3) Pemberitahuan Ekspor Barang adalah dokumen pabean yang digunakan untuk
memberitahukan adanya pelaksanaan ekspor barang yang dapat berupa tulisan di
atas formulir atau media elektronik
- Untuk memperoleh PEB diperlukan pemeriksaan fisik di kantor kepabenan
dan cukai
- Hal pertama yang dilakukan adalah mengajukan permohonan pemuatan
barang yang akan di ekspor dan permohonan pemeriksaan fisik
- Pejabat Bea dan Cukai menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.
- Proses stuffing, Pemeriksaan, Penghitungan dan pengawasan barang akan
ekspor
- Pemeriksaan fisik atas jenis barang dilakukan dengan pengujian laboratoris
oleh Laboratorium Bea dan Cukai. Contoh barang yang tidak perlu
dilakukan pengujian laboratoris antara lain Tandan Buah Segar (TBS), Buah
Sawit, Biji Sawit, dan Kernel Kelapa Sawit dan Tandan Kosong Sawit.
- Permohonan pengujian laboratorium atas contoh barang diajukan oleh
Pejabat Bea dan Cukai melalui SKP Laboratorium Bea dan Cukai.
- Contoh barang diajukan ke Laboratorium Bea dan Cukai untuk dilakukan
pengujian jenis barang.
- Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP Laboratorium
Bea dan Cukai.
- Hasil pemeriksaan fisik, yang meliputi jumlah dan identifikasi barang
disampaikan kepada eksportir untuk digunakan sebagai dasar pembuatan
PEB.
- Kode billing atas penerimaan bea keluar dan Pungutan dikirimkan kepada:
a) Eksportir untuk Pungutan dan bea keluar; b) Sistem Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk Pungutan; dan c) Sistem
Modul Penerimaan Negara (MPN) untuk bea keluar.
- SKP menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang telah mendapat
Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dari MPN dan Nomor Transaksi
Penerimaan Levy dari BPDP KS.
- SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen.
- SKP menerbitkan nomor pendaftaran PEB.
- SKP melakukan penjaluran secara selektif berdasarkan manajemen risiko:
a) dalam hal ditetapkan jalur hijau, diterbitkan NPE; atau b) dalam hal
ditetapkan jalur merah, dilakukan pemeriksaan fisik.
- Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dapat diberikan setelah hasil pengujian
laboratoris diterbitkan.
- Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP Laboratorium
Bea dan Cukai untuk digunakan sebagai dasar penetapan perhitungan bea
keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai.
- Dalam hal terdapat perbedaan jenis barang atas penetapan, SKP
menyampaikan Data hasil penetapan perhitungan bea keluar kepada BPDP
KS untuk digunakan dalam rangka penagihan atau pengembalian Pungutan.
Adanya pengenaan bea keluar dan tarif bea keluar.

4) Surat Keterangan Asal (COO) adalah sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan
dalam sertifikat tersebut bahwa barang / komoditas yang diekspor adalah berasal
dari daerah / negara pengekspor.
5) surat izin ekspor,
6) Persetujuan Ekspor dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan Sistem
Indonesia National Single Window (SINSW) dan memiliki hak akses yang
diperoleh dengan melakukan registrasi ke SINSW dan memenuhi dokumen yang
diperlukan. Dalam hal permohonan PE sebagaimana dalam pasal 6 ayat 3
menyebutkan PE setidaknya memuat data atau keterangan paling sedikit mengenai:
1. nomor induk berusaha dan identitas Eksportir;
2. pos tarif/harmonized system;
3. jenis/uraian Barang;
4. jumlah dan satuan Barang;
5. pelabuhan muat;
6. negara tujuan;
7. tanggal berlaku; dan
8. tanggal berakhir.

Anda mungkin juga menyukai