Industri kelapa sawit merupakan bagian dari industry Perkebunan yang memiliki
cakupan pasar yang luas dan didistribusikan ke berbagai negara dan pasar global.
3. Ketentuan PEB, Penetapan Bea Keluar dan Pungutan terhadap ekspor CPO
sawit dan turunannya
Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per-11/Bc/2023 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per-
08/Bc/2020 Tentang Tata Laksana Ekspor Kelapa Sawit, Crude Palm Oil (Cpo),
Dan Produk Turunannya
a. Dalam pasal 3 menyebutkan adanya penetapan bea keluar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penetapan barang
Ekspor yang dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar; dan Pungutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tarif layanan
badan layanan umum BPDP KS pada Kementerian Keuangan.
b. Dalam pasal 4 mengatur eksportir harus mengajukan permohonan pemuatan
barang untuk ekspor dalam bentuk curah/bukan curah dan mengajukan
permohonan pemeriksaan fisik terhadap barang akan ekspor.
c. Petugas kepabeanan akan melakukan stuffing terhadap barang ekspor
berdasarkan permohonan dan pemeriksaan fisik. Kemudian akan mengeluar
laporan hasil pemeriksaan.
d. Dalam pasal 5 eksportir mengajukan PEB berdasarkan LHP.
4. Tata Kerja Pelayanan Ekspor Kelapa Sawit, Cpo, Dan Produk Turunannya
Dalam Bentuk Bukan Curah
a. Pelayanan Ekspor dengan Mekanisme Pemeriksaan Fisik Sebelum
Pengajuan PEB Pada Kantor Pabean yang Telah Didukung dengan
Keberadaan Laboratorium Bea dan Cukai.
1. Pelayanan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya dalam
bentuk bukan curah dengan menggunakan mekanisme pemeriksaan fisik
sebelum pengajuan PEB, dilampiri dengan dokumen berupa invoice,
dan packing list.
2. Pejabat Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan jumlah dan jenis barang.
3. Pejabat Bea dan Cukai menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.
4. Pemeriksaan fisik atas jenis barang dilakukan dengan pengujian
laboratoris oleh Laboratorium Bea dan Cukai. Contoh barang yang tidak
perlu dilakukan pengujian laboratoris antara lain Tandan Buah Segar
(TBS), Buah Sawit, Biji Sawit, dan Kernel Kelapa Sawit dan Tandan
Kosong Sawit.
5. Permohonan pengujian laboratorium atas contoh barang diajukan oleh
Pejabat Bea dan Cukai melalui SKP Laboratorium Bea dan Cukai.
6. Contoh barang diajukan ke Laboratorium Bea dan Cukai untuk
dilakukan pengujian jenis barang.
7. Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP
Laboratorium Bea dan Cukai.
8. Hasil pemeriksaan fisik, yang meliputi jumlah dan identifikasi barang
disampaikan kepada eksportir untuk digunakan sebagai dasar
pembuatan PEB.
9. Kode billing atas penerimaan bea keluar dan Pungutan dikirimkan
kepada: a) Eksportir untuk Pungutan dan bea keluar; b) Sistem Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk Pungutan;
dan c) Sistem Modul Penerimaan Negara (MPN) untuk bea keluar.
10. SKP menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang telah mendapat
Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dari MPN dan Nomor
Transaksi Penerimaan Levy dari BPDP KS.
11. SKP melakukan penelitian kelengkapan pengisian dokumen.
12. SKP menerbitkan nomor pendaftaran PEB.
13. SKP melakukan penjaluran secara selektif berdasarkan manajemen
risiko: a) dalam hal ditetapkan jalur hijau, diterbitkan NPE; atau b)
dalam hal ditetapkan jalur merah, dilakukan pemeriksaan fisik.
14. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dapat diberikan setelah hasil pengujian
laboratoris diterbitkan.
15. Data hasil pengujian laboratoris disampaikan melalui SKP
Laboratorium Bea dan Cukai untuk digunakan sebagai dasar penetapan
perhitungan bea keluar oleh Pejabat Bea dan Cukai.
16. Dalam hal terdapat perbedaan jenis barang atas penetapan, SKP
menyampaikan Data hasil penetapan perhitungan bea keluar kepada
BPDP KS untuk digunakan dalam rangka penagihan atau pengembalian
Pungutan. Adanya pengenaan bea keluar dan tarif bea keluar.
4) Surat Keterangan Asal (COO) adalah sertifikasi asal barang, dimana dinyatakan
dalam sertifikat tersebut bahwa barang / komoditas yang diekspor adalah berasal
dari daerah / negara pengekspor.
5) surat izin ekspor,
6) Persetujuan Ekspor dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan Sistem
Indonesia National Single Window (SINSW) dan memiliki hak akses yang
diperoleh dengan melakukan registrasi ke SINSW dan memenuhi dokumen yang
diperlukan. Dalam hal permohonan PE sebagaimana dalam pasal 6 ayat 3
menyebutkan PE setidaknya memuat data atau keterangan paling sedikit mengenai:
1. nomor induk berusaha dan identitas Eksportir;
2. pos tarif/harmonized system;
3. jenis/uraian Barang;
4. jumlah dan satuan Barang;
5. pelabuhan muat;
6. negara tujuan;
7. tanggal berlaku; dan
8. tanggal berakhir.