Anda di halaman 1dari 45

E K S P O R , I M P O R ,

KEP E L A B U H A N , D A N
KEPABEAN
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
1. Salma Qathrunnada (168)
2. Carolina Cindy S.D (177)
3. Gigih Ibnu Nasyith (188)
4. Ani Lestari (197)
E K S P O R
ekspor • Pengertian
Ekspor adalah saat barang dikeluarkan
dari suatu negara dengan mengikuti
aturan yang berlaku. Barang dianggap
barang ekspor apabila sudah dimuat
untuk keluar dari daerah pabean .
salah satu kewajiban saat melakukan ekspor
adalah menyampaikan Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) dan membayar bea keluar.
Eksportir harus menghitung dan membayar bea
keluar secara mandiri, dan kemudian pihak yang
berwenang akan memeriksa dan menetapkan
jumlah bea keluar berdasarkan pemeriksaan fisik
dan dokumen.
Jenis dan
Kategori Ekspor
Ekspor Biasa, transaksi ekspor antara 2 pihak saja
dimana pihak penjual mengirim barang kepada
pembeli luar negeri, dengan mematuhi peraturan
yang berlaku
Re-ekspor, merupakan barang impora yang

Jenis diekspor kembali karen barang impor


tidak sesuai dengan pesanan, barang cacat,
adanya peratuan atau pembatasan
barang impor tersebut
Ekspor yang akan diekspor kemabali, kebaliakan
dari re-ekspor
pengkatagorian barang
ekspor menurut DJBC
Ekspor umum, barang yang diperbolehkan untuk diperjual belikan
dalam transaksi internasional yang telah diatur oleh WTO (World
Trade Organization).
Ekspor Khusus, merupakan fasilitas khusus yang diberikan eksportir
yang mengekspor barang
Fasilitas, merupakan fasilitas yang diberikan badan usaha
manufaktur seperti Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan
fasilitas Tempat Penimbunan Berikat (TPB).
Ekspor dari TPB
pengkatagorian barang ekspor
menurut kementerian perdagangan RI
Barag bebas, dimana kegiatan ekspornya tidak memerlukan
perizinan
Barang dibatasi, kegiatan ekspor hanya dilakukan oleh eksportir
yang telah terdaftar. Barang yang dibatasi ekspornya antara lain,
Kopi, Kayu, Sarang Burung Walet, Produk Industri Pertambangan,
Pupuk Urea Non Subsidi, Produk Sisa atau Skrap Logam, Perak dan
Emas, Intan Kasar, Timah Batang
Barang dilarang, merupakan kegiatan ekspor barang yang sama
sekali tidak diperbolehkan untuk diekspor.
Alur Proses
Barang Ekspor
Pemberitahuan Penelitian Pemeriksaan
Ekspor Dokumen Barang

Pemuatan Pemasukan Barang Ekspor


Keberangkatan
Barang Ekaspor ke Kawasan Pabean
I M P O R
P e n g e r t i a n
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah
pabean dengan mematuhi ketentuan kepabeanan yang
berlaku. Sehingga, menurut Undang-Undang Kepabeanan
Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean oleh
sarana pengangkut yang melintasi batas negara diperlakukan
sebagai barang impor dan terutang bea masuk
TATA LAKSANA
Pemberitahuan Persetujuan
Pengangkutan Pembongkaran Penimbunan Pemeriksaan
Impor Impor
Kedatangan Sarana Pengangkut
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97 /PMK. 04/2020, pengangkut wajib menghubungkan sistemnya dengan
Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/ NLE) dan menyediakan pelayanan pengiriman pesanan secara
elektronik (Delivery Order online) paling lama 90 hari sejak NLE dan Delivery Order online diberlakukan.

Sarana pengangkut yang mengangkut barang impor maupun ekspor dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke
dalam Daerah Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean, harus menyerahkan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut
(RKSP) kepada pejabat bea cukai di setiap kantor pabean yang akan disinggahi. RKSP yang diserahkan kepada kantor pabean
tujuan dapat menggunakan 2 cara, yaitu secara elektronik (PDE) dan menggunakan media formulir.

RKSP berfungsi sebagai informasi awal bagi Pejabat bea cukai dalam persiapan melakukan pemeriksaan terhadap sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean. Pemeriksaan tersebut dinamakan “SHIP SEARCH” (pemeriksaan sarana
pengangkut laut) dan “AIRCRAFT SEARCH” (pemeriksaan sarana pengangkut udara). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menjamin terpenuhinya ketentuan kepabeanan serta pengawasan dari masuknya barang­-barang yang berbahaya.
Pembongkaran Barang Impor
Setelah melakukan pembongkaran, pengangkut harus melakukan pemberitahuan daftar jumlah
kemasan/peti kernas dan jumlah barang yang dibongkar kepada kepala kantor pabean paling lama 24 jam
setelah pembongkaran barang impor selesai. Berkaitan dengan tanggung jawab bea masuk, apabila hasil
penelitian terdapat lebih bongkar antara jumlah barang impor yang dibongkar dengan inward manifest
(barang yang diangkut), maka pengangkut wajib mernbayar sanksi administrasi.

Namun, apabila terdapat kurang bongkar maka pengangkut wajib membayar kekurangan bea masuk, Pajak
Dalam Rangka Impor (PDRI) dan juga sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Konsekuensi atas ketidaksesuaian jumlah barang impor yang terjadi di luar kemampuannya akan
diberikan pengecualian dengan ketentuan :
selisih kurang atau lebih diakibatkan oleh faktor alam, atau diluar kehendaak para pihak dan tidak bisa
diperkirakan sehingga kontrak tidak dapat dipenuhi.
Penimbunan Barang Impor
Terdapat 3 jenis tempat penimbunan yang keseluruhannya sepenuhnya di bawah pengawasan
aparat kepabeanan :

Tempat Penimbunan Sementara (TPS) yang berada di kawasan pabean untuk menimbun barang,
pengelola TPS yang sekaligus bertanggung jawab atas bea masuk yang terutang dari barang
yang ditimbun.

Tempat Penimbunan Pabean (TPP) berisi barang-barang dalam pengawasan khusus bea dan cukai,
seperti :
1. Barang yang ditimbun di TPS yang tidak dikeluarkan dalam jangka waktu 30 hari dan menjadi
barang yang dinyatakan tidak dikuasai.
2. Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai tersebut akan dilelang apabila Kewajiban Pabeannya tidak
diselesaikan dalam jangka wakru 60 hari sejak disimpan di TPP.
Tempat Penimbunan Berikat (TPB), menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan fasilitas fiskal berupa penangguhan bea masuk

Yang bertujuan untuk :


1. Dikeluarkan ke TPB lainnya, diimpor untuk dipakai, atau untuk diekspor.
2. Diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai.
3. Dipamerkan.
4. Dijual kepada pihak tertentu.
5. Dilelang sebelum diekspor atau dimasukkan kembali kedalam daerah pabean.
6. Menimbun barang asal DPIL guna didaur ulang sebelum diekspor atau diimpor
untuk dipakai.
Pemberitahuan Impor
Terdapat beberapa jenis dokumen pemberitahuan dalam rangka impor barang. Penggunaan
dokumen tergantung dari tujuan pengeluaran barang impor.

1. BC 2.0 : Pemberitahuan Impor Barang (PIB)


2. BC 2.1 : Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK)
3. BC 2.2 : Pemberitahuan Barang Pribadi Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut (Customs
Declaration)
4. BC 2.3 : Pemberitahuan Impor Barang untuk Ditimbun di TPB
5. BC 2.4 : Pemberitahuan Penyelesaian Barang asal Impor yang Mendapat KITE
6. BC 2.5 : Pemberitahuan Impor Barang dari PTB
7. BC 2.6.1 : Pemberitahuan Pengeluaran Barang dari TPB Dengan Jaminan
8. BC 2.6.2 : Pemberitahuan Pemasukan Kembali Barang dari TPB dengan Jaminan
9. BC 2.7 : Pemberitahuan Pengeluaran Barang untuk Diangkut dari TPB ke TPB lainnya
Pemeriksaan dalam Rangka Impor
Pemeriksaan rnerupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan oleh aparat kepabeanan dalam
menjamin terpenuhinya kewajiban pabean bagi para pengguna jasa kepabeanan.
Pemeriksaan dokumen selalu dilakukan oleh aparat kepabeanan untuk memastikan pengguna jasa
kepabeanan telah memenuhi administrasi kepabeanan secara tepat. Selain pemeriksaan dokumen, aparat
kepabeanan juga melakukan penetapan jalur pengeluaran barang, antara lain :

Jalur Merah, dengan dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang.

Jalur Kuning, dengan tidak dilakukan pemeriksaan f1sik tetapi hanya dilakukan penelitian
dokumensebelum penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

Jalur Hijau, dengan hanya dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan SPPB dan
tidak dilakukan pemeriksaan fisik .
Jalur Mitra Utama (MITA) dan Autorized Economic Operator (AEO), dengan langsung
menerbitkan SPPB tanpa dilakukan pemeriksaan fisik dan dokumen.
Pengeluaran Barang Impor
1. Diimpor untuk dipakai, dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Indonesia.
2. Diimpor sementara, untuk selanjutnya akan diekspor kembali dengan jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun.
3. Ditimbun di TPB untuk ditujukan kepada pejabat kantor pabean yang mengawasi TPB.
4. Diangkut ke TPS di kawasan pabean lain.
5. Diangkut terus tanpa dilakukan pembongkaran atau diangkut lanjut dengan dilakukan
pembongkaran terlebih dahulu.
6. Diekspor kembali, akan dikirimkan kembali ke luar daerah pabean karena tidak sesuai,
rusak/cacat, dan tidak boleh diimpor.
Impor Barang Kiriman
lmpor barang kiriman merupakan memasukkan barang dari luar daerah pabean ke
dalam daerah pabean melalui penyelenggara pos yang dibagi menjadi 2 :

Penyelenggara pos yang ditunjuk (Universal Postal Union), yang ditugaskan pemerintah
dalam memberikan pelayanan internasional sesuai dengan ketentuan perhimpunan pos
sedunia (Pos Indonesia).

Perusahaan Jasa Titipan (PJT), yang mendapat izin usaha dari instansi terkait dalam
memberikan layanan surat, dokumen, dan paket sesuai dengan ketentuan bidang pos yang
berlaku (DHL, TNT Express)
Impor Barang Pindahan
Barang-barang keperluan rumah tangga milik orang (WNI atau WNA) yang semula berdomisili di luar negeri kemudian
pindah ke dalam negeri, dan mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk dan PDRI dengan ketentuan :
1. Barang pindahan harus tiba di Indonesia bersama-sama dengan pemilik.
2. Barang pindahan harus tiba di Indonesia maksimal 3 bulan sesudah atau sebelum pemilik barang yang
bersangkutan tiba di Indonesia.

Untuk mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk dan PDRI pemilik barang harus mengisi PIBK dengan benar
serta melampirkan dokumen-dokumen pendukung :
1. Daftar rincian jumlah, jenis, dan perkiraan nilai pabean atas barang yang dimintakan pembebasan bea masuk
yang telah ditandasahkan.
2. Surat keterangan terkait dengan pihak yang mendapatkan pembebasan Bea Masuk.
3. Fotokopi paspor.
Barang lmpor yang Dibawa oleh
Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut
Apabila barang impor bawaan Penumpang dan barang impor bawaan Awak Sarana Pengangkut
(personal use) memiliki nilai pabean melebihi FOB USD500.00 , maka berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Tarif bea masuk ditetapkan sebesar 10%.
2. Nilai pabean ditetapkan berdasarkan keseluruhan nilai pabean barang impor bawaan Penumpang
dikurangi dengan FOB USD500,00.
3. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 7,5% (apabila memiliki NPWP) atau sebesar 15% (bila tidak memiliki NPWP).

Sedangkan terhadap barang impor baik barang impor bawaan Penumpang dan barang impor
bawaan Awak Sarana Pengangkut (non personal use), maka akan berlaku ketentuan sebagai berikut :
1. Tarif bea masuk atas barang yang bersangkutan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pembebanan tarif bea masuk umum.
2. Nilai pabean ditetapkan berdasarkan keseluruhan nilai pabean barang impor.
KEPELABUHAN
&
KEPABEANAN
P e n g e r t i a n
pelabuhan adalah suatu kawasan baik di daratan maupun di perairan,
dengan batas-batas yang ditentukan dan digunakan sebagai tempat
kegiatan pemuatan dan pembongkaran, penimbunan barang, dengan
dilengkapi oleh sarana penunjang serta dioperasikan oleh pemerintah
maupun swasta. Pengawasan atas pengeluaran barang dilakukan oleh
aparat kepabeanan.
Pembongkaran
• Pengertian • Pelaksanaan Pembongkaran
Menurut pengertian Undang-Undang Pasal
1. Dari sarana pengangkut yang satu ke sarana
10 A ayat (1) kegiatan pembongkaran adalah
pengangkut lainnya yang dilakukan dengan
aktivitas yang dilakukan di kawasan pabean
pertimbangan, sarana pengangkut tidak dapat
saat barang impor tiba dari luar daerah
bersandar langsung di dermaga pelabuhan.
pabean maupun yang dari dalam daerah
2. Di tempat lain dapat dilakukan setelah
pabean atau dapat dilakukan
mendapat izin kepala kantor yang mengawasi
pembongkaran dari sarana pengangkut ke
tempat tersebut.
sarana pengangkut lainnya di laut.
Pemberitahuan Kegiatan
Jangka Waktu Pelaksanaan
Pembongkaran
Pembongkaran

1. . Barang impor yang kewajiban pabeannya


Kegiatan pembongkaran dibatasi oleh ketentuan
diselesaikan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
perundang-undangan dengan tujuan agar mudah
Bea dan Cukai setempat
melakukan pengawasan dan tidak disalah gunakan
2. Barang impor yang akan diangkut lanjut,
untuk maksud- maksud menghindari pemenuhan
barang-barang ada kemungkinan diturunkan dan
kewajiban kepabeanan. dilanjutkan pengangkutannya ke pelabuhan
1. Dalam keadaan biasa tujuan dengan sarana pengangkut
2. Pembongkaran Langsung 3. Barang impor yang akan diangkut terus, pada
3. Pembongkaran tidak segera dapat dilakukan dasarnya dalam kriteria ini, barang tidak
4. Pembongkaran dalam keadaan darurat dibongkar dan sarana pengangkut hanya
melakukan kegiatan pengisian bahan bakar atau
air;
Pemberitahuan Kegiatan Teknik Pelaksanaan
Pembongkaran Pembongkaran

4. Barang ekspor yang dibongkar kemudian Pembongkaran dapat dilakukan di kawasan pabean,
diangkut lanjut; kegiatan membongkar barang apabila di pelabuhan bongkar telah tersedia alat-alat
ekspor yang telah dimuat di atas sarana yang memadai untuk tujuan membongkar barang yang
pengangkut telah diproses melalui dimuat di atas sarana pengangkut ke kawasan pabean.
pemberitahuan ekspor barang. Untuk tempat lain dengan menyerahkan tembusan berita acara
pengangkutan lanjut harus dibuatkan kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor pabean.
pemberitahuan ekspor barang yang baru dan 1. Teknis pembongkaran barang
kembali mengikuti prosedur yang berlaku 2. Sebab lain atas pertimbangan kepala kantor pabean
5. Barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari 3. Pembongkaran tbarang cair dapat dilakukan melalui
satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean lainnya jalur pipa yang dihubungkan dari sarana penagngkut laut
melalui luar Daerah Pabean, akan dibuatkan sarana ke sarana pengangkut darat atau tempat
pemberitahuan baik PEB maupun PIB. penimbunan
PENIMBUNAN

Pengertian
Penimbunan adalah menyimpan untuk sementara waktu barang-barang yang akan
dimasukkan dari luar daerah pabean Atau dapat dikatakan yang akan dikeluarkan/dibawa ke
luar daerah pabean melalui proses administrasi dan pemeriksaan pejabat pabean setelah
dipenuhinya kewajiban pabeannya (misalnya jika atas barang tersebut dikenakan bea keluar).
Syarat Penimbunan dan jangka waktu Penimbunan
penimbunan diberikan dalam jangka waktu tertentu. Dasar pemikiran ini adalah, bahwa
penimbunan bersifat sementara sampai pemenuhan kewajiban pabeannya dilaksanaklan.
Selain itu, penimbunan barang di tempat penimbunan akan biaya yang tinggi, berkenaan
dengan demurrage (kelebihan sewa gudang dan sanksi terlalu mahal.
PENIMBUNAN

Pengusaha Tempat Penimbunan


Pengusaha tempat penimbunan sebagai penerima barang untuk disimpan atau ditimbun di
tempat usahanya, merupakan orang atau badan hukum bertanggung jawab atas bea masuk
yang terutang atas barang yang ditimbun di TPS.
Kegiatan Penimbunan
.Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui di mana dan ke mana barang-barang asal impor yang
telah dibongkar disimpan, jenis tempat penimbunan. Secara rinci tempat penimbunan sampah
setelah pembongkaran
1. Tempat Penimbunan Sementara
2. Tempat Penimbunan Pabean
3. Tempat Penimbunan Berikat
PENIMBUNAN
Kawasan Berikat
• Konsep kawasan berikat
Kawasan Berikat diartikan sebagai suatu bangunan, tempat atau kawasan dengan batas-batas
tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan,
kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir,
dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah
Pabean Indonesia lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor
• Tujuan Pembentukan Kawasan berikat
Kawasan berikat berdasarkan konsep bahwa untuk penyimpanan bahan baku dan proses
produksi memerlukan tempat tersendiri
• Kemudahan yang Diberikan untuk Kawasan Berikat
Dalam menarik para investor untuk menanamkan modal secara langsung di bidang industri
dengan tujuan ekspor, terkait dengan pendirian kawasan berikat, pemerintah memberikan
beberapa kemudahan.
PENIMBUNAN
Kawasan Berikat
• Penyelenggara Kawasan Berikat
Kawasan ini diselenggarakan oleh Penyelenggara Kawasan Berikat (PKB) berbentuk badan
hukum perseroan terbatas, koperasi atau yayasan maupun perusahaan PMA dan PMDN yang
memiliki, menguasai, mengelola dan menyediakan sarana dan prasarana guna keperluan pihak
lain di KB yang diselenggarakannya berdasarkan izin untuk menyelenggarakan KB
Gudang Berikat
Gudang Berikat (GB) adalah suatu bangunan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang di
dalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran, pengepakan,
pemberian merek/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat
distribusi barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukkan ke Daerah Pabean Indonesia
Lainnya (DPIL), Kawasan Berikat (KB) atau direekspor tanpa adanya pengolahan. Untuk
melakukan kegiatan di dalam
PENIMBUNAN
Gudang Importir
Penimbunan di gudang importir merupakan suatu fasilitas yang diberikan pemerintah dengan
tujuan untuk memperlancar arus barang dan mempermudah pemenuhan tata laksana
kepabeanan. Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai di pelabuhan tujuan atau pelabuhan bongkar,
dapat memberikan izin penimbunan di gudang importir.

Tempat Penimbunan Barang Impor dalam Keadaan Tertentu


Barang impor sementara yang dimasukkan dari luar daerah pabean, sambil menunggu
pengeluaran dari kawasan pabean dapat ditimbun di TPS atau dalam hal tertentu di tempat lain
yang diperlakukan sama dengan tempat penimbunan sementara. Tetapi penimbunan di TPS
bukan merupakan keharusan, karena penimbunan tersebut hanya dilakukan dalam hal barang
tidak dapat dikeluarkan dengan segera.
PENIMBUNAN
Entrepot untuk Tujuan Pameran (ETP)
Konsep Entrepot untuk Tujuan Pameran (ETP) adalah suatu bangunan atau kawasan dengan
batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha penyelenggaraan pameran
barang hasil industri asal impor dan/atau barang hasil industri dari dalam daerah pabean yang
penyelenggaraannya bersifat internasional.
• Syarat Pendirian
Permohonan penetapan ETP dan persetujuan sebagai ETP diajukan setelah pengusaha
mempersiapkan bangunan/lahan dengan batas-batas yang jelas dan sarana lain yang
diperlukan, dan paling lambat 60 hari sejak permohonan diterima dengan lengkap/benar
diterbitkan persetujuan atau penolakannya. Untuk melengkapi permohonan termaksud, ETP
harus mempunyai: Tempat Penimbunan Tempat Pameran Ruang Pemeriksaan, Ruang kerja
Petugas BC.
PENIMBUNAN

• Kewajiban Pengusaha ETP


Untuk menghindari kerugian negara atas bea masuk dan PDRI (pajak lalu lintas barang) dari
perbuatan yang tidak bertanggung jawab selama barang disimpan di gudang, PETP harus
mempertaruhkan jaminan sesuai ketetapan Direktur Jenderal dan menyediakan ruangan dan
sarana kerja bagi petugas BC serta menyimpan, mengatur dan menatausahakan barang yang
ditimbun
Entrepot untuk Tujuan
Pameran (ETP)
Penggolongan Barang Impor untuk keperluan pemeran
(1) Golongan A, barang pameran yang direncanakan akan diekspor kembali
(2) Golongan B, barang cetakan untuk keperluan promosi seperti pamflet, leaflet, brosur, dan
gambar yang bersifat reklame
(3) Golongan C, barang untuk keperluan stand pameran seperti dekorasi, poster, dan photo
(4) Golongan D, barang untuk keperluan reklame atau souvenir yang diberikan secara cuma-
cuma
(5) Golongan E, sebelum diserahkan barang atau bahan yang habis pakai dalam melakukan
peragaan, demonstrasi, atau percobaan mesin-mesin
(6) Golongan F, makanan dan minuman yang akan dikonsumsi di ETP
(7) Golongan G, barang pameran yang akan dijual
Entrepot untuk Tujuan
Pameran (ETP)
Fasilitas
Atau pembebasan BM, Cukai, tidak dipungut PPN, PPnBM, dan PPh Pasal 22 Impor untuk :
(a) Barang pameran yang direncanakan akan diekspor kembali
(b) Barang cetakan untuk promosi pameran dengan batas jumlah maksimum FOB US $ 1,000.00
untuk setiap peserta pameran
(c) Barang keperluan stan pameran seperti dekorasi, poster dan foto, dengan batas jumlah
maksimum FOB US $ 1,000.00 untuk setiap peserta pameran
(d) Barang atau bahan yang habis dipakai untuk melakukan peragaan atau demonstrasi
(e) Makanan dan minuman yang habis dipakai untuk kegiatan pembukaan dan penutupan
pameran
(f)dll.
TEMPAT PENIMBUNAN LAIN
Tanggung Jawab Atas Bea Masuk Atas Barang Yang Ditimbun
Tanggung jawab untuk pembayaran/pelunasan bea masuk
terutang, pertama-tama dibebankan kepada pengangkut.

Pengusaha Pengurus Jasa Kepabean


Untuk membantu importir atau eksportir melalui surat kuasa khusus yang
diterbitkan oleh pengguna jasa kepabean.

Pengangkut
Suatu proses kegiatan memuat barang/penumpang ke dalam alat
pengangkutan dari pemuatan ke tempat tujuan.
PENGANGKUTAN
1. PENGERTIAN 2. KEGIATAN PENGANGKUTAN
Pengangkutan dalam pengertian kepabeanan Terkait dengan adanya kegiatan pemindahan barang
merupakan proses untuk membawa, dengan menggunakan sarana pengangkut antarnegara

mengantar atau memindahkan barang dari tugas pabean adalah mengawasi cara, prosedural,
mekanisme pemindahan barang yang dibawa oleh
suatu tempat ke tempat lainnya dengan
sarana pengangkutan, pembongkaran, penimbunan
menggunakan berbagai jenis sarana
hingga pengeluaran dari kawasan pabean. Terutama
pengangkut yang melewati perbatasan satu
sejak barang dimuat dan diangkut sarana pengangkut di
negara dengan negara lainnya, baik melalui / dari negara asal barang yang memasuki daerah
laut, udara maupun darat. pabean, kawasan pabean maupun yang berangkat dari /
keluar daerah pabean.
PENGANGKUTAN
3 . P E N G A N G K U T D A N O RA N G YA N G M E L A K UK A N K E GUI A T A N K E P A B E A N

I. Pengirim atau penerima barang atau shippper


ii. Supplier
iii. Notify Party
iv. Perusahaan Pengangkutan
v. Agen Pelayaran/Pengangkutan
vi. Freight Forwarder
vii. Pengusaha Pelabuhan
viii. Kuasa Pengurusan Barang
ix. Authorized Economic Operator (AEO)
PENGANGKUTAN
4 . P E MB E R I T A H U A N S A R A N A P E N G A N G K UT

I. Penyampaian pemberitahuan kedatangan sarana pengangkutan


ii. Batasan jangka waktu penyampaian
iii. Diangkut terus dan diangkut lanjut
iv. Sarana pengangkut yang akan berangkat keluar daerah pabean
v. Pengangkutan barang melalui daratan (pindah lokasi)
vi. Sanksi administrasi berupa denda dikaitkan dengan tingkat kesalahannya
vii. Pengangkutan barang tertentu
viii. Keberangkatan sarana pengangkut
PENGANGKUTAN
5. KEPELABUHAN
Pelabuhan yang digunakan untuk memuat dan membongkar barang serta untuk memenuhi
keperluan pengangkutan, seperti pengisian BBM, air dan lainnya. Sebagai tujuan akhir atau tujuan
singgah sarana pengangkut yang membawa barang - barang niaga.
Adapun kegiatan sarana pengangkutan terdiri atas :
a) Kegiatan secara reguler (liner), jadwal pelayaran dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan dan
sebaliknya sudah teratur.
b) Kegiatan secara tidak secara teratur kegiatan pengangkutan barangnya (tramper), di mana sarana
pengangkut yang datang dari luar daerah pabean atau dari dalam daerah pabean dan mengangkut
barang impor, barang ekspor, dan/atau barang asal daerah pabean yang diangkut ke tempat lain
dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean.
PENGANGKUTAN
5. KEPELABUHAN
Kegiatan bongkar muat di pelabuhan dari dan ke sarana pengangkut meliputi :
a) stevedoring ( dockers ) , Yaitu kegiatan membongkar barang dari/ke sarana pengangkut atau
memuat barang dari dermaga/tongkang/truk ke pengakut sampai dengan tersusun dalam palka
dengan menggunakan ke dermaga / tongkang / truk dalam sarana derek kapal atau derek laut.
b) Cargodoring merupakan pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala (ex tackle) di dermaga dan
mengangkutnya ke gudang/lapangan penimbunan barang dan dilanjutkan dengan menyusun di
gudang/lapangan penumpukan barang atau sebaliknya.
c) receiving/delivery, berupa pekerjaan memindahkan barang dari tempat penimbunan di
gudang/lapangan dan menyerahkan dalam keadaan tersusun di atas kendaraan di pintu tempat
penimbunan atau sebaliknya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai