Anda di halaman 1dari 2

Prosedur Pembongkaran

Menurut PMK No 108/PMK.04/2020, Pembongkaran adalah kegiatan menurunkai1 muatai1


bai·ang impor dari sarana pengangkut.
Pembongkaran barang impor dari sarana pengangkut wajib dilakukan:
a. Di kawasan Pabean; atau
b. Di tempat lain setelah mendapat izin Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat lain
tersebut.
Pembongkaran dapat dilakukan setelah pengangkut menyerahkan Inward Manifest dan
dinyatakan telah melakukan pembongkaran setelah mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran.
Pembongkaran dapat dilakukan dengan pengawasan dari Pejabat Bea dan Cukai tempat
kepabeanan dimana pengangkut/sarana pengangkut tersebut terdaftar.

Pembongkaran barang impor dari sarana pengangkut di kawasan Pabean yang dimaksud tempat
Pabean adalah pelabuhan laut dan pelabuhan udara, sedangkan untuk di tempat lain / diluar
daerah Pabean setelah mendapat izin Kepala Kantor Pabean yang mengawai tempat lain tersebut
dilaksanakan dengan memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Barang yang diimpor tersebut bersifat khusus sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan pembongkaran di kawasan pabean, dan importirnya mendapat pengakuan
AEO/ Importir yang ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan.
b. Barang impor tersebut merupakan barang impor diangkut lanjut;
c. Terdapat kendala teknis dikawasan pabean;
d. Terdapat kongesti yang dinyatakan secara tertulis oleh penyelenggara pelabuhan;
dan/atau
e. Tidak tersedianya kawasan pabean.
Pembongkaran di luar pabean, pengangkut wajib mengajukan permohonan kepada Kepala
Kantor Pabean dengan menyebutkan alas an pembongkaran dengan melampirkan dokumen
pengangkutan dan juga denah lokasi & layout tempat Pembongkaran di tempat lain permohonan
tersebut disampaikan lewat SKP. Perizinan tersebut diberikan dalam jangka waktu 30 hari.

Pembongkaran barang impor diluar pabean dapat dilakukan langsung ke sarana pengangkut lain
tanpa terlebih dahulu dilakukan Penimbunan di TPS yang berada di dalam area pelabuhan.
Pembongkaran barang impor diatas dapat dilakukan dalam hal barang impor:
a. telah mendapatkan persetujuan pengeluaran barang; dan/ atau
b. mempunyai bentuk, sifat, dan karakteristik tertentu yang secara teknis tidak memungkinkan
untuk ditimbun di TPS di dalam area pelabuhan.

Pembongkaran barang impor yang berbentuk barang cair, gas, atau barang curah lainnya, dapat
dilakukan melalui:
a. jalur pipa
b. sabuk konveyor (converyor belt); dan/atau
c. alat Pembongkaran lain, yang dihubungkan dari sarana pengangkut laut ke sarana pengangkut
darat atau tempat penimbun.
Dalam hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat, pengangkut dapat membongkar barangg
impor terlebih dahulu. pengangkut harus:
a. melaporkan hal tersebut dengan segera ke Kantor Pabean terdekat dan Kantor Pabean tujuan
dengan menggunakan alat komunikasi yang tersedia; dan
b. menyerahkan Inward Manifest atas barang · yang diangkutnya ke Kantor Pabean terdekat
dalam jangka waktu paling lama 72 (tujuh puluh dua) jam setelah Pembongkaran.

Untuk Prakteknya, kami mengambil salah satu pengalaman KKN seorang mahasiswi Unej,
prosedur yang ada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Panarukan
Situbondo pada tahun 2015, dalam pembongkaran sebagai berikut:
1. Barang impor yang dikirimkan melalui pos, sudah dilengkapi dengan daftar serah terima
kiriman pos pabean/formulir PP22a;
2. Kemudian barang–barang yang telah terdaftar di PP22a akan diperiksa secara otomatis ke
dalam mesin X-Ray;
3. Setelah diperiksa menggunakan mesin X-Ray, barang–barang tersebut akan di bongkar untuk
memastikan isi barang tersebut. Sehingga tidak ada barang–barang terlarang yang masuk ke
dalam negara Indonesia;
4. Pembongkaran dan pemeriksaan dilakukan secara manual yang dilakukan oleh Pejabat Bea
Cukai yang berwenang dan disaksikan oleh Pejabat Kantor Pos yang telah di tunjuk untuk
mengurus barang kiriman pos;
5. Setiap barang yang telah dibongkar dan diperiksa, akan didata ke dalam formulir PPKP;
6. Untuk barang kiriman pos yang harga barangnya melebihi US$50, maka akan dikenakan bea
masuk, PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 impor. Penetapan tarif bea masuk telah terdaftar dibuku
tarif bea masuk;
7. Data–data yang telah terlampir di PPKP, maka akan ditulis ke dalam buku bambu untuk didata
kembali;
8. Untuk barang–barang yang dikenakan bea masuk, maka akan di buatkan surat setoran pabean,
cukai dan pajak (SSPCP).

Sumber : http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64976 , PMK No 108/PMK.04/2020.

Anda mungkin juga menyukai