Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rudy Pratama Hasibuan

NIM : 043873028

Tugas Mata Kuliah : Kepabean dan Cukai

1. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh PT TMG untuk memproses administrasi
kepabeanan impor tersebut :
A. Sebelum Kedatangan
- Menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut
(RKSP).
Pengangkut yang sarana pengangkutannya datang dari luar daerah pabean atau dalam
daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal
daerah pabean yang diangkut ke dalam daerah pabean lainnya melalui luar daerah
pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan berupa Rencana Kedatangan Sarana
Pengangkut (RKSP) kepada pejabat di setiap kantor pabean yang didatangi. RKSP ini
mencantumkan sekurang-kurangnya : nama sarana pengangkut; nomor pengangkutan;
nama pengangkut; pelabuhan asal; pelabuhan terakhir yang disinggahi di luar daerah
pabean; pelabuhan tujuan; perkiraan tanggal kedatangan kapal; rencana jumlah kemasan,
peti kemas atau barang curah yang akan dibongkar; dan pelabuhan tujuan berikutnya di
dalam Daerah Pabean.
Untuk sarana pengangkut melalui laut :
1) paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan sarana pengangkut, atau
2) paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut, dalam hal waktu tempuh
kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.
B. Saat Kedatangan
- Menyerahkan Inward Manifest
Pengangkut juga memiliki kewajiban untuk menyerahkan Inward
Manifest dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris kepada Pejabat di Kantor Pabean,
yang dibuat secara rinci dalam pos-pos serta dikelompokkan secara terpisah dengan
pengelompokan :
a. barang impor yang kewajiban pabeannya diselesaikan di Kantor Pabean setempat;
b. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut lanjut;
c. barang impor/peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus;
d. barang ekspor/peti kemas kosong (empty container) yang dibongkar kemudian
diangkut lanjut;
e. barang ekspor/ peti kemas kosong (empty container) yang akan diangkut terus;
f. barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan
Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean; dan/ atau
g. Peti kemas kosong (empty container) yang kewajiban pabeannya diselesaikan di
Kantor Pabean setempat, dengan mendasarkan pada : Bill of Lading/Seaway Bill atau
Airway Bill untuk pengangkutan melalui laut dan udara.
Selanjutnya dengan KMK No. 112/KMK.04/2003, kewajiban
penyerahan Inward Manifest dilakukan paling lama dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kedatangan sarana pengangkut, sementara dalam
PMK No. 39/PMK.04/2006 tentang Tata Laksana Penyerahan Pembentukan Rencana
Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut,
kewajiban penyerahan Inward Manifest dilaksanakan paling lama : pada saat sebelum
melakukan pembongkaran barang untuk sarana pengangkut melalui laut dan udara,
kecuali dalam hal pembongkaran tidak dapat segera dilaksanakan maka penyerahan
dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak kedatangan sarana pengangkut
melalui laut atau paling lama 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut
melalui udara.
Kewajiban penyerahan manifes dilakukan :
a. dalam hal melakukan kegiatan pembongkaran barang:
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pembongkaran barang; atau
(2) dalam hal pembongkaran tidak segera dilakukan, paling lambat 24
(dua puluh empat) jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut.
b. Dalam hal tidak melakukan kegiatan pembongkaran barang, tetapi akan
melakukan kegiatan pemuatan barang :
(1) paling lambat pada saat sebelum melakukan pemuatan barang; atau
(2) dalam hal pemuatan tidak segera dilakukan, paling lambat 24 (dua puluh empat)
jam sejak kedatangan untuk sarana pengangkut melalui laut.

Selain manifest, paling lambat pada saat kedatangan sarana pengangkut, pengangkut
wajib menyerahkan Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris secara
elektronik atau manual kepada Pejabat di Kantor Pabean, berupa:

a. Daftar penumpang dan/atau awak sarana pengangkut;

b. Daftar bekal sarana pengangkut;

c. Daftar perlengkapan/ inventaris sarana pengangkut;

d. Stowage Plan atau Bay Plan untuk sarana pengangkut melalui laut;

e. Daftar senjata api dan amunisi; dan

f. Daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan.

Inward Manifest yang telah diterima dan mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean
merupakan Pemberitahuan Pabean BC 1.1 dan berlaku sebagai persetujuan
pembongkaran barang. Namun terhadap manifes ini dapat diajukan perbaikan, dengan
persetujuan Kepala Kantor Pabean dan didukung dokumen-dokumen terkait, dalam hal :
a. terdapat kesalahan mengenai nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan dan/atau
petikemas;
b. terdapat kesalahan mengenai jumlah kemasan dan/atau petikemas serta jumlah barang
curah;
c. terdapat kesalahan nama consignee dan/atau notify party pada manifes;
d. diperlukan penggabungan beberapa pos menjadi satu pos, dengan syarat:
(1) pos BC 1.1 yang akan digabungkan berasal dari BC 1.1 yang sama;
(2) nama dan alamat shipper/supplier, consignee, notify address/notify
party, dan pelabuhan pemuatan harus sama untuk masing-masing pos yang akan
digabungkan;
(3) telah diterbitkan revisi Bill of Lading/Airway Bill;

e. terdapat kesalahan data lainnya atau perubahan pos manifes.

C. Pembongkaran Barang Impor


Kegiatan pembongkaran ini, Pejabat di Kantor Pabean dapat melakukan pengawasan.
Terhadap barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya
dilakukan penimbunan yang dapat dilaksanakan di :
a. tempat penimbunan sementara; atau
b. gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor Pabean, untuk kemudian dengan jangka waktu paling
lama 12 (dua belas) jam setelah selesai penimbunan, pengusaha wajib menyampaikan
daftar kemasan atau peti kemas atau barang curah yang telah ditimbun kepada Kepala
Kantor Pabean.

D. Pengeluaran Barang Impor


Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain yang diberlakukan
sebagai tempat penimbunan sementara setelah dipenuhinya kewajiban pabean.
Pengeluaran barang impor dilakukan dengan tujuan : diimpor untuk dipakai; diimpor
sementara; ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat; diangkut ke Tempat Penimbunan
Sementara di Kawasan Pabean lainnya; diangkut terus atau diangkat lanjut; atau diekspor
kembali.
1. Impor untuk dipakai adalah :
a. memasukkan barang ke dalam daerah pabean dengan tujuan untuk
dipakai; atau
b. memasukkan barang ke dalam daerah pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh orang
yang berdomisili di Indonesia. Barang impor ini dapat dikeluarkan setelah menyerahkan
pemberitahuan pabean dan melunasi bea masuk; menyerahkan pemberitahuan pabean dan
jaminan; atau menyerahkan dokumen pelengkap pabean dan jaminan. Pemberitahuan
pabean tersebut berupa :
a. Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0), yang dibuat berdasarkan dokumen pelengkap
pabean dan hasil penghitungan sendiri Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus dibayar
serta diajukan untuk setiap pengimporan atau secara berkala dalam periode tertentu;
b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (BC 2.1), terhadap : barang pindahan; barang
impor sementara yang dibawa oleh penumpang; barang impor melalui jasa titipan;
barang impor tertentu yang akan ditetapkan oleh Dirjen BC;
c. Custom Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana pengangkut;
d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor melalui PT
(Persero) Pos Indonesia; atau
e. Pemberitahuan Lintas Barang untuk barang impor pelintas batas.

Jika telah membayar, maka Bank Devisa Persepsi atau Pos Persepsi akan :
• membubuhkan Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) dalam SSPCP atau Bukti
Penerimaan Negara (BPN) dan
• mengirimkan credit advice melalui sistem PDE Kepabeanan khusus terhadap
pembayaran PIB yang didaftarkan di Kantor Pabean yang telah
menerapkan sistem PDE Kepabeanan, dan Kantor Pabean akan memberikan BPPCP
kepada Importir. Pengeluaran barang baru dapat terlaksana setelah dilakukan
pemeriksaan pabean dan diberikan persetujuan pengeluaran barang oleh Pejabat. Bentuk
pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
a. penelitian dokumen pemeriksaan fisik barang - Jalur Merah pemeriksaan jabatan
(dengan kondisi tertentu)
b. penelitian dokumen - Jalur Hijau
c. tidak dilakukan pemeriksaan pabean -Jalur Prioritas

Dalam rangka pengamanan hak keuangan negara, dan menjamin dipenuhinya ketentuan
impor yang berlaku, Pejabat melakukan penelitian dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PIB, terhadap :
a. PIB, untuk mengetahui kebenaran klasifikasi barang dan Nilai Pabean
yang diberitahukan;
b. PIBT, untuk menetapkan klasifikasi barang dan Nilai Pabean. Dalam hal penelitian dan
penetapan mengakibatkan tambah bayar Nilai Pabean, Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang (SPPB) diterbitkan :
a. setelah importir melunasi kekurangan Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau
sanksi administrasi berupa denda; atau
b. setelah importir menyerahkan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan/atau
sanksi administrasi berupa denda dalam hal diajukan keberatan.
2. Impor Sementara berarti : Barang impor tersebut dimaksudkan untuk diekspor kembali
dengan jangka waktu paling lama 3(tiga) tahun, dan sampai saat diekspor kembali
berada dalam pengawasan Dirjen BC. Pengeluaran barang impor ini dilakukan dengan
menggunakan PIB dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau
jaminan, dan untuk barang impor sementara yang dibawa penumpang dilakukan dengan
menggunakan PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan/atau
jaminan. Penentuan besarnya jaminan adalah :
a. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai
dan PDRI - Bea Masuk+Cukai+PDRI;
b. untuk barang impor sementara yang mendapat fasilitas keringanan Bea Masuk, Cukai,
dan PDRI - (Bea Masuk+Cukai+PDRI) yg harus dibayar – (Bea Masuk+Cukai+PDRI)
yang telah dibayar. Terhadap barang impor sementara ini dilakukan pemeriksaan fisik
barang, dan jika berdasarkan hasil pemeriksaan, jumlah dan/atau jenis barang tidak
sesuai PIB atau PIBT, importir wajib mengajukan permohonan perbaikan persetujuan
impor sementara dan penyesuaian jaminan dan/atau jumlah Bea Masuk dan PDRI yang
harus dibayar.
3. Barang Impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat, Pengeluarannya
dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean yang diajukan kepada Pejabat di
Kantor Pabean yang mengawasi Tempat Penimbunan Berikat, dan disetujui jika jumlah,
jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam
Pemberitahuan Pabean dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan
sesuai.
4. Barang Impor untuk Diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean
Lainnya, Pengeluarannya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC
1.2) yang diserahkan bersama jaminan Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat
Kantor Pabean tempat pembongkaran barang, dan disetujui jika jumlah, jenis, nomor,
merk serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum dalam BC 1.2 sesuai dengan
kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
5. Barang Impor untuk Diangkut Lanjut, Pengeluarannya dilakukan dengan
menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2) kepada Pejabat di Kantor Pabean yang
mengawasi Kawasan Pabean tempat pembongkaran barang, dan disetujui jika jumlah,
jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas dalam BC 1.2 sesuai dengan
kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.
6. Barang Impor untuk Diekspor Kembali Importir mengajukan permohonan re-ekspor
kepada Kepala Kantor Pabean dengan menyebutkan alasan bahwa barang tidak sesuai
pesanan; tidak boleh diimpor karena perubahan peraturan; salah kirim; rusak; atau
tidak dapat memenuhi persyaratan impor dan instansi teknis. Apabila Kepala
Kantor telah menyetujui, maka Importir atan Pengangkut mengisi dan menyerahkan
pemberitahuan pabean kepada Pejabat Kantor Pabean tempat
pemuatan :
a. untuk barang impor belum diajukan PIB - BC 1.2
b. untuk barang impor telah diajukan PIB - BC 3.0.

E. Perhitungan Nilai Pabean


Nilai pabean sebagai dasar penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI dinyatakan dalam
Rupiah sebagai hasil perkalian Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk (NDPBM) dengan
CIF dalam valuta asing. Penetapan Nilai Pabean didasarkan pada ketentuan yang berlaku
saat PIB mendapat nomor pendaftaran. Penghitungan menggunakan NDPBM yang
berlaku :
• pada saat dilakukan pembayaran atau diserahkan jaminan BM, Cukai dan PDRI - PIB
Bayar atau Jaminan;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean - PIB Bebas;
• pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean - Pembayaran Berkala.
2. Biaya yang harus dikeluarkan oleh PT CJDW untuk mengurus administrasi kepabeanan
impor!

Diketahui :

Jenis Barang : Power inverter 500 W

Harga FOB : US$ 1.320

Post tarif BTKI : 8504.40.40

BM : 10%

PPN : 10%

NOPBM : US$ 1 = Rp.14.500

Ditanya : Total pungutan

Jawab :

FOB/Cost (C) = US$ 1.320

Freight (F) = 10% x FOB

= 10% x US$ 1.320

= US$ 132

Insurance (I) = 0,5% x CFR (Cost and Freight)


= 0,5% x US$ 1.452
= US$ 7,26

CIF = Cost + Insurance + Freight


= US$ 1.320 + US$ 7,26 + US$ 132
= US$ 1.459,26

Nilai Pabean = CIF x NDPBM


= US$ 1459,26 x Rp. 14.500
= Rp. 21.159.270

A. Bea Masuk (BM)


BM = 10% x Nilai Pabean
= 10% x Rp. 21.159.270
= Rp. 2.115.927
B. Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI)

PPN = 10% x Nilai Impor (Nilai Pabean + BM)


= 10% x Rp. 23.275.197
= Rp. 2.327.519,7

PPH 22 (API) = 2,5% x Nilai Impor (Nilai Pabean + BM)


= 2,5% x Rp. 23.275.197
= Rp. 581.879,925

PDRI = PPN + PPH 22


= Rp. 2.327.519,7 + Rp. 581.879,925
= Rp. 2.909.399,625

Jadi, Total Pungutan adalah :


BM + PDRI = Rp 5.025.326,625

Anda mungkin juga menyukai