TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1995 Tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2. Surat penetapan tagihan adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat
bea dan cukai yang berfungsi sebagai penetapan, pemberitahuan
dan penagihan yang mewajibkan orang untuk membayar
kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau sanksi administrasi
berupa denda, yang dituangkan dalam bentuk Surat Penetapan
Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP), Surat Penetapan Pabean
(SPP), atau Surat Penetapan Sanksi Administrasi (SPSA).
3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
4. Direktur Audit adalah Direktur Audit pada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
5. Kantor Wilayah adalah kantor wilayah pada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
6. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai yang selanjutnya disingkat
KPUBC adalah kantor pelayanan utama Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
7. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang selanjutnya
disingkat dengan KPPBC adalah kantor pengawasan dan pelayanan
pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
8. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
9. Pemohon adalah Orang yang berhak mengajukan permohonan
pembetulan atau kuasanya.
10. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan
tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
Pasal 2
Direktur Jenderal atas permohonan dari Pemohon dapat melakukan
pembetulan berupa:
a. menambah, mengurangi atau menghapus tagihan dalam surat
penetapan tagihan yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan
tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan
ketentuan Undang-Undang Kepabeanan yang tidak menimbulkan
perbedaan pendapat (dispute) antara pejabat bea dan cukai dengan
orang; atau
b. mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda
dalam hal sanksi tersebut dikenakan pada orang yang dikenai sanksi
karena kekhilafan atau bukan karena kesalahannya.
Pasal 3
(1) Kesalahan tulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a antara
lain kesalahan yang dapat berupa nama, alamat, Nomor Pokok Wajib
Pajak, nomor surat penetapan tagihan, tanggal surat penetapan
tagihan, dan/atau tanggal jatuh tempo.
-3-
Pasal 4
(1) Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2
diajukan secara tertulis kepada:
a. Direktur Jenderal u.p. Direktur Audit melalui Kepala KPUBC
atau Kepala KPPBC dalam hal surat penetapan tagihan
diterbitkan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada Direktorat Audit;
b. Direktur Jenderal u.p. Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala
KPUBC atau Kepala KPPBC dalam hal surat penetapan tagihan
diterbitkan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada Kantor Wilayah;
c. Direktur Jenderal u.p. Kepala KPUBC dalam hal surat penetapan
tagihan diterbitkan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada KPUBC;
atau
d. Direktur Jenderal u.p. Kepala KPPBC dalam hal surat penetapan
tagihan diterbitkan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada KPPBC.
(2) Permohonan pembetulan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilampiri dengan:
a. fotokopi SPTNP, SPP, atau SPSA;
b. surat kuasa, apabila diajukan oleh orang yang diberi kuasa; dan
c. bukti dan/atau data pendukung yang diperlukan.
(3) Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diterima dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak
tanggal surat penetapan tagihan.
(4) Permohonan pembetulan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menggunakan contoh format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
Pasal 5
(1) Pemohon menyerahkan permohonan pembetulan secara tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) kepada Pejabat Bea
dan Cukai di KPUBC atau KPPBC.
-4-
(2) Pejabat Bea dan Cukai di KPUBC atau KPPBC yang menerima
permohonan pembetulan memberikan tanda terima kepada
Pemohon sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 6
(1) Kepala KPUBC atau Kepala KPPBC, dalam jangka waktu paling
lambat dua hari kerja setelah tanggal tanda terima permohonan
pembetulan, meneruskan permohonan pembetulan kepada:
a. Direktur Jenderal u.p Direktur Audit, dalam hal penetapan
dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada Direktorat Audit;
atau
b. Direktur Jenderal u.p Kepala Kantor Wilayah, dalam hal
penetapan dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai pada Kantor
Wilayah.
(2) Kepala KPUBC atau Kepala KPPBC atas nama Direktur Jenderal
memutuskan untuk menolak dan tidak meneruskan permohonan
pembetulan dalam hal:
a. tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (2);
b. tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3);
c. diajukan bukan atas surat penetapan tagihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 2;
(3) Penerusan permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menggunakan surat sesuai contoh format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 7
(1) Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah, Kepala KPUBC, atau Kepala
KPPBC, atas nama Direktur Jenderal memutuskan permohonan
pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dalam
jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal tanda
terima permohonan pembetulan.
(2) Keputusan atas permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa mengabulkan atau menolak yang
dituangkan dalam bentuk surat persetujuan atau surat penolakan
dengan menyebutkan alasannya.
(3) Dalam hal surat persetujuan pembetulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menambah atau mengurangi sebagian tagihan, Pejabat
Bea dan Cukai yang menerbitkan surat penetapan tagihan
membatalkan surat penetapan tagihan dan menerbitkan surat
penetapan baru sesuai dengan surat persetujuan.
(4) Dalam hal surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menghapus seluruh tagihan, Pejabat Bea dan Cukai tersebut
membatalkan surat penetapan tagihan.
-5-
Pasal 8
Terhadap permohonan pembetulan yang telah diterima sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, persetujuan atau
penolakannya tetap dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2012
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 196703291991031001
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
PER- 1 /BC/2012
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN SURAT PENETAPAN
TAGIHAN ATAS KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK
DAN/ATAU SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, YANG
DISEBABKAN OLEH KESALAHAN TULIS, KESALAHAN
HITUNG, KEKELIRUAN, KEKHILAFAN, DAN/ATAU BUKAN
KARENA KESALAHAN ORANG
KOP SURAT
...........................(1)...........................
...................…(23)................….
...................…(24)................….
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN PEMBETULAN
Nomor (6) : Diisi nama jabatan dan alamat kantor tujuan permohonan
pembetulan, contoh “Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe A3 Ternate Jl. A. Yani Ternate Maluku
Utara”.
Nomor (11) : Diisi nama Kantor Pabean yang menetapkan tagihan (Kantor
Pusat, Kantor Wilayah, KPUBC, atau KPPBC).
Nomor (12) : Diisi jenis surat penetapan yang diajukan permohonan (SPTNP,
SPP, atau SPSA).
Nomor (13) : Diisi nomor surat penetapan tagihan yang diajukan permohonan.
Nomor (14) : Diisi tanggal, bulan dan tahun surat penetapan tagihan yang
diajukan permohonan.
Nomor (15) : Diisi uraian tentang surat penetapan tagihan yang diajukan
permohonan pembetulan.
Nomor (16) : Diisi jenis surat penetapan yang diajukan permohonan (SPTNP,
SPP, atau SPSA).
Nomor (17) : Diisi nilai rupiah dengan angka dari tagihan sebagaimana
tersebut dalam surat penetapan.
Nomor (18) : Diisi nilai rupiah dengan huruf dari tagihan sebagaimana
tersebut dalam surat penetapan.
Nomor (21) : Diisi data dan/atau bukti teknis lainnya yang disertakan untuk
mendukung permohonan yang diajukan.
Nomor (22) : Diisi data dan/atau bukti teknis lainnya yang disertakan untuk
mendukung permohonan yang diajukan.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 196703291991031001
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
PER- 1 /BC/2012
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN SURAT PENETAPAN TAGIHAN
ATAS KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK DAN/ATAU
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, YANG DISEBABKAN
OLEH KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG,
KEKELIRUAN, KEKHILAFAN, DAN/ATAU BUKAN KARENA
KESALAHAN ORANG
Permohonan pembetulan:
nomor surat : .....................................(5).......................................................
tanggal : .....................................(6).......................................................
nama perusahaan : .....................................(7).......................................................
telah diterima dengan lampiran:
1. SPTNP / SPP / SPSA : Ada / Tidak *)
2. Data pendukung :
a. ….…….......................(8).............................................
b. ………........................(9).............................................
c. ..................................(dst)............................................
Yang Menyerahkan Yang Menerima
…….....…(10)…………… …………...…(12)……………..
Stempel
Kantor
.................(11).................. ...................(13)..................
NIP.............(14)..................
*) Coret yang tidak perlu
Permohonan pembetulan:
nomor surat : ..................................(5).....................................................
tanggal : ..................................(6).....................................................
nama perusahaan : ..................................(7)....................................................
telah diterima dengan lampiran:
1. SPTNP / SPP / SPSA : Ada / Tidak *)
2. Data pendukung :
a. ….…….......................(8).............................................
b. ………........................(9).............................................
c. ..................................(dst)............................................
Yang Menyerahkan Yang Menerima
…….....…..(10)…………… ………......…(12)……………..
Stempel
Kantor
.................(11).................. ...................(13)..................
NIP.............(14)..................
*) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN TANDA TERIMA PERMOHONAN
PEMBETULAN
Nomor (1) : Diisi nama kantor, tipe serta alamat kantor, misalnya “Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Ternate Jl. A.
Yani Ternate Maluku Utara”.
Nomor (3) : Diisi tanggal, bulan dan tahun terima surat masuk.
Nomor (4) : Diisi waktu terima surat masuk, misalnya “ Pk. 09.45 WIT”.
Nomor (6) : Diisi tanggal, bulan dan tahun surat permohonan pembetulan
yang diajukan.
Nomor (10) : Diisi tanda tangan orang pribadi yang menyerahkan surat
permohonan pembetulan.
Nomor (11) : Diisi nama orang pribadi yang menyerahkan surat permohonan
pembetulan dan jabatan / hubungan dengan Pemohon surat
permohonan pembetulan.
Nomor (12) : Diisi tanda tangan Pejabat Bea dan Cukai yang menerima surat
permohonan pembetulan.
Nomor (13) : Diisi nama dan jabatan Pejabat Bea dan Cukai yang
menerima surat permohonan pembetulan.
Nomor (14) : Diisi Nomor Induk Pegawai Pejabat Bea dan Cukai yang
menerima surat permohonan pembetulan.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 196703291991031001
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
PER- 1 /BC/2012
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN SURAT PENETAPAN TAGIHAN
ATAS KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK DAN/ATAU
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, YANG DISEBABKAN
OLEH KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG,
KEKELIRUAN, KEKHILAFAN, DAN/ATAU BUKAN KARENA
KESALAHAN ORANG
Yth. Direktur
Jenderal
u.p.
..............................(6)......................................
………...…(20)…………
NIP …...…(21)…………
Tembusan:
1. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai;
2. ………….....................…(22)….................………....
3. .........................................(23).....................................
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENERUSAN PERMOHONAN PEMBETULAN
Nomor (6) : Diisi nama jabatan dan alamat kantor tujuan penerusan
permohonan pembetulan, contoh “Kepala Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Ternate Jl. A. Yani
Ternate Maluku Utara”.
Nomor (9) : Diisi jenis surat penetapan yang diajukan pembetulan (SPTNP,
SPP, SPSA atau penetapan pabean lainnya).
Nomor (11) : Diisi tanggal, bulan dan tahun surat penetapan yang diajukan
pembetulan.
Nomor (12) : Diisi uraian tentang surat penetapan yang diajukan pembetulan.
Nomor (14) : Diisi nilai rupiah dengan angka dari tagihan sebagaimana
tersebut dalam surat penetapan.
Nomor (15) : Diisi nilai rupiah dengan huruf dari tagihan sebagaimana
tersebut dalam surat penetapan.
Nomor (16) : Diisi tanggal, bulan dan tahun tanda terima permohonan
pembetulan.
Nomor (17) : Diisi data dan/atau bukti teknis lainnya yang disertakan
untuk mendukung pembetulan yang diajukan.
Nomor (18) : Diisi data dan/atau bukti teknis lainnya yang disertakan
untuk mendukung pembetulan yang diajukan.
Nomor (19) : Diisi nama jabatan Pejabat Bea dan Cukai yang menandatangani
surat penerusan pembetulan.
Nomor (20) : Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Bea dan Cukai yang
menandatangani surat penerusan pembetulan.
Nomor (21) : Diisi Nomor Induk Pegawai Pejabat Bea dan Cukai yang
menandatangani surat penerusan pembetulan.
Nomor (22) : Diisi nama Kepala Kantor Pabean yang membawahi Kantor
Pabean yang meneruskan surat pembetulan.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 19670329199103100
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
PER- 1/BC/2012
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN SURAT PENETAPAN
TAGIHAN ATAS KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK
DAN/ATAU SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, YANG
DISEBABKAN OLEH KESALAHAN TULIS, KESALAHAN
HITUNG, KEKELIRUAN, KEKHILAFAN, DAN/ATAU BUKAN
KARENA KESALAHAN ORANG
Yth.
...............(6)...............
..................................
TERTULIS:
………………………(17)……………………… *)
DIBETULKAN:
………………………(18)……………………... *)
Demikian disampaikan.
………...…(19)…………
………...…(20)…………
NIP …...…(21)…………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal;
2. ………….....................…(22)….................………....
3. .......................................(23).......................................
Nomor (1) : Diisi unit kerja DJBC disertai alamat kantor yang menerbitkan
surat persetujuan pembetulan.
Nomor (10) : Diisi nama Kantor Pabean yang meneruskan surat permohonan
pembetulan.
Nomor (13) : Diisi sesuai dengan hal pada surat penerusan permohonan
pembetulan.
Nomor (19) : Diisi nama jabatan Pejabat Bea dan Cukai yang menandatangani
surat persetujuan.
Nomor (20) : Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Bea dan Cukai yang
menandatangani surat persetujuan.
Nomor (21) : Diisi Nomor Induk Pegawai Pejabat Bea dan Cukai yang
menandatangani surat persetujuan.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 196703291991031001
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
PER- 1/BC/2012
TENTANG
TATACARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN
PERMOHONAN PEMBETULAN SURAT PENETAPAN
TAGIHAN ATAS KEKURANGAN PEMBAYARAN BEA MASUK
DAN/ATAU SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, YANG
DISEBABKAN OLEH KESALAHAN TULIS, KESALAHAN
HITUNG, KEKELIRUAN, KEKHILAFAN, DAN/ATAU BUKAN
KARENA KESALAHAN ORANG
Yth.
...............(6)...............
..................................
Demikian disampaikan.
………...…(17)…………
………...…(18)…………
NIP …...…(19)…………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal;
2. ………….....................…(20)….................………....
3. .......................................(21).......................................
Nomor (1) : Diisi unit kerja DJBC disertai alamat kantor yang menerbitkan
surat persetujuan pembetulan.
Nomor (10) : Diisi nama Kantor Pabean yang meneruskan surat permohonan
pembetulan.
Nomor (13) : Diisi sesuai dengan hal pada surat penerusan permohonan
pembetulan.
Nomor (17) : Diisi nama jabatan Pejabat Bea dan Cukai yang menandatangani
surat persetujuan.
Nomor (19) : Diisi Nomor Induk Pegawai Pejabat Bea dan Cukai yang
menandatangani surat persetujuan.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
AGUNG KUSWANDONO
NIP 196703291991031001