Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Agency Theory

Agency Theory menjelaskan korelasi antara pemegang saham dan

manajemen. Kusumawati dan Setiawan, (2019) mengungkapkan bahwa

masalah keagenan muncul karena ketidaksetaraan informasi sehingga

memerlukan penyelesaian mekanisme kerja internal, suatu bentuk

kepemilikan dapat menjadi solusi untuk masalah keagenan.

Teori keagenan menjelaskan adanya pemisahan antara fungsi

pengelolaan (oleh manajer) dengan fungsi kepemilikan (oleh pemilik

modal) dalam suatu perusahaan dapat menimbulkan konflik (Rahma,

2014). Ada beberapa cara untuk mengurangi biaya agensi, di antaranya:

a. Peningkatan jumlah kepemilikan manajerial untuk menyejajarkan

kepentingan manajer dan pemilik modal (Rahma, 2014).

b. Pengaktifan monitoring melalui investor institusional. Adanya

kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan

yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen (Rahma, 2014).

c. Peningkatan pendapatan melalui hutang, sehingga akan menurunkan

tingkat konflik antara pemilik modal dengan manajer (Rahma, 2014).


12

Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.Untuk itu

manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan

bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen

wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang

saham (Widyaningsih, 2018:40).

2. Signaling Theory

Kusumawati dan Setiawan (2019) menyatakan bahwa signaling

theory berakar pada teori akuntansi pragmatis yang berfokus pada

pengaruh informasi pada perubahan perilaku pengguna informasi.

Signaling theory, perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja

memberikan sinyal kepada pasar sehingga pasar diharapkan dapat

membedakan antara perusahaan yang berkualitas dan yang buruk

sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Signaling adalah

tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk memberikan

informasi/arahan kepada investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan (Ngatemin et.al. 2018). Informasi

asimetris menurut Brigham dan Houston (2015) adalah situasi di mana

manajer memiliki informasi yang berbeda tentang prospek perusahaan

daripada yang dimiliki investor.

Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan

memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan


13

investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersesbut

diterima oleh pasar. Saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar

sudah menerima informasi tersebut, terlebih dahulu pelaku pasar

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal

baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika merupakan signal

baik bagi investor maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan

saham (Widyaningsih, 2018:41).

3. Nilai Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang mengatur berbagai sumber

untuk tujuan menghasilkan keuntungan (Ngatemin et.al. 2018). Teori

perusahaan mengakui maksimalisasi laba sebagai target utama

perusahaan, yang pertama memiliki target laba jangka pendek selain

untuk memaksimalkan jangka panjang keberadaan perusahaan tidak

hanya menguntungkan pemegang saham tetapi juga diharapkan

bermanfaat bagi masyarakat luas, pemerintah melalui proses kegiatan

ekonomi. Lestari (2017) Nilai perusahaan merupakan persepsi investor

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan

harga saham. Nilai perusahaan adalah hal sangat penting dan harus

diperhatikan oleh perusahaan karena nilai perusahaan yang tinggi akan

diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan

Houston, 2015:294). Hasibuan et.al. (2016) juga mengatakan bahwa


14

Nilai perusahaan adalah nilai wajar perusahaan yang menggambarkan

persepsi investor terhadap emiten yang bersangkutan.

Menurut dalam Lestari (2017) nilai perusahaan didefinisikan

sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum

jika harga saham perusahaan meningkat. Harga saham yang tinggi

membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan

membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini

namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Claudia dan

Ekadjaja (2013) mengungkapkan bahwa tujuan perusahaan adalah

menciptakan nilai bagi pemegang saham atau mensejahterakan para

pemilik, dan nilai perusahaan tersebut dipresentasikan dengan harga

saham biasa dari perusahaan. Claudia dan Ekadjaja (2013) berpendapat

tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut Widyaningsih (2018:42) nilai perusahaan merupakan

persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering

dikaitkan dengan harga saham. Tujuan utama perusahaan adalah untuk

meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran

pemilik atau pemegang saham. Nilai perusahaan dibatasi pada nilai yang

diberikan oleh pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Secara

umum tercermin dari nilai pasar / harga saham suatu perusahaan yang

ditentukan oleh pasar saham yang terbentuk dari permintaan dan

penawaran saham oleh para pelaku pasar. Pengukuran nilai perusahaan


15

menggunakan price book value (PBV). Price book value adalah

perbandingan antara harga saham (Widyaningsih, 2018:42).

Kusumawati dan Setiawan (2019) nilai perusahaan diperoleh dari

hasil kualitas kinerja perusahaan, terutama kinerja keuangan, dan tentu

saja tidak lepas dari dukungan non-finansial juga. Rasio harga saham

dengan nilai buku perusahaan (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan

perusahaan untuk menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang

diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan bagian yang tinggi harga

dibandingkan dengan nilai buku per saham. Semakin tinggi harga saham,

semakin sukses perusahaan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

Keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai memberi harapan

kepada pemegang saham dalam bentuk keuntungan yang lebih besar

(Sartono, 2010). Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut dalam

(Lestari, 2017):

Ps
PBV =
BPS

Keterangan:

Ps : Harga pasar saham

BVS : Nilai buku per lembar saham

PBV : Rasio pasar

PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:

a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat

diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya


16

dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book

value sebagai perbandingan.

b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-

perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau

overvaluation.

c. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai

dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi

menggunakan price book value ratio (PBV).

4. Kepemilikan Institusional

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam

meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan

pemegang saham. Sedangkan Claudia dan Ekadjaja (2013)

mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional adalah kepemilikan sa-

ham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan

institusi lain. Asnawi et.al. (2019) mengungkapkan bahwa Kepemilikan

institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena

dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut

tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh


17

kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui

investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.

Menurut Ngatemin et.al. (2018) semakin tinggi kepemilikan

institusional, semakin akan meningkatkan pengawasan eksternal

perusahaan. Selain itu Asnawi et.al. (2019) berpendapat bahwa

kepemilikan institusional penting dalam pemantauan manajemen,

kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang lebih

optimal, dan kepemilikan institusional yang lebih tinggi akan mengurangi

perilaku manajer oportunistik yang dapat mengurangi biaya agensi.

Kepemilikan institusional menurut Widyaningsih (2018:41)

merupakan kepemilikan saham yang dimiliki perusahaan oleh lembaga

keuangan non bank atau institusi, yang mengelola dana atas orang lain.

Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat

tingkat pengendalian yang dilakukan pihak eksternal terhadap perusahaan

sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin

berkurang dan nilai perusahaan juga semakin meningkat.

Menurut Rahma (2014) kepemilikan institusional didefinisikan

sebagai sejumlah proporsi saham yang dimiliki oleh institusi. Lestari

(2017) menyebutkan Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan

menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor

institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer.

Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain (Lestari, 2017):


18

a. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga

dapat menguji keandalan informasi.

b. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih

ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

Adapun rumus untuk menghitung kepemilikan saham oleh institusi

yaitu (Simangunsong et.al. 2018):

Jumlah Saham yang dimiliki oleh Institusi


KPI=
Jumlah SahamBeredar

5. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki

saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus

sebagai pemegang saham perusahaan (Claudia dan Ekadjaja (2013).

Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan

perusahaan (direktur dan komisaris) (Asnawi et.al. 2019). Selanjutnya

kepemilikan manajerial menurut Subagyo (2018:46) adalah kepemilikan

saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase

jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) serta Fama dan Jensen

(1983) kepercayaan manajerial dapat menyebabkan dua jenis perilaku

perusahaan, masing-masing merupakan konvergensi kepentingan antara

manajer dan pemegang saham, atau efek entrenchment manajemen.

Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan fakta bahwa dengan


19

meningkatnya kepemilikan saham oleh manajerial, kerentanan

penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak rasional akan turun.

Dengan demikian, konflik antara direktur dan pemegang saham menurun,

ditekankan pada konvergensi kepentingan. Han dan Suk (1998)

mengidentifikasi hubungan positif antara kepemilikan manajerial dan

pengembalian saham, memotivasi fakta bahwa ketika kepemilikan

manajerial meningkat, minat mereka lebih sesuai dengan kepentingan

pemegang saham luar. Demikian juga Hrovatin dan Uršič (2002)

menggunakan sampel perusahaan dari Slovenia, menyimpulkan pengaruh

positif kepemilikan saham manajerial terhadap kinerja perusahaan.

Kepemilikan manajerial menggambarkan persentase besarnya

kepemilikan saham oleh pihak manajemen. Menurut Rahma (2014)

menyatakan bahwa pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah

pihak yang secara aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk

menjalankan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial dalam

sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai

perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang

meningkat.

Menurut Widyaningsih (2018:41) kepemilikan manajerial

merupakan presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi,

manajer, dan dewan komisaris, yang dapat dilihat dalam laporan

keuangan. Adanya kepemilikan saham ini, manajerial akan bertindak

hatihati karena turut menanggung konsekuensi atas keputusan yang


20

diambil. Mereka lebih termotivasi meningkatkan kinerjanya untuk

mengelola perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikikan manjerial merupakan proporsi saham yang dimiliki

oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan

besarnya saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan

(Hery, 2017:109). Adapun kepemilikan manajerial diukur dengan

menggunakan rasio antara jumlah saham yang dimiliki pihak manajerial

(manajer dan direksi) terhadap total saham yang beredar pada perusahaan

yaitu (Sintyawati, 2018):

Jumlah Saham pihak Manajerial


Kepemilikan Manajerial=
Jumlah Saham Beredar

6. Leverage

Leverage dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio

(DER). Menurut Hasibuan et.al. (2016) perusahaan dengan DER yang

rendah akan memiliki risiko kerugian yang kecil ketika keadaan ekonomi

mengalami kemerosotan. Hasibuan et.al. (2016) juga menyebutkan

bahwa DER merupakan salah satu pengukur seberapa jauh perusahaan

tersebut memiliki pinjaman terhadap kreditur. Selanjutnya Debt to Equity

Ratio (DER) merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis

laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia

untuk kreditor (Famiah dan Handayani, 2018).

Rasio utang terhadap ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara


21

total hutang dengan total ekuitas atau modal, dengan kata lain rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar modal perusahaan dibiayai

oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pembiayaan perusahaan (Hery, 2017:22-23). Sementara itu, Famiah dan

Handayani (2018) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan suatu rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membiayai utang jangka pendek maupun jangka panjangnya.

Simangunsong et.al. (2018) debt to equity ratio (DER), yaitu rasio

yang membandingkan antara total hutang dengan total modal, dimana

semakin besar nilai DER ini, maka jumlah hutang yang mampu dijamin

dengan modal sendiri perusahaan semakin kecil rasio ini dicari dengan

cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, apabila

besaran rasio utang terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja

akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan

pinjaman dari indikator karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak

mampu melunasi utang-utangnya dengan total aset yang dimilikinya.

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam melunasi seluruh kewajibannya (Hery, 2017:22-23). Maka

perhitungan dari total debt to equity ratio dirumuskan sebagai berikut

(Hasibuan et.al. 2016):

Total Hutang
DER=
Total Ekuitas
22

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional
Nama dan Tahun
No Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian
1 Eny dan Setiawan The Effect of Managerial Analisis data Hasil analisis menunjukkan
(2019) Ownership, Institutional menggunakan analisis bahwa: Kepemilikan manajerial
Ownership, Company regresi linier berganda dan profitabilitas mempengaruhi
Growth, Liquidity, and dengan bantuan SPSS 22 nilai perusahaan sedangkan
Profitability on Company kepemilikan institusional,
Value pertumbuhan perusahaan, dan
likuiditas tidak mempengaruhi
nilai perusahaan.
2 Ngatemin, Azhar Effects of Institutional Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Maksum, Erlina dan Ownership And menggunakan analisis kepemilikan institusional dan
Sirojuzilam (2018) Profitability to Firm regresi dengan program profitabilitas berpengaruh
Value With The Capital SPSS. signifikan terhadap struktur
Structure as Intervening modal dan nilai perusahaan.
Variable (Empirical Study Tetapi struktur modal tidak
at Company Tourism berpengaruh signifikan terhadap
Industry Sector Listed in nilai perusahaan. Uji analisis jalur
Indonesia) menunjukkan bahwa struktur
modal dapat menjadi variabel
intervening untuk memediasi
hubungan antara kepemilikan
institusional dengan nilai
perusahaan, tetapi struktur modal
tidak dapat menjadi variabel
intervening yang memediasi
hubungan antara profitabilitas
dengan nilai perusahaan.
3 Purba dan Africa The Effect of Capital Analisis data Hasil penelitian ini menunjukkan
(2019) Structure, Institutional menggunakan analisis bahwa debt to equity ratio (DER),
Ownership, regresi linear berganda kepemilikan institusional, dan
Managerial Ownership, dengan program SPSS. kepemilikan manajerial tidak
And Profitability on memiliki pengaruh yang
Company Value signifikan terhadap nilai
in Manufacturing perusahaan, sedangkan return on
Companies equity (ROE) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4 Anton (2016) The Impact of Dividend Regresi Data Panel Hasil penelitian menemukan
Policy on Firm Value a bahwa rasio pembayaran dividen
Panel Data Analysis of secara positif mempengaruhi nilai
Romanian Listed Firms perusahaan setelah
mengendalikan variabel spesifik
perusahaan lainnya. Selanjutnya,
leverage dan ukuran perusahaan
ditemukan memiliki efek positif
pada nilai perusahaan.
5 Cheryta et al. The Effect of Leverage, Path Analysis Hasil menunjukkan leverage
(2017) Profitability, Information memiliki pengaruh negatif pada
Asymmetry, Firm Size on kepemilikan tunai, profitabilitas
Cash Holding and Firm memiliki pengaruh positif pada
Value of Manufacturing kepemilikan tunai dan nilai
Firms Listed at perusahaan. Kepemilikan uang
Indonesian Stock tunai memiliki pengaruh negatif
Exchange pada nilai perusahaan. Cash
holding memediasi hubungan
asimetri informasi dan
perusahaan.
6 Dewata dan The Effect of Ownership Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
23

Nama dan Tahun


No Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian
Banaluddin (2018) Structure on Firm Value menggunakan analisi bahwa kepemilikan institusional
in Indonesia regresi data panel. dan managerial memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan
kepemilikan asing tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
7 Rasyid (2015) Effect of Ownership Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Structure, Capital menggunakan analisis bahwa kepemilikan institusional,
Structure, Profitability, regresi linear berganda profitabilitas, dan pertumbuhan
and Company’s Growth dengan program SPSS. perusahaan memiliki pengaruh
towards Firm Value signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan
kepemilikan manajerial dan
struktur modal tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
8 Thanatawee (2014) Institutional Ownership Analisis data Temuan menunjukkan bahwa
and Firm Value in menggunakan analisis investor institusi domestik
Thailand regresi linear berganda. memberikan peran pemantauan
yang efektif, sehingga
meningkatkan tata kelola
perusahaan dan nilai perusahaan,
sedangkan investor institusi asing
tidak aktif dalam memantau
manajer dan bahkan dapat
mengambil alih sumber daya
perusahaan dengan
mengorbankan pemegang saham
minoritas.
9 Wimelda dan The Effect of Financial Analisis data Hasil penelitian ini menunjukkan
Siregar (2017) Institution Ownership on menggunakan analisi bahwa kepemilikan lembaga
Firm Value regresi data panel. keuangan dalam bentuk lembaga
bank tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan sedangkan
kepemilikan lembaga keuangan
dalam bentuk lembaga non-bank
memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
10 Ngatemin, Maksum, Effects of Institutional Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Erlina, dan Ownership and menggunakan analisis kepemilikan institusional dan
Sirojuzilam (2018) Profitability to Firm regresi linear berganda. profitabilitas berpengaruh
Value with the Capital signifikan terhadap struktur
Structure as Intervening modal dan nilai perusahaan.
Variable Tetapi struktur modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Uji analisis jalur
menunjukkan bahwa struktur
modal dapat menjadi variabel
intervening untuk memediasi
hubungan antara kepemilikan
institusional dengan nilai
perusahaan, tetapi struktur modal
tidak dapat menjadi variabel
intervening yang memediasi
hubungan antara profitabilitas
dengan nilai perusahaan.

Tabel 2.2
24

Hasil Penelitian Terdahulu Jurnal Nasional


Nama dan Tahun
No Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian
1 Asnawi, Ridwan Pengaruh Kepemilikan Analisis data Hasil penelitian ini menunjukan
Ibrahim dan Saputra Manajerial, Kepemilikan menggunakan analisis bahwa: kepemilikan manajerial,
(2019) Institusional dan regresi linear berganda kepemilikan institusional, dan
Kebijakan Hutang kebijakan hutang secara bersama
Terhadap Nilai berpengaruh terhadap nilai
Perusahaan (Studi pada perusahaan. Kepemilikan
Perusahaan Manufaktur manajerial secara parsial tidak
yang terdaftar di Bursa berpengaruh terhadap nilai
Efek Indonesia) perusahaan. Kepemilikan
institusional dan kebijakan hutang
secara parsial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2 Simangunsong, Pengaruh Struktur Modal Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Karamoy, dan dan Kepemilikan menggunakan Analisis bahwa struktur modal
Pusung (2018) Institusional regresi linier berganda berpengaruh positif terhadap nilai
terhadap Nilai Perusahaan perusahaan, yang berarti ada
pada Perusahaan pengaruh positif secara parsial
Konstruksi yang antara variabel struktur modal
terdaftar di Bursa Efek terhadap nilai perusahaan.
Indonesia Kepemilikan institusional parsial
tidak memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan konstruksi yang
terdaftar di BEI periode 2014-
2016.
3 Widyaningsih Kepemilikan Manajerial, Analisis data Hasil penelitian ini menunjukkan
(2018) Kepemilikan Institusional, menggunakan analisis bahwa secara parsial kepemilikan
Komisaris Independen, regresi linier berganda manajerial dan komite audit yang
Serta Komite Audit Pada dengan bantuan program berpengaruh positif signifikan
Nilai Perusahaan Dengan komputer SPSS versi terhadap nilai perusahaan.
Pengungkapan CSR 20.0. Sedangkan kepemilikan institusi
sebagai Variabel dan komisaris independen
Moderating dan Firm Size berpengaruh positif tetapi tidak
sebagai Variabel Kontrol signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4 Sukmawardini, dan The Influence of Metode analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Ardiansari (2018) Institutional Ownership. menggunakan analisis bahwa kepemilikan institusional
Profitability, Liquidity, statistic deskriptif dan (INST), ROA dan DPR tidak
Dividend Policy, Debt analisis regresi berganda berpengaruh terhadap nilai
Policy On Firm Value dengan menggunakan perusahaan, ROE berpengaruh
program eviews 9. positif terhadap nilai perusahaan,
CR dan DER berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
5 Kahfi, Pratomo, dan Pengaruh Current Ratio, Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Aminah (2018) Debt To Equity Ratio, menggunakan analisi bahwa secara simultan current
Total Assets Turnover dan regresi data panel dengan ratio, debt to equity ratio, total
Return On Equity bantuan program Eviews assets turnover dan return on
Terhadap Nilai versi 9. equity berpengaruh signifikan
Perusahaan (Studi Kasus terhadap nilai perusahaan.
Pada Perusahaan Sedangkan secara parsial, current
Manufaktur Sektor Food ratio dan total assets turnover
And Beverage Yang berpengaruh positif signifikan
Terdaftar Di Bursa Efek terhadap nilai perusahaan.
Indonesia Pada Tahun Sedangkan debt to equity ratio
2011 – 2016) berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan dan return on equity
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
25

Nama dan Tahun


No Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian
6 Lestari (2017) Pengaruh Kepemilikan Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Institusional dan Struktur menggunakan analisi bahwa kepemilikan institusional
Modal Terhadap Nilai regresi data panel. berpengaruh positif terhadap nilai
Perusahaan perusahaan, struktur modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
7 Hasibuan, Pengaruh Leverage dan Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Dzulkirom dan Profitabilitas terhadap menggunakan uji asumsi bahwa DER, DR, ROE, dan EPS
Endang (2016) Nilai Perusahaan klasik, uji regresi linear berpengaruh signifikan secara
(Studi pada Perusahaan berganda, uji t dan uji F. bersama-sama terhadap variabel
Property dan Real Estate Tobin’sQ. Terdapat pengaruh
yang Terdaftar di Bursa signifikan terhadap DER, DR, dan
Efek Indonesia Periode ROE terhadap Tobin’sQ namun
Tahun 2012-2015) variabel EPS menunjukkan tidak
signifikan.
8 Pratiwi, Kristanti, Pengaruh Kepemilikan Analisis data Hasil dalam penelitian ini
dan Mahardika Manajerial, Kepemilikan menggunakan regresi menunjukkan bahwa kepemilikan
(2016) Institusional, dan linier berganda dengan manajerial, kepemilikan
Leverage Terhadap Nilai bantuan program institusional, dan leverage secara
Perusahaan komputer SPSS versi simultan berpengaruh terhadap
20.0. nilai perusahaan. Secara parsial,
kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan dengan
arah positif terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan
leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
9 Purnama (2016) Pengaruh Profitabilitas, Analisis data Hasil penelitian menunjukkan
Kebijakan Hutang, menggunakan regresi bahwa profitabilitas berpengaruh
Kebijakan Deviden, linier berganda dengan positif signifikan terhadap nilai
dan Keputusan Investasi bantuan program perusahaan. Kebijakan hutang
Terhadap Nilai komputer SPSS versi (DER) tidak berpengaruh
Perusahaan 20.0. terhadap nilai perusahaan.
(Studi Kasus Perusahaan Kebijakan dividen berpengaruh
Manufaktur Yang Go positif signifikan terhadap nilai
Publik di Bursa Efek perusahaan. Kebijakan investasi
Indonesia) dan berpengaruh positif signifikan
PERIODE 2010 - 2014 terhadap nilai perusahaan.
10 Devianasari, dan Pengaruh Price Earning Analisis data Hasil dalam penelitian
Suryantini (2015) Ratio, Debt To Equity menggunakan regresi menunjukkan bahwa secara
Ratio, dan Dividen linier berganda dengan simultan price earning ratio, debt
Payout Ratio Terhadap bantuan program to equity ratio, dividen payout
Nilai Perusahaan Pada komputer SPSS versi ratio secara serempak
Perusahaan Manufaktur 20.0. berpengaruh positif signifikan
yang Terdaftar di Bursa terhadap nilai perusahaan,
Efek Indonesia sedangkan secara parsial price
earning ratio berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Debt to equity ratio
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Dividen payout ratio berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
11 Ekadjaja, Siswanto, Parabolic Effect of Analisis data Kepemilikan managerial memiliki
Nuringsih, dan Between Managerial menggunakan analisi pengaruh signifikan terhadap nilai
Amelinda (2019) Ownership and Firm regresi data panel. perusahaan. Sementara itu,
26

Nama dan Tahun


No Judul Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian
Value to Control Agency kepemilikan institusional tidak
Conflict memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Sumber: Hasil olahan peneliti (2019)

B. Kerangka Konseptual

Oleh sebab itu, berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu

yang telah diuraikan, maka dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran secara

skematis. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Kepemilikan
Institusional

Kepemilikan
Nilai Perusahaan
Manajerial

Leverage

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, guna menjawab

masalah penelitian ini maka Hipotesis yang diajukkan adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting

dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan

pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Lestari, 2017).


27

Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor

manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan

mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Semakin tinggi

kepemilikan institusional, semakin akan meningkatkan pengawasan

eksternal perusahaan (Ismiyanti dan Mamduh, 2004 dalam Ngatemin

et.al., 2018). Meningkatnya pengawasan eksternal perusahaan tentu akan

memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional perusahaan

yang pada akhirnya juga akan memberikan efek positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2018)

menyatakan kepemilikan institusional tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asnawi

et.al. (2019) menemukan bahwa kepemilikan institusional secara parsial

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ngatemin et.al. (2018) dan

Lestari (2017) menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian

terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan subsektor property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Peusahaan

Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara

aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalankan

perusahaan (Wahidahwati 2001 dalam Rahma, 2014). Jensen dan


28

Meckling (1976) menyebutkan fakta bahwa dengan meningkatnya

kepemilikan saham oleh manajerial, kerentanan penggunaan sumber daya

perusahaan yang tidak rasional akan turun dan konflik antara direktur dan

pemegang saham dapat lebih ditekan bahkan menurun. Adanya hubungan

positif antara kepemilikan manajerial dan pengembalian saham (Han dan

Suk, 1998), memotivasi fakta bahwa pada saat kepemilikan manajerial

meningkat, maka minat atau keinginan atau arah kebijakan akan lebih

sesuai dengan kepentingan pemegang saham luar. Penelitian Hrovatin

dan Uršič (2002) yang diungkapkan oleh Vintilă dan Gherghina (2015)

menggunakan sampel perusahaan dari Slovenia, menyimpulkan pengaruh

positif kepemilikan saham manajerial terhadap kinerja perusahaan. Hal

seruapa juga ditemukan oleh Pratiwi et.al. (2016) bahwa kepemilikan

saham manajerial mendeterminasi nilai perusahaan. Hasil penelitian yang

dilakukan Safari et.al. (2018) tidak sejalan dengan penelitian ini yang

menyatakan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Hasil juga ditemukan oleh Claudia dan Ekadjaja (2013)

bahwa kepemilikan manajerial memiliki dampak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan subsektor property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


29

3. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan leverage yang rendah akan memiliki risiko

kerugian yang kecil ketika keadaan ekonomi mengalami kemerosotan.

Namun, dengan besarnya modal yang dimiliki oleh perusahaan dari

hutang yang diperoleh, dianggap investor perusahaan memiliki banyak

kesempatan untuk menggunakan modalnya dalam melakukan ekspansi

atau pengembangan usaha. Semakin berkembangnya perusahaan, maka

keuntungan bagi investor juga akan semakin besar, sehingga investor

lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan. Semakin naik

permintaan saham perusahaan akan menyebabkan naiknya harga saham.

Semakin naik harga saham berarti nilai perusahaan juga semakin

meningkat. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Devianasari dan

Suryantini (2015) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

positif DER terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan

oleh Purnama (2016) tidak sejalan dengan penelitian ini yang

menemukan bahwa debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian

terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan subsektor property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai