I. Pendahuluan
Secara umum perusahaan menjalankan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam
melaksanakan bisnisnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh profitabilitas serta
mengoptimalkan nilai perusahaan yang mana tercermin dalam harga saham perusahaannya (Majidah
& Habiebah, 2019). Investor sering menggunakan nilai perusahaan untuk dasar pertimbangan dalam
berinvestasi. Hariati & Rihatiningtyas, (2016) menuturkan bahwa nilai perusahaan dapat diketahui
dari nilai pasar ekuitas dan nilai buku ekuitas. Sementara menurut Bruke dan Logsdon (1996) (dalam
Humanitisri et al., 2019) menyebutkan ada lima strategi menciptakan nilai perusahaan yang meliputi
centrality, specificity, proactivity, voluntarism, dan visibility. Dari lima komponen tersebut,
perusahaan yang memiliki visibilitas yang baik dapat menciptakan informasi yang dapat diterima
dengan jelas oleh para stakeholder.
Pada penelitian sebelumnya terdapat kasus penurunan harga saham pada PT Jasa Marga sebagai
akibat adanya tindakan kecurangan berupa gratifikasi yang diberikan PT Jasa Marga kepada BPK
pada tahun 2016 dan berdampak pada penilaian investor terhadap PT Jasa Marga (Majidah &
Habiebah, 2019). Kasus tersebut menggambarkan minimnya pengendalian internal yang dilakukan
perusahaan yang artinya tata kelola perusahaan belum berjalan secara efektif dan efisien. Selain tata
kelola, karakteristik perusahaan pun dinilai mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karakteristik
perusahaan diproksikan pada profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian
sebelumnya menemukan bahwa ukuran perusahaan dan leverage tidak mempengaruhi nilai
perusahaan, sementara profitabilitas menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan (Nurminda, 2017; Majidah & Habiebah, 2019).
Setiap pemilik entitas menginginkan perusahaannya memiliki nilai yang tinggi, karena nilai
perusahaan yang tinggi mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yang baik sehingga
kesejahteraan para pemegang saham terpenuhi (Ikhwandarti et al., 2010). Dengan demikian nilai
perusahaan menjadi salah satu fokus utama dalam menjalankan perusahaan. Penulisan artikel ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan nilai bagi
perusahaan.
II. Tinjauan Pustaka
Kegiatan bisnis perusahaan menciptakan sebuah hubungan kontrak antara manajer dan pemilik
perusahaan. Hubungan kontrak tersebut memungkinkan munculnya konflik kepentingan dan
terjadinya asimetri informasi sebagaimana yang dijelaskan melalui teori agensi.
Teori agensi yaitu teori yang menggambarkan hubungan antara pemilik perusahaan (principle)
dengan manajer (agent) (Utomo, 2015). Hubungan kontrak ini sering menimbulkan asimetri
informasi sebagai akibat manajer lebih mengetahui kondisi perusahaan, serta dapat menimbulkan
benturan kepentingan karena manajer ingin mencapai tujuannya tanpa memperhatikan tujuan
perusahaan seutuhnya (Humanitisri et al., 2019).
Nilai perusahaan juga dapat dicerminkan dari karakteristik suatu perusahaan. (Majidah &
Habiebah, 2019) menjelaskan karakteristik perusahaan merupakan ciri khas dari sebuah perusahaan.
Nilai perusahaan adalah gambaran investor terhadap tingkat kesuksesan perusahaan yang tercermin
dalam harga saham perusahaan (Randy & Juniarti, 2013). Nilai perusahaan yang tinggi akan
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perusahaan, karena hal tersebut mencerminkan kinerja
perusahaan yang baik pada periode tersebut maupun periode yang akan datang. Penelitian ini
mengukur nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q ratio.
𝑀𝐸+𝐷𝑒𝑏𝑡
Tobin’s Q ratio = 𝑇𝐴