Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN JASA ASSURANCE, JASA ATESTASI DAN JASA 

NON ASSURANCE

Hubungan jasa assurance, jasa atestasi dan jasa non assurance dapat digambarkan sebagai


berikut (Arens dkk, 2011:16):

Jasa Assurance

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa Assurance
dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting
dalam pengambilan keputusan. Peran utama akuntan publik adalah meningkatkan kualitas dan
kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Tanggung jawab Akuntan Publik
terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas,
sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab
manajemen (Undang-undang No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik).

Jasa Atestasi

Jasa Atestasi merupakan salah satu kategori jasa Assurance yang diberikan oleh akuntan
publik. Jasa atestasi adalah jenis jasa Assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu
(Arens dkk, 2015:8-10):

1. Audit atas laporan keuangan historis, merupakan suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan
tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prisnsip akuntansi berlaku
umum. Laporan ini biasanya ditemukan pada laporan tahunan perusahaan publik yang
biasanya dapat diakses melalui situs Bursa Efek Indonesia.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
3. Telaah (review) laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan
keuangan telah dinyatakan secara wajar  sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang
moderat atau sedang dengan menggunakan bukti-bukti yang lebih sedikit. Jasa ini di berikan
oleh KAP dengan fee  yang jauh lebih rendah dari audit dan biasanya jasa ini digunakan oleh
perusahaan nonpublik.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi. AICPA (American Institute of Certified Public
Accounting)dan CICA (Canadian Institute of Chartered Accountants) telah mengembangkan
lima prinsip yang berkaitan dengan privasi online, keamanan, integritas pemrosesan,
ketersediaan, dan kerahasiaan untuk digunakan dalam melakukan jasa-jasa seperti
Webtrust  dan Systrust. Webtrust adalah jasa dengan memberikan kepastian kepada
pengguna situs internet melalui lambang Webtrust elektornik yang terpampang pada situs
yang menandakan bahwa situs telah memenuhi kriteria yang berkaitan dengan praktik bisnis,
integritas transaksi, serta proses informasi. Systrust untuk memberikan kepastian kepada
manajemen, dewan komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas sistem informasi yang
digunakan untuk menghasilkan informasi real time.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan, misalnya jasa atestasi
mengenai informasi dalam perkiraan laporan keuangan seorang klien untuk memperoleh
pembiayaan.

a. Standar Atestasi

Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan
keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi
terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaaannya bersifat wajib.

Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan atestasi.Suatu
perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis
yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
i. Standar Umum:
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang  praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
 Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
 Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh praktisi.
 Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan
tersebut.
 Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan 
yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara
cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
 Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan
menggunakan kriteria tersebut. Kriteria rasional adalah kriteria yang menghasilkan
informasi bermanfaat. Manfaat informasi  tergantung pada keseimbangan memadai
antara relevansi dan keandalan.

ii. Standar Pekerjaan Lapangan


 Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
 Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan
yang dinyatakan dalam laporan.

iii. Standar Pelaporan


 Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
 Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai  dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai
sebagai alat pengukur.
 Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
 Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan
kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan
prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan
pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria atau prosedur
tersebut.

Jasa Assurance Lainnya


Jasa assurance lainnya berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
Berikut contoh-contoh assurance lainnya dapat dilihat pada tabel berikut (Arens dkk, 2015:11):

Jasa Assurance lainnya Aktivitas Jasa


Pengendalian atas dan risiko Menilai proses dalam praktik investasi perusahaan untuk
yang berhubungan dengan mengidentifikasi risiko dan menentukan efektivitas proses
investasi, mencakup kebijakan tersebut.
yang terkait dengan derivatif.
Melakukan pembelian secara anonim untuk menilai upaya
Mystery shopping. tenaga penjualan yang berhadapan dengan pelanggan dan
prosedur yang mereka ikuti.
Penilaian risiko pengumpulan, Menilai risiko keamanan dan pengendalian yang berkaitan
pendistribusian dan dengan data elektronik, mencakup penyimpanan pendukung
penyimpanan informasi digital. dan di luar lokasi.
Membuat profil risiko kecurangan dan menilai kecukupan
Penilaian risiko kecurangan dan
sistem dan kebijakan perusahaan dalam mencegah serta
tindakan ilegal.
mendeteksi kecurangan dan tindakan ilegal.
Memberikan Assurance tentang jumlah unsur-unsur organik
Unsur-unsur organik.
yang terdapat dalam produk perusahaan.
Kepatuhan pada perjanjian Menilai apakah royalti yang dibayarkan kepada seniman,
royalti hiburan. pengarang dan lainnya sesuai dengan perjanjian royalti.
Membuat sertifikasi yang menyatakan bahwa perusahaan
Sertifikat ISO 9000 telah memenuhi standar pengendalian mutu ISO 9000 yang
membantu meyakinkan produk perusahaan bermutu tinggi.
Laporan tentang apakah informasi dalam sebuah laporan
Tanggung jawab dan
tanggung jawab perusahaan konsisten dengan informasi
keberlanjutan perusahaan
perusahaan dan kriteria pelaporan baku.

Daftar Pustaka

A, Ardiningsih. (2018). Audit Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.


R. J. Elder, M. S. (2015). Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi.Indonesia).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Singleton, J. A. (2007). Audit Teknologi Informasi dan Assurance (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Halim, M. M. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tandiontong, M. (2016). Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung: Alfabeta .

Anda mungkin juga menyukai