Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 PROFESI AUDITING

PERTANYAAN TINJAUAN
1-1 (Tujuan 1-5)
Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh
masing-masingnya.
Jawaban:
Referensi dari buku Alvin A.Arens:
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
BAB 1 PROFESI AUDITING
PERTANYAAN TINJAUAN
1-1 (Tujuan 1-5)
Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh
masing-masingnya.
Jawaban:
Referensi dari buku Alvin A.Arens:
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
BAB 1 PROFESI AUDITING
PERTANYAAN TINJAUAN
1-1 (Tujuan 1-5)
Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh
masing-masingnya.
Jawaban:
Referensi dari buku Alvin A.Arens:
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan
oleh akuntan pubilk adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (Attetation service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan
jasa audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan

Hubungan Jasa Assurance, Jasa Atestasi, dan Jasa Non-Assurance

Jasa assurance adalah jasa professional independent yang meningkatkan kaulitas informasi
bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan public adalah jasa atestasi. Jasa Atestasi (Attetation Service) adalah jenis jasa
assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau asersi yang
disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, salah satunya merupakan jasa
audit yaitu audit atas laporan keuangan historis dan audit atas pengendalian internal atas
laporan keuangan.

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di berbagai negara seiring dengan
berkembangnya beberapa perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum, dengan semakin
berkembangnya berbagai perusahaan dan bentuk badan hukum membuat jasa akuntan publik
sangat dibutuhkan oleh masyarakat atau pemakai informasi dalam mengambil sebuah
keputusan. Kantor akuntan publik menyediakan jasa akuntan yang dibutuhkan oleh pemakai
informasi keuangan dalam mengambil keputusan, (Mulyadi, 2011) mengungkapkan bahwa
jasa audit digolongkan menjadi dua yaitu jasa assurance dan jasa atestasi.

 Jasa assurance ialah jasa yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil
keputusan.
 Jasa atestasi ialah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang
independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam hal yang material
sesuai dengan yang ditetapkan.

Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan
historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang
memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang
disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar
ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.
STANDAR ATESTASI
Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan atestasi.Suatu
perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
1. Standar Umum:
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang  praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
 Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
 Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh praktisi.
 Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan
tersebut.

1. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh
badan  yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut
dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui
mampu memahaminya.
2. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional
dengan menggunakan kriteria tersebut.Kriteria rasional adalah kriteria yang
menghasilkan informasi bermanfaat. Manfaat informasi  tergantung pada
keseimbangan memadai antara relevansi dan keandalan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


 Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
 Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan
yang dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
 Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
 Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai  dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai
sebagai alat pengukur.
 Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
 Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk
melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria
atau prosedur tersebut.
Sumber:
http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/1195
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Standar_Atestasi
Jasa Assurance

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa
assurance dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu
pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Peran utama akuntan publik adalah
meningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu
entitas. Tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya
atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau
informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen (Undang-undang No.5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik).
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa ini dapat dilakukan oleh akuntan publik
(KAP) atau oleh berbagai profesional lainnya. Contohnya Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI). Jasa assurance lain meliputi penyurvei rating televisi, AC Nielsen (Arens
dkk, 2011:10).

Jasa Atestasi

Jasa Atestasi merupakan salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan
publik. Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori,
yaitu (Arens dkk, 2015:8-10):

1. Audit atas laporan keuangan historis, merupakan suatu bentuk jasa atestasi di mana
auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah
laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-
prisnsip akuntansi berlaku umum. Laporan ini biasanya ditemukan pada laporan
tahunan perusahaan publik yang biasanya dapat diakses melalui situs Bursa Efek
Indonesia.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
3. Telaah (review) laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan
keuangan telah dinyatakan secara wajar  sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat
kepastian yang moderat atau sedang dengan menggunakan bukti-bukti yang lebih
sedikit. Jasa ini di berikan oleh KAP dengan fee yang jauh lebih rendah dari audit dan
biasanya jasa ini digunakan oleh perusahaan nonpublik.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi. AICPA (American Institute of Certified
Public Accounting)dan CICA (Canadian Institute of Chartered Accountants) telah
mengembangkan lima prinsip yang berkaitan dengan privasi online, keamanan,
integritas pemrosesan, ketersediaan, dan kerahasiaan untuk digunakan dalam
melakukan jasa-jasa sepertiWebtrust dan Systrust. Webtrust adalah jasa dengan
memberikan kepastian kepada pengguna situs internet melalui lambang Webtrust
elektornik yang terpampang pada situs yang menandakan bahwa situs telah memenuhi
kriteria yang berkaitan dengan praktik bisnis, integritas transaksi, serta proses
informasi. Systrust untuk memberikan kepastian kepada manajemen, dewan
komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas sistem informasi yang digunakan
untuk menghasilkan informasi real time.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan, misalnya jasa
atestasi mengenai informasi dalam perkiraan laporan keuangan seorang klien untuk
memperoleh pembiayaan.
Standar Atestasi

Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan
keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi
lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang
disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar
ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.

Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan atestasi.Suatu
perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
1. Standar Umum:
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
 Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang  praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
 Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
 Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen
harus dipertahankan oleh praktisi.
 Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan
perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan
tersebut.

3. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah ditetapkan oleh
badan  yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi tersebut
dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui
mampu memahaminya.
4. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional
dengan menggunakan kriteria tersebut.Kriteria rasional adalah kriteria yang
menghasilkan informasi bermanfaat. Manfaat informasi  tergantung pada
keseimbangan memadai antara relevansi dan keandalan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


 Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
 Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan
yang dinyatakan dalam laporan.
3. Standar Pelaporan
 Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan
atestasi yang bersangkutan.
 Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan
sesuai  dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai
sebagai alat pengukur.
 Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
 Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk
melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati kriteria
atau prosedur tersebut.

Jasa Assurance Lainnya


Jasa assurance lainnya berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi pengambil
keputusan. Berikut contoh-contoh assurance lainnya dapat dilihat pada tabel berikut
(Arens dkk, 2015:11):
Jasa Assurance lainnya Aktivitas Jasa
Pengendalian atas dan Menilai proses dalam praktik investasi perusahaan
risiko yang berhubungan untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan
dengan investasi, efektivitas proses tersebut.
mencakup kebijakan yang
terkait dengan derivatif.
Mystery shopping. Melakukan pembelian secara anonim untuk
menilai upaya tenaga penjualan yang berhadapan
dengan pelanggan dan prosedur yang mereka ikuti.
Penilaian risiko Menilai risiko keamanan dan pengendalian yang
pengumpulan, berkaitan dengan data elektronik, mencakup
pendistribusian dan kememadaian penyimpanan pendukung dan di
penyimpanan informasi luar lokasi.
digital.
Penilaian risiko Membuat profil risiko kecurangan dan menilai
kecurangan dan tindakan kecukupan sistem dan kebijakan perusahaan
ilegal. dalam mencegah serta mendeteksi kecurangan dan
tindakan ilegal.
Unsur-unsur organik. Memberikan assurance tentang jumlah unsur-
unsur organik yang terdapat dalam produk
perusahaan.
Kepatuhan pada perjanjian Menilai apakah royalty yang dibayarkan kepada
royalty hiburan. seniman, pengarang dan lainnya sesuai dengan
perjanjian royalty.
Sertifikat ISO 9000 Membuat sertifikasi yang menyatakan bahwa
perusahaan telah memenuhi standar pengendalian
mutu ISO 9000 yang membantu meyakinkan
produk perusahaan bermutu tinggi.
Tanggung jawab dan Laporan tentang apakah informasi dalam sebuah
keberlanjutan perusahaan laporan tanggung jawab perusahaan konsisten
dengan informasi perusahaan dan kriteria
pelaporan baku.

Jasa-Jasa Non Assurance yang Diberikan Akuntan Publik

Hubungan Jasa Assurance, Jasa Atestasi dan Jasa Non Assurance


Hubungan jasa assurance, jasa atestasi dan jasa non assurance dapat
digambarkan sebagai berikut (Arens dkk, 2011:16):
Jenis-Jenis Audit

Tiga jenis utama aktivitas audit antara lain:


1.              Audit operasional/kinerja
Audit operasional adalah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian
dari prosedur dan metode operasi organisasi (Arens dkk, 2011:17).
Audit kinerja merupakan pemeriksaan yang sistematis terhadap kinerja dari
sumber daya yang dimiliki perusahaan apakah sudah berjalan secara efektif dan
efisien guna meningkatkan nilai perusahaan. Contoh audit kinerja antara lain audit
terhadap proses penggajian pegawai, audit terhadap kinerja staf dan manajemen. 
Audit kinerja merupakan pengujian secara sistematis, terorganisasi, dan objektif
atas suatu perusahaan untuk menilai pemanfaatan sumber daya dalam memberikan
pelayanan publik secara efisien dan efektif, dalam memenuhi harapan pemangku
kepentingan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja perusahaan
(Ardiningsih, 2018:5). 
Tujuan audit kinerja menurut Ardiningsih (2018:5) adalah mendapatkan
keyakinan  memadai tentang laporan kinerja yang diaudit, dengan melakukan
pengujian informasi kinerja yang dilaporkan dan meningkatkan kinerja secara
berkesinambungan.
Tahapan audit kinerja antara lain (Ardiningsih, 2018:5):
a.        Mengetahui informasi kinerja
b.        Perencanaan audit kinerja
c.         Survey pendahuluan
d.        pelaporan
2.             Audit ketaataan/kepatuhan
Audit kepatuhan adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan,
program organisasi, dan seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana yang digunakan secara ekonomis dan
efisien, apakah tujuan kegiatan/program  telah direncanakan dan dicapai secara
efektif dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku (Ardiningsih,
2018:5).
Audit ketaatan (compliance audit) adalah audit yang dilaksanakan untuk
menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan , atau
ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi (Arens dkk,
2011:18). 
Audit kepatuhan (compliance audit) menurut Tandiontong (2016:205) adalah
suatu proses penelaahan secara sistematis yang dilakukan oleh pemeriksa
independen untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif atas
prosedur manajemen dengan tujuan untuk menentukan apakah:

 Semua kegiatan diotorisasi dengan sistemnya.


 Undang-undang, peraturan, pedoman untuk melaksanakan
kegiatan telah ditetapkan.
 Sistem manajemen menyediakan kapasitas yang mencukupi
untuk mengendalikan kepatuhan terhadap undang-undang,
peraturan, kebijakan dan pedoman yang telah ditetapkan.
 Kegiatan sesungguhnya dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang, pedoman dan kebijakan yang telah ditetapkan, serta
mengkomunikasikan hasil-hasil auditya kepada atas manajer
yang diperiksa.
3.             Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu (Arens dkk, 2011:18).  
Audit laporan keuangan merupakan audit yang dilakukan untuk menilai dan
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan oleh manajemen perusahaan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, serta menentukan tingkat
kesesuaian dengan kriteria/ketentuan yang telah ditetapkan dan memastikan bahwa
laporan keuangan tidak mengandung salah saji material yang berpengaruh terhadap
laporan keuangan secara keseluruhan (Ardiningsih, 2018:4).

Audit keuangan menurut Hall dan Singleton (2007:6) adalah atestasi


(pembuktian) independen yang dilakukan oleh seorang ahli auditor yang
menyatakan pendapatnya atas penyajian laporan keuangan.
Jenis-Jenis Auditor
Jenis-jenis auditor antara lain:
1.              Auditor Eksternal (Kantor Akuntan Publik-KAP)
Auditor eksternal merupakan pihak luar yang bukan merupakan karyawan
perusahaan, berkedudukan independen, dan tidak memihak baik terhadap auditee-
nya maupun terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan auditee-nya
(pengguna laporan keuangan) (Ardiningsih, 2018:6).
Auditor eksternal adalah auditor independen dan disertifikasi sebagai akuntan
publik bersertifikat (Hall dan Singleton, 2007:5).
2.             Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah merupakan auditor yang bekerja di bawah instansi
pemerintah yang bertugas melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh unit-unit organisasi pemerintah atau keuangan negara pada
instansi-instansi pemerintah (Ardiningsih, 2018:7). 
a.        Auditor pemerintah eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan dapat
melakukan berbagai jenis audit. BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (UU No. 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan). Hasil audit dilaporkan kepada DPR
sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
b.        Audit pemerintah internal adalah BPKP, KPK, Inspektorat, Irjen. Biasanya lebih
banyak melakukan jenis audit kepatuhan/kesesuaian dan audit kinerja/operasional.
Perbedaan-perbedan tugas audit pemerintah internal antara lain:
1)        BPKP adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi:

 Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap


akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral,
kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari
Presiden.
 Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan
negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan
negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau
kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya
dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi
termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya
terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta
akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah.
 Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pemanfaatan aset negara/daerah.
 Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,
pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan
usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah
yang strategis.
 Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program
dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran
pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim,
audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang
berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian
keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi.
 Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat
pengawasan intern pemerintah lainnya.
 Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja
pemerintah pusat.
 Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang
di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau
kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah.
 Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan
Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan.
 Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan
sertifikasi jabatan fungsional auditor.
 Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan di bidang pengawasan dan sistem
pengendalian intern pemerintah.
 Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan
informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan
akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
 Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi di BPKP.
 Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

2)       KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen, yang dalam


melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. KPK
sebagai trigger mechanism, yang berarti mendorong atau sebagai stimulus agar
upaya pemberantasan korupsi oleh lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya
menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun tugas KPK adalah: koordinasi dengan
instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi (TPK);
supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK;
melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK; melakukan
tindakan-tindakan pencegahan TPK; dan melakukan monitor terhadap
penyelenggaraan pemerintahan negara.
3)       Inspektorat Jenderal (disingkat Itjen) adalah unsur pengawas pada Kementerian
yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan
Kementerian.
3.             Auditor Internal
Audit internal adalah audit yang bekerja pada perusahaan yang diaudit yang
biasanya bertugas melakukan audit operasional perusahaan dan memberikan
rekomendasi perbaikan secara continue atas kinerja atau sistem perusahaan.
Audit internal menurut lembaga auditor internal (institute of internal auditors-
IIA) merupakan sebagai fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam
perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai
layanan bagi perusahaan (Hall dan Singleton, 2007:3). 

Anda mungkin juga menyukai