Anda di halaman 1dari 5

BAB 7

MEMAHAMI ASSURANCE

Dalam audit banyak ditemukan istilah assurance. Secara umum assurance


yang berarti upaya memberikan kepastian atau menambah keyakinan kepada
orang lain. Contohnya : di dunia usaha penjual sering melakukan promosi
dengan menjelaskan spesifikasi barang yang akan dijual kemudian calon pembeli
dipersilahkan untuk mencoba produk tersebut. Upaya penjual tersebut bisa
dikatakan sebagai assurance.
Penerapannya, auditor seakan-akan memberikan anggapan memberikan
jaminan kepada pemegang kepentingan. Hal itu dapat memberikan efek yang
kurang baik bagi auditor. Makalah ini akan membahas assurance menurut
International Federation of Accountans (IFAC).

Pengertian Assurance Menurut IFAC


Assurance adalah tingkat keyakinan (degree of confidence). Tujuan audit dari
laporan keuangan adalah memungkinkan auditor memberikan opini atau pendapat
bahwa laporan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan assurance engagement merupakan penugasan dimana praktisi
memberikan kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan keyakinan dari
pengguna yang menjadi tujuan hasil penugasan (intended users) yang bukan
merupakan pihak yang bertanggung jawab atas hasil evaluasi (outcome of the
evaluation). Ada tiga pihak dalam penugasan tersebut, yaitu :
Pihak yang bertangung jawab atas hasil evaluasi atau pengukuran (auditee).
Pengguna yang dituju (stakeholders).
Pihak yang melakukan evaluasi (auditor).
Dalam pelaksanaan assurance engagement ada tahapan sebagai berikut :
Evaluasi atau pengukuran (proses audit).
Hal yang dievaluasi atau subject matter (laporan keuangan).
Kriteria (standar akuntansi).
Hasil evaluasi atau outcome (opini auditor).
Ada beberapa bentuk bagian yang dievaluasi atau subject matter, seperti :
Kondisi keuangan (posisi keuangan sebelumnya atau masa mendatang, hasil
penjualan).
Kondisi non keuangan (kinerja entitas).
Ciri fisik (kapasitas pabrik).
Sistem dan proses ( pengendalian intern).
Perilaku (kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang, corporate
governance).
Pada International Frame Work for Assurance Engagement ada dua jenis
assurance engagement yang dilakukan oleh praktisi, yaitu :
Reasonable assurance engagement, merupakan mengurangi risiko penugasan
sampai tingkat yang rendah yang dapat diterima sesuai keadaan sebagai
pemberian kesimpulan positif.
Limited assurance engagement, merupakan mengurangi risiko penugasan
sampai tingkat yang rendah yang dapat diterima sesuai keadaan sebagai
pemberian kesimpulan negatif.
Perbedaan untuk kedua jenis assurance engagement adalah tingkat kepercyaan
yang ingin dicapai. Tingkat kepercayaan reasonable lebih tinggi dibandingkan
dengan limited.

Assurance : Konsep yang Relatif


Selain dua model assurance diatas, masih ada model yang dikenal dengan
moderate assurance. Dimana tingkat kepercayaan mengacu pada keadaan
informasi bebas dari salah saji yang material yang dinyatakan dalam bentuk
assurance negatif.
Akuntan publik tidak pernah menggunakan angka yang absolut untuk tingkat
keyakinan ketiga model assurance tersebut, dengan kata lain assurance
merupakan suatu konsep yang relatif. Dalam penugasan auditor tidak pernah
memberikan zero atau absolute assurance tetapi para pengguna laporan sudah
mengira auditor sudah memberikan absolute assurance.

1
Dapat digambarkan sebagai berikut :

Assurance dan Risiko


Pada bab 6 cara menanggapi risiko, yaitu : menghindari, menerima,
mengasuransikan, mengurangi. Untuk menambah tingkat keyakinan pengguna
laporan keuangan yang dibuat manajemen dibutuhkan jasa auditor untuk menekan
risiko bahwa laporan bebas dari salah saji material dan auditor memberikan
assurance. Permintaan jasa assurance tersebut merupakan salah satu strategi
manajemen risiko.

Reasonable Assurance Berubah Makna


Untuk melaksanakan ketentuan Sarbanes-Oxley Act, PCAOB mengadopsi
Audting Standar 2 (AS2) yang mengatur penyusunan dan penerbitan laporan
atestasi mengenai pengendalian intern. Dalam AS2, PCAOB secara spesifik
menegaskan bahwa prosedur yang digunakan auditor dalam penugasan tersebut
harus memberikan a high level of assurance bahwa pengendalian intern
memadai.
International Auditing and Assurance Standards boards (IAASB)
mengusulkan a high level of assurance kemudian setelah dilakukan perdebatan
akhirnya dihilangkan. Sehingga menuai kritik mengenai a high level of
assurance untuk suatu audit tetapi juga prose perumusan standar audit oleh
IAASB.

2
Di Indonesia reasonable assurance masih dimaknai sebagai berikut :
Dalam kaitannya dengan laporan audit seorang auditor bekerja dalam batas-
batas ekonomis (economic limits).
Dalam kaitannya dengan pengendalian intern, bagaimanapun baiknya
pengendalian intern dirancang dan dioperasikan, tidak dapat menjamin
sepenuhnya bahwa tujuan entitas terpenuhi karena adanya kelemahan bawaan
(inherent limitation).

Jasa Assurance, Nonassurance dan Attestation


Jasa atau penugasan assurance merupakan suatu tingkat keyakinan tertentu
kepada klien. Penugasan tersebut terdiri atas jasa atau penugasan atestasi dan non
atestasi. Jasa atestasi adalah jasa audit, jasa review, jasa atestasi mengenai sistem
pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Ciri-ciri jasa atestasi sebagai
berikut :
Ada tiga pihak, yaitu praktisi, responbility party dan intended user.
Responsibility party merumuskan asersi tentang pokok bahasan.
Praktisi mengevaluasi asersi tersebut dengan kriteria.
Terdapat bukti yang tepat dan cukup/memadai.
Ada laporan tertulis tentang penugasan tersebut.
Contoh, apakah pembayaran untuk transaksi melalui internet aman? Baik
penyedia jasa maupun calon pembeli akan merasa aman apabila pihak ketiga
(praktisi) memberikan jasa atestasi.
KAP dapat menerima penugasan untuk memasang sistem pembayaran melalui
internet. Dalam pelaksanaannya, KAP harus yakin bahwa sistemnya akan
berfungsi, namun halm ini KAP tidak memberikan jasa atestasi melainkan
assurance. Sedangkan jasa nonassurance merupakan jasa konsultasi.

Apa Manfaat Bagi KAP?


Pengetahuan mengenai makna penugasan assurance dan nonassurance
membuat banyak perusahaan menengah dan kecil di Indoensia menggunakan jasa
KAP dalam berhubungan dengan bank. Keuntungannya bagi KAP adalah mereka

3
tidak harus terekspos kepada resiko yang tidak perlu karena mereka memilih
penugasan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2011. Berpikir Kritis Dalam Auditing. Jakarta :


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai