Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Aspek Keprilakuan pada Profesi Akuntan

KELAS G
KELOMPOK 1

Dwipa Airlangga (2012310065)


M. Iwan Antoni (2012310085)
Muhammad Sholihudin (2012310122)
Ade Noorlita Kharisma (2012310116)
Aisyiyah Rachmawati (2012310042)
Mulianingsih (2012310165)
Deni Ferianto (2012310135)
Dwi Putra J (2011310789)
Yuniar Putra W. (2009310435)
M. Rheza Hary H. (2011310513)
Aspek Keperilakuan pada Etika Akuntan
Akuntan merupakan profesi yang keberadaannya sangat tergantung pada kepercayaan
masyarakat. Sebagai sebuah profesi seorang akuntan harus menjunjung tinggi etikanya. Etika
akuntan menjadi menarik ketika banyak kasus pelanggaran etika baik yang dilakukan akuntan
publik, akuntan internal, maupun akuntan pemerintah

Akuntan publik mewakili banyak konflik kepentingan dalam proses audit (built-in conflict of
interest). Konflik dalam auditing akan berkembang saat auditor mengungkapkan informasi
yang oleh klien tidak ingin dipublikasikan kepada umum. Konflik menjadi sebuah dilema
ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi dan
integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin dijanjikan di sisi lain. Auditor juga
dituntut bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat dan profesinya

Pendekatan Kognitif Lingkungan Terhadap Pengambilan Keputusan Etis

Skala Etis Multidimensional (SEM) sebagai ukuran kesadaran moral, yang merupakan
komponen pertama dari model rest dan menghunungkan teori perencanaan perilaku dengan
komponen tiga dan empat. Cohen menunjukan bahwa SEM adalah sebuah ukuran sensitivitas
moral yang merupakan komponen pertama dari model Rest.

Teori tentang penalaran sangat berhubungan dengan niat sebelumnya dari komitmen perilaku
yang pada gilirannya diprediksi dari sikap peribadi individu terhadap perilaku dan norma
subjektif. Teori penalaran aksi telah memberikan landasan bagi banyak studi akuntansi,
termasuk usaha untuk mengidentifikasikan penyebab dari perilaku agresif auditor dalam
hubungannya dengan klien dan kepatuhan pembayar pajak

Studi Pendidikan Etika

Styudi pendidikan etika berusaha menentukan efek pendidikan terhadap keahlian moral
reasoning dari para praktisi dan mahasiswa akuntansi. Beberapa studi representatif yang
membahas masalah ini adalah;

M. Amstrong (1987)

Menyimpulkan bahwa para CPA yang menjadi responden kelihatan mencapai tingkat
kematangan moral orang dewasa pada umumnya, hal ini merupakan kebalikan dari tingkat
kematangan lulusan kampus. Dengan kata lain, pendidikan kampus mungkin tidak
mendorong kelanjutan dari pertumbuhan moral.

Ponemon dan Glazer (1990) serta Jeffrey (1993)

Hasil studi ponemon dan glazer menunjukan bahwa:

1. Skot DIT dari senior dan alumni dari masing-masing sekolah rata-rata adalah lebih
tinggi dari mahasiswa baru dari masing-masing sekolah
2. Variasi skor DIT dalam strata alumni secara signifikan lebih rendah daripada variasi
dalam peringkat mahasiswa untuk kedua lembaga
3. Siswa dan alumni dari sekolah yang menawarkan kurikulum seni liberal sedikit lebih
maju dalam pemahaman mengenai ukuran DIT daripda siswa dan alumni lembaga
dengan program akuntansi tradisional

Sedangkan hasil studi jeffry adalah menunjukan bahwa perkembangan etika mahasiswa
akuntansi lebih tinggi daripada perkembangan etika mahasiswa dalam divisi yang lebigh
rendah dengan mahasiswa akuntansi senior menampilkan tingkat tertinggi.

St. Pierre, Nelson, dan Gabbin (1990)

Temuan ini menunjukan bahwa mahasiswa dalam tiga jurusan non-bisnis mempunyai skor
DIT yang tinggi dibandingkan dengan jurusan bisnis. Selain itu, mahasiswi akuntansi
perempuan mempunyai skor yang lebih tinggi daripda mahasiswa laki-laki

Terakhir tingkat moral reasoning dari mahasiswa akuntansi yang diperoleh sekarang serupa
dengan yang ditemukan oleh M. Amstrong

Studi Pengembangan Etika

Sementara studi pendidikan etika mengkaji dampak pendidikan terhadap praktisi dan
mahasiswa akuntansi, studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral
reasoning dalam profesi akuntansi. Beberapa studi misalnya menemukan bahwa posisi
auditor dalam perusahaan berbanding terbalik dengan tingkat moral reasoning. Riset
memberikan bukti kuat mengenai eksistensi sosialisasi etis. Individu yang dipromosikan
mempunyai tingkat ethichal reasoning yang serupa dengan manajemen. Bukti ini mendukung
keyakinan bahwa promosi individual dapat ditekan oleh budaya perusahaan.

Studi Keputusan Etis


Berfokus pada hubungan antara bermacam-macam ukuran dan perilaku spesifik terhadap
bidang akuntansi. Bagian berikut menelaah studi representatif yang mengkaji

1. Isu independesi
2. Pelanggaran lain kode etik dan perilaku profesional AICPA
3. Pendekteksian atas penipuan dalam laporan keuangan dan komunikasinya
4. Ketidakpatuhan pembayar pajak
5. Perilaku disfungsional spesifik dalam profesi akuntansi

Studi Etis Lintas Budaya

Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akuntansi dan etika difokuskan kepada
profeasi akuntansi di Amerika Serikat. Studi etika lintas budaya berusaha ,menyelidiki
perbedaan budaya atau nasional dalam keahlian moral reasoning atau keputusan etis akuntan
dibahas dibagian berikut

Anda mungkin juga menyukai