Kritik terhadap penggunaan akuntansi harga kini datang dari dua kubu, yaitu
kubu pendukung akuntansi konvensional (menggunakan historical cost) dan kubu
pendukung penggunaan harga realiasasi (harga realisasi).
Kubu pendukung penggunaan historical cost
Para pendukung akuntansi biaya historis menolak akuntansi biaya. Yang
menjadi perhatian mereka adalah perusahaan bermaksud untuk menggunakan
aset bukan untuk menjualnya, jadi perubahan harga pasar tidaklah relevan.
Sebuah aset tetap tidaklah memberi nilai lebih kepada perusahaan hanya karena
harga kini naik. Nilai aset tetap terletak pada potensi layanannya bukan nilai
pasarnya. Dengan kata lain, harga kini mengantisipasi laba operasi.
Masalah terkait adalah subjektivitas dari menentukan jumlah kenaikan
biaya. Jika tidak ada pasar barang bekas yang handal, maka dasar untuk
menentukan harga kini aset tetap yang digunakan oleh perusahaan harus berupa
aset baru diharapkan untuk menggantikan yang lama. Gagasan harga kini
menyeru penyesuaian harus dibuat untuk setiap keuntungan operasi atau
kerugian antara aset yang sebenarnya dimiliki dan penggantinya untuk sampai
pada harga kini yang sedia kala. Bukanlah tugas yang mudah untuk
menghitung jumlah keuntungan atau kerugian operasi.
Kubu pendukung penggunaan exit price
Ada kelemahan akuntansi harga kini. Pertama, akuntansi harga kini
mengistilahkan pengorbanan masa yang akan datang (opportunity cost). Dalam
beberapa kasus pengorbanan masa yang akan datang memang relevan bila aset
tersebut dibeli untuk dijual tetapi aktiva tetap dibeli untuk dimiliki dalam
jangka panjang dan untuk proses produksi. Berdasarkan pertimbangan itu,
maka harga bila dibeli dalam keadaan baru sebagai ukuran (harga kini) menjadi
tidak relevan sedangkan harga realisasi lebih tepat dianggap sebagai
opportunity cost. Aset semacam itu dapat dinilai dengan harga kini bila
digunakan sebagai agunan pinjaman dan dalam keadaan inflasi tinggi.
Dalam banyak kasus, laporan keuangan akan mencerminkan harga
pembelian saat ini dan beban penyusutan aset usang yang mana perusahaan
tidak bermaksud melakukan pembelian. Keuntungan akan mewakili fasilitas
yang ada yang tidak diharapkan untuk dilanjutkan. Pendukung harga realiasasi
bersikeras bahwa harga kini memerlukan masalah matematis karena model
yang dianjurkan untuk praktek melibatkan berbagai metode pengukuran.
Chambers menyatakan bahwa gagasan nilai bagi bisnis menghadap
sejumlah alasan lain untuk nilai. Aset berharga bagi bisnis untuk :
1. Penggunaan yang dapat dibuat oleh mereka.
2. Peminjaman yang didasarkan pada mereka.
3. Kas yang dapat mereka hasilkan.
4. Pagar potensial terhadap inflasi dalam kasus aset nonmoneter.
Pendukung harga realiasasi mempercayai bahwa informasi harga kini secara
umum tidak relevan dengan kebanyakan keputusan investasi karena itu tidak
fokus pada kemampuan perusahaan untuk mengendalikan sumber daya
finansial dalam misi perusahaan untuk mengadaptasi diri dengan lingkungan.