Anda di halaman 1dari 7

Kerangka Kerja Internasional untuk Jasa Auditor

Jasa auditor adalah pekerjaan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk klien/auditee mereka.
Selain jasa konsultasi, pekerjaan yang auditor lakukan berada dalam Pedoman Standar Pengikatan
yang diatur oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). Semua standar jasa
audit yang dimiliki berbasis pada Kode Etik IESBA dan International Standards on Quality Control
(ISQC).

 Keputusan Teknis dari IAASB a. Kode Etik dan ISQC Semua standar layanan auditor berbasis pada
Kode Etik untuk Akuntan Profesional (The IESBA Code) yang dikeluarkan oleh International Ethics
Standards Board of Accountants (IESBA) dan International Standards on Quality Control 1 (ISQC # 1).
Kode ini telah dikerjakan oleh IFAC.

Dua Kerangka kerja Pelayanan Audit – ‘Asurans’ dan ‘Jasa yang Terkait’ Beberapa standar perikatan
berbasis pada ‘International Framework for Assurance Engagement’ (Perikatan Asurans), dan hasil
dari ‘Related Service Engagement’ (Perikatan Jasa yang terkait). Dan tiga set dari beberapa standar
(ISA, ISRE, dan ISAE) membagi kerangka kerja perikatan asurans dan satu set (ISRS) yang berbasis
pada kerangka kerja jasa yang terkait. ISA, ISRE, ISAE, dan ISARS secara bersama mengacu sebagai
Standar Perikatan IAASB.

Standar Perikatan IAASB Standar Perikatan IAASB mencakup sebagai berikut:

 ISA ( International Standards on Auditing ) diberlakukan dalam Informasi Keuangan Historis; Dalam
Indonesia kita memiliki SA (Standar Audit).

 ISRE ( International Standards on Review Engagements ) diberlakukan dalam Reviu Informasi


Keuangan Historis.

 ISAE ( International Standards on Assurance Engagement ) diberlakukan dalam Perikatan Asurans


Selain Audit atau Reviu Atas Informasi Keuangan Historis; Dalam Indonesia kita memiliki SPA
(Standar Perikatan Asurans).

 ISRS ( International Standards Related Service ) diberlakukan pada kompilasi perikatan, perikatan
untuk menerapkan prosedur berbasis kesepakatan untuk informasi, dan perikatan jasa terkait yang
ditentukan oleh IAASB

Audit, Atestasi, dan Ansurans

Masyarakat mengenal jasa audit dari opini audit yang diberikan akuntan publik,
seperti WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), WDP (Wajar Dengan Pengecualian), TMP
(Tidak Memberikan Pendapat), dan TW (Tidak Wajar). Dengan jasa audit, tingkat
keandalan laporan keuangan menjadi meningkat. Dalam hal ini auditor memberikan suatu
asurans, bukan keyakinan yang mutlak tetapi asurans yang memadai. Auditing adalah
salah satu dari jasa asurans. Istilah lain yang digunakan dalam audit adalah atestasi.
Atestasi juga merupakan salah satu jasa asurans dan asurans memiliki makna yang lebih
luas daripada atestasi.
Atestasi berguna untuk meningkatkan keandalan informasi dengan cara audit dan
review. Namun atestasi tidak hanya berkaitan dengan informasi keuangan historis. Jika
atestasi meningkatkan keandalan informasi yang tekanannya adalah keandalan, asurans
berguna untuk meningkatkan keandalan dan juga relevan informasi. Jasa audit diatur
dengan ISA (International Standards of Auditing), jasa review diatur dengan
International Standards on Review Engagements, jasa asurans lainnya yang diluar audit
dan review diatur dengan ISAE (International Standards on Assurance Engagement).

1.4 Audit dan Unsur Penugasan Asurans

Terdapat lima unsur penugasan asurans, yakni :

1. Hubungan tripartit.
Hubungan ini melibatkan tiga pihak yakni praktisi (dalam audit yaitu Akuntan
Publik), penanggung jawab (manajemen dari entitas yang menerbitkan laporan
keuangan), dan pengguna yang dituju (pengguna laporan keuangan tersebut).
2. Pokok tugas.
Pokok tugas dan informasi pokok tugas dalam penugasan asurans dapat berupa
kinerja atau kondisi keuangan (seperti laporan posisi keuangan), kinerja atau kondisi
nir-keuangan (seperti kinerja entitas), ciri fisik (seperti kapasitas pabrik, gudang, dll.),
sistem dan proses (seperti pengendalian internal entitas), dan perilaku (seperti tata
kelola).
3. Kriteria.
Kriteria dalam asurans adalah tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi atau
mengukur pokok tugas, tolok ukur untuk penyajian dan pengungkapan. Kriteria yang
digunakan dalam audit adalah standar yang dipakai dalam menyususn laporan
keuangan seperti PSAK, IFRS, dan lain-lain.
4. Bukti
Bukti haruslah cukup dan tepat. Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas dari suatu
bukti. Sedangkan ketepatan bukti mengukur kualitas atau mutu dari suatu bukti,
apakah bukti itu relevan dan juga andal.
5. Laporan asurans
Praktisi haruslah menyiapkan laporan tertulis berisi kesimpulan yang menegaskan
asurans yang diperolehnya tentang informasi pokok tugas. Auditor juga menyiapkan
laporan tertulis berisi kesimpulan auditnya yaitu opini audit seperti WTP, WDP,
TMP, dan TW.
JASA AUDIT ASSURANCE DAN NON ASSURANCE

Profesi akuntan publik atau auditor independen memberikan berbagai macam jasa bagi
masyarakat, yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu Jasa Assurance dan Jasa
Non Assurance.

Jasa Assurance (Penjaminan)
Jasa Assurance adalah jasa seorang profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang
andal dan relevan sebagai dassar untuk pengambilan keputusan. Oleh karen itu mereka
mencari jasa assurance untuk meningkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan sebagai
basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang menyediakan jasa assurance
harus memiliki kompetensi dan independensi berkaitan dengan informasi yang diperiksanya.
Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan
dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Individu-individu yang
bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk membantu
meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar
keputusannya. Salah satu jasa assurance yang diberikan oleh profesi akuntan publik atau
auditor independen adalah jasa atestasi.
  Jasa Atestasi
Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan
laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi
menjadi lima kategori, yaitu:
1.      Audit atas Laporan Keuangan Historis
Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan
tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.
2.      Atestasi Mengenai Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan
Di Amerika Serikat, untuk sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan
keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.
3.      Telaah (Review) atas Laporan Keuangan Historis
Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan
tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang
moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan
tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.
4.      Jasa Atestasi Mengenai Teknologi Informasi
Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi
tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan
perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-
jenis assurance ini. Banyak fungsi bisnis, seperti pemesanan dan pembayaran, sekarang
dilakukan melalui Internet atau secara langsung antarkomputer dengan
menggunakanelectronic data interchange (EDI). Oleh karena transaksi dan informasi dipakai
bersama secara onlinedan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi
lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang
melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akan assurance ini.
5.      Jasa Atestasi Lain
Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya. Dalam setiap kasus,
organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah asersi sebelum akuntan dapat memberikan
atestasi. Sebagai contoh, apabila bank meminjamkan uang kepada suatu perusahaan, maka
perjanjian pinjaman itu mungkin mengharuskan perusahaan menugaskan seorang akuntan
untuk memberikan kepastian tentang ketaatan perusahaan pada ketentuan keuangan
menyangkut pinjaman itu.
 

Jasa Non Assurance


Jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain
keyakinan. Jenis jasa non assurance yang dihasilkan olah akuntan publik adalah jasa
kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi kliennya, seperti
pencatatan transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan laporan keungan. Jasa perpajakan
meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada kliennya dalam pengisian Surat
Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertidak
mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan. Jasa konsultasi diatur dalam
Standar Jasa Konsultasi. Jasa konsultasi dapat meliputi jasa-jasa berikut ini:
1.      Konsultation (consultations)
2.      Jasa pemberian saran profesional (advisory service)
3.      Jasa Implementasi
4.      Jasa Transaksi
5.      Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainya
6.      Jasa produk

Perbedaan review dan kompilasi

Review merupakan jasa yang memungkinkan praktisi akuntansi dalam memberikan


pernyataan tentang dasar prosedur namun tidak memerlukan bukti secara keseluruhan seperti
jasa audit. Artinya, ruang lingkup dari jasa review lebih sempit dan kurang detail seperti
audit, sehingga jasa review hanya memberikan analasis dari ringkasan temuan dan
rekomendasi terkait dari temuan tersebut.

Kompilasi laporan Keuangan adalah suatu proses menyusun pembukuan manual ataupun
telah diotomatisasi, membuat jurnal, membukukan ayat jurnal penyesuaian, serta menyiapkan
dan menyusun laporan keuangan. Jasa kompilasi bukanlah assurance services melainkan
nonassurance services karena tidak memberikan pernyataan keyakinan kepada manajemen.
Namun demikain, hasil dari kompilasi tetap dapat memberikan mutu informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan.

Jika perusahaan saat ini masih belum memiliki laporan keuangan, maka perusahaan bisa
memilih jasa kompilasi Laporan Keuangan. Dalam jasa ini, konsultan akan membantu
perusahaan untuk melakukan kompilasi atas bukti transaksi yang ada sehingga dapat menjadi
laporan keuangan guna keputusan manajemen di kemudian hari.

Jika perusahaan sudah memiliki laporan keuangan, ada 2 jasa yang bisa diambil oleh
perusahaan antara lain auditor ataupun jasa review. Pada dasarnya, auditor maupun review
adalah proses melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Perbedaannya adalah hasil laporan
akhir yang dikeluarkan oleh masing-masing jasa.

Jika perusahaan membutuhkan laporan untuk ditujukan ke pihak eksternal (biasanya untuk
pemegang saham atau untuk melakukan peminjaman dana di bank) biasanya perusahaan
membutuhkan laporan yang sudah diaudit. Auditor akan mengeluarkan sebuah opini
mengenai penilaian mereka terhadap laporan yang diperiksa. Opini ini didasarkan atas
pemeriksaan yang dilakukan dan opini ini dapat dipertanggung jawabkan.
Berbeda dengan review di mana auditor tidak mengeluarkan sebuah opini, namun hanya
menginformasikan hasil temuan dan juga memberikan rekomendasi terhadap hasil temuan
tersebut. Jasa review ini bisa keseluruhan laporan keuangan, maupun sebagian akun-akun
yang terdapat dalam laporan keuangan.

Profesional Scepticism

Skeptisme Profesional (Professional Skepticism) adalah sebuah sikap yang harus dimiliki
oleh auditor profesional. Tapi apa sebenarnya skeptisme profesional itu? Di New York,
Amrik bahkan ada teater yang menceritakan kisah skeptisme profesional menjadi sebuah
drama yang menarik. (kali Anneke yang di Amrik bisa liat tuh).

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tidak secara jelas mendefinisikan apa
yang dimaksud dengan Skeptisme Profesional. Standar Pemeriksaan Ketiga, menyatakan 
Dalam pelaksanaan audit serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.

AICPA mendefinisikannya sebagai berikut,

Professional skepticism in auditing implies an attitude that includes a questioning mind and a
critical assessment of audit evidence without being obsessively suspicious or skeptical. The
Auditors are expected to exercise professional skepticism in conducting the audit, and in
gathering evidence sufficient to support or refute management’s assertion [AU 316 AICPA].

Jadi sebuah sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya.
Keseimbangan sikap antara percaya dan curiga ini tergambarkan dalam perencanaan audit
dengan prosedur audit yang dipilih akan dilakukannya.

Dalam prakteknya, auditor seringkali diwarnai secara psikologis yang kadang terlalu curiga,
atau sebaliknya terkadang terlalu percaya terhadap asersi manajemen. Padahal seharusnya
seorang auditor secara profesional menggunakan kecakapannya untuk ‘balance’ antara sikap
curiga dan sikap percaya tersebut. Ini yang kadang sulit diharapkan, apalagi pengaruh-
pengaruh di luar diri auditor yang bisa mengurangi sikap skeptisme profesional tersebut.
Pengaruh itu bisa berupa ‘self-serving bias‘ karena auditor dalam melaksanakan tugasnya
mendapatkan imbalan dari auditee. Auditor dalam auditnya harus menggunakan
kemahirannya secara profesional, cermat dan seksama.

Auditor harus menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam
menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan dan standar yang akan diterapkan
terhadap pemeriksaan; menentukan lingkup pemeriksaan, memilih metodologi, menentukan
jenis dan jumlah bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam memilih pengujian dan prosedur
untuk melaksanakan pemeriksaan. Kemahiran profesional harus diterapkan juga dalam
melakukan pengujian dan prosedur, serta dalam melakukan penilaian dan pelaporan hasil
pemeriksaan
Inherent limited

Anda mungkin juga menyukai