Disusun Oleh
1. Supriyanto Illyas, SE.,
M.Si., Ak., CA.
Program 2. Rini Susiani, S.E., M.M.,
Tatap Muka Kode MK
Sekolah Pendidikan
Pascasarjana Profesi
Ak.
01
MK10230 3. Robertus Arynovianto, S.E.,
Akuntansi
M.M., Ak., CA., CTA.,
CPA., QIA
Abstract Kompetensi
Modul ini menjalaskan gambaran Setelah mempelajari modul ini,
umum mengenai Assurance serta Mahasiswa mampu menjelaskan
berbagai hal yang terkain dengan mengenai Assurance dan Auditing
perikatan assurance dan auditing menyangkut konsep, arti penting
serta hal hal penting yang terkait
dengan perikatan assurans
Latar Belakang Pengertian Audit dan Assurans
Jasa asurans tidak terlepas dengan dasa profesi akuntan publik. Akuntan Publik
adalah seseorang yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan
jasa-jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Para akuntan publik menyediakan jasanya kepada masyarakat dengan membuka
Kantor Akuntan Publik (KAP). Kantor Akuntan Publik adalah Badan usaha yang
didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin
usaha berdasarkan undang-undang.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik Pasal 3 mengatur Jasa Akuntan Publik yang terdiri atas jasa asurans dan
jasa non asurans.: Akuntan Publik memberikan Jasa asurans, yang meliputi:
1. Jasa audit atas informasi keuangan historis
2. Jasa reviu atas informasi keuangan historis
3. Jasa asurans lainnya
Jasa asurans adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan non
keuangan berdasarkan suatu kriteria.
Jasa asurans ini hanya dapat diberikan oleh Akuntan Publik. Selain jasa asurans
Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi,
keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraaturan perundang-undangan
Jasa Audit atas informasi keuangan historis adalah perikatan asurans yang diterapkan
atas informasi keuangan historis yang bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai
atas kewajaran penyajian informasi keuangan historis tersebut..
Jasa Asurans Lainnya adalah perikatan asurans selain jasa audit atau reviu atas informasi
keuangan historis. Yang termasuk jasa asurans lainnya antara lain sebagai berikut:
1. Perikatan asurans untuk melakukan evaluasi atas kepatuhan terhadap peraturan
2. Evaluasi dan efektivitas pengendalian internal.
Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen antara lain:
1. Jasa audit kinerja
2. Jasa internal audit
3. Jasa perpajakan
Menurut standar auditing (IAPI)Definisi Perikatan Asuran adalah suatu perikatan yang di
dalamnya seorang praktisi menyatakan suatu kesimpulan yang dirancang untuk
meningkatkan derajat kepercayaan pengguna yang dituju (selain pihak yang bertanggung
jawab) terhadap hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dibandingkan
dengan kriteria.
Perikatan Asurans” berarti suatu perikatan yang di dalamnya seorang praktisi
menyatakan suatu kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan
derajat kepercayaan pemakai yang dituju (selain pihak yang bertanggung jawab)
terhadap hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dibandingkan dengan
kriteria.
Hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok adalah informasi yang
dihasilkan dari penerapan kriteria terhadap hal pokok. Istilah “informasi hal pokok”
akan digunakan dalam arti hasil pengevaluasian atau pengukuran suatu hal pokok.
Informasi hal pokok inilah yang untuk itu praktisi mengumpulkan bukti yang cukup dan
tepat untuk menyediakan basis memadai bagi praktisi untuk menyatakan kesimpulan
dalam suatu laporan asurans.
Ditinjau dari segi tujuannya, terdapat dua tipe perikatan asurans
yang dapat dilakukan oleh praktisi yaitu:
1. Perikatan yang memberikan keyakinan memadai,
Tujuan perikatan yang memberikan keyakinan memadai adalah penurunan risiko
perikatan asurans ke tingkat rendah yang dapat diterima dalam kondisi perikatan tersebut
sebagai basis kesimpulan praktisi yang dinyatakan dalam bentuk positif.
2. Perikatan yang memberikan keyakinan terbatas.
Tujuan perikatan yang memberikan keyakinan terbatas adalah penurunan risiko perikatan
asurans ke tingkat yang dapat diterima dalam kondisi perikatan tersebut (namun
risikonya lebih besar daripada risiko dalam perikatan yang memberikan keyakinan
memadai), sebagai basis kesimpulan praktisi yang dinyatakan dalam bentuk negatif.
ë Penerimaan Perikatan
Praktisi menerima perikatan asurans hanya jika pengetahuan awal praktisi atas kondisi
perikatan menunjukkan bahwa:
o Ketentuan etika profesi yang relevan, seperti independensi dan kompetensi
profesional akan terpenuhi; dan
o Perikatan tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
§ Hal pokok adalah semestinya;
§ Kriteria yang digunakan adalah tepat dan tersedia bagi pemakai laporan yang dituju;
§ Praktisi memiliki akses untuk mendapatkan bukti yang cukup dan tepat untuk
mendukung kesimpulan praktisi;
§ Kesimpulan praktisi, dalam perikatan yang memberikan keyakinan memadai atau
perikatan yang memberikan keyakinan terbatas, harus dimasukkan dalam laporan
tertulis; dan
§ Adanya tujuan rasional dari jasa asurans tersebut.
ë Unsur – unsur Perikatan Asurans
Unsur-unsur suatu perikatan asurans yang dibahas dalam seksi ini:
o Hubungan tiga pihak yang melibatkan praktisi, pihak yang bertanggung jawab, dan
pemakai yang dituju;
o Suatu hal pokok yang semestinya;
o Kriteria yang sesuai;
o Bukti yang cukup dan tepat; dan
o Suatu laporan asurans dalam bentuk yang sesuai dengan perikatan yang memberikan
keyakinan memadai atau perikatan yang memberikan keyakinan terbatas
Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, Audit atas laporan keuangan
merupakan bagian dari jasa asurans, Audit atas laporang keuangan menrupakan asurans
yang ditujukan kepada laporan keuangan sebagai hal pokok.
Audit atas laporan dilakukan untuk memelihara/ menjaga keandalan laporan
keuangan. Ibaratnya, mengapa montir memeriksa mobil yang dibawa ke bengkel? Agar
mengetahui ban mana yang bocor atau mesin mana yang rusak. Mengapa Anda pergi ke
dokter jika sakit? Agar mengetahui kondisi kesehatannya, dan masih banyak lagi
kondisi-kondisi seperti demikian. Layaknya kondisi seperti yang dicontohkan, laporan
keuangan juga butuh audit untuk mengetahui kondisi perusahaannya. Laporan keuangan
yang diaudit akan memberikan informasi mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku atau tidak. Audit
merupakan bentuk akuntabilitas perusahaan kepada para pemangku kepentingan. Audit
dilakukan oleh akuntansi publik sebagai pihak yang independen. Dalam pelaksanaannya,
terdapat juga beberapa tahapan
yang harus dilakukan ketika melakukan audit laporan keuangan.
Tanggung Jawab