Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS


Makalah Diajukan Untuk Memenuhi tugas Pada Mata Kuliah Pengantar
Pengauditan

Dosen Pengampu: Dewi Salmita, S.AK., M.AK

Disusun Oleh:

Tri wulan handayani : 225240048

Ilma Dinul Arsyini : 225240038

Fausiyah Tulfadillah : 225240087

Inaya Hairul Nisa : 225240035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengantar Pengauditan dengan judul “Pengauditan Dan Jasa
Asurans”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Pengantar Pengauditan di Universitas Islam Negeri (UIN) Palu.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Palu,3 maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A.Latar Belakang....................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C.Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A.Pengertian pengauditan dan jasa asurans .............................................................. 2
B. Jenis-jenis pengauditan dan jasa asurans .............................................................. 3
C. Prosedur pengauditan............................................................................................ 4
D.Tujuan pengauditan dan jasa asurans .................................................................... 9
BAB III ....................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................. 11
A.Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B.Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Latar belakang pengauditan dan jasa asuransi meliputi sejarah pengembangan


pengauditan dari abad 15 di Inggris hingga Indonesia, pengertian pengauditan dan
asuransi, jenis-jenis pengauditan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian
prematur atas prosedur audit. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service
dari kantor akuntan publik (KAP), yang melibatkan usaha untuk meningkatkan kualitas
informasi bagi pengambil keputusan dan independensi dan kompetensi dari pihak yang
melakukan audit. Jasa audit akuntan publik diperlukan oleh pihak luar perusahaan
untuk memeriksa laporan keuangan Perusahaan.

Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan. Berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara
sejalan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan dan berbagai bentuk badan
hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan masih berskala kecil
dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk usahanya, maka jasa audit
yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-
perusahaan tersebut. Demikian pula untuk perusahaan selain Perseroan Terbatas (PT)
yang bersifat terbuka, jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan.

B.Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengauditan dan jasa asurans?

2. Apa saja jenis-jenis pengauditan dan jasa asurans?

3. Apa saja prosedur pengauditan ?

4. Apa tujuan dari pengauditan dan jasa asurans?

C.Tujuan

1. Mengetahui devinisi dari pengauditan dan jasa asurans

2. Mengetahui jenis-jenis audit dan jasa asurans

3. Mengetahui prosedur- prosedur pengauditan

1
2

4. Mengetahui tujuan dari pengauditan dan asuransi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengauditan Dan Jasa Asurans


Pengauditan atau Auditing (pemeriksaan) dalam arti luas bermakna evaluasi
terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak
yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan
sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Definisi auditing jika ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, adalah
pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan
atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut

Jasa penjaminan (assurance service) adalah jasa profesional independen yang


mampu meningkatkan mutu informasi, yang di dalam konteks intinya, untuk
kepentingan para pengambil keputusan (Boynton, 2006). Para pengambil keputusan
memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Jasa assurance dapat disediakan oleh akuntan publik atau berbagai profesi
lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian
berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television
rating), dan jasa pemeringkatan radio (radio rating). Pada definisi di atas, ada beberapa
aspek kunci yang dapat dibahas satu per satu agar kita dapat memahami jasa yang
sebetulnya diberikan oleh akuntan profesional kepada pengguna laporan keuangan.

Salah satu aspek kunci tersebut adalah konsep independensi. Aspek ini penting
karena para pengguna laporan keuangan sangat membutuhkannya untuk meyakinkan
mereka atas keandalan laporan keuangan. Pentingnya aspek ini juga karena akuntan
publik yang menilai laporan keuangan tidak memihak, baik manajemen maupun
pengguna laporan keuangan. Keandalan laporan keuangan yang dimaksud adalah
penyajian yang jujur, netral, dan konsistensi antar periode. Sedangkan, relevansi yang
dimaksud dalam konteks ini meliputi, laporan keuangan tersebut dapat dipahami dapat
diperbandingkan, dapat digunakan, dan lengkap untuk proses pengambilan keputusan

3
4

bagi yang menggunakan. Jasa assurance berbeda dengan jasa audit. Jasa audit diberikan
oleh akuntan profesional untuk menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan,
sehingga hanya berfokus kepada masalah keuangan saja. Jasa assurance selain berfokus
kepada masalah keuangan, jasa ini juga berfokus kepada kaitan dengan lingkup luas
informasi yang digunakan oleh para pengambil keputusan. Jasa ini dimaksudkan untuk
memberikan manfaat bagi para pengambil keputusan.

B. Jenis-Jenis Pengauditan Dan Jasa Asurans


Audit pada umumnya digolongkan menjadi empat golongan yaitu; audit laporan
keuangan, audit kepatuhan, audit operasional, dan audit investigasi.

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Audit laporan keuangan


adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang
disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai
kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam
bentuk tertulis berupa laporan audit. Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai
informasi keuangan, seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.
Buku ini membahas secara mendalam audit laporan keuangan.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya
untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan
tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang
membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

3. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan review secara


sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk hal-hal berikut. a.
Mengevaluasi kinerja. b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan. c. Membuat
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang memerlukan audit
operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan
kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

4. Audit Investigasi Audit Investigasi adalah serangkaian kegiatan mengenali


(recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi
dan fakta-fakta yang ada untuk mendukung proses hokum atas dugaan penyimpanagn
yang dapat merugikan keuangan sustu entitas (perusahaan/ organisasi/ Negara/daerah).
5

Jenis-jenis jasa asurans antara lain sebagai berikut :

1. Jasa Atestasi, Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan
orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam
semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi
merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum (PABU) (Mulyadi, 2001).

2. Jasa-jasa Lain, Jasa-jasa lain merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik
yang di dalamnya tidak menyertakan pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan,
atau bentuk lain keyakinan. Jasa-jasa ini tidak dapat diberikan oleh KAP yang sama
dengan yang melaksanakan audit. Hal tersebut dihindari karena alasan independensi.
Sebuah KAP tidak mungkin memeriksa hasil pekerjaannya sendiri. Hal tersebut dapat
mengurangi keandalan laporan keuangan perusahaan di mata pemakai laporan
keuangan. Jasa yang diberikan bisa berupa pencatatan (baik dengan komputer maupun
manual) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan penyusunan laporan
keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik
kepada kliennya dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak
penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi
masalah perpajakan. selain itu, akuntan publik juga memberikan jasa konsultasi
sebagai berikut (Mulyadi, 2001).

3. Jasa non asurans , adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan public yang didalamnya
tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negative, ringkasan temuan, atau bentuk
lain keyakinan. Jenis jasa asurans yang dihasilkan oleh akuntan public adalah jasa
kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi. Dalam jasa kompilasi, akuntan publik
melaksanakan berbagai jasa akuntansi 7 kliennya, seperti pencatatan (baik dengan
manual maupun dengan komputer) transaksi akuntansi bagi kliennya sampai dengan
penyusunan laporan keuangan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh
akuntan publik kepada kliennya dalam pengisian surat pemberitahuan pajak tahunan
(SPT) pajak penghasilan, perencanaan pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam
menghadapi masalah perpajakan.

C. PROSEDUR-PROSEDUR PENGAUDITAN
6

Prosedur audit merupakan instruksi detail untuk mengumpulkan bukti yang perlu
diperoleh pada saat proses audit. Sebelum masuk ke prosedur utama audit, auditor dan
klien melakukan perjanjian dan kesepakatan selama proses audit. Kontrak ini
berbentuk surat yang ditandatangani oleh klien. Selanjutnya, auditor membuat
perencanaan audit secara keseluruhan yang meleiputi jadwal audit, jenis pengujian
yang akan dilakukan dan dokumen serta bukti yang akan diperlukan.

Tahapan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor terdiri dari:

1. Inspeksi (Inspection). Pada tahapan ini auditor melakukan inspeksi pada dokumen-
dokumen atau kondisi fisik yang dibutuhkan dalam proses audit sehingga auditor bisa
memastikan keaslian dokumen. Contoh inspeksi pada kondisi fisik adalah aktiva tetap.
Inspeksi diperoleh dari keberadaan dan keadaan fisik aktiva yang diaudit. Auditor
berhak meminta dokumen dari perusahaan yang dibutuhkan dalam proses audit.

2. Pengamatan (Observation). Auditor mengobservasi atau melihat langsung


pelaksanaan kegiatan di perusahaan atau organisasi yang akan diaudit yang mencakup
lingkungan internal dan eksternal, proses dan operasi bisnis, manajerial, strategi dan
objektif, serta kinerja klien. Antara satu perusahaan dan perusahaan lain memiliki
sistem atau manajemen yang berbeda sehingga auditor perlu memahaminya terlebih
dahulu. Proses observasi ini dilakukan secara random, bisa saja dilakukan lebih dari
satu kali. Contoh observasi antara lain perhitungan stock fisik dan cara penyimpanan
kas. Objek yang diobservasi adalah

3. Konfirmasi (Confirmation). Bentuk penyelidikan yang nanti auditor akan


mendapatkan informasi atau data secara langsung dari pihak ketiga yang independen
untuk proses audit selanjutnya.

4. Permintaan Keterangan (Enquiry). Pada tahap ini auditor akan meminta informasi
atau keterangan secara lisan dari pihak yang laporan atau kinerjanya diaudit.Tahapan
ini termasuk dalam jenis pengujian pengendalian. Pengujian pengendalian (test of
control) dilakukan ketika auditor membutuhkan bukti yang memadai untuk membantu
penilaian auditor.Bukti yang dihasilkan berupa lisan dan dokumenter. Contohnya pada
permintaan keterangan pada stock lama di gudang.

5. Penelusuran (Tracing)

Tahapan prosedur audit selanjutnya adalah tracing. Auditor menelusuri informasi dari
data dicatat dalam dokumen dan dilanjutkan dengan melacak bagaimana data tersebut
diolah dalam proses akuntansi.Ini termasuk dalam jenis pengujian substansif
7

(substansive test of transaction) yang bertujuan untuk memastikan transaksi yang


tercatat sudah tepat dan benar. Contoh prosedur tracing ini adalah pemeriksaan
transaksi penjualan yang diawali dengan memeriksa surat order dari customer,
kemudian surat order penjualan, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, jurnal
penjualan dan akun piutang usaha.

6. Perhitungan (Accounting). Tahap ini meliputi perhitungan bukti fisik terhadap


sumber daya informasi dan pertanggungjawaban semua dokumen yang ada. Auditor
juga melakukan pengujian terhadap penilaian dan alokasi pernyataan keuangan.

7. Accounting audit Scanning. Dokumen dipahami secara cepat untuk mengetahui


unsur-unsur yang tidak wajar dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan
mendalam.

8. Pelaksanaan Ulang (Reperforming). Pada prosedur ini, auditor melakukan


pengulangan kegiatan yang berupa perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan klien.
Contohnya perhitungan ulang jumlah total di jurnal, biaya depresiasi, biaya bunga
terutang, dan penjumlahan dalam rekonsiliasi bank. Auditor mengevaluasi informasi
keuangan dengan analisis tren dan rasio antara data satu dengan yang lain. Data yang
dievaluasi meliputi data keuangan dan data yang bukan berkaitan dengan keuangan.
Hasil evaluasi informasi tersebut akan dibandingkan dengan catatan klien, apakah
wajar atau tidak. Kalau ditemukan informasi yang tidak wajar, akan dilakukan
penyelidikan lebih lanjut dan mendalam.

9.Pelaporan Hasil Audit. Setelah auditor melakukan penyelidikan dan pengujian,


auditor akan mendapatkan hasil dari proses audit dan perlu dilakukan pengecekan
ulang agar hasilnya sesuai dengan informasi yang diperoleh. Hasil audit kemudian
diberikan kepada perusahaan yang diaudit apakah ada kecurangan (fraud), kegiatan
illegal atau kontrol internal yang kurang efektif.

D. TUJUAN PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS


a. Tujuan Umum

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen menurut Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA 200
(2013:1) menyebutkan tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan keyakinan atas
keandalan laporan keuangan kepada pihak pengguna laporan keuangan yang dituju.
Tujuan audit umum ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang
8

apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Kebanyakan kerangka bertujuan umum,
opini tersebut adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material sesuai dengan kerangka.

b. Tujuan Khusus

Tujuan audit secara khusus ini diambil dari asersi yang dibuat oleh manajemen dan
dimuat dalam laporan keuangan. Asersi adalah representasi oleh manajemen, secara
eksplisit (dalam bentuk pernyataan) maupun implisit (tersirat) yang terkandung dalam
laporan keuangan. SA 315 menyebutkan bahwa 10 representasi ini digunakan oleh
auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis kesalahan penyajian potensial yang
mungkin terjadi (SPAP SA tahun 2013). Menurut SA 315, asersi yang digunakan oleh
auditor dalam mempertimbangkan jenis-jenis kesalahan potensial yang berbeda yang
dapat terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori dan dapat berbentuk sebagai berikut
(SPAP SA tahun 2013):

1. Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit:

a. Keterjadian (occurance), yaitu transaksi dan peristiwa yang telah dicatat benar telah
terjadi dan berkaitan dengan entitas.

b. Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh transaksi dan peristiwa yang seharusnya


terbukukan telah dicatat.

c. Keakurasian (accurancy) yaitu jumlah-jumlah dan data lainnya yang berkaitan


dengan transaksi dan peristiwa telah dibukukan dan dicatat dengan tepat.

d. Pisah batas (cut-off) yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam periode
akuntansi yang tepat.

e. Klasifikasi (classification), yaitu transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam akun
yang tepat.

2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:

a. Eksistensi (existence), merupakan aset, liabilitas, dan ekuitas ada pada akhir
periode.

b. Hak dan kewajiban (right and obligation) mengenai apakah entitas memiliki atau
mengendalikan hak atas aset dan memiliki kewajiban atas 11 liabilitas.
9

c. Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang


seharusnya terbukukan telah dicatat.

d. Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation) tentang aset, liabilitas, dan
ekuitas tercantum dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan penyesuaian
penilaian atau pengalokasian yang terjadi dibukukan dengan tepat.

3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:

a. Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurance and right and obligations), tentang
peristiwa, transaksi, dan hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan berkaitan
dengan entitas.

b. Kelengkapan (completeness) yaitu seluruh pengungkapan yang seharusnya


tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan.

c. Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability) mengenai


informasi keuangan telah dibukukan dan disajikan dalam akun yang tepat dan
dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan secara jelas.

d. Keakurasian dan penilaian (accurancy and valuation), mengenai informasi


keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepa
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Auditing (pengauditan) melibatkan bukan hanya auditor saja, melainkan
manajemen perusahaan, ahli-ahli yang spesifik, investor, kreditur, pemerintah,
dan lain-lainnya. Pengauditan juga bermacam-macam sesuai dengan bentuk
hukum perusahaan, seperti firma, persekutuan dan perseroan terbatas. Jasa yang
disajikan bagi akuntan publik dapat berbentuk jasa pengauditan untuk
memberikan pendapat atas laporan keuangan, jasa penjaminan, jasa atestasi,
dan jasa-jasa lain. Namun demikian, seluruh jasa-jasa tersebut saling
berhubungan. Pengauditan adalah suatu proses sistematis pemerolehan dan
pengevaluasian bukti-bukti yang terkait dengan asersi management atas
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomik yang difungsikan untuk
memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Namun demikian, dalam proses
pelaksanaannya, pengauditan ini terkendali oleh biaya, waktu dan peraturan-
peraturan alternatif lain.
Pengauditan memiliki peran penting untuk perekonomian negara. Peran-peran
tersebut dalam bentuk adanya perusahaan-perusahaan yang masuk ke pasar
modal, rendahnya biaya pengendalian, pencegahan ketidakefisienan dan
kecurangan, serta peningkatan pengendalian operasional. Dari sisi tipe-
tipenya, pengauditan juga dapat dibedakan menjadi (1) audit laporan
keuangan, (2) audit operasional, (3) audit sistem informasi, dan (4) audit
kecurangan. Setelah menyelesaikan pekerjaan pengauditan, auditor
menyajikan laporan pendapat atas laporan keuangan.
B. SARAN
Besar harapan penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. Alvin, Elder, J. Randal, and Beasley, S. Mark. 2008. Auditing and Assurance
Service, 12th Edition, Prentice Hall, Pearson Education.

Boynton, C. William, and Johnson, N. Raymond. 2006. Modern Auditing: Assurance


Service and The Integrity of Financial Reperting, 8Th Edition, John
Wiley & Sons, Inc.

Knechel, W. Robert. 1998. Auditing: Text and Cases. South-Western College


Publishing Co., Cincinnati, Ohio.

Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance. Jakarta: Erlangga.

AICPA. (1996). AICPA Professional Standards. June 1, 1996. Volume II. Chicago:
Commerce Clearing House, Inc

AICPA. (1996). AICPA Professional Standards. June 1, 1996. Volume I. Chicago:


Commerce Clearing House, Inc

Boynton, William C., Walter G. Kell. (1996). Modern Auditing. Sixth Edition. New
York: John Wiley & Sons.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1994). Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Agustus
1994. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi,
YKPN.

Mulyadi. 2014. Auditing (Atribut Sampling untuk Pengujian Pengendalian). Jakarta:


Salemba Empat
Mulyadi. (1993). Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN.

Taylor, Donald H., G. William Glezen. (1991). Auditing: Integrated Concept and
Procedures. 5th Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

11

Anda mungkin juga menyukai