Industri tahu yang berdiri sejak tahun 2001 ini berlokasi di Jl.Borobudur,Desa Kertosari,Kecamatan Pakusari Rw.09. Menurut pak Selamet selaku pemilik ,saat ini terdapat 40 orang yang bekerja dengan latar belakang pendidikan SD-SMP bahkan tidak sekolah. Pekerja yang direkrut pak Selamet merupakan warga daerah sekitar industri miliknya. Hal ini dilakukan pak Selamet guna memperbaiki tingakt perekonomian warga sekitar. Tahu hasil produksi industri ini diedarkan ke beberapa pasar didaerah Pakusari hingga Jember. Selain mengirim hasil produksinya menurut pak selamet ada beberapa penjual yang datang langsung ke lokasi industri untuk mengambil tahu. 2.2. Kualitas Bahan baku Bahan baku dalam proses produksi tahu didapat dari petani kedelai yang merupakan warga sekitar daerah industri. Membeli bahan baku yang dekat dengan daerah industri akan memperkecil biaya untuk operasional pemebelian bahan baku. Kedelai yang dihasilkan petani tersebut memiliki kualitas A,B,C dan D . Pak Selamet sendiri memilih kedelai berkualitas B untuk proses pembuatan tahu di industrinya,alasan pemilihan bahan baku berkualitas B menurut pak Selamet karena kedelai kualitas A dan B hanya memiliki sedikit perbedaan tetapi memiliki perbedaan harga yang cukup jauh selain itu faktor biaya produksi juga menjadi alasan memilih bahan baku kedelai berkualitas B tersebut. Dalam menjaga kualitas tahu produksinya pak Selamet membeli sendiri kedelai tersebut tiap harinya,hal ini untuk memastikan bahwa kualitas kedelai yang dibeli sesuai yang diinginkan. 2.3. Proses Produksi Hal peratama yang dilakukan saat pengolahan tahu adalah mencuci kedelai,proses ini dilakukan agar kedelai bersih dari kotoran seperti tanah,debu,dll. Selanjutnya kedelai direndam sekitar 4-5 jam. Tujuan dari perendaman kedelai sendiri untuk melunakan struktur kedealai agar mudah saat digiling,perendaman juga dapat mempermudah pelepasan kulit kedelai tetapi perendaman kedelai yang terlalu lama juga dapat mengurangi total padatan (Maryam, 2017). Setelah melalui proses perendaman dan pelepasan kulit ,kedelai digiling menggunakan mesisn giling bertenaga listrik. Tujuan penggilangan untuk menjadikan biji kedelai menjadi bubur kedelai. Tahap selanjutnya adalah pemasakan bubur kedelai yang ditambah air dengan perbandingan 2:1,pemasakan bubur kedelai dilakukan pada ruang terpisah dengan ruang proses penggilingan ,pemasakan kedelai dilakukan dengan menggunakan pemanasan uap. Panas yang digunakan untuk proses pemasakan bubur kedelai didapat dari panas api pembakaran kayu yang terletak di luar gedung industri. Panas yang dihasulkan ditampung dan dialirkan menggunakan pipa-pipa yang terbuat dari besi menuju bawah kuali masak. Kelebihan pemaskaan dengan cara ini adalah meningkatkan keefisienan energy,menghindari kerak yang terbentuk akibat panas api ,dan menghindari aroma terbakar pada tahu (Rahayu,2016). Kuali masak yang digunakan merupakan kuali tanam yang dibuat menggunakan semen. Selama proses pemasakan bubur kedelai di aduk agar busa yang dihasilkan bubur kedelai tidak meluap. Penyaringan bubur kedelai dilakukan setelah bubur kedelai dimasak selama 30 menit. Proses penyaringan industri ini masih menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu selembar kain putih guna memisahkan air dengan ampas tahu. Sari kedelai kemudian ditambahkan larutan cuka untuk proses pengasaman dan penggumpalan. Larutan cuka ini merupakan campuran dari 15 liter air dan 80 ml cuka murni lalu didiamkan selama semalaman. Penambahan ini dilakukan dengan cara pengadukan dan penambahan sedikit demi sedikit larutan hingga sari kedelai membentuk gumpalan. Sari kedelai yang telah menjadi gumpalan kemudian dicetak menggunakan bantuan alat pres yang terbuat dari bambu proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar airnya. Setelah dirasa tahu telah padat maka selanjutnya dilakukan proses pemotongan tahu sesuai ukuran yang diinginan ,lalu tahu yang telah dipotong dipindahkan ke dalam wadah untuk siap diedarkan ke pelanggan. 2.4. Pengemasan dan Pemasaran Pengemasan yang digunakan adalah dengan menggunakan wadah drum besar berwarna biru. Dalam sehari industri tahu pak Selamet bisa memproduksi sekitar 40 drum tahu yang siap di edarkan. Terdapat dua ukuran tahu yang dijual yaitu yang besar dan yang kecil. Pemasaran produk tahu dilakukan dengan cara mengantarkan tahu sesuai pesanan kepada pedagang-pedagang di pasar ada juga pedagang yang langsung mengambil tahu ke tempat produksi . 2.5. Analisis Tata Letak Industri Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan,kami beranggapan bahwa tata letak bagian dalam masih kurang maksimal,alasannya adalah : 1. Ukuran industri yang terlalu sempit untuk dimasuki pekerja yang berjumlah sekitar 40 orang. 2. Lantai tempat produksi masih terbuat dari tanah. 3. Tempat antar proses pengolahan terlalu dekat sehingga dapat menimbulkan adanya cemaran saat proses produksi. 4. Penerangan yang kurang karena hanya memanfaatkan cahaya yang masuk lewat jendela. 5. Ventilasi udara kurang. Dari hasil pengamatan ditemukan hanya terdapat 1 jendela besar dekat dengan proses penggumpalan dan ventilasi udara kecil di beberapa bagian dinding serta 2 pintu sedang yang digunakan untuk keluar masuk pekerja dan bahan, 6. Pintu masuk dan keluar yang kurang besar dan tidak ada daun pintunya. Hal ini dapat menyebabkan tabrakan antar pegawai yang masuk ataupun tabrakan antar barang yang akan masuk ataupun keluar. 2.6. Analisis Cemaran dalam Produksi Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan terdapat beberapa hal yang memungkinkan adanya cemaran saat proses industri yaitu : 1. Terdapat hewan ternak seperti ayam yang keluar masuk tempat industri, hal ini memungkinkan adanya bkteri ataupun bulua yam yang dapat menjadi cemaran produk. 2. Lantai tempat produksi masih terbuat dari tanah. Saat pengamatan dilakukan kami menemukan bahwa lantai tempat industri berair atau becek terkena cipratan air dari proses pengolahan tahu. Air ini menggenang dilantai tempat industri sehinggga memungkinkan akan menciprat ke bahan tahu dan menyebabkan adanya bakteri yang masuk. 3. Meja tempat proses industri tidak tarlalu bersih sehingga disinyalir adanya campuran atau kontaminsi dari sisa bahan yang menempel sebelumnya pada meja tersebut. 4. Air yang digunakan merupakan air sumur gali. Keberadaan unggas dan genangan air yang ada di sekitar sumur gali dapat berpotensi menyebabkan kontaminan bakteri koliform (Chandra, 2017) 2.7. Limbah Hasil Industri dan Penanggulangannya Limbah tahu merupakan limbah hasil dari proses pembuatan tahu. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah padat tahu merupakan hasil dari proses pencucian kedelai,perendaman kedelai,dan penyaringan bubur kedelai. Limbah padat dari proses pencucian dan perendaman bianya tidak begitu banyak hanya sekitar 0,3% dri jumlah bahan baku sedangkan limbah dari proses penyaringan bubur kedelai sekitar 25-35% dari berat produk yang dihasilkan(Kasiwinarni, 2017). Limbah cair merupakan hasil dari proses pencucian kedelai dan peralatan,perendaman kedelai,penyaringan dan pengepresan tahu. Limbah cair yang dihasilkan sebagian besar merupakan cairan kental dari proses penggumpalan tahu. Cairan ini masih mengandung kadar protein. Limbah ini sering dibuang tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap bagi lingkungan(Kaswinarni, 2017) Pada industri tahu pak selamet limbah padat berupa kulit kedelai diberikan pada hewan ternak seperti ayam sedangkan limbah ampas tahu dijual dengan harga Rp. 1.000/kg ampas. Sedangakan seluruh limbah cairnya terbuang ke sungai yang berada di belakang tempat industri. 2.8. Rincian Harga Produksi Berikut merupakan rincian harga perkiraan kami yang merupakan data yang diambil dari wawancara pemilik: INDIKATOR PENGELUARAN PEMASUKAN Bahan baku Rp. 14.000/kg x 300kg = Rp.4.200.000 Penggumpal Rp. 1.000 Bahan bakar (kayu) Rp. 2.500/ikat x 10 ikat = Rp. 25.000 Listrik ( sanyo + Rp. 250.000/ bulan = pengiling ) Rp. 8.400/hari Oprasional Rp. 80.000/hari pengiriman Gaji pekerja Rp. 75.000/ hari x 20 pekerja/ hari = Rp. 1.500.000/hri Penjualan tahu Rp.41.000/kotak x150 kotak = 4.100.000 Penjualan ampas tahu Rp. 1.000/ kg x 75kg = 75.000 Total Rp. 5.742.400 Rp.6.225.000 Pendapatan bersih/hari Rp. 482.600