Anda di halaman 1dari 13

OBSERVASI PABRIK

ACI KAWUNG
Disusun Oleh:
Ade Fitriyani
Amalia Janatun Ma’wa
Iman Abadi
Nunuy Nur Awaliyah
Waktu dan Tempat Observasi
Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Desember 2019 pukul 09.00 s/d 12.00 di
salah satu pabrik aci kawung Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing Kabupaten
Ciamis
Hasil Observasi
Profil Pabrik
Nama Pengelola Pabrik : H. Diki (berdiri lanjutan dari orang tuanya sekitar 30
tahun lalu)
Hasil Produk : Aci Kawung (dulu produksi manual hanya 1 kolbak.
Sekarang 1 truk, per hari menghasilkan 1,5 ton aci
kawung) dipasarkan sebagaimana permintaan
Jumlah Pegawai : 7 orang (berasal dari daerah setempat)
Gaji Pegawai : Tiap pegawai berbeda-beda, mulai dari Rp.50.000
Jam Produksi : Setiap hari, dimulai pukul 07.00 s/d sore
Keuntungan : Sekali produksi 500/kg rata-rata dijual 25 kg/karung
dengan harga Rp.7000
Kegunaan : Aci kawung berguna untuk bahan dasar pembuatan
basreng dan mie
Bahan Baku & Cara Produksi

Bahan baku adalah aren/kawung


yang sudah tidak bisa disadap. Aren tersebut
nantinya akan di parut dengan mesin dan hasil
parutan tersebut disaring dan dibiarkan
mengendap di bak. Setelah selesai diendapkan,
endapan tersebut diangkat dan dimasukkan ke
karung dan dijemur. Untuk bahan baku didapat
dari daerah Ciamis dan luar kota, seperti
Cijulang, Jawa Tengah, Malangbong, dan
Kuningan karena di daerah setempat tidak ada
perkebunan aren.
Kendala & Kegagalan Produksi
Kendala yang dihadapi adalah limbah hasil produksi, karena tidak ada tempat
penampungan ataupun tempat pembuangan.Untuk limbah padat dibiarkan begitu saja di
sekitar pabrik, namun limbah padat ini bisa dimanfaatkan sebagai media budidaya jamur
serta untuk limbah cair biasanya dimanfaatkan untuk pupuk pertanian. Kendala lain jika
musim panen, kebanyakan pegawai akan libur.
Kegagalan produksi bisa dilihat jika acinya hitam karena arennya terlalu lama
didiamkan dan terkena panas. Untuk masa kedaluwarsa produk kurang lebih sekitar 1
bulan.
Hasil Analisis
Analisis dari Aspek Ekologi
• Positif:
Pohon aren merupakan salah satu penyeimbang ekosistem dan ekologi pedesaan. Fungsi istimewa
pohon aren secara ekologis adalah sebagai pengawet sumber daya alam terutama tanah. Akar
serabut pohon aren sangat kokoh, dalam, dan tersebar sehingga memiliki fungsi penting bagi
penahan erosi tanah. Akar aren memiliki kemampuan untuk mengikat air sehingga pohon aren
dapat ditanam di daerah yang relatif kering dan perlu perawatan intensif. Ini juga membantu
kelestarian lingkungan hidup terutama untuk penghijauan pada daerah pegunungan dan
sungai-sungai.
• Negatif:
1. Merusak keseimbangan lingkungan karena pohon aren terus ditebang. Dan walaupun ditanami
kembali itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Pohon aren yang dibutuhkan oleh satu pabrik aci kecil saja 224 pohon dalam seminggu yang
berarti dalam satu tahun pohon aren yang ditebang adalah 2.688 dala satu tahun untuk
menunjang kebutuhan satu pabrik aci. Tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
populasi pohon aren di alam.
3. Limbah yang dihasilkan menyebabkan pencemaran lingkungan (pencemaran udara, air, tanah,
dan suara) dan merusak estetika lingkungan.
Analisis dari Aspek Ekonomi
• Positif:
1. Memberikan bahan baku setengah jadi untuk kebutuhan pangan.
2. Menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat enunjang perekonomian masyarakat sekitar.
3. Bahan baku setengah jadi (aci kawung) sebenarnya bisa diolah dengan lebih baik lagi misalnya
dengan sentuhan teknologi menjadikan kualitas aci semakin putih dan pengemasan yang lebih
menarik sehingga harga jual lebih tinggi daripada yang dijual dari pabrik langsung.
4. Limbah yang dihasilkan sebenarnya dapat ditangani dengan menggunakan pendekatan
agrobisnis/UKM berbasis limbah dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah media
tanam jamur sehingga menghasilkan pundi-pundi tambahan.
• Negatif:
Pohon aren yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup warga sekitar dalam jangka
panjang, hanya bermanfaat dalam sekejap (penghasilan petani pohon aren yang menjual pohon
aren tidak sebanding dengan pemanfaatan pohon aren yang berlangsung terus-menerus).
Analisis dari Aspek Sosial Budaya
• Positif:
1. Masyarakat sekitar mendapatkan pekerjaan dan penghasilan (baik itu tetap ataupun sampingan)
untuk keberlangsungan hidupnya.
2. Menghasilkan pati aren atau protein dan karbohidrat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat
seperti bahan baku pembuatan bakso, soun, hun kue, dll.
• Negatif:
1. Pekerjaan yang tidak mengikuti SOP tidak menjamin keselamatan para pekerja.
2. Aroma tidak sedap dari limbah cukup mengganggu masyarakat sekitar pabrik.
3. Suara mesin pabrik juga sangat mengganggu ketenangan.
Lampiran-lampiran Observasi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai