Anda di halaman 1dari 20

Laporan Observasi

PHT
Septian Adi Susanto KELOMPOK 4 Neli Hendriani
(2119160005) (2119160044)
Kiki Kurnia Ramadlan Rizki Ramadhan
(2119160011) (2119160052)
Nadia Trisnawati Sri Ratna Febrianti
(2119160013)
Pelaksanaan Observasi
Waktu : Kamis, 14 November 2019 Pukul
11.00 s/d selesai
Tempat : Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian Dan Perikanan Kota
Banjar
NARASUMBER
Nama : H.Yunus
Tempat, Tanggal : Ciamis, 10 Maret 1963
Lahir
Alamat : Dsn. Randegan, Desa Mekarharja, Kec.
Purwaharja, Kota Banjar
Jabatan : POPT Kecamatan Purwaharja Kota
Banjar dan Koordinator POPT Kota
Banjar

Nama : Maya Apriati, S.Pd


Tempat, Tanggal : Ciamis, 27 April 1990
Lahir
Alamat : Perum Lembah Medina, Blok B52,
RT.04/RW.01, Lingkungan Cimanggu,
Kel. Linggasari, Kec. Ciamis, Kab.
Ciamis
Jabatan : POPT Kecamatan Pataruman Kota
Banjar
3 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
DATA HASIL OBSERVASI

Permasalahan yang Solusi yang Dilakukan Oleh Tingkat Keberhasilan


Dihadapi Para Petani di Dinas Pertanian Kota Program yang Telah
Lingkungan Dinas Banjar Dalam Mengatasi Diterapkan Oleh Dinas
Pertanian Kota Banjar Permasalahan Para Petani Pertanian Kota Banjar

4 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


1. Permasalahan yang
Dihadapi Para Petani di
Lingkungan Dinas Pertanian
Kota Banjar Kurangnya minat dalam
penggunaan pestisida
nabati
Kurangnya partisipasi
masyarakat pada
program PHT
Terdapat Organisme
Pengganggu Tanaman
(OPT) yang menyerang
tanaman para petani,
seperti wereng batang
coklat, penggerek batang
dan tikus
5 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
1. Permasalahan
OPT Di Wilayah
Kota Banjar
Berikut ini macam-macam OPT
yang mendominasi kerusakan Wereng Batang Penggerek
hama di wilayah Kota Banjar. Tikus Sawah
Coklat Batang

6 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


 Wereng batang coklat adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan
merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur.
a. Wereng Batang  Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan
beberapa virus (terutama retrovirus) yang menyebabkan penyakit tungro).
Coklat  Serangan wereng batang coklat yang berat disebut juga ledakan wereng batang
coklat, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu tahun-tahun tertentu,
yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak terjadi hujan.

Klasifikasi Wereng Batang Coklat


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Delphacidae
Genus : Nilaparvata
Spesies : Nilaparvata lugens

7 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


b. Hama Tikus  Hama tikus menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga tanaman
memasuki masa pengisian bulir.
Sawah  Tikus aktif menyerang padi pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi
di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak, atau gulma.
Kingdom : Animalia  Dengan perkembangbiakannya yang sangat cepat, kerusakan yang ditimbulkan
Filum : Chordata tikus akan sangat merugikan. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa
mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling efektif dalam
Subfilum : Vertebrata mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfaatkan musuh alaminya,
Kelas : Mamalia misalnya ular.

Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : R.rattus

8 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


c. Hama Penggerek
Batang
Kingdom : Animalia o Hama penggerak batang tanaman padi juga dikenal
Filum : Arthropoda dengan sundep.
Subfilum : Hexsapoda o Serangan biasanya terjadi pada fase vegetatif dengan
ditandai daun tengah atau pucuk tanaman akan mati
Kelas : Insecta karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang.
Ordo : Lepidopera o Kehadiran pada hama tersebut dengan ditandai oleh
Famili : Crambidae kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Untuk
pengendaliannya bisa menggunakan cara mekanik,
Genus : Scirpophaga pengendalian dengan menggunakan cara hayati, dan
Spesies : S.innotata menggunakan insektisida.

9 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


Upaya Mengatasi Permasalahan OPT Yang Dilakukan Oleh
Dinas Pertanian Kota Banjar

Penggunaan pestisida Para petani di wilayah Penggunaan pestisida


nabati dan agen hayati Banjar berinisiatif dengan nabati dan agen hayati
cara gerobyokan, pestisida
nabati kelompok penghasil
rodentisida, pemberian
racun tikus.

Wereng Batang Tikus Sawah Penggerek Batang


Coklat

10 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


Upaya Pengendalian
Hama Wereng Batang
Coklat
1. Penggunaan Varietas Tahan
2. Perangkap Lampu (Light traps)
3. Pengendalian hayati menggunakan jamur musuh alami
WBC (jamur Metharizium anisopleaedan jamur Beuveria
basiana)
4. Penhendalian menggunakan predator (paedorus
fuscifes, laba-laba, cooccinella sp, Ophionea
nigrofasciata dll)
5. Insektisida nabati
6. Pengendalian secara kimiawi
11 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
Upaya Pengendalian
Hama Tikus
1. Tanam Padi Secara Serempak
2. Sanitasi Habitat
3. Gerakan Bersama (Gropyokan masal)
4. Fumigasi/pengemposan
5. Trap Barrier System (TBS)
6. Memanfaatkan musuh alami
7. Rodentisida
8. Cara pengendalian Lokal Lain

12 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


Upaya Pengendalian
Hama Penggerek
Batang
1. Penggunaan Varietas Tahan’
2. Perangkap Lampu (Light traps)
3. Pengendalian secra fisik dengan cara
penyambitan tanaman.
4. Pengendalian hayati menggunakan mmusuh alami
5. Pengendalian secara kimiawi

13 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


2. Permasalahan
Kurangnya Partisipasi
Masyarakat Pada Program
PHT
Menurut keterangan dari narasumber para petani
cenderung mengacuhkan adanya sosialisasi dari pihak
Dinas tentang PHT sehingga program tersebut hanya
diikuti oleh sebagian petani saja. Tetapi jika para petani
mengetahui adanya pemberian insentif dari pihak
Dinas, hal tersebut dianalogikan sebagi umpan/atau
daya tarik bagi para petani yang tadinya acuh menjadi
ada keinginan/ketertarikan untuk mengikuti sosialisasi
dan pelaksanaan program PHT.
14 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
Upaya Penanggulangan

 Pembagian tugas di berbagai wilayah sebagai


coordinator
 Partisipasi dari alumni SLPHT untuk
mengadakan kembali program SPLHT

Pengadaan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu


(SLPHT) adalah salah satu metode penyuluhan dalam
penerapan PHT untuk peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap petani dalam pengelolaan OPT.
SLPHT berupaya mewujudkan petani sebagi ahli PHT, yaitu
sebagai manager yang mampu mengatasi segala
permasalahan di lahan usaha taninya secara mandiri.

15 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


3. Permasalahan
Rendahnya Minat Petani
Pada Penggunaan
Pestisida Nabati
Kurangnya minat dalam penggunaan
pestisida nabati tersebut diungkapkan
para petani karena keinginanya
menggunakan pestisida yang praktis.
Secara umum, pembuatan pestisida
nabati diperoleh dari bahan-bahan alami
seperti sayuran dan tanaman lainnya.
Sehingga untuk menjadi pestidida nabati
perlu adanya suatu proses yang
mungkin dianggap sulit oleh para petani.
Sehingga para petani memilih pestisida
kimia yang lebih praktis dan banyak
dipasaran
16 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
Pestisida Nabati
Pestisida nabati merupakan pestisida alami dari organ
tanaman atau hasil dari tanaman, seperti piretin dari
Chrysanthemum, linolol dari Bunga Lavender, dan
sebagainya.
Pestisida nabati diartikan sebagai pestisida yang
bahan aktifnya dieksplorasi /diambil dari tumbuhan yang
digunakan untuk mengendalikan OPT Oleh karena
kandungan bioaktifnya, tumbuhan tersebut dapat digunakan
untuk pengendalian OPT. Pestisida nabati merupakan salah
satu alternative, pengendalian yang ramah lingkungan
dengan membangun kembali jiwa petani yang akrab
dengan lingkungannya.

17 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


Upaya Mengatasi Permaslahan Permasalahan
Rendahnya Minat Petani Pada Penggunaan Pestisida
Nabati

Upaya dalam meningkatkan minat dalam


penggunaan pestisida nabati yaitu dengan
cara penyuluhan dari petugas Dinas
Pertanian Kota Banjar.

18 ADD A FOOTER MM.DD.20XX


Tingkat Keberhasilan Program
yang Telah Diterapkan Oleh Dinas
Pertanian Kota Banjar
Menurut keterangan dari Bapak H. Yunus selaku petugas PHT
Dinas Kota Banjar, beliau mengatakan bahwa sejauh ini program
yang telah diterapkan sebagi upaya dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani sudah
berhasil dengan taraf keberhasilan kira-kira mencapai 90%. Hal
tersebut berdasarkan pada pengontrolan berskala yang dilakukan
oleh para coordinator di berbagai wilayah Kota Banjar.
Keberhasilan suatu program PHT bisa dilihat dari komponen
abiotic dan abiotic di ekosistem masih seimbang, serta populasi
hama yang tidak mengalami kenaikan sampai melebihi batas atas
ekonomi.
19 ADD A FOOTER MM.DD.20XX
THANKS YOU
!!!!

20 ADD A FOOTER MM.DD.20XX

Anda mungkin juga menyukai