Anda di halaman 1dari 6

SISTEM RESPIRASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia

Dosen Pengampu:

Dr. H. Adun Rusyana, M.Pd.

Disusun oleh :

Iman Abadi 2119160015


Mia Nurhilmiah 2119160037
Devi Komalasari 2119160041
Ade Fitriyani 2119160043

Disusun Oleh : Kelompok 4


3A Biologi

Iman Abadi 2119160015


Mia Nurhilmiah 2119160037
Devi Komalasari 2119160041
Ade Fitriyani 2119160043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2018
A. PENGERTIAN PERNAFASAN

1. Pernafasan adalah pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh serta


lingkungan.
2. Pernafasan juga merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasid ari
tubuh.
3. Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan
menghembuskan udara ke luar tubuh disebut proses ekspirasi.

B. PROSES TERJADINYA PERNAFASAN

Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam paru-paru dan ekspirasi


udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh. Insfirasi terjadi bila muskulus
diafragma telah dapat rangsangan dari nervus pernikus lalu mengkerut datar. Saat
ekspirasi orot akan kendor lagi dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil
kembali maka udara di dorong keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.

C. SALURAN PERNAFASAN

1. Rongga Hidung
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah
menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang
menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat
penyalur udara. Rongga hidung berfungsi untuk :
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu
hidung.
- Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
- Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan
oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir atau hidung.

2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Faring
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Nasofaring, terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum
molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran
yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba
Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan
tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama,
telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan Tuba
Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

1
- Orofaring, merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan
tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif
menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini.
Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang
lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring,
bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system
pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan
secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk
ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces.
Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila
palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
- Laringofaring, terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan
posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system
respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian
anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus
melalui epiglottis yang fleksibel.

3. Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas
terhadap masuknya makanan dan cairan. Di bagian laring terdapat beberapa organ,
yaitu :
- Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu
orang menelan.
- Pita Suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan
dikendurkan, sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-
ubah sewaktu bernafas dan berbicara. Selama pernafasan, pita suara
sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar masuk.

4. Trakea
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin
kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C. Trakea
dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelelium bersilia dan sel cangkir.

5. Bronkus dan Percabangannya


Bronkus merupakan percabangan trakea. Setiap bronkus primer bercabang 9-
12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang
semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial
yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis,
bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih
disebut pernafasan ekstrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonar.

2
6. Paru-paru (Bronkiolus, alveolus)
Paru-paru berada dalam rongga toraks, yang terkandung dalam susunan tulang-
tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat
yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena
besar, esofagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara
dengan pembagian ruang sebagai berikut :
- Paru kanan, memiliki 3 lobus.
- Paru kiri, memiliki 2 lobus.

D. JENIS-JENIS PERNAFASAN DAN MEKANISMENYA

1. Pernafasan dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi, sehingga
rusuk terangkat dan akibatnya volume rongga dada membesar. Membesarnya
rongga dada ini membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru
mengembang. Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di luar lebih besar
daripada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk. Sebaliknya, pada saat otot
antar tulang rusuk berelaksasi (mengendur), maka tulang rusuk turun.Akibatnya,
volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan di dalamnya pun naik. Pada
keadaan ini, paru-paru mengempis sehingga udara keluar.

2. Pernafasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena gerakan diafragma. Apabila otot diafragma
berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya,
udara akan masuk ke dalam paru-paru.
Pada saat diafragma relaksasi, diafragma akan kembali ke keadaan semula. Saat itu,
rongga dada akan menyempit, mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya
udara dari paru-paru akan keluar.

E. MASALAH PERNAFASAN
1. Hipoksia (anoksia), adalah defisiensi oksigen karena berkurangnya kadar
oksigen dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan
organ. Hipoksia dapat terjadi akibatkekurangan oksigen dalam atmosfir,
anemia, gangguan sirkulasi darah, penyakit paru, adanya zat toksik (karbon
monoksida atau sianida).

2. Hiperkapnia, peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai
dengan hipoksia. Jika CO2 berlebih akan meningkatkan respirasi dan
konsentrasi ion hidrogen, yang akan menyebabkan asidosis.

3. Hipokapnia, penurunan kadar CO2 dalam darah, biasanya terjadi akibat


hiperventilasi (pernafasan cepat) dan penghembusan CO2 menyebabkan
terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih).

3
4. Asfisia (sufokasi), suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia akibat
ketidakcukupan ventilasi pulmonar.

5. Dispnea, kesulitan bernafas, dan berhentinya nafas selama 3 menit (dicekik)


sudah bisa menimbulkan kematian.

4
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi,.2007.Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogjakarta: Graha Ilmu

http://yulianahajaragusten.blogspot.com/2017/03/makalah-anatomi-fisiologi-
manusia.html
https://www.sridianti.com/pernapasan-perut-dan-pernapasan-dada.html

Anda mungkin juga menyukai