Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA

“PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN MEMPAWAH TIMUR”

OLEH :

AHMAD SUBUH : C101114112

RANDO SIDABUTAR :C1011141109

SUSI RATNA SARI :C1011141104

USMAN : C101114114

KELOMPOK :8

UNIVERSITAS TANJUNG PURA

FAKULTAS PERTANIAN

PONTIANAK

2017
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA

A.Latar Belakang
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota
tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia
sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon
dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu,
berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun
bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak
konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah
bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan
menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan
masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya
dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar
tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau
kekuningan.Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia
berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan
mengalami pelambatan pertumbuhan.

A.Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

 Mengetahui cara pembibitan kelapa


 Teknik penanaman kelapa
 Kegiatan dan teknik pemeliharaan pada tanaman kelapa
 Teknik pemanenan tanaman kelapa

B.Manfaat praktikum
 Mengetahui teknik budidaya kelapa dalam yang ada pada masyarakat ditempat
 Mendapatkan informasi secara rinci teknik pemeliharaan kelapa dalam yang di terapkan
di masyarakat ditempat
 Mengetahui alasan masyarakat lebih memilih kelapa dalam disbanding kelapa hibrida
 Menyingkronkan antara teori yang didapat dikelas dan praktek dilapangan yang diterapkan
oleh para petani
 Mengetahui masalah-masalah yang didapat para petani dilapangan
D. Lokasi dan waktu pelaksanaan praktikum
Lokasi praktikum berada di kecamatan Mempawah Timur,KaL-Bar pada tanggal 19
november 2016.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
 Praktikum ini terletak cukup jauh dari kampus jadi sarana yang di gunakan untuk pergi
yaitu menggunakan sepeda motor dan bus dan bekal pribadi sedangkan alat-alat yang
digunakan dalam mendukung pelaksanaan praktikum ini adalah alat tulis seperti
buku,pulpen dan camera untuk dokumentasi.
 Langkah-langkah pelaksanaan yang kami lakukan pada saat praktikum :
1) Persiapan keberangkatan dari kampus dimulai dari jam 7 pagi pada hari sabtu 19
november 2016 tempat praktikum berada di kecamatan Mempawah timur.Keberangkatan
menggunakan bus dan sepeda motor
2) Setelah sampai ke tempat pelaksanaan praktikum, peserta praktikum mempersiapkan
alat-alat yang digunakan dalam mendukung kegiatan praktikum
3) Setelah semua perlengakapan siap peserta di bawa oleh narasumber ke tempat
pelaksanaan praktikum yaitu di kebun kelapa.
4) Selanjutnya peserta mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah terlampir di tata
cara pelaksanaan praktikum dengan mempersiapkan alat tulis dan camera sebagai
dokumentasi dan rekaman suara atau video.
 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kelompok kami lakukan pada praktikum yang di
laksanakan pada hari sabtu,19 november 2016 di kecamatan Mempawah timur. Ada pun
hasil pengamatannya sebagai berikut
1) Jenis varietas kelapa yang di tanam oleh narasumber adalah kelapa dalam,alasan
mengapa narasumber memilih varietas kelapa dalam adalah karena umur kelapa yang
panjang serta tandan buah yang banyak sehingga keuntungan yang didapatkan lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas kelapa genjah ataupun hibrida. Akan tetapi,jika dibandingan
dengan teori jenis kelapa hibrida lebih menguntukan dari jenis kelapa dalam ataupuun
genjah,ada beberapa alasan yang memungkinkan kenapa narasumber menanam kelapa
dalam dan tidak memilih menanam jenis kelapa hibrida yaitu teknik untuk mendapatkan
jenis varietas hibrida belum bisa di di lakukan oleh narasumber.
2) Teknik pembibitan yang di gunakan narasumber adalah tidak melalaui tahap seperti
sortasi benih kelapa yang digunakan,dan benih tidak di lakukan pembibitan bersama-sama.
Benih kelapa yang akan di tanam lansung di letakan pada lahan yang telah di buat pancang
lalu di buat lobang dan di berikan pupuk. Pupuk yang dignakan yaitu pupuk kandang.
3) Menurut hasil pengamatan kelompok kami yang di sertai dengan dokumentasi yang
telah dilakukan pemeliharaan kelapa tidak terlalu intensif,banyak sekali gulma-gulma
yang tumbuh di sekitar pohon kelapa,pemupukan juga yang diberikan menurut
pengamatan kelompok kami yaitu pemberian kotoran sapi di sekitar batang kelapa,terdapat
saluran drainase pada kebun kelapa yang tertata. Berdasarkan teori yang ada pemupukan
di berikan 2 tahun setelah masa penanaman karena kondisi lahan yang di miiki narasumber
juga merupakan tanah salin yang artinya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama tanaman kelapa yang
lebih subur tumbuh di daerah pantai.
4) Teknik pemanenan dengan cara di panjat,pemanjatan di lakukan oleh buruh panjat.
Buah yang di hasilkan tidak sama karena kondisi lingkungan dan jenis kelapanya sendiri
dan produksi yang dihasilkan yaitu 1.500/ ha dengan rata-rata 2 tandan dengan 10 buah .
Hasil kelapa di jadikan kopra dan menurut hasil wawancara konsumen yang datang sendiri
ke kebun untuk meminta berapa kebutuhan yang di minta.

 PELAKSANAAN PENANAMAN
a.Pesemaian Bibit
Bentuk pesemaian bibit atau pesemaian secara tradisional dengan bentuk pesemaian bibit
pada buah yang gugur kemudian dipilih lagi ( buah yang tumbuh dari samping dan tunas
tumbuh kearah atas dan bentuk buah oval) .Bibit juga tidak dilakukan persemian ,tetapi
didapat dari buah yang gugur kemudian tumbuh dan ditanam langsung .Bibit yang telah
bekecambah dapat langsung dipindahkan ke lapangan.
b.Seleksi Pohon
Seleksi pohon dilakukan pada umur 70 tahun keatas dengan bentuk daun rindang.
c.Seleksi Benih/Bibit
Seleksi bibit dilakukan ± 12 bulan pada masyarakat ditempat .Pemilihan bibit yaitu kelapa
laut dan kelapa darat disilang
2. Pemeliharaan
A.    Penyiraman
Penyiraman yang dilakukan masyarakat yaitu secara alami menggunakan air hujan
,masyarakat juga menggunakan parit ukuran sedang ditepi tanaman kelapa yang berfungsi
untuk menampung air dan air tersebut dapat diserap tanaman ,sehingga tanaman tidak
mengalami kekeringan dan jika terjadi musim kemarau panjang .

B.   Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan masyarakat yaitu penyiangan dengan menggunakan alat seperti
arit pada areal yang kecil pada areal yang cukup luas menggunakan mesin ,pembuangan
pelepah yang sudah tua atau yang sudah rindang kebawah dan pembakaran gulma- gulma
yang sudah dikumpulkan .

C.   Pengendalian hama dan Pemupukan


Pengendalian hama yang dilakukan oleh masyarakat ditempat yaitu menggunakan herbisida
ketika hama sudah meningkat,adapun jenis hama yaitu Orictes tetapi tidak terlalu
mengganggu .Pemupukan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu pada 6 bulan sekali saja
selanjutnya tidak pernah dilakukan kembali ,adapun pupuk yang digunakan msyarakat yaitu
pupuk kandang kotoran sapi dan abu pembakaran yang ditambahkanoleh masyarakat
ditempat .

3.Pemindahan Bibit Ke Kebun


Pemindahan bibit/kitri ke kebun dilakukan setelah bibit berumur 6-8 bulan. Tinggi bibit
sekitar 1 meter, berdaun ± 4 lembar, daun sudah ada yang membelah menjadi daun dewasa.
4.Perawatan
 3 bulan sekali dipupuk
 Saluran air
 Perawatannya cukup sulit ,karena bentuk pohon kelapa yang lurus dan tinggi.
 Tingkat ketahanan (tanaman lokal lebih lama dibandingkan dengan tanaman jenis
lain)
I. Penanaman
1. Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan oleh masyarakat berupa lahan swadaya seluas 40 ha/orang dalam
persiapan lahan yaitu pada lahan kosong kemudian dilakukan pembersihan dari gulma-gulma
dan yang lain-lainnya .
2. Penanaman
Bibit ditanam secara langsung pada lahan perkebunan yang sudah diolah terlebih dahulu juga
tanpa perlakuan yang lainnya. Penanaman tidak boleh dicampur dengan lokal
3.Jarak Tanam
Jarak tanam yan digunakan masyarakat ditempat yaitu: (9 m x 9 m) .
4.Lubang Tanam
Lubang tanam harus dibuat 2-3 bulan sebelum bibit dipindahkan.Tanah galian harus
dipisahkan antara tanah atas dan tanah bawah.Tanah bagian bawah digunakan untuk
membuat timbunan/tanggul sekeliling lubang untuk mencegah aliran air hujan masuk ke
dalam lubang.

II. Pemanenan dan Pasca Panen


Umur panen kelapa dalam yaitu berkisar 7 tahun .Teknik pemanenan dengan cara di
panjat,pemanjatan di lakukan oleh buruh panjat dengan bantuan alat,alat yang digunakan
adalah sabit atau parang, yaitu pada 3 bulan sekali dengan produksi 1.500/ha dengan rata-
rata 2 tandan dan produksi 10 buah .Hasil buah mencapai 100/pohon. Cara panen
menggunakan galah: karena pohon yang tinggi ,sehingga menggunakan bambu yang
disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait.
Hasil kelapa di jadikan kopra dan menurut hasil wawancara, konsumen yang datang
sendiri ke kebun untuk meminta berapa kebutuhan kelapa yang di minta oleh konsumen .

KESIMPULAN
Pada umumnya masyarakat mempawah masih menggunanakan bibit kelapa dalam atau lokal
dibandingkan dengan kelapa hibrida, alasannya kelapa dalam tidak terlalu susah dalam
perawatannya hanya penyiangan saja yang perlu dilakukan. Kemudian dari segi pupuk kelapa
dalam jarang dilakukan pemupupukan dan penyiraman bila dibandingkan dengan kelapa
hibrida yang harus ada aliran drainase untuk tanaman tersebut kemudian ada perawatan
khusus ditanaman kelapa hibrida dibandingkan dengan kelapa dalam.

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai