Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN OBSERVASI PABRIK ACI KAWUNG

(Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis)


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar AMDAL

Dosen Pengampu : Dr. Dadi, M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 2


4A Biologi

Ade Fitriyani 2119160043


Amalia Janatun Ma’wa 2119160039
Iman Abadi 2119160015
Nunuy Nur Awaliah 2119160004

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
COVER

DAFTAR ISI................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

BAB II GAMBARAN KONDISI LOKASI OBSERVASI DAN PROSES


PRODUKSI

A. Gambaran Kondisi Lokasi.................................................................. 3


B. Gambaran Proses Produksi................................................................. 4

BAB III METODE OBSERVASI................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Observasi................................................................. 8


B. Hasil Observasi...................................................................................... 10
C. Analisis Ekologi, Enonomi, dan Sosial Budaya dari Keberadaan Pabrik Aci
Kawung.................................................................................................. 11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran Kegiatan Observasi

1
BAB I
PENDAHULUAN

Permasalahan lingkungan pada masa ini cukup menjadi perhatian dari


berbagai kalangan. Berbagai masalah lingkungan timbul akibat aktivitas manusia
dalam pembangunan misalnya kegiatan usaha dan industri. Adanya industri dan
kegiatan usaha seringkali berdampak terhadap kerusakan lingkungan akibat
eksploitasi alam secara berlebihan namun tidak diimbangi dengan perbaikan
lingkungan. Selain itu, rusaknya keseimbangan alam dan lingkungan diantaranya
terjadi karena adanya limbah atau polusi yang sangat merugikan lingkungan
sekitar.
Industri aci kawung telah terdapat di berbagai wilayah di Indonesia,
termasuk di Desa Kertaharja Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Industri
aci kawung di wilayah ini masih dikelola oleh masyarakat setempat, sehingga
terlihat pengolahan limbah industri dari produksi pati atau aci kawung masih
belum dikelola dengan baik. Produksi pati atau aci kawung ini menghasilkan
limbah padat dan limbah cair yang merupakan hasil samping dari tahap pematuran
atau pelepasan pati dari serat dan pengendapan aci kawung, penanganan tidak
sempurna, limbah hasil produksi aci kawung menimbulkan polusi udara, tanah,
dan air.

Kelestarian lingkungan sudah menjadi kebijakan pemerintah Indonesia pada


setiap periode. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang
yang diantara isinya menyampaikan bagaimana menjaga kelestarian lingkungan
hidup dan bagaimana kegiatan usaha industri dan/atau usaha pengelolaan dan/atau
lainnya melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan kesinambungan lingkungan hidup yang
disampaikan melalui pasal-pasalnya. Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 mengamanatkan : Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL.

1
Tetapi, meskipun pemerintah telah menetapkan peraturan tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, akan tetapi masih banyak
kegiatan industri dan usaha di masyarakat yang tidak memperhatikan mengenai
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Sikap ketidak pedulian lingkungan tersebut terbukti dari banyaknya kegiatan
industri atau pun usaha lainnya melakukan eksploitasi terhadap flora dan fauna
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, pengelolaan limbah yang tidak
memadai, serta pengalihan fungsi lahan produktif untuk dijadikan tempat kegiatan
usaha yang berdampak pada terganggunya keseimbangan ekosistem. Apabila
berbagai aktivitas pembangunan terus menerus berjalan tanpa melakukan
perbaikan lingkungan, maka rusaknya lingkungan dan terjadinya bencana
merugikan di alam ini tidak dapat dihindari.

Berdasarkan uraian diatas, kegiatan observasi ini bertujuan untuk


menanamkan pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnnya menjaga
keserasian antara kegiatan pembangunan dan kelestarian lingkungan dalam
melakukan berbagai kegiatan usaha demi terciptanya kesejahteraan masyarakat
dan pembangunan yang berkelanjutan.

2
BAB II
GAMBARAN KONDISI LOKASI OBSERVASI DAN PROSES PRODUKSI

A. Gambaran Kondisi Lokasi Observasi

Secara geografis letak Kecamatan Cijeungjing diantara 1080238’00” Bujur


Timur dan 7010’44” – 7028’00” Lintang Selatan, luas wilayah meliputi areal
kurang lebih 56,9 km2.

Adapun desa yang menjadi pusat pembuatan pabrik pati aren berada di Desa
Kertaharja yang teraliri oleh anak Sungai Cisepet yang merupakan DAS
Cimuntur. Jumlah penduduk Desa Kertaharja berjumlah 4.878 jiwa dengan luasan
7,20 km² dengan kepadatan penduduk sebesar 678 jiwa/km². Desa Kertaharja
mempunyai 5 Dusun 15 RW dan 39 RT. Jumlah pabrik pati aren atau yang sering
disebut aci kawung ini berjumlah 9 pabrik yang terpusat di Dusun Sarayuda RW
07 dan RW 08. Adapun batas administrasinya dapat dilihat dibawah ini.:

- Sebelah Utara : Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Ciamis.


- Sebelah Timur : Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Cisaga.
- Sebelah Selatan : Desa Cijeungjing, Desa Utama, Desa Pamalayan dan
Kecamatan Cimaragas.
- Sebelah Barat : Kecamatan Baregbeg.

Pabrik aci kawung yang kami observasi merupakan milik bapak H. Diki
yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu. Loasinya terletak di Jl. Desa Kertaharja-
Desa Petirhilir Desa Kertaharja Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis.
Pemrakarsa (Pemilik) pabrik aci kawung tersebut yaitu Bapak H.Diki yang
beralamat di Dusun Sarayuda RT.001 RW.007 Desa Kertaharja Kecamatan
Cijeunjing. Berdasarkan informasi yang diperoleh diketahui bahwa luas lahan
kegiatan pengolahan aci kawung milik pemrakarsa yaitu sekitar satu hektar, lahan
tersebut terbagi menjadi lahan proses produksi, lahan bongkar bahan baku dan
belah batang, dan lahan penyimpanan limbah padat. Pabrik aci kawung ini terdiri
dari satu kapasitas pengolahan dalam satu lokasi sehingga dapat menghasilkan
produk utama (aci kawung) ± 1,5 ton/ hari/proses.

3
Pabrik tersebut berjarak sekitar ±10 m dari pemukiman penduduk, namun
disamping pabrik tersebut terdapat satu rumah yang memungkinkan terkena
dampak langsung dari proses produksi pabrik aci kawung tersebut. Tidak jauh dari
lokasi pabrik, terdapat pula pabrik pengolahan aci kawung milik warga lain. Di
sekitar pabrik terdapat lahan kebun yang ditanami berbagai pohon dan sawah.
Kegiatan perekonomian terdekat yaitu adanya kandang ayam milik warga.

B. Gambaran Proses Produksi

Bahan baku aci kawung adalah pohon aren/kawung. Pohon aren yang
digunakan adalah pohon yang sudah tidak bisa disadap air niranya, sehingga perlu
di cek dulu keadannya oleh ahli apakah pohon tersebut mengandung aci/pati atau
tidak. Pohon aren yang didapat oleh pemilik pabrik berasal dari supplier yang
langsung dikirim ke tempat dengan harga beli 500.000 rupiah setiap pohonnya
apabila pohonnya dalam keadaan baik (terdapat banyak kandungan aci/pati)
sedangkan untuk pohon yang keadaannya tidak terlalu baik (mengandung sedikit
aci/pati) dihargai 100.000 rupiah setiap pohonya. Pohon aren oleh supplier
biasanya didapat dari luar kota Ciamis diantaranya Cijulang, Cipatujah,
Malangbong, Kuningan, dan Jawa Tengah. Hal ini karena di daerah setempat
sudah jarang bahkan tidak tersedia pohon aren.

Produksi aci kawung dilakukan setiap hari mulai dari pukul 07.00 WIB s.d
14.00 WIB. Produksi aci kawung yang pada awalnya dijalankan secara manual
dan hanya dapat memproduksi sebanyak satu kolbak kawung setiap harinya
sekarang beralih dengan produksi secara modern (menggunakan mesin canggih
bernama mesin bubut dan mesin cintrik) sehingga mampu memproduksi kawung
sebanyak 1 truk engkel yang meghasilkan 1,5 ton aci kawung kering setiap
harinya (dalam satu kali produksi).

Produksi aci kawung setiap harinya membutuhkan 5 – 8 pohon aren (1 truk


engkel) untuk satu kali produksi. Proses produksi aci kawung terdiri dari beberapa
tahap, yaitu dimulai dari penyediaan bahan baku (batang aren), pembelahan bahan

4
baku (batang aren dipotong sekitar ± 0,5 m), penggilingan/pembubutan, pencucian
dan pengayakan, proses pengendapan (sampai pada sore hari aci yang mengendap
tersebut dibersihkan), pengadukan/ pemisahan aci dan getah aren, pembuangan air
limbah, pengangkatan dan penjemuran.

Aci kawung hasil produksi kemudian dipasarkan sesuai permintaan di


sekitar daerah Ciamis mulai dari pasar sampai dengan konsumen yang datang
langsung ke pabrik. Aci kawung yang dipasarkan biasanya dalam keadaan kering
yang sudah melalui penjemuran dan pengemasan dalam karung berukuran 25 kg.
Aci kawung ini biasanya digunakan untuk bahan dasar pembuatan basreng, bakso,
hun kue dan mie soun/bihun.

Aci kawung dijual dengan harga 7000 rupiah/kg. Sehingga pemilik


mendapatkan keuntungan sebanyak 500 rupiah/kg aci kawung yang dijual.
Apabila dijumlahkan keuntungan produksi setiap harinya sekitar 750.000 rupiah
atau sekitar 22.500.000 keuntungan dalam satu bulan produksi. Namun itu
bukanlah penghasilan bersih. Penghasilan tersebut digunakan untuk keperluan
produksi seperti membayar gaji karyawan dan membeli bahan baku.

Berdasarkan pengamatan, proses produksi pengolahan aci kawung di pabrik


tersebut nampaknya kurang memperhatikan kebersihan sehingga menjadi tidak
hiegenis. Hal ini terlihat dari alat yang digunakan tidak bersih, penyimpanan
bahan baku yang dibiarkan di luar begitu saja sehingga memungkinkan lalat
muncul, perlakuan proses produksi, dan pegawai tidak menggunakan SOP dalam
melakukan pekerjaannya.

5
6
BAB III
METODE OBSERVASI

Dalam proses pengambilan data/informasi dilakukan melalui metode


wawancara dan pengamatan secara langsung ke lokasi pengolahan pabrik aci
kawung. Sebelum pelaksanaan observasi ke lapangan, dilakukan beberapa tahap
yang dilakukan yaitu :

1. Persiapan pengantar dari institusi (Prodi Pendidikan Biologi FKIP


Universitas Galuh)
2. Perumusan pertanyaan dan obyek observasi selengkap mungkin.

3. Permintaan izin observasi ke pihak desa Kertaharja Kecamatan


Cijeungjing Ciamis.

4. Tahapan persiapan berupa pengumpulan data dan informasi terbaru,


yang berisikan studi mengenai karakterisitik Desa Kertaharja
Kecamatan Cijeungjing yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan limbah industri aci kawung.

5. Melakukan wawancara kepada pemilik pabrik dan karyawan pabrik


serta melihat/mengamati secara langsung proses pembuatan aci
kawung. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
narasumber :

- Menanyakan identitas narasumber?

- Kapan dan sudah berapa lama pabrik didirikan?

- Berapa luas lahan yang digunakan untuk pengolahan aci kawung?

- Berapa banyak pekerja/karyawan yang dimikiki?

- Kapan saja waktu produksi aci kawung?

- Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pengolahan aci
kawung?

7
- Darimana bahan baku (pohon aren) diperoleh?

- Berapa banyak pohon aren yang dibutuhkan setiap hari/ setiap satu
kali produksi?

- Berapa harga pohon aren/satu pohon?

- Bagaimana proses/ tahapan dalam pembuatan aci kawung sampai


siap dikemas?

- Berapa banyak aci kawung yang dihasilkan dalam satu kali


produksi?

- Limbah apa saja yang muncul dari pengolahan aci kawung?

- Apa alternatif untuk penanganan limbah?

- Bagaimana cara pemasaran/ penjualan aci kawung tersebut?

- Kemana saja aci kawung tersebut dipasarkan?

- Berapa harga jual aci kawung yang ditawarkan?

- Berapa penghasilan pemilik dari produksi aci kawung?

- Berapa gaji pegawai di Pabrik pengolahan aci kawung?

- Apa saja kendala produksi yang dialami dalam usaha pengolahan aci
kawung?

8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Observasi

Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Desember 2019 pukul 09.00


WIB s.d. pukul 12.00 WIB di salah satu pabrik aci kawung Desa Kertaharja,
Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

B. Hasil Observasi

Pemilik pabrik aci kawung adalah bapak H. Diki. Pabrik ini merupakan
usaha lanjutan dari orang tuanya yang sudah berdiri sekitar 30 tahun dengan luas
lahan sekitar 1 hektar. Pabrik ini belum memiliki merk dagang dengan alasan
karena ini merupakan pabrik kecil-kecilan.

Jumlah pegawai 7 orang yang berasal dari daerah setempat dengan tugas
yang berbeda yang terdiri dari 1 orang mandor (asisten pemilik), 1 orang tukang
bubut, 2 orang pengangkut limbah dan pengemas aci, 1 orang sopir, dan 1
pemotong pohon aren, dan satu orang penjemur.

Gaji pegawai yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan tugasnya, jumlah


gaji yang diberikan berkisar 45.000 s.d 100.000.

Bahan baku aci kawung adalah pohon aren/kawung. Pohon aren yang
digunakan adalah pohon yang sudah tidak bisa disadap airnya (air nira) sehingga
perlu di cek dulu keadannya oleh ahli apakah pohon tersebut mengandung aci
atau tidak. Pohon aren yang didapat oleh pemilik pabrik berasal dari supplier yang
langsung dikirim ke tempat dengan harga beli 500.000 rupiah setiap pohonnya
apabila pohonnya dalam keadaan baik (terdapat banyak kandungan aci) sedangkan
untuk pohon yang keadaannya tidak terlalu baik (mengandung sedikit aci)
dihargai 100.000 rupiah setiap pohonya. Pohon aren oleh supplier biasanya
didapat dari luar kota Ciamis diantaranya Cijulang, Cipatujah, Malangbong,
Kuningan, dan Jawa Tengah. Hal ini karena di daerah setempat sudah jarang
bahkan tidak tersedia pohon aren.

9
Produksi aci kawung dilakukan setiap hari mulai dari pukul 07.00 WIB s.d
14.00 WIB. Produksi aci kawung yang pada awalnya dijalankan secara manual
dan hanya dapat memproduksi sebanyak satu kolbak kawung setiap harinya
sekarang beralih dengan produksi secara modern (menggunakan mesin canggih)
sehingga mampu memproduksi kawung sebanyak 1 truk engkel yang meghasilkan
1,5 ton aci kawung setiap harinya (dalam satu kali produksi).

Produksi aci kawung setiap harinya membutuhkan 5 – 8 pohon aren (1 truk


engkel) untuk satu kali produksi. Mula-mula pohon aren dipotong-potong sekitar
0,5 meter yang kemudian dibubut, digiling dan disaring sampai keluar aci. Aci
lalu diendapkan dalam bak, sampai pada sore hari aci yang mengendap tersebut
dibersihkan, diangkat dalam karung dan dijemur. Aci kawung yang dihasilkan dari
satu truk engkel adalah 1,5 ton aci kawung kering.

Kegagalan yang biasanya terjadi dalam produksi aci kawung adalah acinya
menghitam karena kualitas pohon aren yang kurang baik (terlalu lama dibiarkan
dan terkena panas). Namun hal ini jarang terjadi.

Aci kawung hasil produksi kemudian dipasarkan sesuai permintaan di


sekitar daerah Ciamis mulai dari pasar sampai dengan konsumen yang datang
langsung ke pabrik. Aci kawung yang dipasarkan biasanya dalam keadaan kering
yang sudah melalui penjemuran dan pengemasan dalam karung berukuran 25 kg.
Aci kawung ini biasanya digunakan untuk bahan dasar pembuatan basreng, bakso,
hun kue dan mie soun/bihun.

Aci kawung dijual dengan harga 7000 rupiah/kg. Sehingga pemilik


mendapatkan keuntungan sebanyak 500 rupiah/kg aci kawung yang dijual.
Apabila dijumlahkan keuntungan produksi setiap harinya sekitar 750.000 rupiah
atau sekitar 22.500.000 keuntungan dalam satu bulan produksi. Namun itu
bukanlah penghasilan bersih. Penghasilan tersebut digunakan untuk keperluan
produksi seperti membayar gaji karyawan dan membeli bahan baku.

Kendala dalam produksi aci kawung ini adalah limbah. Pemilik belum
menemukan alternatif yang sesuai untuk menangani limbah (terdapat 3 jenis

10
limbah yaitu limbah kasar/lignoselulose, kasar ringan/ellod, dan limbah cair),
sehingga limbah padat dibiarkan menggunung hingga setinggi atap pabrik dan
limbah cair mengalir begitu saja. Akibatnya limbah padat yang mengalami
pembusukan dan bercampur dengan limbah cair akan menimbulkan bau, sehingga
terkadang mendapat keluhan dari masyarakat sekitar pabrik mengenai bau limbah
yang menyengat terutama saat musim hujan. Sebenarnya ada alternatif, namun itu
belum mampu menangani limbah sepenuhnya. Menurut pemilik, biasanya ada
orang yang memanfaatkan limbah cair untuk pupuk pertanian dan limbah padat
dimanfaatkan untuk media tanam jamur merang, namun pemanfaatannya hanya
sedikit sehingga limbah masih menumpuk. Pemilik memberikan secara gratis
untuk siapa saja yang mau memanfaatkan limbah hasil produksi aci kawung dan
hanya memberikan biaya transportasi saja.

Tidak semua limbah produksi aci kawung menjadi kendala, ruyung yang
tidak digunakan bermanfaat bagi pabrik tahu untuk kayu bakar. Sehingga pemilik
menjual ruyung tersebut per satu petak dengan harga 90.000 rupiah.

Meskipun keberadaan pabrik aci kawung ini cenderung memberikan


dampak negatif terhadap lingkungan namun tidak dapat dipungkiri bahwa
keberadaannya dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kami melihat bahwa masih


kurangnnya kesadaran pemilik usaha dalam menciptakan keselarasan antara
peningkatan kegiatan usahanya dengan kelestarian lingkungan sekitar. Kegiatan
usaha yang dilakukan cenderung tidak sesuai dengan pembangunan berwawasan,
sehingga lingkungan sekitar mengalami penurunan kualitas yang selanjutnya
berdampak pada kerusakan.

11
C. Analisis Ekologi, Enonomi, dan Sosial Budaya dari Keberadaan Pabrik
Aci Kawung

Dampak
Aspek
Positif ( + ) Negatif ( - )
Ekologi -Pohon aren merupakan salah -Merusak keseimbangan
satu penyeimbang lingkungan karena pohon
ekosistem dan ekologi aren terus ditebang. Dan
pedesaan. Fungsi istimewa walaupun ditanami kembali
pohon aren secara ekologis itu membutuhkan waktu yang
adalah sebagai pengawet cukup lama.
sumber daya alam terutama -Pohon aren yang dibutuhkan
tanah. Akar serabut pohon oleh satu pabrik aci kecil saja
aren sangat kokoh, dalam, 56 pohon dalam seminggu
dan tersebar sehingga yang berarti dalam satu tahun
memiliki fungsi penting pohon aren yang ditebang
bagi penahan erosi tanah. adalah 2.688 dalam satu
Akar aren memiliki tahun untuk menunjang
kemampuan untuk kebutuhan satu pabrik aci.
mengikat air sehingga Tentu saja hal ini akan sangat
pohon aren dapat ditanam berpengaruh terhadap
di daerah yang relatif populasi pohon aren di alam.
kering dan perlu perawatan -Limbah yang dihasilkan
intensif. Ini juga membantu menyebabkan pencemaran
kelestarian lingkungan lingkungan (pencemaran
hidup terutama untuk udara, air, tanah, dan suara)
penghijauan pada daerah dan merusak estetika
pegunungan dan sungai- lingkungan.
sungai. -Limbah cair yang tertampung
-Dengan melakukan akan meresap ke dalam tanah
konservasi pohon aren dan bahkan terbawa air hujan
diharapkan dapat menjaga serta mengalir ke saluran air

12
kelestarian pohon aren (sumber air yang digunakan
disamping pemanfaatannya. masyarakat) memungkinkan
-Menerapkan budidaya pohon akan berdampak terhadap
aren agar kelestarian tetap kesehatan masyarakat jika
terjaga, walaupun perlu kualitas air sudah tidak
jangka waktu yang lama. memenuhi standar baku mutu
-Pemberian feedback dari air bersih.
pemilik pabrik aci kawung
kepada pemerintah untuk
melestarikan/penanaman
kembali pohon aren agar
terjadi keseimbangan antara
kebutuhan produksi dengan
ketersediaan pohon aren di
alam.
Ekonomi -Memberikan bahan baku -Pohon aren yang dapat
setengah jadi untuk dimanfaatkan untuk
kebutuhan pangan. kelangsungan hidup warga
-Menyediakan lapangan sekitar dalam jangka
pekerjaan sehingga dapat panjang, hanya bermanfaat
menunjang perekonomian dalam sekejap (penghasilan
masyarakat sekitar. petani pohon aren yang
-Bahan baku setengah jadi (aci menjual pohon aren tidak
kawung) sebenarnya bisa sebanding dengan
diolah dengan lebih baik pemanfaatan pohon aren
lagi misalnya dengan yang berlangsung terus-
sentuhan teknologi menerus).
menjadikan kualitas aci
semakin putih dan
pengemasan yang lebih
menarik sehingga harga

13
jual lebih tinggi daripada
yang dijual dari pabrik
langsung.
-Limbah yang dihasilkan
sebenarnya dapat ditangani
dengan menggunakan
pendekatan
agrobisnis/UKM berbasis
limbah dan pemberdayaan
masyarakat, diantaranya
adalah kulit batang pohon
aren dapat digunakan untuk
kerajinan tangan/kayu
bakar, ampas/limbah yang
berupa sabut dapat
digunakan sebagai media
tanam jamur atau pot, dan
elod yang masih dapat
dimanfaatkan untuk
membuat kerupuk sehingga
dapat menghasilkan pundi-
pundi tambahan.
-Penggunaan kontrak kerja
dan upah yang sesuai UMR
kepada pegawai agar terjadi
keselarasan antara
pekerjaan dengan upah.
Sosial -Masyarakat sekitar -Pekerjaan yang tidak mengikuti
Budaya mendapatkan pekerjaan dan SOP tidak menjamin
penghasilan (baik itu tetap keselamatan para pekerja.
ataupun sampingan) untuk -Aroma tidak sedap dari limbah

14
keberlangsungan hidupnya. cukup mengganggu
-Menghasilkan pati aren atau masyarakat sekitar pabrik.
protein dan karbohidrat -Suara mesin pabrik juga sangat
untuk pemenuhan mengganggu ketenangan.
kebutuhan masyarakat
seperti bahan baku
pembuatan bakso, soun,
hun kue, dll.

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pabrik aci kawung di desa Kertaharja, Kec. Cijeungjing Kab. Ciamis


memiliki peran tersendiri baik bagi pemilik maupun masyarakat sekitar. Peranan
bagi pemilik yaitu dapat menjalankan usaha yang menghasilkan pundi-pundi
rupiah yang cukup serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Disamping memilliki dampak negatif yaitu limbah yang dapat mencemari


lingkungan baik tanah, air dan udara. Namun keberadaan pabrik aci kawung ini
juga memiliki dampak positif dari sisi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.
Apabila pabrik dijalankan dengan memperhatikan ketiga aspek ini, maka
pencemaran limbah dari proses produksi aci kawung dapat teratasi dengan baik
dan bahkan dapat menambah pundi-pundi rupiah dan lingkungan tetap terjaga.

Dalam mengatasi dampak-dampak negatif terhadap lingkungan yang


ditimbulkan dari pengolahan aci kawung ini maka para pemilik usaha perlu
meningkatkan perbaikan dan upaya-upaya yang efektif serta memadai sehingga
pengelolaan limbah jauh lebih baik daripada sekarang ini. Selain itu peran serta
masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan tersebut karena
kesadaran masyarakat memiliki peran yang sangat penting.. Adanya kerjasama
antara pemerintah, pemilik usaha, serta masyarakat dalam memecahkan
permasalah tersebut pasti dapat memberikan hasil terbaik baik bagi peningkatan
ekonomi lokal dan kelestarian lingkungan sekitar.

B. Saran

Dengan kita menjaga lingkungan, diharapkan kita mampu dengan bijak


dalam melakukan pengelolaan dan pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari
produksi Aci kawung serta bisa menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dan
pelestarian ekosistem

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id. [Diakses 19 Desember 2019 : 20.45 WIB]


Pramadita, (2016) Industri Tepung Aren. Universitas Pasundan.
Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No.32
Lampiran Kegiatan Observasi :

Gb 1. Kondisi pabrik (tampak luar)

Gb 2. Kondisi pabrik (bagian dalam)


Gb 3. Pohon aren yang sudah dipotong-
potong

Gb 4. Proses pembubutan

Gb 5. Melihat proses pembubutan

Gb 7. Pengendapan aci kawung

Gb 6. Pengangkutan limbah padat


Gb 7. Gunungan limbah padat
Gb 6. Aci kawung yang diendapkan dalam
bak

Gb 8. Limbah cair yang menggenang

Gb 9. Kendaraan pengangkut pohon aren

Anda mungkin juga menyukai