PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tetapi, meskipun pemerintah telah menetapkan peraturan tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, akan tetapi masih banyak
kegiatan industri dan usaha di masyarakat yang tidak memperhatikan mengenai
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Sikap ketidak pedulian lingkungan tersebut terbukti dari banyaknya kegiatan
industri atau pun usaha lainnya melakukan eksploitasi terhadap flora dan fauna
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, pengelolaan limbah yang tidak
memadai, serta pengalihan fungsi lahan produktif untuk dijadikan tempat kegiatan
usaha yang berdampak pada terganggunya keseimbangan ekosistem. Apabila
berbagai aktivitas pembangunan terus menerus berjalan tanpa melakukan
perbaikan lingkungan, maka rusaknya lingkungan dan terjadinya bencana
merugikan di alam ini tidak dapat dihindari.
2
BAB II
GAMBARAN KONDISI LOKASI OBSERVASI DAN PROSES PRODUKSI
Adapun desa yang menjadi pusat pembuatan pabrik pati aren berada di Desa
Kertaharja yang teraliri oleh anak Sungai Cisepet yang merupakan DAS
Cimuntur. Jumlah penduduk Desa Kertaharja berjumlah 4.878 jiwa dengan luasan
7,20 km² dengan kepadatan penduduk sebesar 678 jiwa/km². Desa Kertaharja
mempunyai 5 Dusun 15 RW dan 39 RT. Jumlah pabrik pati aren atau yang sering
disebut aci kawung ini berjumlah 9 pabrik yang terpusat di Dusun Sarayuda RW
07 dan RW 08. Adapun batas administrasinya dapat dilihat dibawah ini.:
Pabrik aci kawung yang kami observasi merupakan milik bapak H. Diki
yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu. Loasinya terletak di Jl. Desa Kertaharja-
Desa Petirhilir Desa Kertaharja Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis.
Pemrakarsa (Pemilik) pabrik aci kawung tersebut yaitu Bapak H.Diki yang
beralamat di Dusun Sarayuda RT.001 RW.007 Desa Kertaharja Kecamatan
Cijeunjing. Berdasarkan informasi yang diperoleh diketahui bahwa luas lahan
kegiatan pengolahan aci kawung milik pemrakarsa yaitu sekitar satu hektar, lahan
tersebut terbagi menjadi lahan proses produksi, lahan bongkar bahan baku dan
belah batang, dan lahan penyimpanan limbah padat. Pabrik aci kawung ini terdiri
dari satu kapasitas pengolahan dalam satu lokasi sehingga dapat menghasilkan
produk utama (aci kawung) ± 1,5 ton/ hari/proses.
3
Pabrik tersebut berjarak sekitar ±10 m dari pemukiman penduduk, namun
disamping pabrik tersebut terdapat satu rumah yang memungkinkan terkena
dampak langsung dari proses produksi pabrik aci kawung tersebut. Tidak jauh dari
lokasi pabrik, terdapat pula pabrik pengolahan aci kawung milik warga lain. Di
sekitar pabrik terdapat lahan kebun yang ditanami berbagai pohon dan sawah.
Kegiatan perekonomian terdekat yaitu adanya kandang ayam milik warga.
Bahan baku aci kawung adalah pohon aren/kawung. Pohon aren yang
digunakan adalah pohon yang sudah tidak bisa disadap air niranya, sehingga perlu
di cek dulu keadannya oleh ahli apakah pohon tersebut mengandung aci/pati atau
tidak. Pohon aren yang didapat oleh pemilik pabrik berasal dari supplier yang
langsung dikirim ke tempat dengan harga beli 500.000 rupiah setiap pohonnya
apabila pohonnya dalam keadaan baik (terdapat banyak kandungan aci/pati)
sedangkan untuk pohon yang keadaannya tidak terlalu baik (mengandung sedikit
aci/pati) dihargai 100.000 rupiah setiap pohonya. Pohon aren oleh supplier
biasanya didapat dari luar kota Ciamis diantaranya Cijulang, Cipatujah,
Malangbong, Kuningan, dan Jawa Tengah. Hal ini karena di daerah setempat
sudah jarang bahkan tidak tersedia pohon aren.
Produksi aci kawung dilakukan setiap hari mulai dari pukul 07.00 WIB s.d
14.00 WIB. Produksi aci kawung yang pada awalnya dijalankan secara manual
dan hanya dapat memproduksi sebanyak satu kolbak kawung setiap harinya
sekarang beralih dengan produksi secara modern (menggunakan mesin canggih
bernama mesin bubut dan mesin cintrik) sehingga mampu memproduksi kawung
sebanyak 1 truk engkel yang meghasilkan 1,5 ton aci kawung kering setiap
harinya (dalam satu kali produksi).
4
baku (batang aren dipotong sekitar ± 0,5 m), penggilingan/pembubutan, pencucian
dan pengayakan, proses pengendapan (sampai pada sore hari aci yang mengendap
tersebut dibersihkan), pengadukan/ pemisahan aci dan getah aren, pembuangan air
limbah, pengangkatan dan penjemuran.
5
6
BAB III
METODE OBSERVASI
- Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pengolahan aci
kawung?
7
- Darimana bahan baku (pohon aren) diperoleh?
- Berapa banyak pohon aren yang dibutuhkan setiap hari/ setiap satu
kali produksi?
- Apa saja kendala produksi yang dialami dalam usaha pengolahan aci
kawung?
8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat Observasi
B. Hasil Observasi
Pemilik pabrik aci kawung adalah bapak H. Diki. Pabrik ini merupakan
usaha lanjutan dari orang tuanya yang sudah berdiri sekitar 30 tahun dengan luas
lahan sekitar 1 hektar. Pabrik ini belum memiliki merk dagang dengan alasan
karena ini merupakan pabrik kecil-kecilan.
Jumlah pegawai 7 orang yang berasal dari daerah setempat dengan tugas
yang berbeda yang terdiri dari 1 orang mandor (asisten pemilik), 1 orang tukang
bubut, 2 orang pengangkut limbah dan pengemas aci, 1 orang sopir, dan 1
pemotong pohon aren, dan satu orang penjemur.
Bahan baku aci kawung adalah pohon aren/kawung. Pohon aren yang
digunakan adalah pohon yang sudah tidak bisa disadap airnya (air nira) sehingga
perlu di cek dulu keadannya oleh ahli apakah pohon tersebut mengandung aci
atau tidak. Pohon aren yang didapat oleh pemilik pabrik berasal dari supplier yang
langsung dikirim ke tempat dengan harga beli 500.000 rupiah setiap pohonnya
apabila pohonnya dalam keadaan baik (terdapat banyak kandungan aci) sedangkan
untuk pohon yang keadaannya tidak terlalu baik (mengandung sedikit aci)
dihargai 100.000 rupiah setiap pohonya. Pohon aren oleh supplier biasanya
didapat dari luar kota Ciamis diantaranya Cijulang, Cipatujah, Malangbong,
Kuningan, dan Jawa Tengah. Hal ini karena di daerah setempat sudah jarang
bahkan tidak tersedia pohon aren.
9
Produksi aci kawung dilakukan setiap hari mulai dari pukul 07.00 WIB s.d
14.00 WIB. Produksi aci kawung yang pada awalnya dijalankan secara manual
dan hanya dapat memproduksi sebanyak satu kolbak kawung setiap harinya
sekarang beralih dengan produksi secara modern (menggunakan mesin canggih)
sehingga mampu memproduksi kawung sebanyak 1 truk engkel yang meghasilkan
1,5 ton aci kawung setiap harinya (dalam satu kali produksi).
Kegagalan yang biasanya terjadi dalam produksi aci kawung adalah acinya
menghitam karena kualitas pohon aren yang kurang baik (terlalu lama dibiarkan
dan terkena panas). Namun hal ini jarang terjadi.
Kendala dalam produksi aci kawung ini adalah limbah. Pemilik belum
menemukan alternatif yang sesuai untuk menangani limbah (terdapat 3 jenis
10
limbah yaitu limbah kasar/lignoselulose, kasar ringan/ellod, dan limbah cair),
sehingga limbah padat dibiarkan menggunung hingga setinggi atap pabrik dan
limbah cair mengalir begitu saja. Akibatnya limbah padat yang mengalami
pembusukan dan bercampur dengan limbah cair akan menimbulkan bau, sehingga
terkadang mendapat keluhan dari masyarakat sekitar pabrik mengenai bau limbah
yang menyengat terutama saat musim hujan. Sebenarnya ada alternatif, namun itu
belum mampu menangani limbah sepenuhnya. Menurut pemilik, biasanya ada
orang yang memanfaatkan limbah cair untuk pupuk pertanian dan limbah padat
dimanfaatkan untuk media tanam jamur merang, namun pemanfaatannya hanya
sedikit sehingga limbah masih menumpuk. Pemilik memberikan secara gratis
untuk siapa saja yang mau memanfaatkan limbah hasil produksi aci kawung dan
hanya memberikan biaya transportasi saja.
Tidak semua limbah produksi aci kawung menjadi kendala, ruyung yang
tidak digunakan bermanfaat bagi pabrik tahu untuk kayu bakar. Sehingga pemilik
menjual ruyung tersebut per satu petak dengan harga 90.000 rupiah.
11
C. Analisis Ekologi, Enonomi, dan Sosial Budaya dari Keberadaan Pabrik
Aci Kawung
Dampak
Aspek
Positif ( + ) Negatif ( - )
Ekologi -Pohon aren merupakan salah -Merusak keseimbangan
satu penyeimbang lingkungan karena pohon
ekosistem dan ekologi aren terus ditebang. Dan
pedesaan. Fungsi istimewa walaupun ditanami kembali
pohon aren secara ekologis itu membutuhkan waktu yang
adalah sebagai pengawet cukup lama.
sumber daya alam terutama -Pohon aren yang dibutuhkan
tanah. Akar serabut pohon oleh satu pabrik aci kecil saja
aren sangat kokoh, dalam, 56 pohon dalam seminggu
dan tersebar sehingga yang berarti dalam satu tahun
memiliki fungsi penting pohon aren yang ditebang
bagi penahan erosi tanah. adalah 2.688 dalam satu
Akar aren memiliki tahun untuk menunjang
kemampuan untuk kebutuhan satu pabrik aci.
mengikat air sehingga Tentu saja hal ini akan sangat
pohon aren dapat ditanam berpengaruh terhadap
di daerah yang relatif populasi pohon aren di alam.
kering dan perlu perawatan -Limbah yang dihasilkan
intensif. Ini juga membantu menyebabkan pencemaran
kelestarian lingkungan lingkungan (pencemaran
hidup terutama untuk udara, air, tanah, dan suara)
penghijauan pada daerah dan merusak estetika
pegunungan dan sungai- lingkungan.
sungai. -Limbah cair yang tertampung
-Dengan melakukan akan meresap ke dalam tanah
konservasi pohon aren dan bahkan terbawa air hujan
diharapkan dapat menjaga serta mengalir ke saluran air
12
kelestarian pohon aren (sumber air yang digunakan
disamping pemanfaatannya. masyarakat) memungkinkan
-Menerapkan budidaya pohon akan berdampak terhadap
aren agar kelestarian tetap kesehatan masyarakat jika
terjaga, walaupun perlu kualitas air sudah tidak
jangka waktu yang lama. memenuhi standar baku mutu
-Pemberian feedback dari air bersih.
pemilik pabrik aci kawung
kepada pemerintah untuk
melestarikan/penanaman
kembali pohon aren agar
terjadi keseimbangan antara
kebutuhan produksi dengan
ketersediaan pohon aren di
alam.
Ekonomi -Memberikan bahan baku -Pohon aren yang dapat
setengah jadi untuk dimanfaatkan untuk
kebutuhan pangan. kelangsungan hidup warga
-Menyediakan lapangan sekitar dalam jangka
pekerjaan sehingga dapat panjang, hanya bermanfaat
menunjang perekonomian dalam sekejap (penghasilan
masyarakat sekitar. petani pohon aren yang
-Bahan baku setengah jadi (aci menjual pohon aren tidak
kawung) sebenarnya bisa sebanding dengan
diolah dengan lebih baik pemanfaatan pohon aren
lagi misalnya dengan yang berlangsung terus-
sentuhan teknologi menerus).
menjadikan kualitas aci
semakin putih dan
pengemasan yang lebih
menarik sehingga harga
13
jual lebih tinggi daripada
yang dijual dari pabrik
langsung.
-Limbah yang dihasilkan
sebenarnya dapat ditangani
dengan menggunakan
pendekatan
agrobisnis/UKM berbasis
limbah dan pemberdayaan
masyarakat, diantaranya
adalah kulit batang pohon
aren dapat digunakan untuk
kerajinan tangan/kayu
bakar, ampas/limbah yang
berupa sabut dapat
digunakan sebagai media
tanam jamur atau pot, dan
elod yang masih dapat
dimanfaatkan untuk
membuat kerupuk sehingga
dapat menghasilkan pundi-
pundi tambahan.
-Penggunaan kontrak kerja
dan upah yang sesuai UMR
kepada pegawai agar terjadi
keselarasan antara
pekerjaan dengan upah.
Sosial -Masyarakat sekitar -Pekerjaan yang tidak mengikuti
Budaya mendapatkan pekerjaan dan SOP tidak menjamin
penghasilan (baik itu tetap keselamatan para pekerja.
ataupun sampingan) untuk -Aroma tidak sedap dari limbah
14
keberlangsungan hidupnya. cukup mengganggu
-Menghasilkan pati aren atau masyarakat sekitar pabrik.
protein dan karbohidrat -Suara mesin pabrik juga sangat
untuk pemenuhan mengganggu ketenangan.
kebutuhan masyarakat
seperti bahan baku
pembuatan bakso, soun,
hun kue, dll.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Gb 4. Proses pembubutan