Disusun Oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2019
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM I
PRAKTIKUM II
PRAKTIKUM IV
A. Judul Praktikum
B. Tujuan
C. Pendahuluan
lingkungan tersebut.
beda pula. Dalam kisaran kondisi yang ditolerirnya hewan memiliki freferensi
terhadap kisaran kondisi yang paling cocok baginya. Apabila sejenis hewan
mobile dihadapkana pada suatu variasi faktor lingkungan berupa suhu, maka
hewan tersebut akan bergerak menuju zona dengan kondisi suhu yang paling
cocok. Dengan demikian individu hewan yang bersangkutan akan lebih banyak
D. Pelaksanaan Praktikum
1
2
F. Cara Kerja
2. Melakukan setting alat agar bak kaca berada pada tempat dan kondisi yang
zona memiliki alat pengukur suhu (thermometer air) yang mudah dibaca
b. Tempat pengamatan juga harus terbatas dari segala kondisi yang membuat
3. Mengisi bak kaca dengan air hingga ketinggian mencapai 4 cm. Pada zona 1
G. Hasil Pengamatan
Interval Jumlah
Zona Suhu (°𝑪) Prilaku
ke- Ikan
l 32 6 Tenang
1 ll 32 4 Tenang
lll 31 5 Tenang
l 33 4 Bergerak aktif
2 ll 33 6 Bergerak aktif
lll 32,5 5 Tenang
l 34 3 Gelisah
3 ll 34 4 Gelisah
lll 33,5 8 Bergerak aktif
I 34 -
4 II 34 14 Gelisah
III 33,5 1 Tenang
I 36 -
5 II 35 1 Bergerak aktif/naik ke atas permukaan
III 34,5 14 Bergerak aktif/naik ke atas permukaan
I 38 1 Bergerak aktif
6 II 38 3 Bergerak aktif
III 38 11 Bergerak aktif/naik ke atas permukaan
Keterangan:
Zona I : Bagian bawah bak ditempatkan lampu spirtus (dipanaskan)
Zona II : Tanpa perlakuan
Zona III : Ditambah dengan menempatkan kantung berisi es batu
5
H. Diskusi
dapat diidentifikasi menurut ruang dan waktu pengamatan? Jika ada atau
tidak ada, argumen teoritis apa yang menunjang hasil pengamatan saudara?
Jawab : Ada. Karena zona diberi perlakuan yang berbeda, zona 1 (bagian
pada interval ke-1 ikan berperilaku tenang pada setiap zonanya dan
diberi panas dari lampu spirtus tidak diberi kawat kasa yang
ada terasa sedikit dingin sehingga ikan bergerak agresif pada zona
ini.
6
Jawab : Ada, pada saat pertama kali ikan dimasukan, ikan menyebar merata
pada ruang 3 (es batu) bergerak agresif lalu akhirnya berpindah dari
lebih agresif jika mendiami air dengan suhu yang dingin hal ini
Jawab : disarankan kepada mahasiswa agar bisa lebih tertib dan disiplin
dalam kegiatan praktikum ini serta pemakaian alat dan bahan harus
I. Kesimpulan
agresif jika mendiami air dengan suhu yang dingin hal ini dikarenakan ikan
DAFTAR PUSTAKA
A. JUDUL PRAKTIKUM
B. TUJUAN
C. PENDAHULUAN
Keberadaan organism pada suatu habitat berkaitan erat dengan kondisi dan
untuk tidak terlalu dekat atau menghindari individu lain. Namun terjadi
8
9
Menurut Odum (1983) secara umum terdapat tiga pola umum distribusi
Pola acak, jika dalam suatu situs probabilitas suatu individu dalam area
tidak menentu
antara individu yang satu dengan yang lainnya menempati suatu situs/area.
2. Cangkul
3. Kantung plastik
5. Thermometer tanah
6. Thermomter lingkungan
7. Hygrometer sling
8. Neraca o-Hauss
9. Labu erlenmeyer
12. Aquades
13. pH Indikator
14. Spiritus
9
10
E. CARA KERJA
dibatasi oleh kuadrat dan dengan kedalaman 20 cm. Setiap hasil galian
3. Pengukuran pH tanah
tanah sampel sebesar ibu jari tangan kemudian timbang dan catat. Hasil
10
11
Kandungan air dalam tanah ialah selisih berat antara sebelum (a) dan
setelah (b) tanah dijemur dibagi berat sebelum dijemur kemudian hasilnya
Bahan yang akan diukur ialah hasil pengeringan pada langkah pengukuran
kandungan air. Catat berat kering tanah tersebut sebagai berat awal (a),
kemudian tanah tersebut dibakar dalam oven selama 6 jam atau bakar
11
12
F. HASIL PENGAMATAN
Serasah
Udara Tanah Hewan
(gr)
Plot Berat Tanah (gr) Kadar Bahan
Kelembaban Kelembaban
pH Sesudah Sesudah Air Organik Jenis Jumlah
(mmHg) (mmHg) Sebelum
dijemur dibakar (%) (%)
Semut 34
Spesies A Putih 8
Spesies B Coklat 6
1 27 4 12,93 9,10 7,91 0,3 0,13 100,86
Cacing 15
Cocopet 1
Spesies C 5
Spesies A Putih 4
Spesies B Coklat 5
2 27 4 15,32 10,75 9,87 0,3 0,08 171,31 Spesies D 1
Larva Laron 3
Cacing 15
12
13
13
14
14
15
G. HASIL DISKUSI
1 15 1,88
2 15 1,88
3 23 2,88
4 5 0,63
6 7 0,88
7 7 0,88
8 1 0,13
∑ 84 10,5
bahwa pola distribusinya berkelompok. Hal ini dapat dilihat dari nilai X2hitung
pohon durian, rumput yang hijau, suhu udara yang lembab dan terdapat banyak
tersebut, terutama cacing tanah. Karena cacing banyak hidup di tempat yang
teduh oleh rimbunan pohon, terdapat pada tanah lembab yang mengandung
Mereka hidup pada tanah dengan pH 4-5, suhu 27oC dan hidup pada tanah yang
terdapat banyak serasah serta tanah yang lembab. Keasaman tanah sangat
sekitar 4,5-6,6, namun dengan bahan organik tanah yang tinggi cacing tanah
dikarenakan banyaknya serasah yang jatuh masih baru dan belum mengalami
pembusukan. Beda halnya dengan plot yang lain, kandungan serasah yang
Pada kondisi lingkungan yang telah kelompok kami amati, selain cacing
yang menempati area tersebut terdapat juga berbagai jenis hewan yang
H. KESIMPULAN
terutama pada cacing tanah. Kondisi lingkungan tersebut yaitu berupa kondisi
I. DOKUMENTASI
19
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/467/6/10620050%20Bab%202.pdf
A. JUDUL PRAKTIKUM
Gerak taksis pada cacing tanah (Stimulus-Respons)
B. TUJUAN
Mempelajari prilaku naluriah hewan cacing dalam merespons rangsang
dari lingkungan.
C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Desember 2019 pukul 08.00 s/d selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Universitas Galuh
D. PENDAHULUAN
Hewan sebagai komponen biotik dan ekosistem mempunyai karakteristik
yang khas. Melalui kemampuan bergeraknya, sebagaian besar hewan mampu
berpindah tempat dengan bebas sesuai dengan kemauannya dan sesuai dengan
kebutuhannya, misalnya gerak maenjauhi predator, mendekati mangsa,
mencari pasangan atau memilih kondisi yang cocok untuk tempat hidup, dan
sebagainya.
Taksis merupakan bentuk prilaku adaptif hewan yang paling sederhana
dan alamiah. Taksis pada dasarnya merupakan gerak yang dilakukan
organisme menuju atau menjauhi rangsang. Gerak tersebut mengakibatkan
posisi organisme mengalami perubahan atau perpindahan.
20
21
F. CARA KERJA
1. Membuat sediaan feromon.
a. Menyediakan kertas alumunium foil ukuran 10x10𝑐𝑚2 .
b. Menyiapkan batu baterai beserta kabel untuk pemberiaan kejutan
listrik.
c. Menyediakan minimal 5 ekor cacing yang akan diambil zat
feromonenya.
d. Memberikan kejutan listrik terhadap satu persatu cacing sampai cacing
mengeluarkan zat yang berwarna kekuning-kuningan.
e. Melarutkan zat feromon yang menempel pada kertas alumunium foil
dengan akuades sebanyak ± 15 ml.
2. Membuat sediaan ekstrak hati ayam.
a. Membuat ekstak hati ayam dengan cara menumbuk hati ayam
b. Mengencerkan hasil dari tumbukan hati ayam dengan aquades
secukupnya.
c. Menyaring ekstrak menggunakan kertas saring.
3. Membuat sediaaan perlakuan cacing:
a. Mempersiapkan empat wadah toples.
b. Membuat sekat yang terbuat dari kertas karton hitam berlapis
aluminium foil sebagai sekat untuk membagi menjadi dua belah area
tanah.
c. Melubangi sekat sebesar diameter cacing yang akan ditanamkan ke
dalam setiap wadah.
22
No Perlakuan Jumlah
Tanah 15
1 Toples I
Tanah + feromon 0
Tanah 15
2 Toples II
Tanah +ekstrak hati ayam 0
Tanah 10
3
Toples III Tanah humus 5
Tanah 8
4 Toples IV
Tanah + Es 7
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel data hasil praktikum, pada perlakuan pertama (toples I)
yang menggunakan perlakuan tanah serta tanah yang dicampur dengan
feromon yang berasal dari cacing. Pada perlakuan ini tidak terjadi gerak taksis
yang positif (mendekati arah rangsangan) tetapi terjadi gerak taksis negatif
(menjauhi arah rangsangan). Dalam hal ini bisa dilihat dari data hasil
praktikum bahwa tanah lembab + feromon berjumlah 0 yang artinya tidak
terjadi pergerakan cacing yang berpindah dari tanah ke arah rangsangan dari
campuran tanah + feromon. Hal tersebut karena feromon merupakan sinyal
kimiawi bagi cacing sebagai upaya untuk pertahanan diri dari bahaya yang
menyerangnya sehingga cacing yang menerima sinyal kimiawi berupa feromon
akan berpindah tempat, guna untuk menghindari bahaya yang menyerangnya.
Pada perlakuan kedua (toples II) yang menggunakan perlakuan tanah serta
tanah yang dicampur dengan ekstak hati ayam juga tidak terjadi gerak taksis.
Menurut sumber yang sudah praktikan baca seharusnya cacing akan mendekati
perlakuan dengan menggunakan ekstrak hati ayam sebagai rangsangan karena
ekstrak hati ayam tersebut banyak mengandung nutrisi bagi cacing sehingga
24
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa
kesimpulan diiantaranya:
1. Gerak taksis merupakan gerak yang dilakukan organisme menuju atau
menjauhi rangsang. Terdapat 2 gerak taksis, yaitu gerak taksis postif
(mendekati arah rangsangan) dan gerak taksis negatif (menjauhi arah
rangsangan). Gerak tersebut mengakibatkan posisi organisme mengalami
perubahan atau perpindahan.
25
J. BAHAN DISKUSI
1. Dari perbandingan banyaknya cacing yang berkumpul pada akhir
pengamatan, apakah zat perangsang yang Saudara manipulasi sebagai
penarik rangsang hewan cacing dianggap mampu membuat cacing
mendekati arah rangsang tersebut? Berikan alasan!
Jawaban:
Menurut kami adanya manipulasi zat perangsang sebagi penarik rangsanan
bagi cacing itu bisa membuat cacing mendekati arah rangsangan atau
adanya gerak taksis. Misalnya saja dari hasil pengamatan yang kami
lakukan bahwa zat perangsang yang menggunakan tanah humus serta
tanah lembab yang dicampur dengan es dapat membuat cacing mendekati
arah rangsangan dari kedua perlakuan tersebut. Karena cacing akan sangat
peka terhadap rangsangan yang menurutnya mampu mempertahankan
hidupnya. Tetapi zat perangsang tersebut juga harus sesuai dengan
karakteristik dari cacing tanah itu sendiri, karena tidak semua zat
perangsang bisa membuat cacing mendekati arah rangsangan (gerak taksis
postif), tapi sebaliknya cacing akan menjauhi arah rangsangan (gerak
taksis negatif) contohnya zat feromon yang berasal dari cacing.
26
K. DOKUMENTASI
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar Perlakuan I
Tanah yang dicampur dengan feromon
Gambar Perlakuan II
Tanah yang dicampur dengan ekstrak hati ayam
Perlakuan III
Tanah Humus
Perlakuan IV
Tanah yang dicampur dengan Es Batu
DAFTAR PUSTAKA
32
33
Keterangan :
(𝑀)(𝑛)(𝑀−𝑅)(𝑛−𝑅)
𝑆𝐸 = √ =&(M)(n)(M-R)(n-R)/R^3=&(M)(n)(M-R)(n-R)/R^3
𝑅3
Keterangan : jika t terletak pada degree of freedom tak hingga dengan alpha
5% maka diketahui nilai t=1.96
35
2. Ikan Mujair A
3. Ikan Mas B
37
4. Ikan Nila
5. Ikan Mujair B
38
6. Ikan Mujair C
39
2. Ikan Mujair
Selain kedua ikan yang sudah ditandai dan tertangkap kembali, terdapat ikan lain yang ikut tertangkap pada tangkapan kedua,
diantaranya:
No. Jenis Ikan Gambar Ikan
1. Ikan Mujair A
(Tangkap 2)
41
2. Ikan Mujair B
(Tangkap 2)
3. Ikan Tambak A
(Tangkap 2)
42
4. Ikan Tambak B
(Tangkap 2)
5. Ikan Mujair C
(Tangkap 2)
43
6. Ikan Mujair D
(Tangkap 2)
44
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini mengunakan metode TBTLTL (Tangkap Beri Tanda
Lepaskan dan Tangkap Lagi) yang dilaksanakan di Desa Sadananya dengan
kurun waktu 1 minggu yang dibagi menjadi 2 tahap/waktu. Pada pratikum ini
menggunakan populasi ikan yang terdapat di kolam sebagai objek dalam
mengetahui estimasi populasi hewan.
Tahap I (Tangkap Beri Tanda Lepaskan) yang dilaksanakan pada Kamis,
19 Desember 2019 pukul 11.00 WIB s/d selesai. Alat yang digunakan untuk
menangkap ikan yaitu dengan jala. Berdasarkan pada data hasil praktikum,
pada tangkapan pertama ini mendapatkan 6 ekor ikan dengan berbagai jenis,
kemudian masing-masing ikan diberi tanda pada bagian tubuh ikan dengan cara
mengambil beberapa sisik untuk memudahkan membedakan ikan dalam
tangkapan kedua. Setelah diberi tanda kemudian dilepaskan kembali ke kolam.
Berikut ini jenis-jenis ikan beserta bagian tubuh yang diberi tanda:
1. Ikan Mas A : Tanda pada bagian samping kiri sisik punggung atas
2. Ikan Mujair A : Tanda pada bagian samping kanan sisik punggung atas
3. Ikan Mas B : Tanda pada bagian samping kiri sisik ekor bawah
4. Ikan Nila : Tanda pada bagian samping kanan sisik ekor bawah
5. Ikan Mujair B : Tanda pada bagian samping kiri sisik punggung atas
6. Ikan Mujair C : Tanda pada bagian samping kiri sisik perut bawah
Tangkapan II (Tangkap Lagi) dilaksanakan dalam selang waktu selama 1
minggu dari tangkapan I yaitu pada Kamis, 26 Desember 2019 pukul 11.00
WIB s/d selesai. Pada tangkap kedua ini menggunakan metode/cara, alat,
waktu, tempat dan sudut yang sama dengan tangkapan I. Pada tangkapan II ini
ikan yang sudah ditandai pada tangkapan pertama serta ikan yang ikut
tertangtap tetapi tidak memiliki tanda. Berikut ini spesies ikan yang tertangkap
lagi/ tangkapan II yang sudah diberi tanda pada tangkapan I:
1. Ikan Mujair B (Tangkap Lagi)
2. Ikan Mujair C (Tangkap Lagi)
45
Selain ikan yang tetangkap merupakan ikan yang sudah diberi tanda pada
tangkapan I, pada tangkapan II juga terdapat ikan yang tidak memiliki tanda,
diantaranya:
1. Ikan Mujair A (Tangkap 2)
2. Ikan Mujair B (Tangkap 2)
3. Ikan Tambak A (Tangkap 2)
4. Ikan Tambak B (Tangkap 2)
5. Ikan Mujair C (Tangkap 2)
6. Ikan Mujair D (Tangkap 2)
Jadi, pada tangkapan II terdapat 8 ekor yang tertangkap, 2 ekor yang
memiliki tanda dan 6 ekor yang tidak memiliki tanda. Berikut ini untuk
menghitung estimasi populasi ikan pada tangkapan I dan II:
1. Menghitung Estimasi Anggota Populasi Spesies
𝑁 𝑛
=
𝑀 𝑅
𝑀. 𝑛
𝑁=
𝑅
6.8
𝑁=
2
48
𝑁=
2
𝑁 = 24
Jadi, jumlah estimasi anggota populasi spesies ikan pada satu kolam (N)
adalah 24 spesies.
2. Menghitung Standar Of Error (SE)
(𝑀)(𝑁)(𝑀−𝑅)(𝑛−𝑅)
𝑆𝐸 = √ = &(M)(N)(M-R)(n-R)/R^3= &(M)(N)(M-
𝑅3
R)(n-R)/R^3
(6)(24)(6−2)(8−2)
𝑆𝐸 = √ = &(6)(24)(6-2)(8-2)/2^3= &(6)(24)(6-2)(8-
23
2)/2^3
(144)(4)(6)
𝑆𝐸 = √ = &(144)(4)(6)/8= &(144)(4)(6)/8
8
46
(3.456)
𝑆𝐸 = √ = &3.456/8= &3.456/8
8
H. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil praktikum yang telah kami lakukan, maka terdapat
beberapa kesimpulan yang didapat yaitu:
1. Praktikum ini mengunakan metode TBTLTL (Tangkap Beri Tanda
Lepaskan dan Tangkap Lagi) yang dilaksanakan di Desa Sadananya
dengan kurun waktu 1 minggu yang dibagi menjadi 2 tahap/waktu. Pada
pratikum ini menggunakan populasi ikan yang terdapat di kolam sebagai
objek dalam mengetahui estimasi populasi hewan.
2. Tangkap I (Tangkap Beri Tanda Lepaskan) yang dilaksanakan pada
Kamis, 19 Desember 2019 pukul 11.00 WIB s/d selesai. Pada tangkapan
pertama ini mendapatkan 6 ekor ikan dengan berbagai jenis, kemudian
masing-masing ikan diberi tanda pada bagian tubuh ikan dengan cara
mengambil beberapa sisik untuk memudahkan membedakan ikan dalam
tangkapan kedua.
3. Tangkapan II (Tangkap Lagi) dilaksanakan dalam selang waktu selama 1
minggu dari tangkapan I yaitu pada Kamis, 26 Desember 2019 pukul 11.00
WIB s/d selesai. Pada tangkapan II terdapat 8 ekor yang tertangkap, 2 ekor
yang memiliki tanda dan 6 ekor yang tidak memiliki tanda.
4. Berdasarkan perhitungan jumlah estimasi populasi spesies ikan (N) yaitu
24 ekor. Nilai standar of error (SE) adalah 20,8 maka didapatkan margin
of error adalah 24 ± 40,8.
47
I. BAHAN DISKUSI
1. Berdasarkan percobaan yang telah Saudara lakukan, mengapa hewan
tersebut dapat diduga jumlah anggota populasinya menggunakan metode
TBTLTL?
Jawaban:
Terdapat beberapa alasan dalam menggunakan metode TBTLTL untuk
menduga jumlah anggota populasi hewan, diantaranya:
a. Karena tidak ada perubahan rasio antara individu bertanda dengan
individu yang tidak bertanda. Dalam selang waktu antara penangkapan
I dengan penangkapan II tidak ada penambahan individu melalui
migrasi masuk/ kelahiran baru.
b. Individu bertanda dan tidak bertanda memiliki distribusi yang tersebar
merata dalam populasi sehingga mempunyai kesempatan yang sama
untuk tertangkap pada tangkapan II.
c. Metode/cara, alat, dan lokasi titik penangkapan I dan II sama.