JUDUL:
yang sangat penting. Untuk itu motivasi belajar sangat dibutuhkan guna mencapai
Motivasi belajar merupakan salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi
afektif yang penting karena memainkan peran penting dalam proses perubahan
(Glynn, 2011:1172).
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu diperlukan strategi pembelajaran
motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru
yang baik dalam mengajar akan berusaha mendorong siswa dalam berkreativitas
dari faktor ekstrinsik sebesar 51,88% meliputi unsur-unsur dinamis dalam belajar
dan pembelajaran sebesar 19,01%; upaya guru dalam membelajarkan siswa sebesar
17,07% dan kondisi lingkungan siswa sebesar 15,80%. Sedangkan dari faktor
intrinsik sebesar 48,12% meliputi kondisi siswa sebesar 18,04%; kemampuan siswa
sebesar 16,25% dan cita-cita siswa sebesar 13,83% (Santosa, 2016 : 20). Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor ekstrinsik berpengaruh lebih besar dari
Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah serta
tuntutan abad 21. Hal ini tampak pada: siswa belum difasilitasi untuk selalu
pembelajaran IPA hanya terbatas pada penggunaan operasi hitung dalam menjawab
rumus-rumus fisika sebagai bagian dari mata pelajaran IPA terpadu, siswa kurang
hanya beberapa siswa yang antusias untuk berargumen atau menanggapi pertanyaan
dari guru, pembelajaran kurang melibatkan siswa (teacher center) sehingga siswa
hanya menerima pengetahuan yang sudah jadi tanpa mengembangkan potensi
melakukan observasi atau penelitian dan penugasan yang bersifat proyek. Guru
lebih sering memberikan penugasan berupa pengerjaan latihan soal yang terdapat
dalam buku paket siswa, sehingga keterampilan siswa dalam komunikasi dan
Kondisi tersebut tidak berbeda jauh dengan apa yang dipaparkan dalam sebuah
kemampuan berpikir logis, rasional, serta sistematis sebagian besar anak Indonesia
belajar siswa dan mengembangkan keterampilan sejalan dengan tuntutan abad 21.
pendidikan abad 21, yaitu agar peserta didik memiliki literasi sains dan teknologi
yang berdampak dari membaca, menulis, mengamati, serta melakukan sains, serta
berbeda – beda tergantung dari berbagai sudut pandang masing – masing yang
berkepentingan. STEM dapat diaplikasikan dalam pembelajaran sains dengan
STEM memiliki model pembelajaran yang sudah teruji dan teridentifikasi yakni
Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), dan Inquiry
dengan STEM salah satunya adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project
diawali dengan sebuah permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang
Produk tersebut diharapkan menjadi sebuah solusi inovatif dari permasalahan yang
Salah satu materi IPA yang dapat disampaikan dengan pembelajaran PjBL-
STEM adalah bioteknologi pangan. Materi ini dipilih karena memiliki muatan yang
hasil dari proses bioteknologi. Siswa tidak mengetahui proses sains yang terjadi
pada suatu bahan pangan hingga dihasilkan produk bioteknologi. Di samping itu,
dan permasalahan di atas, maka penelitian ini mengangkat judul “Pengaruh Model
Belajar Siswa”.
C. Rumusan Masalah
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
siswa.
2. Kegunaan Praktis
a) Bagi Siswa
b) Bagi Guru
STEM
STEM
c) Bagi Sekolah
PjBL-STEM
d) Bagi Peneliti
a. Hakikat PjBL
dan / atau kerja sama tim, siswa mencapai target yang direncanakan dan
sumber.
Mathematics)
Engineering, Mathematics)
STEM adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan satu sama lain. Ilmu
STEM merupakan sebuah pendekatan ilmu yang terkait satu sama lain
dengan dua ilmu lainnya yaitu teknologi dan teknik (Kelley, 2016).
teknologi.
2010:2).
yaitu:
SINTAK KEGIATAN
a) Tugas yang belum jelas dengan hasil yang sudah jelas terletak
memungkinkan
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai
tersebut bertindak atau berbuat. motif adalah daya penggerak dalam diri
dalam hal ini merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
demikian, motivasi atau motif -motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1) Motivasi Intrinsik
yang menjadi aktif yang berasal dari dalam diri setiap individu untuk
akan rajin belajar tanpa adanya dorongan dari luar. Siswa belajar karena
keterampilan.
lebih, merupakan motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau
2) Motivasi Ekstrinsik
motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dicapai.
tersebut.
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan
1) Pengertian Bioteknologi
dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme
2) Bioteknologi Konvensional
diinginkan.
3) Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan
transgenik.
b. Bioteknologi Pangan
Lactobacillus bulgaricus.
thermophillus.
proses fermentasi.
wentii.
kedelai.
Gambar 5. Tempe. (Sumber: Id.wikipedia.org)
c. Dampak Penerapan dan Perkembangan Bioteknologi
1) Bidang Lingkungan
ini akan menyebabkan erosi plasma nutfah atau yang dikenal dengan
resistensi hama.
2) Bidang Kesehatan
kesehatan.
membantu memahami materi ajar, membentuk sikap kreatif, serta peserta didk
dapat memotivasi siswa berprestasi rendah untuk lebih tertarik belajar dan
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam 20 tahun terakhir ini, pendidikan sains tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan kognitif saja tetapi juga kemampuan afektifnya (Cavas, 2011). Salah
satu kemampuan afektif yang penting adalah motivasi karena motivasi memiliki
peran penting, motivasi dipandang sebagai sebuah bagian dari dalam atau kekuatan
yang memberi energi secara langsung dan berkelanjutan terhadap suatu tujuan.
Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
siswa mencari sendiri konsep biologi, aktif, mampu memecahkan masalah dan
untuk mulai memahami masalah dari kejadian yang dialami, selanjutnya siswa
dituntun untuk mencari solusi dari permasalahan pada tahap reseach, setelah
terkait permasalahan pada tahap discovery siswa juga diminta untuk menentukan
solusi yang tepat dan mungkin untuk diwujudkan, selanjutnya siswa bekerja secara
siswa diajarkan untuk berani mempresentasikan hasil produk yang telah dibuat di
pembelajaran IPA pada materi bioteknologi. Kerangka berpikir dapat dilihat pada
gambar 6:
Rendahnya motivasi belajar siswa
model PjBL – STEM dalam pembelajaran IPA pada materi bioteknologi terahadap
I. Metodologi Penelitian
tidak memiliki kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
O1 X O2
Keterangan :
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX SMP Negeri 1
Ciamis Tahun ajaran 2020/2021 sabanyak 9 kelas dengan jumlah 420 peserta
didik. Data tersebut dianggap homogen berdasarkan nilai hasil ulangan harian
pada materi bioteknologi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2015:81). Adapun sampel dalam
Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan
sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Terdapat dua variabel yang penulis kaji dalam penelitian ini, yakni variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) penelitian ini yaitu model
terikatnya ialah motivasi belajar siswa kelas IX semester genap SMP tahun
ajaran 2020/2021.
5. Instrument Penelitian
yaitu :
bentuk skala
3) Angket ini terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu : sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu – ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS)
pernyataan yang bersifat positif, nilai sangat setuju (SS) = 5, setuju (S)
= 4, ragu – ragu (RR) = 3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju
(SS) = 1, setuju (S) = 2, ragu – ragu (RR) = 3, tidak setuju (TS) = 4, dan
mengetahui apakah instrument yang telah disusun tersebut telah valid dan
terjadi pada objek dengan data yang dapat di kumpulkan. Rumus yang di
𝑛. Ʃ𝑣𝑦 − (Ʃ𝑥)(Ʃ𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛. Ʃ𝑥²(Ʃ𝑥)²} {𝑛. Ʃ𝑦²(Ʃ𝑦)²}
Keterangan :
Y = Skor total
n = Jumlah subyek
sebagai berikut :
𝑛 𝑠 2 − ∑𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑠2
Keterangan :
n = Banyak item
bersangkutan.
a. Tahap persiapan
b. Tahap pelaksanaan
statistik non-parametris karena data yang akan dianalisis merupakan jenis data
ordinal (Sugiyono, 2015:150). Hal ini meliputi uji normalitas, uji hipotesis, dan
N-Gain.
a. Uji Normalitas
Lo = F(Zi) - S(Zi)
Keterangan:
𝑋𝑖−𝑥
rumus Z = (Keterangan: Xi = data, X = rata-rata data tunggal dan S=
𝑆
simpangan baku). Setelah itu dengan mengacu pada tabel distribusi normal
baku, menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan
Dilanjutkan dengan menghitung proporsi Z1, Z2, ..., Zn yang lebih kecil
atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka S(Zi) =
mutlaknya. Kriteria harga mutlak adalah yang paling besar adalah Lhitung
yang dicari. Lhitung tersebut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai
kritis untuk uji Liliefors”, jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi
normal.
b. Uji Hipotesis
𝑥
𝑛−𝑝
√𝑃(1 − 𝑃)
𝑧=
𝑛
Keterangan:
n : banyak data
p : proporsi
2) Penentuan Zdaftar, dengan rumus:
1
𝑧 = (2 − 𝛼) untuk α = 5% atau α = 1%
3) Pengujian Hipotesis
Kriteria Pengujian:
c. N-Gain
peningkatan yang terjadi pada siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan.