Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Identifikasi Tentang Perubahan Sosial di Desa Sambirejo KATA PENGANTAR


Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
(studi kasus : Pertanian Buah Naga) telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis,
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada
tugas mata kuliah Sosiologi Desa dan Kota Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak
Nama Kelompok :
yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini secara
Indah Ludiana Putri 171910501007
umumnya dan kepada Dosen Mata Kuliah Sosiologi Desa dan Kota
Sofyan Arik J 171910501053
secara khususnya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran.
Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis
berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

Progam Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik Jember, 27 November 2018
Universitas Jember
2018
Penulis

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 1


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

DAFTAR ISI 2.5.3 Mazhab Formal ..................................................................... 14


KATA PENGANTAR.............................................................................. 1 2.5.4 Mazhab Psikologi .................................................................. 14
DAFTAR ISI ............................................................................................ 2 2.5.5 Mazhab Ekonomi .................................................................. 14
DAFTRA GAMBAR................................................................................ 4 2.5.6 Mazhab Hukum..................................................................... 14
DAFTAR TABEL .................................................................................... 4 BAB 3 ...................................................................................................... 16
BAB 1 ........................................................................................................ 5 METODE PENELITIAN ...................................................................... 16
PENDAHULUAN .................................................................................... 5 3.1 Metode Pentuan daerah ......................................................... 16
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 5 3.2 Metode Penelitian ................................................................... 16
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 6 3.3 Objek Penelitian ..................................................................... 17
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6 3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 17
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7 BAB 4 ...................................................................................................... 19
1.5 Ruang Lingkup........................................................................ 8 PEMBAHASAN ..................................................................................... 19
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................. 9 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Bangorejo ............................ 19
BAB 2 ...................................................................................................... 10 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah ............................................... 19
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10 4.1.2 Luas dan Bentuk Daratan.............................................. 20
2.1 Definisi Sosiologi .................................................................... 10 4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk ............................... 20
2.2 Sosiologi Masyarkat Pertanian ............................................. 11 4.1.4 Tingkat Pendidikan ........................................................ 21
2.3 Teori Evolusi dan Revolusi Sosial ......................................... 12 4.1.5 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk ........................ 22
2.4 Interaksi Sosial Menurut Soekanto dan Sulistyowati (2014) 4.1.6 Kondisi Pertanian ........................................................... 23
12 4.2 Gambaran Umum Desa Sambirejo ....................................... 23
2.5 Mazhab Sosiologi ...................................................................... 12 4.2.1 Letak dan Batas Wilayah...................................................... 23
2.5.1 Mazhab Geografi dan Lingkungan ...................................... 13 4.2.2 Luas dan Bentuk Daratan .................................................... 24
2.5.2 Mazhab Organis dan Evolusioner ....................................... 13 4.2.3 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk ............................... 24

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 2


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

4.2.4 Kondisi Pertanian ................................................................. 24


4.3 Proses Perubahan Sosial ........................................................ 24
4.3.1 Sejarah Awal Petani Buah Naga di Desa Sambirejo
Kecamatan Bangorejo ................................................................... 24
4.3.2 Bentuk perubahan Sosial Petani Buah Naga................ 26
4.4 Interaksi Sosial Desa Sambirejo............................................ 30
4.5 Mazhab Terkait Studi Kasus................................................. 31
BAB V ....................................................................................................... 33
KESIMPULAN ........................................................................................... 33
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 33
Daftar Pustaka ....................................................................................... 35

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 3


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

DAFTRA GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Deliniasi Desa Ssambirejo Kecamatan Bangorejo Error!


Bookmark not defined. DAFTAR TABEL
Gambar 4.2 Pertanian Buah Naga di sambirejo ....... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.1 luas, letak, dan tinggi wilayah menurut Desa di Kecamatan
Gambar 4.3 Kondisi perubahan ekonomi di Desa Sambirejo ........... Error! Bangorejo tahun 2016 ............................... Error! Bookmark not defined.
Bookmark not defined. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan
Bangorejo Tahun 2015 .............................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bangorejo
Tahun 2012 ............................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Bangorejo
Tahun 2012 ............................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Luas Lahan Pertanian Menurut Pengairan di Kecamatan
Bangorejo Tahun 2012 .............................. Error! Bookmark not defined.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 4


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia selama hidup tak pernah lepas dari perubahan-
perubahan masyarakat yang mencakup nilai-nilai dan norma-norma
sosial, pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya. Hal ini dimungkinkan karena
adanya tuntutan jaman yang mengarahkan pada hal-hal baru, menarik,
praktis serta profesional. Mengamati dan mengevaluasi perubahan
yang terjadi, ada yang lambat ada pula yang cepat, ada yang menarik
ada pula yang tidak menarik dalam arti kurang cocok bagi masyarakat
lainnya. Namun pada dasarnya perubahan tersebut dapat terjadi dari
waktu ke waktu.

Kajian lainnya bahwa ada masyarakat yang mengikuti perubahan


karena menginginkan sesuatu yang praktis, namun prinsip harus

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 5


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

diikuti dengan dukungan material yang cukup serta sumber daya yang tersebut terjadi karena tanaman buah naga sendiri merupakan
mampu menepis tantangan yang ada. Soekanto (2013) mengatakan tanaman yang dapat dibilang baru di dunia pertanian. Di kabupaten
bahwa modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan Banyuwangi sendiri tanaman buah naga banyak di kembangkan di
bersama yang tradisional atau pra modern. Modernisasi merupakan Kecamatan Bangorejo.
suatu bentuk perubahan sosial. Masyarakat petani merupakan bagian
1.2 Rumusan Masalah
dari suatu komunitas yang paling peka dari segala irama perubahan
Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis dapat menarik
pada dasarnya mereka menuntut suatu kepuasan/menguntungkan,
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
mudah diserap bersifat ekonomis, praktis ataupun modern.
1. Bagaimana proses perubahan sosisal yang terjadi di Desa
Di Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo terjadi perubahan
Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
social masyarakat akibat perubahan komoditas pertanian. Dulunya
(studi kasus: Pertanian Buah Naga) ?
kawasan Pertanian di Desa Sambirejo mayoritas adalah tanaman buah
2. Bagaimana Interaksi Sosial yang terjadi di Desa Sambirejo
jeruk, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi (studi
perkembangan zaman, pertanian buah jeruk terkikis dan mulai
kasus: Pertanian Buah Naga) ?
tergantikan oleh tanaman buah naga. Akibat dari perubahan tanaman
3. Mazab apakah yang terkait dengan studi kasus penelitian
di desa Sambirejo yaitu perubahan social yang terjadi seperti
tersebut ?
perubahan pola piker dan perubahan ekonomi masyarakat di Desa
Sambirejo. Selain itu, terdapat interaksi sosial dimana disana terdapat 1.3 Tujuan Penelitian
industri pengelolaan buah naga yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
tangga seperti pengelolahan buah naga menjadi dodol buah naga. ini adalah mengetahui bagaiaman proses perubahan sosial yang
Begitu pula dalam pengelolahan tanaman buah naga, para petani terjadi di Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten
banyak melakukan interaksi antar petani buah naga yang lainnya. Hal

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 6


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Banyuwangi (Studi kasus : Pertanian Buah Naga) dan mazab apakah


yang terkait dengan studi kasus tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami perubahan sosial petani buah naga di Desa


Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
2. Memahami mazab apakah yang terkait dengan perubahan
social petani buah naga di Desa Sambirejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 7


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

1.5 Ruang Lingkup


Lokasi dari penelitian ini berada di Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Peta Deliniasi Desa Ssambirejo Kecamatan Bangorejo


Sumber: Survey Primer dan Survey Sekunder, 2018

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 8


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentnag latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, ruang lingkup, dan sistematika.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang kajian-kajian teori yang akan digunakan
sebagai dasar analisis dan dasar pengetahuan dalam pengembangan
penulisan tugas ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang metode penelitian, objek penelitian, dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dari rumusan masalah dan identifikasi
terkait lokasi studi.
BAB V PENUTUP,
Bab ini berisikan tentang kesimpulan, lesson learn, dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 9


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahas latin yaitu Socius yang berarti
kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte
(1798-1857). Pada umumnya sosiologi lebih dipahami sebagai ilmu
pengetahuan tentang masyarakat.

Sosiologi adalah studi ilmiah tentang perilaku sosial manusia dan


organisasi, asal-usulnya, lembaga dan pembinaan. Sosiologi adalah
ilmu sosial, yang memakai bermacam metode penyelidikan empiris
dan analisis kritis untuk menambah pengetahuan tentang kegiatan
sosial manusia. Banyak sosiolog yang menyatakan, tujuan sosiologi
adalah untuk mengadakan penelitian, yang bisa diterapkan secara
langsung pada kebijakan sosial dan kesejahteraan, sedangkan
sosiolog yang lain tetap fokus terutama pada memperbaiki
pemahaman teoritis proses sosial. Subyek berkisar pada level mikro

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 10


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

dari setiap instansi dan interaksi ke tingkat makro dari sistem dan tidak lepas dari manusia lain. Petani juga memiliki keluarga, dahulu
struktur sosial. sebagian besar anggota keluarganya juga ikut serta bertani meski
bukan pekerjaan utamanya antara petani dan keluarganya tersebut
Menurut Bapak Selo Soemardja dan Soelaiman Soemardi (1998),
memiliki suatu pola hubungan yang saling mendukung hubungan
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
yang saling mendukung tersebut yang membuat keluarga petani hidup
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli
dengan tentram. Pola hubunngan yang saling mendukung seperti ini
sosiologi lain yakni Emile Durkheim (1887), sosiologi adalah suatu
dari tahun ke tahun sudah mulai berkurang kadaranya. Dapat dilihat
ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
saat ini petani mudah drop/menyerah/stres menghadap kesulitan
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar
hidup. Keluarga yang seharusnya mendukung lebih fokus kepada
individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk
pekerjaan mereka “mulai ada sikap anitipati”. Hal tersebut terjadi
mengendalikan individu.
biasanya karena 2 faktor yaitu tidak terjadi atau tidak adanya kontak
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan sosial dan interaksi sosial.
juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu
Di desa para petani menjunjung tinggi rasa persaudaraan. Itu
sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk
terbukti dengan semangat gotong royong yang kuat, pembuatan
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
rumah yang tidak perlu menyewa tukang bangunan, penanaman padi
Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta
yang dilakukan secara beramai-ramai. Masalah memang ada dalam
sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan
masyarakat pertanian, sebagian contoh saat petani kesulitan air
realitas sosial.
dimusim kemarau mereka berebut mendapatkan jatah air, pertikaian
2.2 Sosiologi Masyarkat Pertanian antar kampung lantaran rasa solidaritas tinggi tanpa dibarengi logika.
Petani merupakan seseorang yang terlibat dalam bidang
pertanian. Petani adalah mahluk manusia yang dalam kehidupannya

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 11


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2.3 Teori Evolusi dan Revolusi Sosial 2.4 Interaksi Sosial Menurut Soekanto dan Sulistyowati
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial (2014)
budaya yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang lama dan Interaksi sosial merupakan bentuk umum proses sosial yang
terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang menjadi syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Hubungan-
mengikutinya. Perubahan evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa hubungan sosial yang terjadi bersifat dinamis yang menyangkat
suatu rencana atau kehendak tertentu dari masyarakat yang hubungan antar manusia karena adanya kesadaran masing-masing
bersangkutan. Contoh, suatu masyarakat pada masa tertentu untuk saling berhubungan.
bentuknya sangat sederhana, tetapi seiring dengan perkembangan
P Apabila 2 orang bertemu interaksi sosial dimulai saat itu.
zaman masyarakat berubah menjadi lebih kompleks dan maju.
Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung
mungkin saling berkelahi.
secara cepat tanpa adanya kehendak atau perencanaan sebelumnya.
Suatu revolusi dapat makan waktu yang lama, misalnya Revolusi 2.5 Mazhab Sosiologi
Industri yang dimulai di Inggris. Pada saat itu terjadi perubahan- Secara umum, perkembangan sosiologi dapat dibagi dalam tiga
perubahan dari tahap produksi tanpa mesin menuju tahap produksi kelompok masa. Ketiga kelompok masa tersebut meliputi masa
dengan menggunakan mesin. sebelum Auguste Comte, era Auguste Comte, dan setelah Auguste
Perubahan social yang terjadi dalam kawasan penelitian yaitu Comte. Jadi, bisa dikatakan masa Auguste Comte -lah yang menjadi
termasuk ke dalam perubahan evolusi. Dimana perubahan social patokan dari perkembangan sosiologi.
budaya yang terjadi pada kawasan penelitian terjadi dalam proses
Auguste Comte yang dikenal sebagai bapak sosiologi ini sangat
yang lambat, dalam waktu yang lama dan terdapat suatu rentetan
populer karena dialah yang memunculkan istilah sosiologi untuk
perubahan kecil yang mengikutinya. Salah satu perubahan yang
pertama kalinya. Setelah masa Auguste Comte, sosiologi kemudian
terjadi dalam kawasan penelitian ini yaitu perubahan pola pikir.
terus mengalami perkembangan. Bermunculan pula tokoh tokoh

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 12


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

sosiologi lainnya yang juga memunculkan pemikirannya masing - ketika terdapat tempat berpijak dan tempat hidup bagi masyarakat itu
masing mengenai sosiologi dan kajiannya. sendiri.

Setelah Auguste Comte, ada banyak tokoh sosiologi yang juga Tokoh sosiologi pendukungnya adalah Edward Bukle dan Le
turut mengembangkan pemikirannya dalam kajian sosiologi ini. Para Play. Le Play melakukan analisis mengenai keluarga, di mana ia
tokoh dengan pemikirannya ini kemudian dikelompokkan menurut menyebut keluarga merupakan satuan unit sosial fundamental yang
kelompok pandangannya, yang dijadikan dalam enam mazhab. Total dimiliki masyarakat. Keluarga sebagai suatu organisasi keluarga
ada enam mazhab sosiologi yang memuat teori teori sosiologi sesudah ditentukan melalui berbagai cara mempertahankan hidupnya, semisal
Aguste Comte. Mazhab sosiologi tersebut, meliputi : dengan cara mereka bermata pencaharian.

1. mazhab geografi dan lingkungan. Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa ajaran-ajaran
2. Mazhab Organis dan Evolusioner. atau teori-teori sosiologi pada dasarnya menghubungkan faktor
3. Mazhab Formal. keadaan alam dengan faktor-faktor struktur dan organisasi sosial.
4. Mazhab Psikologi.
2.5.2 Mazhab Organis dan Evolusioner
5. Mazhab Ekonomi.
Tokoh sosiologi pada mazhab organis dan evolusioner yang
6. Mazhab Hukum.
paling dikenal adalah Herbet dan WG Summber. Spencer sendiri
Masing -masing mazhab sosiologi ini memiliki ciri khas berperan dalam melakukan analogi antara masyarakat manusia
pemikiran tersendiri beserta dengan para tokoh sosiologi dengan organisme manusia.
pendukungnya.
Menurut W.G. Summer yang membahas mengenai kebiasaan
2.5.1 Mazhab Geografi dan Lingkungan sosial yang secara umum muncul tanpa disadari dalam masyarakat
Poin utama pemikiran sosiolog pada mazhab ini adalah bahwa (Folkways).
masyarakat hanya memungkinkan untuk timbul dan berkembang

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 13


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2.5.3 Mazhab Formal 2.5.5 Mazhab Ekonomi


Tokoh sosiolgo yang utama dalam mazhab formal ini adalah Pada Mazhab ekonomi, kita akan banyak membahas tentang
George Simmel. Simmel menyatakan bahwa elemen-elemen yang ajaran-ajaran dan pemikiran Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber
ada dalam masyarakat pada dasarnya dapat mencapai suatu kesatuan. (1864-1920).

Untuk mencapai kesatuan ini, masyarakat dapat membentuk Marx identik dengan pemikirannya mengenai masyarakat kelas.
suatu bentuk yang dapat mengatur hubungan di antara elemen-elemen Bagi Marx, masyarakat yang terbagi atas kelas -kelas akan membuat
tersebut, seperti lembaga. Agar lembaga yang dibentuk dapat kekuatan dan kekayaan hanya terhimpun pada kelas yang berkuasa
mengatur hubungan dalam masyarakat dengan baik, maka sifatnya saja. Sedangkan refleksi status ekonomi kelas dapat mengacu pada
harus dalam bentuk superioritas, subordinasi dan konflik. filsafat, agama, hukum, serta kesenian.

2.5.4 Mazhab Psikologi Adapun Weber lebih menekankan pada bentuk organisasi sosial.
Tokoh sosiologi yang utama dari mazhab psikologi ini adalah Ia berpandangan bahwa organisasi sosial yang ada harus diteliti sesuai
Gabriel Tarde. Tarde mengulas tentang bagaimana gejala sosial perilaku warga, di mana sudah seharusnya motivasi yang dimiliki
berlangsung dalam kerangka reaksi psikis seseorang. sesuai dengan harapan rakyat umum. Gejala sosial pada dasarnya bisa
dianalisa dengan mengunakan kriteria tertentu serasi dengan tipe -tipe
Dia menyebutkan bahwa pada dasarnya gejala sosial memiliki
ideal dalam masyarakat.
sifat psikologis yang terdiri dari interaksi yang antara jiwa-jiwa
individu. Jiwa dari masing -masing individu harus terdiri dari 2.5.6 Mazhab Hukum
kepercayaan-kepercayaan serta keinginan-keinginan. Pendukung dari mazhab sosiologi hukum ini utamanya
adalah Emile Durkheim, serta Max Weber. Emile Durkheim
berpandangan bahwa pada dasarnya, hukum perlu dihubungkan
dengan jenis-jenis solidaritas yang bisa ditemukan dalam masyarakat.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 14


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Max Weber sendiri mengusulkan adanya 4 tipe ideal hukum,


yang meliputi:

a) Hukum irasional dan meteriil, ketika keputusan dari


pembentuk undang-undang dan hakim didasarkan pada nilai-
nilai emosional tanpa merujuk suatu kaidah apapun.
b) Hukum irasional dan formal, ketika keputusan dari
pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada
kaidah-kaidah yang ada di luar akal, berupa wahyu atau
ramalan.
c) Hukum rasional dan materiil, ketika keputusan pembentuk
undang-undang dan hakim merujuk pada kaidah seperti suatu
kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan penguasa atau
ideologi.
d) Hukum rasional dan formal, hukum dibentuk berdasarkan
apda konsep-konsep yang abstrak dari ilmu hukum.

Dalam penelitian ini, mazhab yang terkait dalam penelitian yaitu


adalah mazhab geografi dan mazhab ekonomi yang akan secara
spesifik di bahas dalam bab 4.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 15


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan daerah
Daerah penelitian ditentukan scara sengaja (purposive method).
Daerah yang dipilih sebagai daerah peneiltian ini adalah Desa
Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Alasan
peneliti memilih Desa Sambirejo yaitu karena buah naga di Desa
Sambirejo merupakan produk unggulan, selain itu Desa Sambirejo
merupakan sentra penghasil buah naga terbesar di Banyuwangi yang
menyumbangkan produk buah naga terbesar di Banyuwangi dari total
produksinya.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Metode deskriptif adalah salah satu metode
penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang
bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 16


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah buah naga tentang perubahan sosial yang terjadi di wilayah tersebut.
untuk menjawab masalah secara aktual”. Sedangkan, Sukmadinata Kemudian dari hasil tersebut dikaitkan juga dengan mazhab sosiologi.
(2006) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah
3.4 Teknik Pengumpulan Data
metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan
Menurut Maryadi dkk (2010:14), Teknik pengumpulan data yang
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang
berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama.
terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.
Menurut Sugiyono (2005:62), “Teknik pengumpulan data merupakan
Dari kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang digunakan untuk dari penelitian adalah mendapatkan data”. Berdasarkan pemaparan di
mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena, misalnya atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data merupakan teknik
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, dengan yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu.
aktual. Dengan demikian, penulis beranggapan bahwa metode Penggumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan
penelitian deskriptif sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh dalam suatu penelitian ilmiah.
penulis. Karena dalam penelitian ini, penulis berusaha
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
mendeskripsikan sebuah masalah atau fenomena yang terdapat pada
adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Berikut
novel Bocchan karya Natsume Souseki.
ini akan dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
3.3 Objek Penelitian oleh peneliti sebagai berikut.
Objek dalam penelitian ini yaitu tentang perubahan sosial
1. Teknik Observasi
terhadap petani buah naga di Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi. Dimana peneliti melakukan identifikasi terhadap petani

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 17


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), “Observsi adalah


pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek
penelitian”.

2. Teknik Wawancara

Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai


berikut: Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.

3. Studi Pustaka

Studi yang dilakukan dengan memperoleh data dari instansi


terkait yakni dari kantor kepala desa dan dinas pertanian terkait
maupun buku-buku dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Studi pustaka termasuk pada data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang sudah dalam bentuk dokumen-dokumen
(Suryabrata, 2012).

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 18


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Bangorejo
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah

Kecamatan Bangorejo secara geografis berada diantara 113 0-


1140 Bujur Timur dan 70-80 Lintang Selatan. Kecamatan Bangorejo
terletak 42 km disebelah barat Kota Kabupaten Banyuwangi. Jarak
pusat Kecamatan Bangorejo dengan ibu kota Kabupaten Banyuwangi
sejauh 42 km dan membutuhkan waktu sekitar ± 2 jam untuk sampai
ke ibu kota. Jarak yang ditempuh untuk menuju ibukota provinsi
adalah 327 km dan membutuhkan waktu tempuh sekitar ± 8 jam.
Batas-batas wilayah Kecamatan Bangorejo menurut letaknya
ialah sebagai berikut :
Batas sebalah utara : Kecamatan Gambiran
Batas sebalah selatan : Samudera Indonesia
Batas sebalah barat : Kecamatan Purwoharjo
Batas sebalah timur : Kecamatan Pesanggaran

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 19


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

4.1.2 Luas dan Bentuk Daratan Desa Ringintelu. Sebagian besar desa di Kecamatan Bangorejo
Luas wilayah Kecamatan Bangorejo yaitu 100,62km2 yang berupa dataran dengan rata-rata tinggi dataran tanah 65 meter diatas
terdiri dari 7 desa yaitu Desa Sukorejo, Ringintelu, Sambirejo, permukaan laut. Jenis batuan aluvium dan jenis tanah gambut
Sambimulyo, Temurejo, Bangorejo dan Desa Kebondalem. Luas dan mendominasi kondisi dataran di Kecamatan Bangorejo. Kondisi
letak masing-masing desa di Kecamtan Bangorejo yaitu sebagai air/irigasi cukup terdapat sungai Sampean Baru yang berasal dari
berikut: Kalibaru. Keadaan iklim Kecamatan Bangorejo berada pada dataran
Table 4.1 luas, letak, dan tinggi wilayah menurut Desa di Kecamatan rendah yang beriklim kering tanah basah. Curah hujan rata-rata 2.046
Bangorejo tahun 2016
mm/tahun dan memiliki 2 musin yaitu musim penghujan antara bulan
no Desa Luas letak Tinggi Oktober-April dan musim kemarau antara bulan April-Oktober.
(km2) tanah
(m.dpl) 4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk
1 Sukorejo 9,79 Dataran 65
2 Ringintelu 6,80 Dataran 75 Penduduk merupakan masyarakat yang mendiami suatu
3 Sambirejo 9,35 Dataran 61 wilayah atau daerah tertentu. Jumlah penduduk di Kecamatan
4 Sambimulyo 9,79 Dataran 62
5 Temurejo 34,67 Dataran 65 Bangorejo terdiri dari 30.346 jiwa penduduk laki-laki dan 29.961 jiwa
6 Bangorejo 10,34 Dataran 75 penduduk perempuan, sehingga secara keseluruhan jumlah penduduk
7 Kebondalem 19,88 Dataran 90
Jumlah 100,62 di Kecamatan Bangorejo ialah 60.307 jiwa. Keadaan jumlah
Sumber: Kecamatan Bangorejo Dalam Angka, 2016 keseluruhan penduduk di Kecamatan Bangorejo berdasarkan
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan luas wilayah di golongan umur dilihat sebagai berikut:
Kecamatan Bangorejo dibagi menjadi 7 Desa dengan urutan luas desa

yang paling luas berada di Desa Temurejo sebasar 34,67 km2


kemudian Desa Kebondalem, Desa Bangorejo, Desa Sambimulyo,
Desa Sukorejo, Desa Sambirejo, dan luas desa paling kecil berada di

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 20


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

65-69
14 1044 1143
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan
70-74
Bangorejo Tahun 2015 15 796 895
No Kelompok Umur Jumlah (jiwa) 75+
16 928 1227
Laki-Laki Perempuan jumlah
30346 29961
0-4 2253 Sumber: Kecamatan Bangorejo Dalam Angka, 2016
1 2237
5-9 2414 Berdasarkan table diatas, menunjukkan bahwa secara
2 2313
10-14 2634 keseluruhan jumlah penduduk yang beradas di 7 Desa di Kecamatan
3 2426
Bangorejo ialah sebanyak 60.303 jiwa. Usia penduduk terbesar
15-19 2380
4 2173 berada pada usia 10-14 tahun yaitu sebesar 5060 jiwa, sedangkan usia
20-24 1871 penduduk terkecil berada pada usia 70-74 tahun yaitu sebesar 1691
5 1667
25-29 1892 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di
6 1795
30-34 2120 Kecamatan Bangorejo berada pada usia produktif (15-55 tahun).
7 2177
Tersedianya sumber daya manusia yang produktif tersebut dapat
35-39
8 2317 2293 memberikan kontribusi dalam peningkatan berbagai usaha di bidang
40-44 ekonomi serta dapat mendorong pengembangan usahatani untuk
9 2394 2326
45-49 komoditas Buah Naga yang ada di Kecamatan Bangorejo.
10 2131 2328
50-54 4.1.4 Tingkat Pendidikan
11 1913 1938
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting
55-59
12 1706 1587 dalam proses pembangunan dan sebagai indikator dari tingkat
60-64
13 1553 1436 kemajuan suatu masyarakat. Tingkat pendidikan yang dimiliki
masyarakat dapat menjadi faktor pendukung dalam pembangunan

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 21


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

pertanian. Pembagian penduduk di Kecamatan Bangorejo menurut 4.1.5 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk
tingkat pendidikan dapat dilihat sebagai berikut: Ditinjau dari segi mata pencaharian, Kecamatan Bangorejo
Tabel 4.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Bangorejo memiliki berbagai jenis mata pencaharian. Mata pencaharian sebagian
Tahun 2012
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase besar penduduk ialah sebagai petani. Perlu adanya pemanfaatan
(jiwa (%) sumberdaya manusia secara maksimal terutama bagi penduduk yang
1 PAUD 505 3,72
1.390 10,23 bermata pencaharian sebagai petani agar dapat meningkatkan
2 TK
3 SD 6.208 45,69 kegiatan pengembangan usahatani Buah Naga di Kecamatan
4 SLTP 2.973 21,88
Bangorejo. Jenis mata pencaharian penduduk di Kecamatan Bangorejo
5 SLTA 1.133 8,34
6 D3 918 6,76 sebagai berikut:
7 SARJANA 459 3,38 Tabel 4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Bangorejo
Jumlah 13.586 100 Tahun 2012
Sumber: Kecamatan Bangorejo Dalam Angka, 2013 NO Mata Pencaharian Jumlah (jiwa)
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat 1 Pertanian 22903
pendidikan penduduk di Kecamatan Bangorejo cukup baik. Hal ini 2 Tambang 89
dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang berpendidikan baik dari 3 Industri 1147
pendidikan PAUD hingga mencapai jenjang perguruan tinggi. 4 Dagang 4587
Penduduk telah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan 5 Kontruksi 1080
dengan menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi. 6 Angkutan 405
Persentase terbesar berada pada tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 7 Jasa 3167
45,69% dengan sebanyak 6.208 jiwa dari keselsurahn penduduk yang 8 Lainnya 1432
menempuh pendidikan yaitu sebanyak 13.586 jiwa. Jumlah 34.810
Sumber: Kecamatan Bangorejo Dalam Angka, 2016

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 22


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar 7 Kebondalem 212 5,5
Jumlah 3.852 100
penduduk di Kecamatan Bangorejo memiliki ketersediaan
Sumber: Kecamatan Bangorejo Dalam Angka, 2013
sumberdaya manusia untuk bidang pertanian. Hal tersebut dapat
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar
dilihat dari mata pencaharian penduduk di Kecamatan Bangorejo
penggunaan lahan pertanian di Kecamatan Bangorejo ialah berupa
paling besar ialah sebagai petani yaitu sebasar 22.903 jiwa. Kondisi
lahan sawah irigasi Besarnya lahan sawah dengan irigasi teknis dapat
tersebut dapat menjadi faktor penunjang dalam pengembangan
mendukung usahatani Buah Naga dalam hal ketersediaan air,
usahatani Buah Naga agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
sehingga Kecamatan Bangorejo sesuai untuk tempat pengembangan
produksi Buah Naga di Kecamatan Bangorejo.
usahatani Buah Naga.
4.1.6 Kondisi Pertanian
4.2 Gambaran Umum Desa Sambirejo
Luas lahan pertanian di Kecamatan Bangorejo sebesar 3.852
4.2.1 Letak dan Batas Wilayah
ha. Kondisi lahan pertanian yang baik dapat mendukung usahatani
Desa Sambirejo adalah sebuah desa di wilayah Kabupaten
Buah Naga di Kecamatan Bangorejo. Besarnya lahan pertanian secara
Banyuwangi sebelah selatan, tepatnya kurang lebih 50 km dari pusat
langsung dapat menunjuk bahwa sebagian besar penduduk bermata
Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi ke arah selatan jalur dari
pencaharian sebagai petani. Penjelasan tentang kondisi lahan
Kecamatan Gambiran menuju ke Kecamatan Siliragung dan
pertanian yang ada di Kecamatan Bangorejo sebagai berikut:
Pesanggaran. Jarak pusat Desa Sambirejo dengan ibu kota Kabupaten
Tabel 4.5 Luas Lahan Pertanian Menurut Pengairan di Kecamatan
Bangorejo Tahun 2012 Banyuwangi sejauh 50 km dan membutuhkan waktu sekitar ± 2,5 jam
No Desa Irigasi Secara Teknis Persentase (%) untuk sampai ke ibu kota.
1 Sukorejo 482 12,51
2 Ringintelu 329 8,54 Batas-batas wilayah Desa Sambirejo menurut letaknya ialah
3 Sambirejo 668 17,34 sebagai berikut :
4 Sambimulyo 719 18,67
5 Temurejo 733 19,03 Batas sebalah utara : Desa Sambimulyo
6 Bangorejo 709 18,41 Batas sebalah selatan : Desa Ringintelu

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 23


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Batas sebalah barat : Desa Kebondalem dan Desa 4.2.4 Kondisi Pertanian
Bangorejo Berdasarkan data Kecamatan Bangorejo dalam angka 2016,
Batas sebalah timur : Kecamatan Pesanggaran Desa Sambirejo merupakan komoditas dengan produksi tertinggi
4.2.2 Luas dan Bentuk Daratan diantara desa yang ada di Kecamatan Bangorejo. Produksi Buah Naga
Berdasarkan data Kecamatan Bangorejo dalam angka 2016, Desa di Desa Sambirejo merupakan terbesar diantara desa lain yakni
Sambirejo mempunyai luas 9,35 km2 dengan prosentase luas desa sebesar 80 ton. Hal tersebut menunjukkan bahwa Buah Naga di Desa
sebesar 9,29%. Letak Desa Sambirejo merupakan bentuk daratan, Sambirejo merupakan komoditas buah naga unggulan yang ada di
dengan tinggi tanah 61 m.dpl Kecamatan Bangorejo. Selain produksi buah naga, Desa Sambirejo
juga terdapat komoditas jagung dengan produksi 1.037 ton dengan
4.2.3 Keadaan Mata Pencaharian Penduduk
luas lahan 170 Ha. Produksi ubi kayu sebesar 19 ton dengan luas
Berdasarkan data Kecamatan Bangorejo dalam angka 2016,
lahan sebesar 1 Ha. Produksi kedelai sebesar 132 ton dengan luas
jumlah mata pencaharian di Desa Sambirejo pada sector pertanian
lahan 74 Ha.
sebanyak 3.263 jiwa, sector tambang sebanyak 13 jiwa, sector
industry 96 jiwa, sector perdagangan sebanyak 469 jiwa, sector 4.3 Proses Perubahan Sosial
kontruksi sebanyak 104 jiwa, sector angkutan sebanyak 32 jiwa, 4.3.1 Sejarah Awal Petani Buah Naga di Desa Sambirejo
sector jasa sebanyak 530 jiwa dan sector lainnya sebanyak 321jiwa. Kecamatan Bangorejo
Dalam pembahasan ini peneliti akan memberikan gambaran
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan mata
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan ditempat penelitian
pencaharian penduduk Desa Sambirejo paling tinggi yaitu sector
mengenai sejarah awal pertanian Buah Naga di Desa Sambirejo
pertanian dengan jumlah 3.263 jiwa dan paling rending yaitu sector
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Salah satu hal yang
tambang dengan jumlah 13 jiwa.
menarik dari persoalan ini adalah membahas tentang awal mula
adanya pertanian buah naga di desa Sambirejo.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 24


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Kecamatan bangorejo merupakan salah satu daerah yang Pada awalya bibit yang digunakan petani sebagian berasal dari luar
memiliki lahan pertanian yang cukup luas di Kabupaten Banyuwangi. daerah, namun dengan perkembangan Buah Naga yang semakin baik
Luasnya lahan pertanian yang ada di kecamatan Bangorejo sehingga dan bibit buah naga mulai diusahakan sendiri dengan tujuan untuk
sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. memperoleh bibit dengan kualitas yang lebih baik. Perawatan Buah
Terdapat banyak jenis komoditas hortikultura buah yang Naga tergolong tidak teralu sulit
dibudidayakan diantranya Buah Naga yang menjadi komoditas
Keberhasilan masyarakat desa sambirejo dalam menanam
unggulan khususnya di Desa Sambirejo. Luas lahan pertanian disetiap
Buah Naga membawa perubahan sosial untuk semua kalangan.
desa di kecamatan Bangorejo hampir semua di gunakan sebagai lahan
Karena pada tahun 2015 pertanian Buah Naga tidak hanya menjadi
untuk menanam tanaman hortikulltura termasuk komoditas Buah
sebuah profesi seorang petani, akan tetapi petani jeruk sudah
naga. Hal tersebut menyebabkan Kecamatan bangorejo menjadi salah
membuka fikirannya untuk menambah profesi atau usahanya
satu sentra produksi untuk komoditas Buah Naga tepatnya didesa
dibidang yang lain. Seiring banyaknya warga yang mempunyai usaha
sambirejo.
lain sebagai petani maka lahan pertanian Buah Naga juga dapat
Komoditas Buah Naga masih tergolong baru dibudidayakan dijadikan investasi perekonomian mereka, baik untuk investasi
oleh petani, dibandingkan dengan komoditas jeruk siam yang telah penghasilan per bulan maupun per tahun. Tergantung sistem yang
lama dibudidayakan oleh sebagian petani di Kecamatan Bangorejo digunakan oleh masing-masing petani dalam mengolah dan
khususnya Desa Sambirejo. Kecamatan Bangorejo merupakan daerah memasarkan hasil pertaniannya.
yang menjadi awal mula ditanamnya Buah Naga di wilayah
Kabupaten Banyuwangi. Lahan pertanian yang masih sangat luas dan
tanah yang sesuai menyebabkan banyak petani membudidayakan
komoditas Buah Naga. Hal ini menjadi prospek yang sangat baik
dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Bangorejo.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 25


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

sosial masyarakat luas akan terdapat suatu gejala atau penyebab


hingga mengalami suatu perubahan. Perubahan yang terjadi
dimasyarakat luas umumnya disebut dengan perubahan sosial.
Perubahan sosial yang dimaksud dapat mencakup dalam segala
bidang.

Perubahan sosial ini yang terjadi lebih bersifat natural,


terutama pada masyarakat pedesaan. Lebih cenderung melalui proses
panjang untuk mengalami suatu perubahan untuk menjadi lebih maju
dalam menjalani kehidupannya. Namun karena seiring perkembangan
zaman terutama bidang teknologi sudah banyak merambah ke
wilayah desa. Sehingga berbagai bentuk informasi dapat cepat
tersalurkan ke berbagai wilayah melalui berbagai media, baik media
cetak maupun online.

Adanya informasi melalui berbagai media yang telah masuk


Gambar 4.2 Pertanian Buah Naga di sambirejo
diwilayah desa, maka masyarakat pedesaan tidak lagi berfikir secara
Sumber : Survey primer, 2018
stagnan atau tetap dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka
4.3.2 Bentuk perubahan Sosial Petani Buah Naga
lebih dinamis dalam berfikir maupun dalam melakukan inovasi baru
Kehidupan sosial bukan merupakan suatu barang cetakan
dalam proses bekerja. Umumnya pekerjaan masyarakat pedesaan
seseorang, melainkan suatu proses yang selalu membaru, tumbuh,
lebih spesifik terjun pada bidang pertanian, karena didukung oleh
berkembang, dan mengalami perubahan baik secara cepat maupun
keadaan wilayah dan geografis lingkungan. Dalam penelitian ini
lambat laun. Pertumbuhan dan perkembangan dalam suatu kehidupan
peneliti mengambil objek pertanian Buah Naga yang ada di desa

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 26


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Sambirejo, karena menurut pengamatan peneliti pertanian Buah Naga tertentu baik didorong oleh suatu kondisi tertentu atau pengaruh
memberi dampak yang sangat baik pada masyarakat setempat. pihak lain untuk menjadi lebih baik. Dapat dilihat wujud atau
bentuk dari adanya pemikiran masyarakat di desa Sambirejo
Dapat dilihat bahwa hampir semua lahan pertanian yang ada
adalah adanya inisiatif beberapa warga untuk mendedikasikan
di desa Sambirejo ditanami oleh buah Buah Naga. Hal ini
dirinya kepada masyarakat luas menjadi seseorang yang lebih
menunjukkan bahwa hasil pertanian Buah Naga memberikan hasil
manfaat. Bentuk dari pengabdian yang dilakukan oleh warga
yang signifikan dalam hal kebutuhan ekonomi untuk memenuhi
adalah berdirinya beberapa kelompok tani. Karena melalui
kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Karena ketika kebutuhan
kelompok tani, maka informasi baru mengenai bidang pertanian
ekonomi masyarakat sudah terpenuhi maka secara tidak langsung
lebih mudah masuk.
akan mempengaruhi perubahan bidang yang lain. Diantaranya
sebagai berikut: Wujud terbentuknya kelompok tani merupakan hasil dari
perkembangan pola pikir dalam bidang pertanian, yakni dengan
a. Perubahan Pola Pikir
tujuan memudahkan urusan atau masalah masyarakat terkait
Perubahan dalam pola pikir, merupakan suatu perubahan yang
keluhan pertaniannya. Hal ini dilakukan proses pemecahan
dialami oleh seorang individu. Yang mana seorang individu
masalah melalui diskusi bersama anggota kelompok tani serta
memiliki suatu keinginan untuk berkembang dan menjadi lebih
juga mendatangkan pakar pertanian, untuk membantu
maju. Seperti halnya yang terjadi di desa Sambirejo, yakni
memecahkan masalah yang dialami para petani.
sebelum adanya pertanian Buah Naga masyarakat bertumpu pada
sektor pertanian musiman, padi, kedelai dan yang lain. Perubahan pola pikir tidak berhenti hanya pada petaninya dan
bidang pertanian saja. Melainkan para petani sudah lebih peduli
Melalui tahapan dalam perubahan pola pikir, masyarakat
tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya. Hal ini
menjadi lebih berkembang. Namun untuk mendukung
terlihat banyak anak-anak muda warga desa Sambirejo
perkembangan pemikiran masyarakat perlu adanya dorongan
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi baik swasta,

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 27


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

negeri, didalam maupun diluar kota. Karena masyarakat sudah saat liburan sekolah anak-anaknya. Tetapi memang petani yang
berfikir, bahwa dengan anak-anaknya berpendidikan tinggi maka mempunyai laha pertanian Buah Naga kesejahteraan hidupnya
akan mendapat kehidupan atau masa depan yang lebih baik dari meningkat tajam, bisa dilihat dari penghasilannya. Dengan
pada mereka sendiri sebagai orang tua. perhitungan ketika lahan pertanian dengan luas ¼ ha ditanami
padi dalam 1 tahun menghasilkan sekitar 6 juta an, namun dengan
b. Perubahan Ekonomi Masyarakat Desa Sambirejo
luas ¼ ha lahan pertanian ditanami buah Buah Naga dalam
Ekonomi merupakan salah satu hal yang sangat pokok untuk
jangka waktu 1 tahun maka dapatmenghasilkan sekitar 60 juta an.
dipenuhi didalam kehidupan setiap orang. Dengan dimiliknya
Jadi bisa dilihat peningkatannya dari perhitungan tersebut.”
ekonomi yang mapan, maka dapat memberikan kesejahteraan
pada kehidupan seseorang. Seperti halnya kehidupan ekonomi Dari penjabaran bapak sekretaris desa Sambirejo tersebut

masyarakat desa Sambirejo yang diungkapkan oleh salah satu telah menggambarkan peningkatan perekonomian warga

warga setempat. masyarakat desa sambirejo. Beliau menjabarkan dengan


perhitungan hasil para petani Buah Naga dan membandingkan
“pertumbuhan ekonomi masayarakat desa Sambirejo semakin
jika ditanami selain Buah Naga. Perhitungan tersebut merupakan
meningkat, bisa dilihat dalam 1 RT minimal terdapat 6 mobil.
keunikan hasil pertanian Buah Naga, karena perbandingan
Kadang-kadang 1 rumah bisa mempunyai 2 mobil. Namanya
dengan tanaman lain yang sangat banyak.
juga petani kerjanya dilahan pertanian, tetapi sekarang banyak
yang mempunyai mobil Avanza, Innova. Apa ya mungkin petani Dalam setiap perubahan sosial yang berada didalam tatanan

tadi ke lahan pertanian memebawa mobil. Untuk mengangkut kehidupan masyarakat selalu memiliki dampak. Baik dampak

obat-obatan, pupuk dan yang lain. Pasti ketika dolahan pertanian positif yang mengarah pada kemajuan dan dampak negatif yang

cuma membawa sepeda motor. Petani bangga dapat memiliki mengarah pada kemunduran.

mobil, rumahnya bagus, tidak peduli mobilnya hanya nganggur


dirumah. Kemungkinan hanya dibuat keluar bersama keluarga

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 28


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Apabila dilihat dari dampak positif tentang perubahan serta


tahapan dalam proses sosial di desa Sambirejo adalah masyarakat
yang mempunyai pemikiran untuk maju. Terlihat dari segi
penghasilan petani yang baik, diwujudkan dengan kepemilikan
barang dan terbentuknya kelompok tani. Apabila dilihat dari
dampak negatif dari perubahan sosial masyarakat desa Sambirejo
adalah adanya kehilangan buah naga dilahan pertanian mereka.
Hal ini dikarenakan ada seseorang yang mengambil atau memetik
buah Naga dilahan pertanian tanpa sepengetahuan pemilik lahan
pertanian.

Sebagaimana dampak dari perubahan dan proses sosial yang


terjadi di desa sambirejo, maka membuat masyarakat setempat
mengetahui tentang keunggulan dan kelemahan dari adanya
proses sosial dan perubahan tersebut. Serta masyarakat dapat
melihat bagaimana fenomena sosial yang terjadi pada saat
sebelum adanya pertanian Buah Naga dan setelah adanya
pertanian Buah Naga.
Gambar 4.3 Kondisi perubahan ekonomi di Desa Sambirejo
Sumber: Survey primer dan sekunder 2018

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 29


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

4.4 Interaksi Sosial Desa Sambirejo Namun program ini membuat partisipasi masyarakat sekarang
Interaksi sosial dan tatanan sosial merupakan dua faktor yang berkurang dari tahun ke tahun sebelumnya.
sering berkembang sekaligus sering berubah dalam masyarakat baik
Pengambilan keputusan sosial dalam masyarakat awalnya
masyarakat petani maupun masyarakat pada umumnya. Interaksi
didasarkan pada adat istiadat yang berlaku, misalnya untuk
sosial dan tatanan sosial yang mengalami perubahan atau pergeseran
melakukan program Desa maka sebelumnya di dalam rapat umumnya
di daerah penelitian dapat dilihat dari kebiasan kehidupan sehari-hari
dihadiri seluruh masyarakat tanpa melihat struktur sosial. Hal ini
menunjukkan kehidupan interaksi sosial di desa sambirejo mengalami
kemudian berkembang dimana yang mengikuti rapat umum
perubahan.
masyarakat yang mewakili kelompok tertentu. Perubahan atau
Perubahan interaksi sosial yang terdapat di desa sambirejo pergeseran ini terjadi karena kapasitas tempat pertemuan yang tidak
sesudah adanya petani buah naga yaitu Kebiasaan-kebiasaan dalam memungkinkan untuk menumpang masyarakat dan juga masyarakat
masyarakat juga terjadi perubahan-perubahan, misalnya kerja bakti desa sambirejo sibuk dengan pertanian buah naganya. Masyarakat
yang kadang penekanannya bukan pada bentuk kerja sama kelompok desa sambirejo hanya melakukan rapat dengan kelompok taninya
tetapi mulai pada penyelesaian secara pribadi. Artinya karena petani tersebut untuk membahas masalah pertanian buah naganya saja.
telah memiliki penghasilan yang cukup maka dalam kegiatan mereka Untuk masalah desa kebanyakan petani buah naga yang ada di desa
hanya menyewa tenaga kerja bakti dan tidak melibatkan diri secara sambirejo hanya di wakilkan dalam melakukan pertemuan tersebut.
langsung di dalam kelompok. Perilaku ini telah mengikis budaya
Dalam kehidupan berkomunikasi juga mengalami perubahan
kelompok atau kerja sama yang dahulu menjadi kebiasaan di desa.
contohnya dalam kehidupan Keluarga petani buah naga dengan
Kerja bakti pada tahun 1998-an dilakukan di sembarang waktu di saat
masyarakat sekitar pada umumnya dalam komunikasi mulai
ada kegiatan yang harus diselesaikan tapi pada saat ini kegiatan
kebutuhan telekomunikasi dengan menggunakan telepon. Hal ini
tersebut dilakukan pada hari jumat yang dinamakan ‘Jumat Bersih’.
menyebabkan komunkasi sosial antar warga, kelompok dan tetangga
terkesan renggang. Misalnya seseorang warga yang ingin

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 30


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

menyampaikan berita kepada warga lainnya di lingkungan tersebut bakti yang kadang penekanannya bukan pada bentuk kerja sama
tidak disampaikan dengan cara komunikasi langsung atau interaksi kelompok tetapi mulai pada penyelesaian secara pribadi. Artinya
langsung tetapi disampaikan dengan cara menggunakan telepon. karena petani telah memiliki penghasilan yang cukup maka dalam
kegiatan mereka hanya menyewa tenaga kerja bakti dan tidak
4.5 Mazhab Terkait Studi Kasus
melibatkan diri secara langsung di dalam kelompok dan juga dalam
Dalam pembahasan ini menjelaskan keterkaitannya mazhab
perekonomian masyarakat desa sambirejo mengalami peningkatan
dengan permasalah perubahan sosial di desa sambirjo. Mazhab yang
karena pertanian buah naga contohnya banyak petani buah naga yang
dikaitkan dengan permasalahan perubahan didesa sambirejo yaitu
memiliki mobil pribadi dan juga rumah mewah dari hasil pertanian
mazhab ekonomi.
buah naganya. Hal tersebut menunjukan keterkaitan mazhab ekonomi
Mazhab ekonomi adalah menurut Marx identik dengan mempengaruhi perubahan sosial di desa sambirejo.
pemikirannya mengenai masyarakat kelas. Bagi Marx, masyarakat
Perubahan tersebut merupakan sesuatu yang dirasakan setiap
terbagi atas kelas-kelas akan membuat kekuatan dan kekayaan hanya
masyarakat dimanapun mereka berada. Karena dalam perubahan
terhimpun pada kelas yang berkuasa. Yang artinya dalam mazhab ini
masyarakat akan merasakan sesuatu yang belum pernah ada atau yang
menjelaskan tentang ekonomi yang mempengaruhi perubahan sosial.
belum pernah terjadi menjadi ada, dan mengikuti setiap kehidupan
Yang dimana itu terjadi di desa sambirejo perubahan ekonomi mereka. Hal ini terjadi karena pada dasarnya masyarakat dalam
mempengaruhi perubahan sosial masyarakat petani buah naga di desa menjalani kehidupan sifatnya dinamis akan selalu mengalami
sambirejo banyak terjadi. Contohnnya dalam kehidupan sehari-hari perubahan.
masyrakat sambirejo didalam perubahan itu tampak pada hal
Perubahan yang ada dalam masyarakat luas bisa berupa
perubahan bidang ekonomi masyarakat setempat. Dalam perubahan
perubahan menuju ke lebih baik dan juga bisa berupa kemunduran.
bidang ekonomi masyrakat setempat banyak hal yang terjadi dalam
Berbicara perubahan sosial masyarakat, tidak pernah terlepas dengan
kehidupan sehari-hari yaitu dalam kegiatan kerja bakti misalnya kerja
beberapa faktor yang masuk dalam kehidupan mereka, melalui

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 31


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

berbagai media. Proses perubahan sosial dari waktu kewaktu sifatnya


lebih alamiah, dan juga ada yang instan atau langsung. Adanya
perubahan setiap kehidupan, maka dapat dipaparkan bahwa kemajuan
zaman sangat erat kaitannya pada faktor mazhab ekonomi dalam
penelitian ini.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 32


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, kesimpulan yang dapat


diambil adalah sebagai berikut:

1. Perubahan tanaman buah jeruk menjadi tanaman buah naga di


Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi, berpengaruh pada perubahan social masyarakat
yaitu perubahan pola pikir dan perubahan ekonomi
masyarakat. Perubahan pola pikir masyarakat akibat pertanian
Buah Naga berpengaruh positif terhadap masyarakat Desa
Sambirejo karena terdapat kelompok usaha tani untuk saling
memberikan informasi terkait dengan pengelolahan tanaman
Buah Naga. Tidak berhenti hanya pada bidang pertaniannya,
melainkan para masyarakat Desa Sambirejo lebih perduli
tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya. Selain
itu, pertanian Buah Naga berpengaruh pada perubahan
ekonomi masyarakat Desa Sambirejo. Dilansir dari salah satu
petani buah naga di Desa Sambirejo, mengatakan bahwa

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 33


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

sebelum mengenal buah naga perekonomian mereka sangat


sulit, dimana mereka hanya mampu mencukupi kebutuhan
makan sehari-hari saja. Namun setelah memutuskan untuk
menjadi Petani Buah Naga taraf hidupnya menjadi meningkat
dan mampu membeli mobil, merenovasi rumah dan
menyekolahkan anaknya sampai jenjang universitas.
2. Terjadinya perubahan social berdampak negative terhadap
interaksi social di Desa Sambirejo Kecamatan Bangorejo
Kabupaten Banyuwangi, salah satunya yaitu masyarakat yang
taraf hidupnya telah meningkat tidak ingin lagi melakukan
kerja bakti dan lebih memilih membayar orang untuk
melakukannya. Hal tersebut mengakibatkan tingkat interaksi
social antar masyarakat Desa Sambirejo menurut pada tahun
ini ditinjau dari kegiatan kerja bakti.
3. Mazhab yang dikaitkan dengan permasalahan perubahan di
Desa sambirejo yaitu mazhab ekonomi. Dimana masyarakat
Desa Sambirejo mengalami peningkatan karena pertanian
buah naga contohnya banyak petani buah naga yang memiliki
mobil pribadi dan juga rumah mewah dari hasil pertanian buah
naganya. Hal tersebut menunjukan keterkaitan mazhab
ekonomi mempengaruhi perubahan sosial di Desa Sambirejo.

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 34


PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi. (2016). Kabupaten
Banyuwangi Dalam Angka 2016. Banyuwangi: BPS Kabupaten
Banyuwangi.

Badan Pusat Statistik Kecamatan Bangorejo. (2016). Kecamatan Bangorejo


Dalam Angka 2016. Banyuwangi: BPS Kabupaten Banyuwangi.

Dyah, aulia.M.P, (2015). Analisis Usahatani Buah Naga Di Desa Sambirejo


Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Skripsi Fakultas
Pertanian UniversitasJember.

Oktaviana. (2018). “Buah Naga Bukan Sekedar Buah” Dari Eksistensi Hingga
Strategi: Penguatan Buah Naga Dalam Menurunkan Tingkat
Kemiskinan Dan Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Studi
Kasus Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi). Volume 1
Nomor 1, Juli 2018 ISSN 2621-8348 (Online). IAIN Jember.

Setyawan, dkk. 2017. Analisis Pendapatan Petani Buah Naga Di Desa


Sambirejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Jurnal
Ekonomi. Vol 1 Jilid 2/2017 Hal. 153 – 162.

Khanif, dkk. 2017. Penguatan Industri Rumah Tangga Dodol Buah Naga
Sebagai Bentuk Pemenuhan Hak Ekonomi Masyarakat Di Desa
Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Volume
12, Issue 1 (2018), hal. 221-232. Fakultas Hukum Universitas
Jember

SOSIOLOGI DESA DAN KOTA 35

Anda mungkin juga menyukai