PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jangkrik merupakan salah satu jenis serangga yang menarik untuk di perhatikan
dan memiliki manfaat bagi manusia. Di indonesia yang beriklim tropis ini jangkrik
dapat dijumpai hampir diseluruh wilayah dan merupakan salah satu kekayaan hayati
indonesia. Berbagai jenis jangkrik telah diteliti oleh para pakar serangga yaitu
terdapat kurang lebih 100 spisies jangkrik yamg ada di indonesia.
Jangkrik yang umum ditemui di indonesia adalah jangkrik jaliteng,
jerabang/jalibang, bering, gangsir, dan jangkrik upa/ lupo. Jangkrik telah lama
dikenal sebagai penghasil bunyi yag oleh sebagian orang digunakan untuk mengusir
tikus. Zaman dahulu jangkrik banyak ditemukan di tempat sampah dan pada
bongkahan-bongkahan tanah, tetapi saat ini jangkrik telah sulit ditemukan di alam
karena banyak diambil untuk berbagai kepentingan, baik untuk pakan binatang
piaraan sepert burung bercau, ikan hias dan lobster serta sekarang ini dipakai juga
untuk kosmeti dan untuk komoditas ekspor.
Kurangnya ketersediaan jangkrik dialam untuk kebutuhan manusia telah
mendorong dilakukannya beternak jangkrik. Uaha beternak jangkrik harus
direncanakan secara matang baik dari segi teknisnya maupaun dari segi
ekonomisnya. Segiteknis meliputi penyusunan jadwal kegiatan, pembuatan ssarana
produksi dan penentuan likasi, sedangkan segi ekonomis meliputi penyiapan
anggaran dan survei pasar.
Mungkin yang pada mulanya usaha beternak jangkrik yang semula dilakukan
hanya secara coba-coba, akhirnya melalui berbagai percobaan dan penelitian dapat
ditemukan metode beternak yang mudah, praktis, dan dapat menghasilkan. Dan pada
dasarnya beternak jangkrik tidak sulit dilakukan dan bibitnya mudah untuk diperoleh
dari para peternak yang sudah berhasil.
Seiring dengan perkembangan globalisasi yang membuat tingginya angka
pengangguran. Membuat usaha sendiri adalah salah satu langkah untuk menghindari
kita dari gelar pengangguran, salah satunya adalah dengan budidaya jangkrik.
Dilaporan ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah untuk melakukan budidaya
jangkrik, selain itu laporan pratikum ini juga dibuat untuk melengkapi tugas yang di
berikan oleh dosen mata kuliah Pengembangan Budidaya Satwa Harapan
A. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal tentang beternak jangkrik ini
adalah anatra lain :
1. Mengembangkan kemandirian dalam berwirausaha
2. Meberikan inspirasi untuk tumbuh kembangnya jiwa wira usaha
3. Menyediakan dan membuka lapangan kerja baru
4. Membuka ruang bagi tumbuhnya semangat wirausaha
5. Memberikan ketersediaan jangkrik untuk kebutuhan manusia
6. Menjaga kelestarian jangkrik di alam dari perburuan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara membudidaya jangkrik dengan
menggunakan Media Dos
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Morfologi Jangkrik
Morfologi jangkrik pada umumnya adalah badan berwarna cokelat gelap dan
terdiridari tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Pada bagian kepala
terdapatsepasang antenna pajang. Pada bagian anterior, terdapat sepasang mata
majemuk. Pada bagian ventral terdapat mulut yang terbagi menjadi labrum,
mandibles, maxillae,dan labium. Pada bagian toraks dibagi menjadi tiga, yaitu
protoraks, mesotoraks, danmetatoraks. Terdapat dua pasang sayap yang terdapat
pada mesotoraks danmetatoraks. Sayap depan memiliki panjang yang bervariasi
tetapi hal yang pastiadalah sayap depan menutupi setidaknya setengah hingga
seluruh bagian abdomendan berbentuk datar terhadap badan jangkrik kemudian
sayap belakang lagi tertutupioleh sayap depan dan terlipat. Pada betina tampak
ovipositor yang lebih panjang dibandingkan jantan. Baik betina dan jantan memiliki
cerci ( University of Arizona,1997 ).
2.2. Siklus Hidup Jangkrik
Kekerabatan jangkrik sangat dekat sekali dengan belalang, begitu juga dengan siklus
hidupnya. Siklus hidup jangkrik termasuk dalam golongan metamorfosis
tidak sempurna dikarenakan tidak terdapat fase pupa tetapi terdapat fase
nimfa.Berdasarkan gambar 2.2, siklus hidup jangkrik adalah fase telur yang menetas
dalam26 hari kemudian menjadi larva lalu menjadi nimfa dan selanjutnya menjadi
fasedewasa ( J.R.S.C, 1879 ).
2.3 Habitat
Habitat jangkrik adalah daerah yang intensitas cahayanya rendah sehingga sering kali
dapat dijumpai di bawa bebatuan, tumpukan kayu-kayu, celah-celah perabotan
rumah, dan di bawah naungan dedaunan atau rerumputan seperti di bawah padang
rumput, ladang pertanian, dan sebagainya. Persebaran jangkrik cukup luas meliputi
Eropa tengah dan selatan, Asia, dan Afrika Utara ( University of Arizona,1997 ).
BAB III
Kandang untuk berternak jangkrik terbuat dari kayu/triplek atau kardus bekas.
Ukuran kandang disesuaikan dengan tempat, lokasi dan populasi jangkrik. Sebagai
contoh untuk menampung sekitar 4000 ekor jangkrik hanya dibutuhkan kandang
dengan ukuran 100 cm x 60 cm x 30 cm. Kandang jangkrik bisa digunakan
berulangkali, tergantung bahan kandang yang digunakan. Pada bagian atas atau atap
kandang dilapisi menggunakan daun pisang, daun tebu, sabut kelapa, daun kelapa
atau kertas koran.
Pendukung pertumbuhan jangkrik atau rumah jangkrik adalah tempat merambat dan
tangkringan jangkrik, yaitu berupa empat lengkungan besar dan delapan lengkungan
kecil yang dibentuk menyerupai kerangka besi pada payung. Bisa juga menggunakan
beberapa papan telur bekas dan diletakkan didalam kandang jangkrik.
Lokasi atau tempat peternakan jangkrik bisa dimana saja, baik itu didalam rumah,
dipekarangan atau dikebun. Tetapi lokasi tersebut harus memenuhi syarat tertentu
agar suasananya sesuai dengan habitat asli serangga jangkrik di alam. Agar sukses
dan memperoleh keuntungan dalam usaha peternakan jangkrik sebaiknya pilihlah
lokasi dengan kriteria seperti dibawah ini ;
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari
harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya
sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka anakan jangkrik akan
menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol
kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu, semut, tikus, cicak, kecoa dan
laba-laba.Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik, maka makanan jangan
sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan
dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk
jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga
dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar
kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya
tetasnya rendah.
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila
diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan
yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item,
tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding
kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering
seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Penetasan telur-telur jangkrik dilakukan pada sebuah kotak penetasan, bahan kotak
bisa menggunakan kayu, kotak kardus atau bahan lainnya. Untuk menetaskan satu
sendok telur jangkrik atau sekitar 2500 – 3000 butir telur diperlukan kotak penetasan
dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 20 cm. Media yang umum
digunakan untuk menetaskan telur jangkrik adaah kain dan pasir. Berikut ini cara
menetaskan telur jangkrik
Pasir yang digunakan untuk menetaskan telur jangkrik adalah pasir yang
bersih dan halus (diayak),
Sterilkan media pasir dengan cara disangrai atau dijemur untuk mematikan
kuman atau penyakit lainnya,
Masukkan pasir tersebut kedalam nampan ukuran 15 cm x 20 cm (sesuaikan
dengan ukuran kotak penetasan), ketebalan sekitar 2 – 3 cm,
Taburkan telur jangkrik diatas media pasir secara merata,
Tutup telur tersebut dengan pasir setipis mungkin,
Masukkan nampan yang berisi telur jangkrik tersebut kedalam kotak
penetasan,
Semprotkan air setiap hari agar media pasir dan telur selalu lembab.
Sampai saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk
jantan dan induk betina, sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga
dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar
kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya
tetasnya rendah.
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila
diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan
yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item,
tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin.
Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding
kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering
seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu.
Penetasan telur-telur jangkrik dilakukan pada sebuah kotak penetasan, bahan kotak
bisa menggunakan kayu, kotak kardus atau bahan lainnya. Untuk menetaskan satu
sendok telur jangkrik atau sekitar 2500 – 3000 butir telur diperlukan kotak penetasan
dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 20 cm. Media yang umum
digunakan untuk menetaskan telur jangkrik adaah kain dan pasir. Berikut ini cara
menetaskan telur jangkrik
Pasir yang digunakan untuk menetaskan telur jangkrik adalah pasir yang
bersih dan halus (diayak),
Sterilkan media pasir dengan cara disangrai atau dijemur untuk mematikan
kuman atau penyakit lainnya,
Masukkan pasir tersebut kedalam nampan ukuran 15 cm x 20 cm (sesuaikan
dengan ukuran kotak penetasan), ketebalan sekitar 2 – 3 cm,
Taburkan telur jangkrik diatas media pasir secara merata,
Tutup telur tersebut dengan pasir setipis mungkin,
Masukkan nampan yang berisi telur jangkrik tersebut kedalam kotak
penetasan,
Semprotkan air setiap hari agar media pasir dan telur selalu lembab.
Setelah menetas nimfa jangkrik bisa dibiarkan atau dipelihara didalam kotak
penetasan hingga berumur 10 hari. Nimfa jangkrik yang baru menetas sangat sensitif
dan rawan dengan kondisi lingkungan sekitar, sehingga diperlukan perawatan yang
intensif dan penuh ketelatenan. Jika tidak dilakukan perawatan dengan baik, maka
populasi nimfa jangkrik akan cepat menyusut. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam merawat nimfa jangkrik, antara lain sebagai berikut ;
Kotak penetasan dibuat dengan ukuran kecil supaya mudah dalam melakukan
perawatan atau pengontrolan nimfa jangkrik
Menjaga kelembaban ruangan pemeliharaan, kondisikan agar ruangan tidak
terlalu panas dan tidak terlalu lembab. Untuk menjaga kelembaban, letakkan
beberapa botol kecil yang diisi dengan air dan mulut botol ditutup dengan kapas.
Usahakan kapas menyentuh air dan selalu basah,
Memperhatikan pakan nimfa, usahakan nimfa mendapatkan pakan yang cukup.
Pakan nimfa jangkrik antara lain irisan wortel, tepung kacang hijau atau pur halus
yang diberikan secara bergantian. Pakan diberikan 2 kali dalam sehari.
Memberi penghangat supaya nimfa jangkrik tidak mati kedinginan, jika udara
dingin pada malam hari nimfa perlu diberikan penghangat berupa lampu pijar 5
watt,
Menjaga agar lingkungan tempat pemeliharaan nimfa selalu bersih. Bersihkan dan
buang sisa-sisa pakan yang sudah lebih dari satu hari agar lingkungan selalu
bersih dan sehat.
I. Cara Pemeliharaan dan Pembesaran Jangkrik
b). Cara memberi minum jangkrik usia 11 hari hingga panen (masa pembesaran)
1. Minuman jangkrik diberikan didalam wadah/nampan yang diisi kerikil dan air
secukupnya,
2. Tambahkan air jika berkurang.
Pilihlah indukan dan bibit yang sehat supaya jangkrik cepat besar dan cepat
panen, jangkrik akan tumbuh kerdil dan lambat pertumbuhannya jika indukan dan
bibitnya buruk,
Usahakan agar suhu didalam kandang jangkrik tidak lebih dari 30 derajat celcius.
Jika suhu kandang diatas 30 derajat celcius jangkrik akan tumbuh kerdil dan
lambat pertumbuhannya,
Usahakan agar jangkrik tidak kekurangan pakan, kekurangan minum dan kurang
tempat persembunyian. Sebab jika 3 hal tersebut tidak cukup akan timbul sifat
kanibalisme atau saling memakan sesama jangkrik,
Agar jangkrik tidak mencret, berikan pakan dan minum secara teratur. Kontrol
sushu kandang supaya tetap hangat tetapi tidak terlalu panas (suhu tidak lebih dari
30 derajat celcius),
Selalu membersihkan sisa-sisa pakan yang tidak habis dalam 1 hari supaya
kandang tetap bersih dan sehat,
Setelah panen, sebelum digunakan kembali kandang dicuci hingga bersih
kemudian disemprot dengan desinfektan atau larutan sirih. Kemudian kandang
dijemur dibawah terik matahari selama 2 hari.
Hama yang sering menganggu jangkrik antara lain ; semut, cicak, katak, ular, tikus
dan serangga kecil lainnya. Cara pencegahannya yaitu dengan mengolesi kaki-kaki
kandang menggunakan minyak tanah, kapur ajaib, gemuk atau oli bekas. Atau
menggunakan kaleng/botol yang diisi air/minyak tanah/oli bekas untuk mengalasi
kaki-kaki kandang serta menempatkan kandang tidak menempel pada dinding rumah.
Hingga saat ini belum ada penyakit serius yang menyerang jangkrik. Gangguan
kesehatan jangkrik umunya berupa infeksi oleh jamur yang disebabkan oleh
pemberian daun-daunaan atau pakan yang tidak sehat. Jamur biasanya terbawa oleh
pakan atau dedaunan yang tidak steril. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan pakan sayuran atau dedaunan yang bersih dan sehat serta menjaga
kebersihan kandang.
Jangkrik bisa dipanen ketika berumur 35 – 40 hari sejak menetas. Jangkrik yang
dipanen pada umumnya adalah jangkrik remaja, ciri-cirinya yaitu jika jangkrik sudah
mulai tumbuh bulu atau sayap dipunggungnya. Cara panen jangkrik dilakukan
dengan hati-hati supaya jangkrik tidak terluka atau cacat. Jangkrik siap panen
diambil dari kandang kemudian disimpan atau dikemas pada wadah yang sudah
disediakan. Setelah selesai panen jangkrik bisa langsung dipasarkan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai aspek uraian yang telah di sampaikan di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa budidaya jangkrik :