Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


TATA LAKSANA PERKANDANGAN SAPI POTONG
DI PT. TRI NUGRAHA FARM
GETASAN SEMARANG, JAWA TENGAH

Diajukan oleh:

Diajukan oleh:
Anas Solikin
12/334582/PT/06402

Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

LEMBAR PENGESAHAN

USULAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN MAHASISWA


FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

MANAJEMEN PERKANDANGAN SAPI POTONG


DI PT. LEMBU JANTAN PERKASA
PANDEGELANG, SERANG BANTEN
Oleh:
Anas Solikin
12/334582/PT/06402

Telah disetujui tanggal :

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Dosen Pembimbing

Kemahasiswaan

Praktek Kerja Lapangan

Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D.


NIP. 197008291996011001

Prof. Dr. Nono Ngadiyono, Ir., MS.


NIP. 195301191977032001

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama
sebagai penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe
pedaging. Adapun ciri-ciri sapi pedaging adalah seperti berikut : tubuh
besar, berbentuk persegi empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum
dan mudah dipasarkan, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa,
efisiensi pakannya tinggi. Sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara
untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan
cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan
sebagai bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan,
sehingga diperoleh pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.
Keberhasilan usaha peternakan sapi sangat bergantung pada
tatalaksana

perkandangan.

Perbaikan

tatalaksana

perkandangan

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil produksi pada


usaha penggemukan sapi potong. Tatalaksana perkandangan merupakan
merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian
dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat.
Kontruksi kandang yang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan
mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan
tenaga kerja dan berdampak pada lingkungan sekitarnya.
PT Lembu Jantan Perkasa didirikan oleh Alm. Djaya Gunawan
pada tahun 1990. Awal kegiatan perusahaan adalah perdagangan dan
penggemukan sapi lokal (sumber ternak berasal dari Sulawesi). Tahun
1995 PT Lembu Jantan Perkasa mulai melakukan kegiatan impor sapi
bakalan dari Australia memenuhi kebutuhan ternak sapi potong di
Indonesia karena populasi sapi yang semakin berkurang. PT Lembu
Jantan Perkasa merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
dibidang usaha breeding, fattening, dan trading.

Visi perusahaan adalah meningkatkan kualitas dan modernisasi


tata sapi potong yang bertujuan untuk menunjang usaha peningkatan gizi
masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan ternak sapi potong dalam
lingkup regional dan nasional. Perusahaan memiliki kantor pusat di Jalan
Tarum Barat E11-12 No 8 Jakarta Timur. PT Lembu Jantan Perkasa
terdaftar sebagai anggota APFINDO (Asosiasi Produsen Daging dan
Feedlot Indonesia) dengan nomor registrasi 015/APFINDO/1995 tanggal
29 Agustus 1995.
Kapasitas kandang dapat dikatakan banyak sehingga perlu adanya
manajemen yang baik untuk mengatur segala kegiatan tatalaksana
perkandangan sapi potong. Tata laksana perkandangan sapi potong yang
telah diterapkan cukup baik, sehingga dilakukan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di perusahaan ini. Oleh karena itu mahasiswa perlu untuk
mempelajari lebih jauh mengenai tata laksana perkandangan sapi potong
di PT Lembu Jantan Perkasa agar ilmu serta pengalaman yang diperoleh
dapat diterapkan setelah lulus dari bangku kuliah. Selain itu juga dapat
mengasah teori yang telah didapatkan di kampus apakah sesuai atau
tidak dengan yang terjadi di lapangan.
Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah memberikan tempat
untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mengenai
usaha peternakan sapi perah terutama tentang manajemen perkandangan
di PT Lembu Jantan Perkasa. Selain itu PKL bertujuan mengenalkan
budaya kerja industri serta mendapatkan informasi dan pengetahuan baru
dalam bidang peternakan.
Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat
memberikan manfaat, baik bagi mahasiswa sendiri maupun pihak
perusahaan. Mahasiswa diharapkan mendapat ilmu serta pengalaman

yang tidak didapat di dalam kuliah serta mampu merasakan suasana


dunia kerja, sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia kerja
nantinya. Bagi perusahaan, kegiatan PKL ini diharapkan mampu menjadi
sarana dalam berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa
khususnya mengenai sistem perkandangan yang baik dan efisien.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lokasi
Syarat
kemudahan

kandang
bagi

yang

peternak

baik

salah

ataupun

satunya

pekerja

adalah

kandang

memberi

pada

saat

melaksanakan kerjanya sehingga efisiensi kerja dapat tercapai. Lokasi


kandang tidak boleh berdekatan dengan pemukiman penduduk ataupun
bangunan-bangunan umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit dan
puskesmas (Basya, 2002).
Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau
dan limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak
kandang dengan pemukiman minimum 50 meter. Apabila jaraknya terlalu
dekat sebaiknya dibangun barrier (tembok pembatas) atau pagar tanaman
yang pertumbuhannya rapat sebagai peredam angin. Tembok setinggi 3
meter sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter
(Didy, 2009).
Tataletak Kandang
Letak kandang yang ideal agak jauh dari pemukiman atau rumah
penduduk agar kebersihan dan kesehatan ternak yang dipelihara terjamin.
Letak kandang harus mudah dijangkau, agar pemberian pakan, minum,
dan perawatan mudah dilakukan, letak kandang harus cukup memperoleh
sinar matahari. Oleh karena itu, sisi kandang yang memanjang hendaknya
mengarah dari utara ke selatan, agar lebih banyak permukaan bangunan
yang terkena sinar matahari. Apabila bentuk kandang dibuat berderet
dengan satu baris, kandang hendaknya menghadap ke timur, sehingga
ternak lebih banyak mendapat sinar matahari. Demi menambah
kenyamanan ternak, khususnya di daerah yang beriklim panas, sebaiknya
di sekitar kandang di tanami pohon-pohonan (Widi, 2008).
Ngadiyono (2007) menambahkan bahwa beberapa hal yang harus
ditentukan dalam pembuatan tata letak kandang adalah fasilitas apa saja

yang akan dibuat, berapa kapasitasnya, serta bagaimana ukuran dan


bentuknya. Letak kandang dan fasilitas lainnya harus ditata sedemikian
rupa, sehingga lahan yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan
efisien.
Karakteristik Kandang
Kandang adalah tempat atau ruang yang digunakan untuk
memelihara ternak. Kandang harus memenuhi persyaratan kesehatan
ternak, mempunyai ventilasi yang baik, efisien dalam pengelolaan,
melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian serta tidak
berdampak

negatif

terhadap

lingkungan

sekitarnya.

Beberapa

pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain tersedianya


sumber air untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan
kandang, dekat dengan sumber pakan, transportasi mudah, terutama
untuk pengadaan pakan dan pemasaran serta areal yang dapat diperluas
(Masito, 2010).
Menurut Kusumawardana (2010), sedapat mungkin bangunan
kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan kandang ganda
membujur ke arah utara selatan sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi
bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Sinar
pagi besar artinya bagi kehidupan ternak karena membantu proses
pembentukan vitamin D di dalam tubuh dan unsus ultraviolet berfungsi
sebagai desinfektan dan pembasmi bibit penyakit, serta mempercepat
proses pengeringan kandang yang basah akibat air kencing ataupun air
pembersih. Kandang di dataran rendah dibangun lebih tinggi dibandingkan
dengan di dataran tinggi atau pegunungan. Bangunan kandang yang
dibuat tinggi akan berefek pada lancarnya sirkulasi udara di dalamnya.
Pada daerah dataran tinggi bangunan kandang dibuat lebih tertutup
tujuannya agar suhu di dalam kandang lebih stabil dan hangat.
Model atap kandang yang digunakan di kandang milik Laboratorium
Ternak Potong, Kerja, dan Kesayangan yaitu model monitor. Menurut
Masito (2010), untuk atap kandang dapat terbuat dari bahan genteng,

seng, rumbia, asbes dan lain-lain. Daerah yang panas atau dataran
rendah sebaiknya menggunakan bahan genteng. Berdasarkan bentuk
atap kandang, ada beberapa model atap yaitu atap monitor, semi monitor,
gable dan shade. Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya
menggunakan shade atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah
monitor atau semi monitor.
Lantai kandang yang dibuat harus kuat, tahan lama, tidak licing dan
tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang
ada di atasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dikeraskan,
beton, pasir semen dan kayu yang kedap air. Tingkat kemiringan lantai
kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang.Tingkat
kemiringan kandang yang ideal tidak boleh lebih dari 5% (Sukmawati dan
Kaharudin, 2010).
Fasilitas Pendukung dan Peralatan Kandang
Bangunan yang ada di lingkungan kandang antara lain gudang
pakan, silo, reservoirair, kamar obat, rumah karyawan, kantor kepala,
prasarana transportasi, padang gembala, rumah timbangan ternak, tempat
umbaran, kandang air, drainase, tempat pembuangan kotoran. Fasiltas
yang diperlu disediakan untuk mendukung perbaikan produksi ternak
adalah kandang kawin, kandang sapih, kandang pejantan, kandang jepit,
dan rumah kompos (Rianto dan Endang, 2010).

Panjaitan (2010)

menambahkan bahwa khusus untuk pembibitan perlu dilengkapi kandang


kawin dan kandang sapih untuk memperbaiki reproduktivitas ternak.
Fasilitas kandang yang ada di lokasi praktikum bila dibandingkan dengan
literatur sudah cukup baik. Peralatan penunjang pemeliharaan ternak
harus dapat mendukung sanitasi, recording, dan kemudahan dalam
penanganan ternak.

BAB III
DATA YANG INGIN DIPEROLEH
Data yang ingin diperoleh dari pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah :
1. Keadaan umum PT. Lembu Jantan Perkasa
a. Alamat
b. Sejarah perusahaan
c. Visi dan misi perusahaan
d. Struktur organisasi perusahaan
e. Jenis usaha
f. Tenaga kerja
g. Sistem pemeliharaan
- Pengadaan bakalan
- Pemberian pakan
- Perawatan
- Penanganan limbah
- Identifikasi dan recording
- pemasaran
2. Manajemen Perkandangan PT. Lembu Jantan Perkasa
a. Lokasi
b. Lay out
c. Kandang
- Kontruksi kandang
- Tiang kandang
- Atap kandang
- Lantai kandang
- Pagar kandang
- Tempat pakan
- Tempat minum
d. Jenis kandang
e. Fasilitas pendukung
f. Peralatan pendukung

BAB IV
RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN
Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang akan dilakukan selama praktek Kerja


Lapangan di Di PT. Lembu Jantan Perkasa Pandegelang, Serang Banten
sebagai berikut :
1. Mengamati pelaksanaan seleksi Manajemen Perkandangan
di PT Lembu Jantan Perkasa
2. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan kegiatan
tersebut untuk penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Cara pengumpulan data meliputi :
a. Survei
Mengamati dan mengikuti proses manajemen seleksi induk
domba Ekor Gemuk
b. Observasi
Mengamati serta mempelajari secara langsung mengenai halhal yang berkaitan dengan proses seleksi ternak.
c. Wawancara
3. Mengadakan wawancara dengan pimpinan, staf, maupun
karyawan yang berhubungan dengan kegiatan tersebut untuk
mendapatkan data sekunder mengenai proses pengaturan
seleksi calon induk.
4. Studi Pustaka
Mempelajari

sumber

pustaka

yang

berhubungan

dengan

kegiatan tersebut sebagai landasan teori untuk pembahasan


lebih lanjut.

Jadwal Kegiatan
Kegiatan PKL akan berlangsung kurang lebih 1 bulan pada tanggal
18 Januari hingga 18 Februari 2016 di PT. Lembu Jantan Perkasa.
Rencana

kegiatan

yang

dilakukan

meliputi

pengajuan

proposal,

pelaksanaan kegiatan, penyusunan laporan dan ujian. Secara rinci, jadwal


kegiatan Praktek Kerja Lapangan seperti tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan praktek kerja lapangan
NO

Kegiatan

1.

Kedatangan dan Orientasi

2.

Obsevasi lokasi

Wawancara

4.

Tata laksana peternakan

5.

Mengamati Proses manajemen


perkandangan

6.

Presentasi

7.

Perpisahan

Minggu ke 1

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S., H.Nugroho, W.Busono. 2013. Nilai HTC (Heat Tolerance
Coefficient) Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) Betina Dara
Sebelum Dan Sesudah Diberi Konsentrat di Daerah Dataran
Rendah. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang
Basya, S. 2002. Pemberian Optimal Hijauan dan Konsentrat Dalam
Ransum SapiPerah Laktasi. Balai Penelitian Ternak Bogor. Bogor.
Didy, A.D. 2009. Manajemen Penggemukan Sapi Potong di CV. Sumber
Baja Perkasa Kabupaten Klaten. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Kusumawardana, C. 2010. Manajemen Breeding Sapi Potong Di Dinas
Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Sragen. Universitas sebelas
maret.Surakarta.
Masito, E.S. 2010. Teknologi Pembibitan Ternak Sapi. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi. Jambi
Rianto, E. 2004. Kandang Kambing. Bahan Penyuluhan di kecamatan
ungaran kabupaten semarang. Lembaga pengabdian masyarakat.
Universitas Diponegoro. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai