Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mungkin ada setumpuk pertanyaan, masalah dan keinginan yang menjejali kepala anda dan
tentu anda ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan tersebut. Singkat kata,
anda ingin meraih keuntungan.
Mungkin anda bingung memilih Perguruan Tinggi dan Jurusan manakah yang anda pilih atau
yang sesuai dengan hati nurani anda? Dan sederet pilihan lainnya yang kadang membuat anda
pusing. Keputusan yang anda ambil pun kadang sering menyimpang dari keinginan anda
semula.
Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan
terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”.
Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem
Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen
setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan
informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan
dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami
terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.

Konsep Dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan
situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.

1. Rumusan masalah
2. Apa yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan?
3. Apa saja Dasar dan Tujuan Penganbilan Keputusan?
4. Apa saja Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan

Keputusan?

5. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?


6. Bagaimana Konsep Dasar Pengambilan Keputusan?

1. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui defenisi, tujuan, Dasar dan Proses Pengambilan

Keputusan.

2. mengetahui Faktor-faktor dalam Pengambilan Keputusan.


3. mengerti mengenai Konsep Dasar Pengambilan Keputusan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima
bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan
sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan
yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian
tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan,
dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya
Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif
atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi
yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil
dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih
dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

1. Tujuan dan Dasar Pengambilan Keputusan

Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan
dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dasar Pengambilan Keputusan

 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

2
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.


2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang
bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit
diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-
hal yang lain sering diabaikan.

 Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-
batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah
lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup
itu sangat sulit.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-
pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi
dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu
untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan
praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang
masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecaha masalah.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang
efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas

3
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent
sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala
oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru
menjadi kabur atau kurang jelas.

1. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.Setiap keputusan harus dapat dijadikan
bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi
tindakan fisik.
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok


Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung
bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan
kelompok dibedakan dalam :

 Sekelompok pimpinan
 Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
 Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
 Keputusan yang dibuat oleh seseorang

Kebaikannya antara lain :

 Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan
dari rekan lainnya.
 Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
 Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi
dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya
besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :

 Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.


 Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain
seringkali kurang tepat.

4
 Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan
seorang diri.

Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang


Kelebihannya antara lain :

 Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi


 Pertimbangannya akan lebih matang
 Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara
bersama.

Kelemahannya antara lain :

 Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat


 Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-
perdebatan
 Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.

Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada
tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :

 Dinamika individu di dalam organisasi

Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang
tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap
bawahannya

 Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi

Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya
mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.

 Dinamika lingkungan organisasi

Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan.
Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempengaruhi.

1. Proses Pengambilan Keputusan

Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan.
Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan
analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di
dalam suatu organisasi.

5
 Pengumpulan dan penganalisis data

Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu
memecahkan masalah yang ada.

 Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan


 Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-
cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya
alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab
itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk
mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode
perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
 Perkiraan dalam arti Proyeksi

Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun
secara kronologis.

 Perkiraan dalam arti prediksi

Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.

 Perkiraan dalam arti konjeksi

Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif,
artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

 Pemilihan salah satu alternatif terbaik

Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu
alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.

 Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak
yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga
mempunyai alternatif yang lain.

 Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan
yang telah dibuat.

6
1. KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem


informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk manajemen setiap
tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi
yang berbeda. Oleh kana itu unutk dapat menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi
manajemen, maka pengembang system informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan
yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.

TIPE KEGIATAN MANAJEMEN


Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3
bagian :

 Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses


evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan
strategi-strategi.
 Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi
jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai
mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan
luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap
terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat
mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
 Penetapan tujuan adalah apa yg Ingin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg
dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn
menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60% pasar.
 Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan
oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua
kemampuan yg berupa sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat
diraih.
 Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah
menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan
tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah
menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil.
Taktik yang dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.

Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja,


penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.

 Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah
ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah
pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.

TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN


Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

7
 Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin,
sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd
manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang,dll.
 Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg
terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan
alokasi dana promosi.
 Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat
atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah
contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

TIPE INFORMASI
Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya
menjadi informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yg lebih
penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi2 perencanaan,
alokasi2 sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi
memberikan informasi kepada manajemen mengenai permasalahan2 yg terjadi didalam
organisasi untuk menjadi bukti yg berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem
informasi menyediakan 3 macam tipe informasi :

 Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa


akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer
bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.
 Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu
manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yg menyimpang,
ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat
penyimpangan2 yg terjadi.
 Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk
membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dgn keputusan yg tidak
berulang-ulang serta situasi yg membutuhkan analisis yg dilakukan oleh manajemen
tingkat atas.

KARAKTERISTIK INFORMASI
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan
kegiatan yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula, karakteristik
informasi ini antara lain :
Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah
terperinci (detail) dan kurang padat, karna terutama digunakan untuk pengendalian operasi.
Sedang untuk manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi
yang semakin tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat.

8
 Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu
masalah tertentu, krn digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus.
Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik informasi yang semakin luas, karena
manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
 Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang
diterimanya adalah rutin, karna digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai
tugas yang terstruktur dgn pola yg berulang-ulang dari waktu ke waktu. Manajemen
tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak),
karna manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur
yang pola dan waktunya tidak jelas.
 Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, informasi yg dibutuhkan adalah
informasi historis, karna digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian
operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen
tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi karna
digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa
depan.
 Akses Informasi : Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-
berulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan
dalam bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses informasi tidak dapat secara
online, tetapi dapat secara offline. Sebaliknya untuk level lebih tinggi, periode
informasi yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu
disediakan akses online untuk mengambil

informasi kapan pun mereka membutuhkan.

 Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada


pengendalian internal perusahaan, maka manajer2 tingkat bawah lebih membutuhkan
informasi dengan data yg bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer
tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan
dengan lingkungan luar perusahaan, sehingga membutuhkan informasi dengann data
yang bersumber pada eksternal perusahaan.

PERAN MANAJEMEN
Menurut Henry Mintzberg, Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :

 figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi

untuk kegiatan-kegiatan diluar organisasi.

 pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan


mendukung bawahan-bawahannya.
 penghubung (liaison) : manajer menghubungkan

personal-personal di semua tingkatan manajemen.

 Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center)
organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar (
disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya

9
adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang
informasi yg dimilikinya.
 Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai
orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2
dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.

TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan:

 Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.


 Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
 Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan.
 Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan rasional


Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi dimana para
manjer dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi setiap
masalah yang ada. Pengambilan Keputusan Rasional adalah suatu proses sistematik dimana
para manjer menetapkan masalah, mengevaluasi alternatif dan memilih optimal untuk
memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi. Menurut Chuck Williams (2001)
langkah-langkah pengambilan keputusan yang rasional adalah sebagai berikut :
1). Mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu
masalah timbul apabila ada perbedaan antara keingina yang ditetapkan dengan keadaan yang
sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa manajer akan langsung
membuat keputusan menyelesaikan masalah. Pertama manajer harus mengetahui adanya
perbedaan. Manajer harus termotivasi untuk mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain
hal-hal tersebut manajer juga harus memilikki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan
sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2). Mengidentifikasi kriteria keputusan
Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan
keputusan. Pada umumnya semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk
memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan masalahnya.
3). Menimbang kriteria
Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana
yang lebih penting atau kurang penting. Sementara banyak jumlah model matematika yang
dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil
keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria keputusan. Beberapa menggunakan
perbandingan mutlak (absolute comparisons), adalah dimana setiap patokan dibandingkan
dengan ukuran dasar (standar) atau tingkatan atas manfaatnya sendiri. Metode lain adalah
perbandingan nisbi (relative comparisons) dimana masing-masing patokan dibandingkan
secara langsung terhadap tiap-tiap patokan yang lain.
4). Membuat alternatif pilihan tindakan
Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali
pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah ini, pemikirannya
adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.
Mengevaluasi setiap alternatif

10
Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap
masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkam, langkah ini
memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan
keputusan. Kemudian pada saat informasi telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk
mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.
5). Memperkirakan keputusan yang optimal
Langkah terakhur dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan
yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan
mengalikan penilaian setiap patokam ( langkah 5) dengan bobot patokan tersebut (langkah 3),
dan kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut setiap alternatif rangkaian tindakan yang
disusun (langkah 4).
6). Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan
keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah manajer melibatkan orang-orang yang
benar dengan cara yang tepat dalam membantu mereka menyelesaikan masalah. Saat ini
banyak manajer yang melibatkan karyawan level bawah dalam proses pengambilan
keputusan mungkin membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi.

Keunggulan dan Kelemahan dalam pengambilan keputusan Partisipatif :


Kebaikan pengambilan Keputusan Partisipasi:

 Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar, menawarkan pengetahuan dan


fakta yang lebih banyak dalam rangka mengindentifikasi solusi potensial dan
menghasilkan beberapa alternatif keputusan.
 Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan kepuasan
anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan yang beresiko.
 Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang diambil
bagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan yang
diambl dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut, sehingga akan
memfasilitasi implementasi.
 Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan kebebasan
dalam memberikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan akan terdorong lebih
kreatif dan inovatif.

Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi :

 Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya lebih
membuang waktu. Orang-orang saling melakukan konsultasi, mendiganosis masalah
dan mendiskusikan solusi.
 Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keutusan
karena biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi.
 Salah satu anggota sominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok
merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan kealompok
sehingga mereka enggan mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan
mengesampingkan motivasi untuk secara realistis mempertimbangkan beberapa
alternatif.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Sebagai Kesimpulan, kami ingin memberikan tambahan sebagai kesimpulan yang lebih jelas
dan mudah dipahami oleh pembaca. Berikut ini dua puluh lima kiat terbaik (emas) yang
menjadi landasan dan ukuran dalam membuat keputusan kreatif, efektif, dan praktis.

1. Sebelum membuat keputusan, berdoalah kepada Allah dan lalukan shalat istikarah.
2. Siapkan perangkat ilmu (teori, metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.
3. Melakukan musyawarah(sharing experiences) untuk membuat keputusan.
4. Lebih mengedepankan pertimbangan rasio daripada emosi dalam membuat keputusan.
5. Hati-hati dari pengaruh (pihak lain), dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu
(terprovokasi).
6. Memperhatikan aspek keseimbangan dalam mengkaji keputusan.
7. Harus teguh-kukuh dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.
8. Bersegerahlah dalam merealisasikan segala keputusan.
9. Tidak sentralistik (kondisi yang otonom)
10. Pentingnya dinamika pertentangan dalam mengambil keputusan.
11. Segala bentuk keputusan yang telah diambil perlu dihormati secara proporsional tetapi
jangan mensakralkan.
12. Moderat dalam keputusan, antar realitas dan cita-cita yang ideal.
13. Memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.
14. Mesti ada tata aturan yang jelas dalam mekanisme komunikasi secara vertikas dan
horizontal.
15. Memuaskan para eksekutor daripada meggunakan pemaksaan.
16. Sederhana dalam kuantitas (jumlah) keputusan yang di ambil.
17. Perlu adanya inovasi dan kreatifitas baru dalam membuat keputusan.
18. Mesti mengedepankan sikap optimistik daripada sikap pesimistis.
19. Kealpaan itu merupakan tabiat manusia.
20. Berani bertanggungjawab ketika mengambil keputusan.
21. Hindari upaya mengambil keputusan dari menara gading (otoriter).
22. Sinergikan antara pengalaman orang tua dan semangat anak muda.
23. Tidak menjadi “Yes Man”, tidak meniru orang lain secara membabi buta dalam
membuat keputusan.
24. Mengedepankan sikap lemah lembut daripada cara keras dan paksa.
25. Jangan sembarang menolak opini terlalu dini.

1. Saran

Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari beberapa aspek yang
sudah kami susun dalam Pemabahasan makalah ini, kita semua pasti tidak menginginkan
keputusan yang kita ambil adalah ketusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian
hari. Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya
mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan
untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih
baik.

12
MAKALAH
“PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

O L E H
NAMA :

 DIMAS AR RAHMAN SAPUTRA (KETUA)


 APRIANO MOISES SERAN
 ULVA TRIDILVA
 AFLIANA BANA
 REDEMETHA JEVA HAKI BANUSU

FAKULTAS : EKONOMI
PRODI : AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN PEMBIMBING : VERA HERLINA, SE.MM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG


TA. 2018/2019

13

Anda mungkin juga menyukai