Anda di halaman 1dari 21

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KERAS PADA BIJI

MELINJO DAN PEMBERSIH BIJI MELINJO DENGAN


PENGGERAK MOTOR LISTRIK

PROPOSAL
Perancangan Konstruksi Mesin

Oleh
Muhamad Rizky C.

(130511616297)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Februari 2016

A. Judul
PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KERAS PADA BIJI MELINJO
DAN PEMBERSIH BIJI MELINJO DENGAN PENGGERAK MOTOR
LISTRIK.

B. Latar Belakang
Melinjo (Gnetum gnemon), merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
cukup banyak terdapat di pulau jawa. Seluruh bagian tanaman melinjo dapat
dimanfaatkan, terutama biji melinjo yang dapat diolah selanjutnya menjadi emping
melinjo. Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo
menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi
protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo
Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab
berbagai macam penyakit.
Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, emping melinjo juga merupakan
komoditi ekspor yang cukup besar yang menyumbangkan sumber devisa yang cukup
tinggi bagi negara.
Sayangnya, tingginya tingkat pesanan kurang dapat diimbangi oleh para
produsen emping, dikarenakan proses pengolahannya yang dilakukan secara manual
(dengan tangan). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha agar tingkat produksi
emping melinjo dapat meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen tanpa
mengurangi kualitasnya.
Untuk memecahkan permasalahan di atas, maka perlu adanya mesin agar
membantu meningkatkan produksi emping melinjo dan membantu usaha pemenuhan
kebutuhan ekspor emping. Mesin ini sebelumnya telah dikembangkan di berbagai
daerah dengan system pembuanganya mengunakan blower sebagai pendorong kulit
kerasnya, namun untuk proses selanjudnya biji melinjo harus dibersihkan terlebih
dahulu karena ada kumungkinan masih ada kotoran atau kulit kerasnya yang masih
menempel pada biji melinjo tersebut. Maka dari itu untuk mengatasi masalah dengan
pembersihan, dalam perancangan ini adalah merancang suatu mekanisme mesin
pengupas kulit keras biji melinjo dengan pembersih biji melinjo yang diharapkan dapat

memberikan efisiensi terhadap pengupasan kulit keras dan pembersihan biji melinjo
sehingga biji melinjo dapat segera diproses untuk di jadikan emping.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang berkaitan
dengan perencanaan mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan pembersih biji
melinjo ini, adalah sebagau berikut:
1. Bagaimana desain gambar mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo?
2. Bagaimana sistem kerja mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo?
3. Bagaimana merencanakan daya motor yang dibutuhkan?
4. Bagaimana sistem transmisi mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo?
5. Bagaimana perhitungan puli, sabuk, poros, landasan banting, bantalan dan roda
gigi pada mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan pembersih biji
melinjo?
6. Bagaimana mendesain mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo yang sederhana sehingga dapat mudah diaplikasikan di
masyarakat, terutama di industri pembuatan emping skala kecil dan menengah di
pedesaan?
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan mengenai perencanaan mesin pengupas melinjo dengan
pembersih biji melinjo ini dapat terarah dengan baik, maka dapat diambil batasanbatasan masalah sebagai berikut :
1. Penentuan daya motor yang dibutuhkan.
2. Penentuan pemilihan bahan dan analisa kekuatan bahan yang dibentuk sebagai
hasil kostruksi mesin.
3. Perhitungan dan perencanaan bagian-bagian utama meliputi puli, sabuk, poros,
landasan banting, bantalan dan roda gigi.
4. Menggambar susunan, berikut gambar bagian dari komponen mesin pengupas
dengan pembersih.
E. Tujuan Perencanaan
2

Adapun tujuan dari perencanaan mesin perontok padi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui desain gambar mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo
dan pembersih biji melinjo?
2. Untuk mengetahui sistem kerja mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo?
3. Untuk mengetahui merencanakan daya motor yang dibutuhkan?
4. Untuk mengetahui sistem transmisi mesin pengupas kulit keras pada biji
melinjo dan pembersih biji melinjo?
5. Untuk mengetahui perhitungan puli, sabuk, poros, landasan banting, bantalan
dan roda gigi pada mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan pembersih
biji melinjo?
6.

Untuk mengetahui mendesain mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo yang sederhana sehingga dapat mudah diaplikasikan di
masyarakat, terutama di industri pembuatan emping skala kecil dan menengah di
pedesaan?

1. Manfaat Perencanaan
1. Manfaat Bagi Penulis :
a. Media penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses
perkuliahan.
b. Aktualisasi analisis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi
masyarakat.
c. Menghasikan perencanaan mesin yang bermanfaat bagi masyarakat
khususnya para penanam pohon melinjo.
d. Menambah pengalaman dalam perencanaan dan membuat mesin yang
sebenarnya.
2. Manfaat Bagi Masyarakat :
a. Sebagai referensi masyarakat dalam proses pemanfaatan buah melinjo.
b. Meningkatkan penghasilan produktifitas para penanam pohon melinjo.
c. Meringankan kerja para penanam pohon melinjo dan meningkatkan
efisiensi serta efektifitas produksi.
3. Manfaat Bagi Perkembangan IPTEK:
a. Sebagai bahan referensi untuk dapat dimanfaatkan

lebih lanjut bagi

peneliti baru.
3

b. Sebagai bukti bahwa perkembangan IPTEK mampu berjalan seiring


dengan kebutuhan atau tuntutan globalisasi.
2. Prinsip Kerja Mesin Pengupas Kulit Keras pada Biji Melinjo dan Pembersih
Biji Melinjo
Berdasarkan rancangan mekanisme perancangan mesin pengupas kulit keras
pada biji melinjo dan pembersih biji melinjo , maka secara garis besar mesin ini

memiliki prinsip kerja sebagai berikut:


1. Menyiapkan biji melinjo yang sudah dipanen.
2. Menyiapkan biji melinjo yang telah dikupas kulit luarnya dan sudah
dikeringkan.
3. Memasukkan biji melinjo kering ke dalam corong pemutar mesin.
4. Menpersiapkan setting mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan pembersih
biji melinjo.

5. Setelah setting mesin selesai, motor dinyalakan.


6. Setelah putaran stabil maka pintu inlet dibuka, besar pembukaan diatur agar
kualitas pengupasan dan kapasitas yang dihasilkan akan maksimal
7. Putaran motor yang ditrasnisikan ke pemutar maka akan memutar alat pemutar
dan biji akan masuk ke dalam saluran sudu diantara piringan alat pemutar.
8. Setelah mencapai ujung sudu maka biji akan dilemparkan ke landansan banting
yang nantinya biji tersebutakan mengalami gerakan jatuh bebas.
9. Setelah dilempar ke landasan banting biji yang sudah terkelupas kulit kerasnya
akan menuju ke saluran keluar, dan pemisahan antara biji dan kulit kesarnya
dilakukan menggukan hembusan angin dari putaran blower.
10. Kemudian biji yang sudah terpisah dengan kulit kerasnya akan jatuh ke
pembersih yang berisi air, yang natinya biji akan didorong hingga bersih.

3. Diagram Alur Proses Mesin Pengupas Kulit Keras pada Biji Melinjo dan
Pembersih Biji Melinjo
Start

Menyiapkan biji melinjo kering yg sudah


dikupas kulit luarnya

Memasukkan biji melinjo ke dalam


corong pemutar

Alat pemutar/ pengupas menyala

biji melinjo yang sudah terkelupas kulit


kerasnya akan menuju kesaluran keluar

pemisahan antara biji dan kulit


kesarnya dilakukan menggukan
hembusan angin dari putaran blower

biji yang sudah terpisah dengan kulit


kerasnya akan jatuh ke pembersih yang
berisi air, yang natinya biji akan didorong
hingga bersih

Selesai

Gambar :Alur penggunaan mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo.
4. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dari perancangan mesin dengan judul Perancanaan Mesin


Ppengupas Kulit Keras pada Biji Melinjo dan Pembersih Biji Melinjo Dengan
Penggerak Motor Listrik ini adalah:
BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah dan tujuan penyusunan perancangan mesin.
: LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kerangka berpikir bagaimana perencanaan mesin pengupas kulit keras
pada biji melinjo dan pembersih biji melinjo ini dibuat, dasar
perencanaan, cara kerja, dan penjelasan mengenai komponenkomponen utama dari perancangan mesin tersebut.

BAB III : PERHITUNGAN KOMPONEN MESIN PENGUPAS KULIT KERAS


PADA BIJI MELINJO DAN PEMBERSIH BIJI MELINJO DENGAN
PENGGERAK MOTOR LISTRIK.
Pada bab ini dibahas mengenai perencanaan dan perhitungan
perancangan mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo mulai dari dasar perhitungan sampai pengecekan
setiap komponen-komponen yang akan dibuat.
BAB IV : PROSEDUR PENGGUNAAN DAN PERAWATAN MESIN
PENGUPAS KULIT KERAS PADA BIJI MELINJO DAN PEMBERSIH
BIJI MELINJO DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK.
Pada bab ini dibahas bagaimana prosedur penggunaan dan perawatan
dari perencanaan mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan
pembersih biji melinjo yang akan dibuat.
BAB V

: PENUTUP
Pada bagian penutup berisi kesimpulan dari perencanaan dan
perhitungan mesin yang berupa data lengkap yang nantinya digunakan
sebagai dasar pembuatan alat dan berisi tentang saran-saran perbaikan
atau pengembangan lebih .

5. Tabel Rumus Dasar Perancangan

1. Motor Listrik
Perhitungan motor lisrtik dapat ditentukan dari persamaan berikut ini
2 nT
P=
watt
(Khurmi, 1980:410)
60
Keterangan: P = daya motor yang dibutuhkan (W)
T = Torsi (N.m)
n = putaran motor (rpm)
2. Puli
Dalam perencanaan mesin, hal yang perlu diperlu diperhatikan dalam
perhitungan puli adalah sebagai berikut:
Diameter luar puli yang digerakkan
a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

n1
n2

D2
D1

(Anwari dan Raffei, 1980:11)

Keterangan : n1 = putaran puli penggerak


n2 = putaran puli yang digerakkan
D1 = diameter puli penggerak
D2 = diameter puli yang digerakkan
Diameter luar puli penggerak
Dout = D1 + 2 .c
(Dobrovolsky, tt:231)
Diameter luar puli yang digerakkan
Dout1 = D2 + 2 .c
(Dobrovolsky, tt:231)
Diameter dalam puli penggerak
Din1 = Dout1 - 2 .e
(Dobrovolsky, tt:231)
Lebar puli (B)
B = (z-1)t + 2s
(Dobrovolsky, tt:231)
Keterangan: Z = jumlah sabuk
Diameter Naf Puli (Dnaf)
Dnaf = (1,6.Dporos) + 10
(Stolk dan Kros, 1986 : 447)
Panjang Naf Puli yang Digerakkan (Lnaf)
Lnaf = (1,5-2). Dporos
(Stolk dan Kros, 1986 : 447)
Lebar Ruji yang Digerakkan (B)
1
3 T R
B= 4
(Stolk dan Kros, 1986 : 477)
Ar

i. Lebar Ruji ke Arah yang Digerakkan (b)


b = 0,8 .B
(Stolk dan Kros, 1981 : 477)
j. Tebal Ruji Pelek yang Digerakkan (A)
A = 0,4. B
(Stolk dan Kros, 1986 : 477)
k. Tebal Ruji ke Arah yang Digerakkan (a)
a = 0,8 . A
(Stolk dan Kros, 1986 : 477)
l. Berat Puli
W=.V
(Stolk dan Kros, 1986 : 478)
Keterangan:
7

W = berat puli
= massa jenis puli/besi cor (7,2 x 10-6)
V = volume puli
Berat puli yang digerakkan =
Wpuli yang digerakkan = Wnaf + Wruji + Wpl
Diameter puli yang terlalu kecil dapat memperpendek umur sabuk. Berikut ini
merupakan tabel diameter puli yang diijinkan dalam mm
Tabel Diameter Puli
Penampang

3V

5V

8V

Diameter minimal yang


diijinkan

65

11
5

17
5

30
0

45
0

67

18
0

31
5

Diameter minimal yang


dianjurkan

95

14
5

22
5

35
0

55
0

10
0

22
4

36
0

3. Sabuk
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencaan sabuk diantarnya adalah
pemilihan penampang sabuk berdasarkan pada daya rencana dan putaran poros
penggerak. Pemilihan penampang sabuk berdasarkan pada diagram berikut ini:

Sabuk V umumnya digunakan untuk menurunkan putaran, maka perbandingan


reduksi yang digunakan adalah:

n1
n2

Dp
dp

=i=

1
u

; u=

1
i

(Sularso dan Suga,

2004:166)
Keterangan:
n1 = putaran puli penggerak
n2 = putaran puli yang digerakkan
dp, Dp = diameter nominal
Berikut ini merupakan dimensi dari sabuk dan hal-hal yang terjadi pada sabuk:
1. Kecepatan linear sabuk
V=

. d p n1
60 X 1000

(Dobrovolsky, tt:252)

Dimana:
V

= kecepatan sabuk (m/s)

dp

= diameter pulli penggerak (motor)

n1

= putaran pada poros penggerak

2. Jarak Sumbu Poros


Jarak sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar sehingga
jarak sumbu poros pada mesin ini adalah
C = (1,5 sampai 2) x Dp

(Sularso dan Suga , 2004:166)

dimana
Dp

= diameter pulli besar (mm)

Menurut Sularso dan Suga, 2004 : 177 =


C-

1
2

( dk + D k ) > 0

3. Panjang Sabuk
Panjang sabuk dapat dihitung dengan cara:

L=2C+

( dp + D p )

1
4C

( Dp - dp ) (Sularso dan Suga , 2004:170)

Jarak sumbu poros dinyatakan sebagai berikut:


b+ b28 (Dpdp)2
C=
(Sularso dan Suga , 2004:170)
8
Dimana:
b = 2L 3,14 (Dp + dp)

(Sularso dan Suga , 2004:170)

Sudut kontak dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:


= 180o

57 (Dpdp)
C

(Sularso dan Suga , 2004:173)

4. Berat Sabuk
W = A. L.

( Khurmi, 1987:669)

5. Gaya-Gaya pada Sabuk


a. Gaya Sentrifugal Sabuk
W
Wsb 2
Ts=
v
Fc = g
g

v2 kg

dimana
W = berat sabuk
g
= gravitasi
v
= kecepatan sabuk
b. Gaya Keliling Sabuk
Prate =

102 N
v

(Khurmi, 1982:669)
(kg)
(m/det2)
(m/det)

(Dobrovolsky TT : 252)

kg

Dimana:
Nd
: Daya rencana pada motor
v
: kecepatan sabuk
c. Gaya akibat beban lebih
P = . P rate
d. Gaya Maksimum Sabuk Kencang
T1 = T - Fc

(kW)
(m/det)

(Dobrovolsky TT : 252)
(Khurmi, 1987:673)
10

Dimana T = max . A
max = o +

p
2zF

Keterangan:

v2
10 g

+ Eb

h
D

(Dobrovolsky, TT:253)

o = Tegangan awal ( 12 kg/cm2)


p = Gaya akibat beban lebih (kg)
z = Jumlah sabuk
F = luas penampang sabuk (cm2)
= Berat jenis sabuk, besarnya
v = Kecepatan linear sabuk (cm/s)
g = Percepatan gravitasi bumi
Eb = modulus elastis bahan
h = tebal sabuk
D = Diameter puli

e. Tegangan Total Sabuk Kencang


Tegangan Total Sabuk Kencang 1

(Khurmi, 1987:669)

Tt1 = T + Fc
f. Gaya Maksimum Sabuk Kendor
T1
2,3 log T 2 =

(Khurmi, 1987:669)

Keterangan:

= koefisien gesek antara puli dans sabuk


= sudut kontak sabuk
g. Tegangan Total Sabuk Kendor

(Khurmi, 1987:669)

Tt2 = T + Fc
h. Daya Sabuk
Sabuk 1
( Tt 1Tt 2 )
Ps =
75

(Khurmi, 1987:669)

11

6. Pengecekan Sabuk
a. Pengecekan terhadap putaran sabuk
Vs

25 m/s

(Sularso dan Suga, 2004 : 163)

b. Pengecekan terhadap sudut kontak

120o

7. Gaya yang Terjadi pada Sabuk Arah Vertikal dan Horizontal


(r 2r 1)
Sin =
(Khurmi, 1987:660)
C
Gaya vertikal sabuk 1
Tv1 = Tt1 . cos
Gaya horizontal 1
Th1 = Tt1 . sin

4. Poros
Poros menerima beberapa beban sebagai berikut:
1) Poros dengan beban puntir
Perhitungan utama pada poros pembebanan puntir adalah sebagai
berikut:
Pd = fc. P. (kW)

(Sularso dan Suga, 2004:7)

Keterangan:
P = daya nominal output dari system penggerak
fc = faktor koreksi
Pd = daya rencana

12

Pd =

T
( 1000
)(2 n601 )
102

(Sularso dan Suga, 2004:7)

Sehingga
Pd
T = 9,74 X 105 n 1

(Sularso dan Suga, 2004:7)

Keterangan:
T = momen rencana
n 1 = jumlah putaran

2) Poros dengan beban lentur murni


Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari

1
2

berat kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda,
tegangan lentur yang diizinkan adalah a, maka diameter dari poros adalah:

ds =

10,2
a M1)1/3

(Sularso dan Suga, 2004 : 12)

3) Poros dengan beban puntir dan lentur


Untuk bahan liat seperti pada poros, dapat dipakai tegangan geser
maksimum:
max =

2+ 4 2

(Sularso dan Suga, 2004 : 17)

keterangan:

= tegangan geser
= tegangan

13

Pada poros pejal dengan penampang bulat, =

32 M
ds 3

dan

16 T
3
ds
5,1
2
2
max = ds3 M +T

(Sularso dan Suga, 2004 : 17)

keterangan: M = momen lentur


T = momen puntir

Perhitungan lain pada poros


Tegangan lentur yang diijinkan b

b=

B
Sf 1 x Sf 2

Dimana :

(Sularso dan Suga, 2004 : 8)

B = kekuatan tarik
Sf1 = faktor keamanan besarnya 6,0
Sf2 = faktor keamanan besarnya1,3 -3,0

= 584

dimana :

TL
4
G ds

(Sularso dan Suga, 2004 : 18)

= defleksi puntiran besarnya 8,3 x 103


T = momen puntir (kg.mm)
L = panjang poros (mm)
G = modulus geser (kg/mm2)

Sehingga putaran kritis untuk masing-masing benda yang berputar

14

ds 2
l1 l2

Nc = 52700

L
W

(Sularso dan Suga, 2004 : 19)

Dimana: Nc = putaran kritis


ds = diameter poros
lll2 = jarak dari bantalan yang bersangkutan ke titik pembebanan.
L = panjang poros
W = berat benda

5. Pasak
Gaya tangensial pada permukaan poros
F=

T
ds/2

Dimana:

(Sularso dan Suga, 2004: 25)


F = gaya tangensial (kg)
T = momen poros (kg.mm) = 339,12 kg mm
ds = diameter poros (mm)

Tegangan geser yang ditimbulkan


k

Dimana:

F
bl

(Sularso dan Suga, 2004: 25)


k

= tegangan geser yang ditimbulkan (kg/mm2)

F = gaya tangensial (kg)

Panjang pasak yang diperlukan


Menurut Sularso dan Suga dimensi pasak untuk ukuran diameter poros 22-30
mm sebagai berikut:
Ukuran nominal pasak (b x h)
Kedalaman alur pasak pada poros ( t1)
Kedalaman alur pasak pada poros ( t2)

= 8 x 7 mm
= 4,0 mm
= 3,3 mm

15

ka

F
bl 1

(Sularso dan Suga, 2004: 25)

Harga ka diperoleh dari persamaan berikut:


B
sfk 1 . sfk 2

ka =

keterangan:

(Sularso dan Suga, 2004: 27)

ka = tegangan geser yang diijinkan


B = tegangan tarik bahan diambil 48 kg/mm2
sfk1 = faktor keamanan, umumnya diambil 6
sfk2 = faktor keamanan, umumnya diambil 2

6. Bantalan
Dalam perancangan bantalan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar mendapatkan hasil yang maksimal:
a.

Kekuatan Bantalan
(Sularso dan Suga, 2004:107)

W = w. l
Keterangan:
W= beban bantalan

(kg)

w = beban per satuan panjang

(kg/mm)

l = panjang bantalan

(mm)

WN
1000.60 pva

(Sularso dan Suga, 2004:117)

Keterangan:
N = putaran mesin
Pva = faktor tekanan yang diijinkan (0,2 untuk poros transmisi)

16

b.

Tekanan Bantalan
P=

W
2
l d kg/mm

(Sularso dan Suga, 2004:109)

Keterangan :

c.

p = beban rata-rata

( kg/mm2)

l = panjang bantalan

(mm)

d = diameter poros

(mm)

Beban Ekivalen Dinamis (Pr)


Pr = X V Fr + Y Fa

(Sularso dan Suga, 2004:135)

d. Kecepatan
fn =

[ ]
33,3
n

1/3

(Sularso dan Suga, 2004:136)

Keterangan:
n : putaran poros rol

(rpm)

e. Faktor umur bantalan


fh = fn

C
pr

(Sularso dan Suga, 2004:136)

dimana
C : beban nominal dimensi spesifik (kg)
P : beban ekuivalen dinamis (kg)

f. Umur nominal bantalan


17

Lh = 500 fh3

(Sularso dan Suga, 2004:136)

Lampiran.
Gambar mesin pengupas kulit keras pada biji melinjo dan pembersih biji melinjo
5

2
7

10
9

17

14
11
18

13

16

15

12

Keterangan:
1

Pengatur

2
3
4
5
6

pemasukan
Puli pemutar
Poros pemutar
Pemutar/pengupas
Landasan banting
Corong
pemasukkan

7
8
9
10
11

Saluran masuk
Saluran keluar
Poros blower
Blower
Saluran blower dan

saluran biji
12 Motor
13 Puli motor

14 Puli blower
15 Roda gigi kerucut
16 Poros pembersih
biji
17 Pembersih biji
melinjo

18

19

19

Anda mungkin juga menyukai