Anda di halaman 1dari 32

MODUL 1

TEKNIK PEMBIAKAN TANAMAN

SMKN 1 WAE RI’I

MODUL 1
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyatakan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasTuntunanNya,
modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF ini dapat diselesaikan dengan baik.
Modul ini disusun dan digunakan untuk menyiapkan calon Trainer pada Sekolah Menengan
Kejuruan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya pada kompetensi Agribisnis Tanaman
Pangan Dan Holtikultura dalam memenuhi Program SMK Plus di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF ini digunakan sebagai pedoman


kegiatan belajar peserta Trainer SMK Program keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan Dan
Holtikultura untuk mencapai salah satu kompetensi, yaitu : Memahami Teknik Pembiakan Tanaman
Secara Generatif. Penekanan Orientasi Pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan Partisipasi
aktif dari peserta trainer.
Modul ini akan memberikan latihan untuk mempelajari cara-cara PEMBIAKAN
TANAMAN SECARA GENERATIF. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, antara lain :
Kegiatan belajar 1 berisi teori Pembiakan Tanaman Secara Generatif baik secara konvensional
sampai modern 2 berisi tentang Teknik Pembiakan Tanaman Secara Generatif.
Dengan harapan setelah mempelajari modul ini peserta trainer mampu melakukan
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF sendiri tanpa bimbingan instruktur.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada TIM Pembimbing
Penyusunan Modul SMK Plus untuk arahan dan bimbingannya sehingga modul ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan
masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan
manfaat bagi kita semua, khususnya peserta trainer SMK Plus Bidang Keahlian Agribinis Tanaman
Pangan dan Holtikultura.
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ............................................................................................... 1


Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................................................ 3
Peta Kedudukan Modul .....................................................................................
Glosarium ..........................................................................................................
I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Kompetensi Inti KI 3 dan KI 4 .............................................................
B. Deskripsi .............................................................................................
C. Prasyarat .............................................................................................
D. Petunjuk dan Penggunaan Modul .......................................................
1. Bagi Guru/Fasilitator ....................................................................
2. Bagi Peserta Didik ........................................................................
E. Tujuan akhir (Performance objective) .................................................
F. Cek Penguasaan Standar Kompetensi ...............................................

II PEMBELAJARAN ....................................................................................
a. Rencana Belajar Peserta Didik ...........................................................
b. Tujuan .................................................................................................
c. Uraian Materi ......................................................................................
d. Skema pembelajaran pola Talking Learning to tasks .........................
1. Tahap Telaah (T1) .......................................................................
2. Tahap Teliti (T2) ...........................................................................
3. Tahap Tata (T3) ...........................................................................
4. Tahap Tutur (T4) ..........................................................................
e. Rangkuman .........................................................................................
f. Tugas ..................................................................................................
g. Tes ......................................................................................................
h. Tes Formatif ........................................................................................
i. Kunci Jawaban Tes Formatif ..............................................................
j. Lembar Kerja Praktik ..........................................................................
III EVALUASI ...............................................................................................
A. Tes kognitif ..........................................................................................
B. Tes Psikomotor ...................................................................................
C. Penilaian Sikap ...................................................................................
D. Penutup ...............................................................................................
E. Kunci Jawaban ....................................................................................
Daftar Pustaka .........................................................................................
PETA KEDUDUKAN MODUL

Teknik Pembiakan Tanaman

Pembiakan Tanaman Secara Generatif

Macam Pembiakan Tanaman Secara Generatif


GLOSARIUM

Bunga : Organ reproduksi tanaman yang menghasilkan benang


sari dan putik.
Serbuk sari : Struktur kecil yang dihasilkan oleh bunga yang
mengandung sel-sel sperma tanaman.
Putik : Bagian bunga yang berfungsi untuk menangkap serbuk
sari.
Pembuahan 1.: Proses penyatuan sel sperma dengan sel telur dalam
bunga, sehingga membentuk biji.

Biji : Struktur reproduksi tanaman yang terbentuk setelah


proses pembuahan.
Polinasi : Proses pemindahan serbuk sari dari bunga jantan ke
bunga betina yang dapat menghasilkan biji.
Self-polinasi 2.: Proses polinasi yang terjadi pada bunga yang
mengandung kedua organ kelamin (benang sari dan
putik) atau pada bunga yang terpisah namun berasal
dari satu tanaman.

Cross-polinasi 3.: Proses polinasi yang terjadi antara bunga yang berasal
dari tanaman yang berbeda.

Hibridisasi : Proses persilangan antara dua tanaman yang berbeda,


yang menghasilkan keturunan dengan karakteristik
yang berbeda pula.
Pemuliaan : Proses seleksi dan pengembangan varietas tanaman
tanaman baru dengan cara memilih tanaman-tanaman terbaik
dengan karakteristik yang diinginkan.
I. PENDAHULUAN

Alur Tujuan
Elemen Capaian Pembelajaran
Pembelajaran
Agripreneur, peluang usaha dan Pada akhir fase E peserta didik Teknik Pembiakan
pekerjaan/ profesi di bidang dapat menjelaskan tentang profil Tanaman
agribisnis tanaman agripreneur yang mampu membaca
peluang pasar dan usaha, profesi
memproduksi tanaman (petani)
dalam rangka menumbuhkan jiwa
wirausaha, serta peluang usaha dan
peluang bekerja di bidang agribisnis
tanaman.

A. Deskripsi

Modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF, ini terdiri dari dua kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang teori Pembiakan Tanaman Secara Generatif
baik secara konvensional sampai modern, 2 berisi tentang Teknik Pembiakan Tanaman Secara
Generatif. Setelah mempelajari Modul ini diharapkan peserta pelatihan/ calon trainer dapat
memahami, menerapkan dan mengaplikasikan teknik Pembiakan Tanaman Secara Generatif.
.Prasyarat
Syarat Umum
Anda harus belajar dan berlatih kompetensi dengan rumus Tepuk Disko yaitu Teratur, Percaya
diri, Ulet, kreatif, disiplin dan konsentrasi.

Syarat Khusus
Sebelum mempelajari modul ini calon trainer diharapkan sudah mempelajari dan menguasai
materi tentang 1).Memahami Teori Pembiakan tanaman secara generatif, 2). Memahami teknik
pembiakan tanaman secara generative.

B. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Bagi Guru/Fasilitator
a. Baca dan cermati betul deskripsi silabus
b. Pelajari kompetensi dasar, indikator, meteri pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian
c. Pelajari level kompetensi kunci dan penjabarannya.
d. Lihat tujuan akhir pembelajaran apakah sudah sesuai dengan
indikator, silabus sebagai tuntunan, kriteria kinerja deskripsi
kompetensi.
e. Cocokkan cakupan kegiatan belajar dengan deskripsi materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran apakah sudah
memenuhi Kompetensi dasar sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
f. Mendeskripsikan Pengertian Pembiakan Tanaman Secara Generatif, sesuai dengan langka-
langkah SOP. Pada teknik Pembiakan Tanaman Secara generatif prinsip pembelajaran
berbasis kompetensi, yaitu berbasis pada siswa melalui individual learning, masteri
learning, problem soiving, Experience base learning, dan problem base learnig.

2. Bagi Peserta Didik


a. Baca dan pahami deskripsi modul dan prasyarat penggunaan modul.
b. Baca dan pahami tujuan akhir modul.
c. Isikan rencana belajar dan konsultasi dengan guru/master teacher.
d. Baca dan laksanakan cek kemampuan dengan berkonsultasi dengan master teacher

C. Tujuan akhir (Performance objective)


Tujuan akhir yang akan di capai oleh siswa/calon trainer setelah selesai mempelajari modul ini
adalah dapat Mengetahui serta memahami Pembiakan Tanaman Secara Generatif.

D. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

Sebagai cek penguasaan awal terhadap satandar kompetensi yang akan dipelajari dalam modul
ini, berilah tanda contreng (√) pada daftar pertanyaan berikut ini.
Lembar Kerja : 0.1

Tanda Tangan
Catatan Guru
No. Pernyataan Ya Tidak Guru
Pembimbing
Pembimbing
1 Apakah saudara sudah dapat
membaca tentang pembiakan
tanaman
2 Apakah saudara sudah dapat
mengidentifikasi pembiakan
tanaman
3 Apakah saudara sudah dapat
mengidentifikasi teknik pembiakan
tanaman secara generatif
4 Apakah saudara sudah dapat
mengenal tentang pembiakan
tanaman secara generative
5 Apakah saudara dapat mengamati
pembiakan tanaman secara
generative yang menggunakan biji
6 Apakah saudara dapat mengetahui
syarat – syarat biji atau benih yang
akan digunakan pada proses
budidaya tanaman
II. PEMBELAJARAN

a. Rencana Belajar Peserta Didik


Standar kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini adalah dengan tahapan tahapan :
1. Mengidentifikasi pembiakan tanaman
2. Mengidentifikasi pembiakan tanaman secara generatif
3. Menjelaskan teknik pembiakan tanaman secara generatif
4. Menjelaskan syarat biji atau benih pada pembiakan tanaman secara generatif

b. Tujuan
Setelah Proses Pembelajaran,diharapkan peserta didik/calon trainer dapat:
1. Mengidentifikasi pembiakan tanaman secara generatif
2. Menjelaskan teknik pembiakan tanaman secara generatif
3. Melaksanakan teknik pembiakan tanaman secara generatif
c. Uraian Materi

MATERI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

A. Pengertian Pembiakan Tanaman Secara Generatif

1. Prinsip Pembiakan Tanaman Secara Generatif


2. Potensi dan Peran Pebenihan
B. Penyiapan Bahan Tanam

d. Skema Pembelajaran pola Talking Learning to tasks

Tahap Telaah (T1)

 Pelajari Buku Pembiakan Tanaman Kelas X, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, makalah


Teknologi Budidaya Tanaman,Buku serta telusuri google dan youtube dengan kata kunci
Pembiakan Tanaman Secara Generatif.

 Pelajari dan pahami secara materi tentang pembiakan tanaman secara generatif diatas serta
sumber-sumber lain yang relevan.

 Berdasarkan hasil telaahan anda pada buku-buku sumber, internet dan reveferensi lain yang
relevan sesuai topik, kemukakan pendapat anda dari materi yang telah dipelajari dengan
menjawab beberapa pertanyaan pada lembar kerja berikut
LK 1.1
Hasil telaahan peserta didik/calon trainer pada sumber-sumber belajar yang relevan sesuai
kompetensi yang ingin dicapai

No. Pertanyaan Jawaban Peserta Keterangan


didik/calon trainer
1 Jelaskan Pengertian Pembiakan
Tanaman Secara Generatif
2 Jelaskan syarat biji / benih yang baik
dalam pembiakan tanaman secara
generative
3 Jelaskan prinsip pembiakan tanaman
secara generative
4 Sebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih
5 Jelaskan bagaimana peleburan gamet
jantan dan gamet betina dalam proses
pembiakan tanaman secara generatif
6 Jelaskan syarat benih unggul dan
bermutu
7 Kemukakan Pendapat anda tentang
potensi yang dihasilkan dari
pebenihan tanaman
8 Kemukakan pendapat anda peran
perbenihan di bidang pertanian
9 Kemukakan pendapat anda tentang
alat perkembangbiakan generatif
pada tanaman
10 Kemukakan pendapat anda tentang
benih ortodok dan benih rekkalsitran

Tahap Teliti (T2)

a. Pelajari dengan saksama dan teliti tentang pembiakan tanaman generatif


b. Buatlah langkah- langkah persemaian biji atau benih.
c. Pelajarilah buku Pembiakan Tanaman dan Dasar Budidaya Tanaman atau modul-
modul,Internet,Youtube yang sesuai dengan langkah kerja
Kegiatan Belajar 1 :Pembiakan Tanaman Secara Generatif
1. Pengertian pembiakan tanaman secara generative
2. Potensi dan peran perbenihan

Kegiatan Belajar 2 : Teknik pembiakan tanaman secara generative.

1. Syarat Biji atau benih

2. Tipe Perkecambahan

TAHAP TATA (T3)

Setelah melewati tahap telaah dan teliti, jelaskan/terangkan secara lengkap dan benar tentang
konten (Isi) dari Kompetensi Dasar/Topik berikut. Penjelasan yang disampaikan adalah hasil
telaah Anda terhadap materi yang telah dipelajari

LK 3.1. Mengaplikasikan pendapat calon trainer hasil Telaah dan Teliti

KONSTRUKSI
CATATAN
NO TEMA PENDAPAT/ARGUMENA
PEMBIMBING
TASI CALON TRAINER
Identifikasikan
Pembiakan
1
Tanaman Secara
Generatif
Jelaskan Teknik
2 Pembiakan tanaman
Secara Generatif
Langkah-langkah
3 perlakuan benih
generarif
Jelaskan tipe
4.
perkecambahan

TAHAP TUTUR T4

Peserta Trainer mampu mempresentasikan Pembiakan Tanaman Secara Generatif serta


mampu mengaplikasikan langkah – langkah perlakuan benih.
e. Rangkuman

1. Ciri – ciri benih generative adalah berkecambah sebelum menjadi tanaman. Perkecambahan
benih dipngaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal ( dormansi, kemasakan biji, ukuran
benih, dan factor zat penghambat); sedangkan factor eksternal ( air, cahaya, temperature,
media kecambah).
2. Potensi pembenihan anatara lain :
a. Potensi pengembangan usaha pembenihan tanaman untuk memenuhi kebutuhan
benih dalam negeri.
b. Potensi pengembangan usaha pembenihan tanaman untuk ekspor
c. Potensi kerja sama perusahaan benih dengan petani penangkar benih
3. Polinasi/ penyerbukan yaitu proses melekatnya serbuk sari di kepala putik pada
tumbuhan berbiji tertutup ( Angiospermae) , melekatnya serbuk sari langsung pada
bakal biji pada tumbuhan berbiji terbuka ( Gymnospermae).
4. Benih bermutu harus melalui uji kemurnian benih, uji kadar air, dan uji daya
kecambah.
5. Tipe perkecambahan ada dua yaitu Epigeal dan Hypogeal.

f. Tugas 1

1. Perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar diatas menunjukan tipe perkecambahan….


2.Gambar dibawah menunjukan tipe perkecambahan…

Tugas 2

Jenis Media Tanam Kelebihan Kekurangan

Sabut Kelapa

Arang Sekam

Batang pakis

Rockwoll
SOAL FORMATIF

1. Pemilihan benih dari bahan tanam harus berasal dari pohon induk yang unggul, yaitu…
A. Memiliki sifat unggul, nama varietas pohon induk dan asl usulnya harus jelas, tanaman dari biji
harus suda berproduksi minimal lima musim
B. Sudah berproduksi minimal satu tahun
C. Bebas hama dan penyakit tanaman
D. Bebas gulma
E. Mudah ditanam dan bebas hama
2. Syarat mutu benih yang bersertifikat adalah sebagai berikut, kecuali…
A. Murni C. Kompeten E. Bersih
B. Sehat D. Memiliki daya tumbuh yang tinggi
3. Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah, kotiledon tetap berada didalam tanah.
Perkecambahan ini termasuk tipe…
A. Gametofit C. Epigeal E. Kotiledon
B. Hipogeal D. Endosperm
4. Teknik penyiapan bahan tanam dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah…
A. Pilih benih bermutu, tidak ada infestasi OPT
B. Perkecambahan benih
C. Pertumbuhan plumula keatas tanah
D. Perkembangan embrio
E. Pembelahan kotiledon
5. Benih yang baik memenuhi tiga kriteria yaitu…
A. Genetis, hasil perkecambahan, morfologis
B. Morfologis, Fisik dan Ukuran benih
C. Ukuran benih, Hama tanaman, Pemupukan
D. Genetis, Fisiologis dan Fisik
E. Tingkat kebersihan benih, Morfologis dan ukuran benih
6. Proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel dan terjadi pertambahan sel dan pembesaran dari
tiap – tiap sel, disebut…
A. Pertumbuhan C. Perkembangan E. Fisiologis
B. Perkecambahan biji D. Morfologi biji
7. Penyerbukan terjadi bila serbuk sari dan putik berasal dari bunga pohon lain tetapi sejenis,
penyerbukan ini adalah…
A. Penyerbukan sendiri (Otogami) C. Penyerbukan tetangga (Geitonogami)
B. Penyerbukan bastas (Hibridisasi) D. Penyerbukan silang (Alogami) E. Hidrogami
8. Penyerbukan yang terjadi dengan bantuan angin dikenal dengan istilah…
A. Otogami C. Anemogami E. Hidrogami
B. Hibridisasi D. Zoidiogami
9. Berikut ini yang termasuk contoh tanaman yang melakukan penyerbukan dengan bantuan angin
adalah…
A. Tumbuhan hydrilla C. Tumbuhan elodia E. Bunga Mawar
B. Tanaman padi dan jagung D. Tumbuhan paku
10. Tempat yang digunakan untuk melakukan penyemaian benih dan menyapih benih yang bersifat
sementara sampai menjadi bibit siap tanam dilahan adalah pengertian dari…
A. Bahan tanam C. Media tanam E. Tempat persemaian
B. Benih/kecambah D. Mikroorganisme
11. Tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan pada lahan datar tanpa menggunakan atap
atau naungan disebut dengan…
A. Sunked bed C. Shade house E. Green house
B. Raised bed D. Naungan
12. Gambar berikut ini adalah tipe tempat pembibitan berbentuk…
A. Sunked bed C. Bedengan E. Raised bed
B. Naungan D. Green house

13. Tinggi bedengan yang sering digunakan adalah…


A. 20 – 30 cm C. 25 – 35 cm E. 30 – 35 cm
B. 35 – 40 cm D. 30 – 40 cm
14. Dibawah ini yang tidak termasuk fungsi naungan adalah…
A. Untuk melindungi tanaman muda terhadap sengatan sinar matahari
B. Untuk menyediakan intensitas sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
C. Agar tanaman muda terserang hama dan penyakit
D. Mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda
E. Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit
15. Gambar dibawah ini adalah tipe naungan berbentuk…

A. Naungan berbentuk miring C. Naungan berbentuk sungkup E. Raised bed


B. Naungan berbentuk horizontal D. Sunked bed
16. Persyaratan wadah untuk penyapihan bibit adalah sebagai berikut, kecuali…
A. Bahan wadah cukup kuat, ringan sehingga mudah dipindah
B. Ukuran wadah harus sesuai dengan ukuran tanaman yang akan ditanam
C. Cukup dalamnya untuk menampung perakaran tanaman
D. Mempunyai lubang pembuangan air
E. Tempat medianya lembab dan intensitas cahayanya sangat kurang
17. Alat yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan tempat persemaian adalah…
A. Sekop, parang, tali rafia, roll meter,gergaji
B. Tanah, kompos dan air
C. Sekop, tanah, gergaji dan roll meter
D. Roll meter, kompos, air dan tali raffia
E. Tali rafia, gergaji, tanah dan air

18. Syarat media yang baik untuk persemaian adalah…kecuali


A. Tidak mengandung racun dan zat – zat yang dapat menghambat perkecambahan
B. Persediaan nutrisi untuk tanaman sangat kecil
C. Dapat menyediakan air dalam jumlah yang memadai selama proses perkecambahan
D. Media persemaian harus dapat menyediakan oksigen yang cukup selama proses perkecambahan
E. Media persemaian tidak mudag rusak selama proses perkecambahan
19. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya media tanam dibedakan menjadi dua yaitu…
A. Bahan organic dan bahan mikroba
B. Bahan organic dan bahan anorganik
C. Bahan anorganik dan bahan makro
D. Bahan makro dan bahan organic
E. Bahan mikroba dan bahan anorganik
20. Komposisi media tanam untuk mengisi polibag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan
sekam padi dengan perbandingan…
A. 1 : 2 : 1 C. 1 : 1 : 1 E. 1 : 1 : 2
1:2:2

KUNCI JAWABAN

1. A 11. B
2. C 12. D
3. B 13. C
4. A 14. A
5. D 15. C
6. A 16. E
7. D 17. A
8. C 18. B
9. B 19. B
10. E 20. C
Job Sheet Praktik

Pembuatan Media Tanam dari Arang Sekam

Tujuan

Peserta Didik Dapat :

1. Mengidentifikasi bahan dan alat yang akan digunakan


2. Memahami proses pembuatan arang sekam
3. Mengaplikasikan arang sekam sebagai media tanam

ALAT

1. Drum
2. Masker
3. Sarung Tangan
4. Baju Lengan Panjang
5. Sekop
6. Seng bekas

BAHAN

1. Sekam padi
2. Kayu bakar

WAKTU

1. instruksi : ½ jam
2. Latihan : 8 jam

KESELAMATAN KERJA:

- Hati-hati sewaktu melakukan pembakaran


- Hindari bara panas dari kepulan arang
- Selalu menggunakan masker

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan arang sekam:

1. Siapkan sekam padi yang akan dijadikan bahan baku. Pastikan sekam dalam kondisi kering
dan bersih.
2. Siapkan alat pembakar, bisa menggunakan drum bekas atau alat pembakar lainnya.
Pastikan alat pembakar bersih dan bebas dari sisa-sisa bahan bakar sebelumnya.
3. Isi alat pembakar dengan sekam hingga setinggi ¾ dari volume drum. Jangan terlalu
penuh karena arang sekam akan membesar saat dipanaskan.
4. Tutup alat pembakar rapat dan nyalakan api di bawahnya. Biarkan sekam terbakar selama
kurang lebih 1-2 jam hingga habis terbakar dan menjadi arang.
5. Jangan membuka tutup alat pembakar selama proses pembakaran karena akan
mempengaruhi suhu pembakaran dan kualitas arang yang dihasilkan.
6. Setelah selesai terbakar, matikan api dan biarkan arang sekam mendingin.
7. Cek kualitas arang yang dihasilkan. Arang sekam yang baik memiliki warna hitam pekat,
permukaan halus, dan tidak mudah hancur.
8. Jika arang sekam telah memenuhi kriteria kualitas yang baik, maka arang tersebut
siap digunakan. Namun jika kualitasnya masih kurang baik, maka bisa diproses kembali
dengan cara mengulangi proses pembakaran dari awal.
9. Simpan arang pada tempat yang kering.

Uraian materi

PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Pembibitan tanaman secara generatif dilakukan dengan menggunakan benih atau biji sebagai
bahan tanam. Berikut adalah beberapa tahap dalam pembibitan tanaman secara generatif:

1. Pemilihan benih atau biji yang berkualitas Pilihlah benih atau biji yang berkualitas baik,
dengan cara memilih benih yang berukuran seragam, berwarna sama, dan bebas dari kerusakan
dan hama.
2. Perendaman benih atau biji Beberapa jenis tanaman perlu direndam dalam air selama
beberapa jam atau bahkan semalam sebelum ditanam. Hal ini dilakukan agar biji dapat
menyerap air dengan baik sehingga bisa cepat tumbuh.
3. Persiapan media tanam Persiapkan media tanam yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanam. Media tanam bisa berupa tanah, campuran antara tanah dan pasir, atau substrat
khusus.
4. Penanaman benih atau biji Tanamkan benih atau biji pada kedalaman tertentu sesuai dengan
jenis tanaman yang akan ditanam. Kemudian, siram dengan air secukupnya.
5. Pemeliharaan bibit Setelah benih atau biji ditanam, perhatikan pemeliharaannya dengan baik.
Berikan air secara teratur, jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jangan lupa memberikan
nutrisi yang cukup dan menjaga agar bibit tetap bebas dari hama dan penyakit.
6. Penyulaman bibit Setelah bibit tumbuh, jika terdapat bibit yang tidak tumbuh, segera lakukan
penyulaman agar lahan dapat terisi dengan tanaman yang sama.
7. Penanaman ke lahan Setelah bibit cukup besar dan kuat, bibit siap ditanam ke lahan secara
permanen. Pastikan lahan yang dipilih sudah dipersiapkan dengan baik agar tanaman dapat
tumbuh dengan optimal
Perkecambahan biji
Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil
perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses pertumbuhan
embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi
pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon
pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal.
a) Hipogeal
Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil
yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
diatas tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya
kecambah jagung.

b) Epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya
kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga
kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau. Perbanyakan
generatif melalui biji memiliki kelebihan yaitu bibit yang diperoleh dalam
jumlah banyak dengan pertumbuhan yang seragam. Namun kelemahan
perbanyakan dengan cara ini ialah dibutuhkan waktu relatif lebih lama
hingga diperoleh bibit yang siap tanam. Karena itulah cara ini jarang
digunakan.

Gambar 3. Perkecambahan hipogeal dan epigeal.


(Sumber: smakita.net & blog.uad.ac.id)

b. Teknik penyiapan bahan tanam/benih

Setelah biji dikeluarkan dari buah bersihkan daging buah dan lendir yang
menempel. Biji kemudian dipilih sesuai dengan kriteria benih yang baik yaitu
padat, bernas, bentuk dan ukurannya seragam, tidak cacat dan tidak terkena
hama dan penyakit.
Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera ditanam setelah dikeluarkan
dari buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan nama biji rekalsitrans
yaitu biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama
atau bahkan tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contoh biji rekalsitrans adalah
: biji Meranti, Mahoni, Mimba, Mangga, Durian, Adenium.

Untuk biji yang berukuran besar seperti biji mangga atau durian, pembersihan
cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih. Sementara itu,
untuk biji berukuran kecil seperti biji jambu, atau biji yang terbungkus lapisan
pembungkus (pectin) seperti biji pepaya, pembersihan dilakukan dengan
meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang, lalu
dicuci dengan air bersih.

Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang
memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan
ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji
hasil seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini
menandakan daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang
terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara
generatif.

Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam


larutan fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3
gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1%
dengan dosis sesuai dengan aturan yang tertera di label kemasan. Ada
beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari
buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji
yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau
bahkan tidaka akan tumbuh jika dikeringkan. Contohnya adalah biji kemiri,
meranti, mahoni, mangga, durian, dan nangka.
Namun, ada juga biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah
dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang
lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan
kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji
sayuran seperti cabai dan tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti
semangka, melon, dan pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti jati dan
sengon.

Teknik penyiapan bahan tanam/benih dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

1) Pilih benih bermutu, tidak ada infestasi OPT di persemaian maupun di


pertanaman, tidak keracunan unsur kimia berlebihan, tidak terjadi
defisiensi unsur hara, bibit sehat dan tegar, bibit lebih cepat tumbuh, bibit
tumbuh seragam.
2) Seleksi benih dengan perendaman dalam air bersih, benih yang terapung
dibuang, atau hanya yang tenggelam saja yang digunakan. Benih dibilas,
direndam 24 jam lalu diperam / ditiriskan 48 jam.(contoh benih padi)
3) Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar-benar baik, maka
uji kembali benih tersebut dengan memasukkannya ke dalam air yang
sudak diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih
adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam
larutan tersebut. Benih yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa
selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang
lembab hingga keluar calon tunas.
Gambar 4. Seleksi benih dengan perendaman
(Sumber; benih cybex. deptan.go.id)

Menentukan benih berkualitas (contoh jagung) dapat dilihat dari beberapa


aspek, yaitu :

1) Fisik
a) Ukuran benih seragam.
b) Bebas jamur/hama gudang.
c) Daya kecambah baik.
2) Morfologis
a) Sifat yang khas dan tanaman seragam.
b) Tahan cekaman lingkungan.
3) Pertumbuhan
a) Pertumbuhan awal/vigor kokoh.
b) Tahan hama dan penyakit.
c) Tanggap terhadap pemupukan.
d) Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.
4) Hasil
e) Kelobot tertutup rapat.
f) Ukuran tongkol besar.
g) Produksi dan rendemen tinggi.
h) Biji rapat dan berat.
i) Biji tertata rapi.
Supaya produksi yang dihasilkan tinggi, maka benih yang digunakan sebaiknya
benih yang bermutu dari varietas unggul, benih bermutu adalah benih yang
mempunyai daya kecambah tinggi, tidak tercampur dengan varietas lain, tidak
mengandung kotoran warna dan berat biji seperti dikehendaki, tingkat
keseragaman tinggi, bebas dari kerusakan biji dan bebas dari penyakit benih
bawaan. Benih bermutu dapat diperoleh apabila kita menggunakan benih
bersertifikat, sedangkan varietas unggul mempunyai sifat produksi tinggi, umur
pendek, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap hama dan penyakit
beradaptasi baik pada berbagai lingkungan.

Sebaiknya setiap penanaman menggunakan benih baru, apabila benih mahal


dan sulit diperoleh maka benih unggul yang ditanam dapat digunakan sampai
beberapa kali turunan. Benih yang digunakan dapat berasal dari panen sendiri
atau beli di toko, tetapi lebih baik menggunakan benih/bibit sendiri karena tidak
semua penjual benih/bibit dapat dipercaya megenai mutu seleksi yang
dilakukannya.

Biasanya penjual benih/bibit telah memilih bibit yang baik untuk keperluan
sendiri sehingga yang dijual kepada umum adalah sisanya yang kemungkinan
mutunya sudah tidak dapat dipertanggung- jawabkan.

Pengangkutan dapat merusakkan benih/bibit dan dapat mendatangkan hama


dan penyakit.

Benih yang baik memenuhi tiga kriteria yaitu kriteria secara genetis, kriteria
secara fisiologis dan kriteria fisik.

Kriteria benih yang baik secara fisik adalah :

1) Tingkat kebersihan benih


Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang ditentukan adalah
tingkat kebersihan dan segala kotoran baik kotoran dari sisa-sisa
bagian tanaman maupun kotoran lain (biji-biji herba gulma, butiran- butiran
tanah pasir).

2) Ukuran dan keseragaman


Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir
benih. Benih yang berukuran seragam akan memiliki struktur embrio yang
baik dan cadangan makanan yang cukup.

c. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman hasil dari pembiakan secara


generatif

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak


dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan
pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan
secara kuantitatif.

Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan


berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Perkembangan
bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.

Biji dari berbagai spesies tumbuhan akan berkecambah apabila, suhu


menguntungkan, persediaan oksigen memadai dan kelembaban media tumbuh
cukup dan kontak secara langsung dengan biji. Pada beberapa spesies
walaupun kondisi di atas terpenuhi tetapi biji tidak dapat berkecambah. Hal
tersebut disebabkan oleh belum tuntasnya masa dormansi (istirahat) biji
tersebut. Biji-biji kelompok ini umumnya beasal dari daerah beriklim sub tropis.
Periode dormansi yang telah dilewati akan menyebabkan perkecambahan biji
pada kondisi suhu yang optimal, adanya persediaan oksigen dan air.

Perkecambahan dapat terjadi walaupun tanah atau media semai tidak


mengandung unsur hara karena di dalam biji sudah mengandung cukup
persediaan makanan agar lembaga dapat tumbuh selama masa persemaian.
Benih akan berkecambah, setelah keluar kotiledon harus ditambahkan air dan
beberapa unsur hara pada media tanamnya. Suhu yang paling optimal untuk
perkecambahan biji adalah 15-38oC. Oksigen bebas sangat diperlukan untuk
respirasi yang akan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Ketidak-tersediaan oksigen akan memperlambat atau mencegah
perkecambahan benih.

Kelembaban media tanam yang terlalu berlebihan akan menghambat proses


perkecambahan. Kondisi inipun akan mempertinggi kemungkinan benih
terserang oleh organisme pengganggu tanaman, terutama dari golongan
bakteri dan fungi, dan akan mengakibatkan benih mati atau tumbuh tidak
normal. Benih harus mendapatkan jumlah air yang tepat untuk berkecambah,
kondisi kelebihan air akan menyebabkan oksigen keluar dari dalam sel dan
benih tidak dapat berkecambah.

Sebaliknya jika kelembaban media kurang optimal, benih tidak akan dapat
menguraikan cadangan makanan dalam biji (jaringan endosperma) sehingga
epikotil dan hipokotil tidak akan tumbuh dan berkembang, dalam keadaan yang
menguntungkan untuk proses perkecambahan, benih mengabsorpsi air
sehingga benih menjadi menggembung dan kulit biji pecah, dengan segera air
memasuki sel-sel jaringan lembaga dan endosperma. Kandungan air dalam sel
benih akan naik dari tingkat praperkecambahan sebesar 8-14% menjadi lebih
dari 90%. Pada saat protoplasma sel menyerap uap air, maka berbagai proses
kehidupan akan berlangsung. Hormon pertumbuhan dan perkembangan
seperti asam indol asetat akan mulai berfungsi. Hormon ini mengatur
pertumbuhan dan perkembanga hipokotil dan epikotil.

Sumber makanan yang tersimpan dalam endosperma dan kotiledon akan


segera diproses melalui respirasi sehingga menghasilkan energi kimia yang
penting untuk pembelahan sel, produksi protoplasma, dan proses-proses
pertumbuhan lainnya. Ketika terjadi proses penyerapan cadangan makanan
pada biji, respirasi dan asimilasi nutrisi ke dalam protoplasma, maka sel-sel
pada ujung epikotil dan hipokotil mulai membelah dan membentuk sel-sel baru.
Sel-sel ini mulai membesar pada saat menyerap air, kemudian protoplasma
yang baru akan terbentuk. Ujung hipokotil muncul melalui suatu celah pada
kulit biji. Ujung hipokotil tumbuh menjadi akar primer. Akar primer akan
menyerap air dan unsur hara dari tanah, sehingga dapat mensuplai epikotil
tumbuh dengan baik dan akan menjadikan calon batang pertama.

Akar primer yang tumbuh akan mengasilkan akar-akar sekunder, kemudian


tumbuh dan berkembang lagi menjadi akar tersier, dari epikotil akan tumbuh
batang yang akan menghasilkan daun-daun serta berbagai cabang.

Tingkat perkecambahan biji sangat bervariasi, dalam kondisi lingkungan yang


paling baik, akar-akar primer akan tumbuh, kemudian kecambah akan terus
tumbuh menjadi tanaman dewasa.. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti ketebalan dan struktur kulit biji dan masa dormansi biji.
Kecambah akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman dewasa, dalam
proses ini pertumbuhan akan melibatkan pembuatan sel-sel baru dari sel-sel
yang sudah ada sebelumnya.

Disamping itu terdapat proses pembesaran sel yang baru terbentuk, sehingga
sel akan membesar dan menjadi jaringan tanaman.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan normal


adalah tersedianya energi kimia yng berasal dari proses respirasi. Tumbuhan
yang sedang tumbuh harus memiliki protein dan senyawa organik lain untuk
membangun protoplasma. Tumbuhan ini harus memiliki selulosa dan
beberapa senyawa organik untuk membentuk dinding sel. Sel yang baru
terbentuk dengan cepat akan meningkat

ukurannya karena adanya asimilasi makanan ke dalam protoplasma. Fase


pertumbuhan yang berikutnya perkembangan sel, yaitu dengan ditandai
terbentuknya jaringan-jaringan baru seperti silem, floem, jaringan penguat,
jaringan pembuat makanan, dan jaringan peyimpanan.

Pada umumnya, sel dan jaringan yang sudah matang tidak akan membelah diri
lagi, akan tetapi proses kehidupan yang terjadi hanya mempertahankan ciri
spesifiknya serta fungsinya sepanjang masa hidup tumbuhan. Pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan dikendalikan secara umum oleh hormon yang disintesis oleh
tumbuhan dan terdapat pada semua jaringan. Hormon pertumbuhan IAA (Indol
Acetic Acid) berfungsi dalam pembesaran sel, gugurnya daun dan jatuhnya
buah, pertumbuhan buah dari bakal bunga menjadi bunga dan buah, interaksi
timbal-balik tunas dan berbagai pertumbuhan lainnya.Salah satu contoh IAA
adalah giberelin. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, tumbuhan
memerlukan air, unsur hara, karbondioksida dan oksigen, serta cahaya.
Selama masa tersebut, organ-organ vegetatif seperti daun, batang, dan cabang
tumbuhan akan tumbuh dan berkembang sampai akhirnya terbentuk organ
generatif. Organ generatif tumbuhan yang minimal adalah terdiri dari benang
sari dan putik. Proses perkembangbiakan secara generatif dimulai dari
terjadinya pertemuan butir-butir serbuk sari dengan putik. Di dalam putik,
butiran serbuk sari membentuk tabung, kemudian menjadi bakal biji yang
terletak dalam bakal buah. Kondisi ini menandai adanya calon generasi
tumbuhan berikutnya.

Pembibitan tanaman

Proses produksi tanaman dimulai dengan benih ditanam, kemudian tanaman


dipelihara dan hasil tanaman (akar, umbi, batang, pucuk, daun, bunga, dan
buah) dipanen. Kegiatan produksi pertanian memerlukan unit pembibitan
tanaman. Pembibitan tanaman adalah suatu proses penyediaan
bahan tanaman yang berasal dari benih tanaman (biji tanaman berkualitas baik dan siap
untuk ditanam) atau bahan tanaman yang berasal dari organ vegetatif tanaman untuk
menghasilkan bibit (bahan tanaman yang siap untuk ditanam di lapangan).

d. Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif

Perkembangbiakan secara generatif adalah perkembangbiakan dengan cara


menanam biji. Biji dihasilkan dari bunga setelah mengalami penyerbukan.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuksari pada putik.

Gambar 5. Bagian – bagian bunga sempurna


(Sumber; chanshanet.blogspot.com)

Gambar 6. Tiga macam penyerbukan


(Sumber; belajar.dindikptk.net)
Macam-macam penyerbukan

1) Penyerbukan sendiri (otogami) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal
dari bunga yang sama
2) Penyerbukan tetangga (geitonogami) terjadi bila serbuk sari dan putik
berasal dari bunga yang berbeda tetapi satu pohon
3) Penyerbukan silang (alogami) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal dari
bunga pohon lain tetapi sejenis
4) Penyerbukan bastas (hibridisasi) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal
dari pohon lain yang berbeda jenisnya tetapi masih satu genus.
Penyerbukan ini bertujuan untuk mencari bibit unggul.
Penyerbukan terjadi dengan bantuan :

1) Angin (anemogami) contoh pada tumbuhan padi, jagung dan gandum


2) Air (Hidrogami) contoh pada tumbuhan elodia dan hydrilla
3) Hewan (zoidiogami) . hewan yang membantu penyerbukan antara lain :
serangga (kumbang, lebah, kupu-kupu), burung penghisap madu (kolibri),
kelelawar.

Gambar 7. Penyerbukan dengan bantuan serangga


(Sumber: asagenerasiku.blogspot.com)
Gambar 8. Penyerbukan dengan bantuan manusia

EVALUASI

A. Tes kognitif

1. Jelaskan pengertian Pembiakan tanaman !


Jawaban : Pembiakan tanaman adalah proses pembuatan
tanaman baru dengan memadukan genetik dari dua tanaman
yang berbeda untuk menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan,
seperti ketahanan terhadap penyakit atau hasil panen yang
lebih baik.
2. Jelaskan 2 metode utama dalam pembiakan tanaman!
Jawaban : Ada dua metode utama dalam pembiakan tanaman,
yaitu pembiakan seksual dan aseksual. Pembiakan seksual
melibatkan pembuahan antara gamet atau sel kelamin jantan
dan betina, sementara pembiakan aseksual tidak melibatkan
pembuahan dan melibatkan replikasi genetik yang sama pada
tanaman induk. Untuk melakukan pembiakan tanaman secara
seksual, dibutuhkan penyerbukan antara tanaman jantan dan
betina. Biji yang dihasilkan kemudian akan memiliki sifat-sifat
gabungan dari kedua orang tua. Sedangkan untuk pembiakan
aseksual, bagian tanaman seperti daun, batang, atau akar
dipotong dan ditanam kembali untuk membentuk tanaman
baru yang identik secara genetik dengan tanaman induk.
3. Jelaskan factor – factor yang perlu diperhatikan dalam
pembiakan tanaman !
Jawaban :Dalam pembiakan tanaman, ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan seperti kualitas tanaman induk, waktu
penyerbukan, dan kondisi lingkungan yang ideal. Pembiakan
tanaman dapat membantu meningkatkan produksi tanaman
yang lebih baik dan tahan terhadap penyakit dan lingkungan
yang tidak stabil.

B.Tes Psikomotor

C.Penilaian Sikap

D. Penutup

E. Kunci Jawaban

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai