Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI


PENTINGNYA INOVASI DAN KREATIVITAS
ERA TEKNOLOGI DIGITAL

Disusun oleh :

YUYUN YUNINGSIH (200600004)

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Pentingnya Inovasi dan Kreativitas Era Teknologi. Harapan saya semoga makalah ini
menambah pengetahuan maupun pengalaman bagi para pembaca serta dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah agar dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, saya yakin masih
banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Desember 2020

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3


1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Refleksi Revolusi Industri...................................................................................................5
2.2 Inovasi Yang Berkembang Di Era Revolusi Industri Keempat...............................6
2.3 Daftar Pustaka.........................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi Industri 4.0 merupakan era industri keempat sejak revolusi industri
pertama pada abad ke-18. Era industri keempat merupakan perpaduan teknologi yang
mengaburkan batas antara bidang fisik, digital, dan biologis secara kolektif atau dikenal
sebagai system siber-fisik (cyber-physical system/CPS).
Era revolusi keempat juga ditandai dengan munculnya terobosan di sejumlah
bidang teknologi. Bidang-bidang yang dimaksud meliputi bidang robotika, kecerdasan
buatan (Artficial Intelligence/AI), nanoteknologi, komputasi kuantum (quantum
computing), bioteknologi, Internet of Things (IoT), industrial internet of things (IIot),
teknologi nirkabel generasi kelima (5G), adiptif manufaktur/pencetakaan 3D dan
industri kendaraan otonomi penuh (fully autonomous vehicles).
Teknologi-teknologi tersebut mengubah tatanan hampir setiap industri di setiap
negara. Besarnya jangkauan perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem
produksi, manajemen dan pemerintahan.
Klaus Schwab, seorang teknisi dan ekonom Jerman, yang lebih dikenal sebagai
pendiri dan ketua eksekutif Forum Ekonomi Dunia memunculkan isu mengenai Fourth
Industrial Revolution, melihat besarnya jangkauan dan perubahan revolusi diharapkan
bisa melihat implementasi yang besar dari beberapa efek teknologi yang muncul
sebagai bagian dari revolusi “terobosan teknologi baru” di bidang-bidang seperti
kecerdasan buatan, robotika, Internet of Things, kendaraan otonom, pencetakan 3D,
komputasi kuantum dan nanoteknologi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan yaitu,
bagaimana cara kita untuk menghadapi perubahan-perubahan besar yang akan terjadi,
atau bahkan sudah terjadi di masa kini dan menjadi bagian dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk menjadi individu yang canggih dalam mengelola dan
memanfaatkan data. Dan diharapkan kita menjadi lebih siap merangkul masa depan
sehingga mampu untuk berteman dan bertahan melewati Revolusi Industri 4.0.

3
1.3 Tujuan Masalah
Pentingnya berinovasi dan berkreasi di era revolusi industri 4.0 kita dituntut harus
menjadi lebih pintar dalam inovasi agar mendapatkan manfaat tertinggi dari teknologi
baru yang sedang berkembang.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Refleksi Revolusi Industri


Revolusi Industri adalah titik penting dalam sejarah seluruh dunia. Berawal di Inggris
dan kemudian dengan cepat tersebar di seluruh Eropa. Revolusi Industri pertama
dimulai pada abad ke 18 hingga abad ke 19. Masyarakat pertanian mulai berubah arah
menjadi masyarakat urban. Banyak penemuan baru seperti kereta api lintas benua,
listrik, dan penemuan lain mengubah tatanan masyarakat secara permanen. Industry
besi dan tekstil, bersama dengan pengembangan mesin uap, memainkan peran sentral
dalam Revolusi Industri. (Savitri, 2019)
Revolusi Industri Kedua memungkinkan globalisasi dan menciptakan rancangan awal
dunia yang kita hadapi saat ini. Revolusi Industri Kedua adalah lompatan besar
berikutnya dalam teknologi dan masyarakat. Berlangsung antara tahun 1850-1914 tepat
sebelum Perang Dunia ke 1, Revolusi Industri Kedua merupakan periode pertumbuhan
dan perkembangan industri yang sudah ada. Kemajuan teknologi selama periode ini
antara lain penemuan telepon, bola lampu, piringan hitam, mesin pembakaran internal,
mobil dan pesawat terbang. (Savitri, 2019)
Revolusi Industri Ketiga terjadi sekitar pada tahun 1950 membawa semikonduktor,
komputasi mainframe, komputasi personal dan Internet menuju revolusi digital.
Revolusi Industri Ketiga atau Revolusi Digital, mengacu pada kemajuan teknologi dari
perangkat elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital yang tersedia saat ini.
Frasa „Revolusi Industri Keempat‟ pertama kali diciptakan oleh Schwab pada tahun
2016 dan diperkenalkan pada tahun yang sama di World Economic Forum. Revolusi
Industri Keempat dibangun di atas Revolusi Digital mewakili cara-cara baru ketika
teknologi menjadi tertanam dalam masyarakat dan bahkan tubuh manusia. Robotika,
kecerdasan buatan, nanoteknologi, komputasi kuantum, bioteknologi, Internet of
Things (IoT), pencetakan 3D, dan kendaraan otonom (autonomous vehicles) adalah
munculnya terobosan teknologi di Revolusi Industri Keempat. (Savitri, 2019)
Revolusi Industri Keempat memiliki kesempatan unik untuk meningkatkan komunikasi
manusia dan resolusi konflik. Teknologi dan tren dalam era 4IR seperti Internet of
Things (Iot), robotika, virtual reality (VR) dan kecerdasan buatan (AI) akan mengubah
lingkungan cara kita hidup dan bekerja saat ini dan terus berkembang pada era Revolusi
Industri Keempat. (Savitri, 2019)

5
2.2 Inovasi Yang Berkembang Di Era Revolusi Industri Keempat
A. Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer
yang menekankan pada penciptaan mesin cerdas yang bekerja dan beraksi seperti
manusia. AI dapat berbentuk apapun mulai dari SIRI, Google Assistant, Cortana
hingga mobil self driving, juga algoritma penelusuran Google, komputer Watson
ciptaan IBM hingga senjata otonom. (Savitri, 2019)
Beberapa Aktivitas komputer kecerdasan buatan dirancang mencakup: Pengenalan
suara, Deep Learning, Perencanaan dan Penyelesaian Masalah. Sebagai cabang dari
ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan mesin cerdas, AI telah menjadi
bagian penting dari industri teknologi. Masalah inti kecerdasan buatan termasuk
komputer pemograman untuk sifat-sifat tertentu seperti: Pengetahuan, Pemikiran,
Penyelesaian Masalah, Persepsi, Belajar, Perencanaan dan Kemampuan Untuk
Memanipulasi dan Memindahkan Objek. (Savitri, 2019)
B. Manfaat dan Resiko dari AI
Manfaat AI adalah AI diprogram untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, tetapi
AI secara mandiri dapat mengembangkan metode destruktif untuk mencapai
tujuannya hal ini dapat terjadi setiap kali kita gagal menyelaraskan sepenuhnya
tujuan AI dengan tujuan kita yang sangat rumit. Misal kita meminta AI agar dapat
mencari jalan terdekat menuju tempat yang kita tuju dan semuanya sesuai dengan
keinginan kita tanpa tersesat tentu sangat membawa manfaat bagi kita dapat sampai
tujuan dengan sedikit lebih cepat tanpa harus khawatir tertinggal rapat penting atau
pesawat. (Savitri, 2019)
Resiko AI di program untuk melakukan sesuatu yang menghancurkan adanya
senjata otonom di sistem AI yang dirancang untuk membunuh. Ditangan orang
yang salah, senjata ini dapat menyebabkan korban massal. Selain itu, agar terhindar
dari sistem yang dapat digagalkan oleh musuh, senjata-senjata ini dirancang agar
tidak mudah untuk dimatikan, bisa jadi kita sebagai manusia dapat kehilangan
kendali atas senjata ini. (Savitri, 2019)
C. Pentingnya Keamanan AI
Dengan kecerdasan yang lebih unggul dibanding manusia manapun, kita mungkin
tidak dapat memprediksi secara pasti bagaimana AI akan berperilaku. Upaya para
ilmuwan untuk menemukan AI yang super cerdas telah lama hanya dianggap
sebagai fiksi ilmiah hingga berabad-abad yang lalu. Berkat terobosan akhir-akhir ini

6
pencapaian dalam pengembangan AI sangat diluar dugaan, hal ini membuat para
ahli semakin serius mempertimbangkan kemungkinan akan adanya AI dengan
kecerdasan super segera ditemukan. Peradaban manusia akan terus berkembang
selama kita dapat menyeimbangkan antara kekuatan dari teknologi yang terus
berkembang dan kebijaksaan yang kita kelola. (Savitri, 2019)
D. Kasus AI Dalam Menunjang Kegiatan Ekonomi dan Bisnis Masyarakat.
Artificial Intelligence (AI) pada umumnya dapat berlaku pada semua sektor atau
bidang yang ada. Salah satunya menunjang kegiatan ekonomi masyarakat dimulai
dari menengah kebawah hingga menengah keatas, remaja dewasa hingga orangtua,
laki-laki maupun perempuan. Semuanya terjadi dengan dasar kebutuhan akan
produk dan jasa yang ditawarkan oleh pasar tradisional maupun modern, online
maupun offline.
Disini saya akan membahas tentang teknologi AI di dalam pasar e-commerce yang
tentu sudah menjadi kebutuhan setiap orang yang memang menginginkan
kemudahan dalam transaksi bisnis dan ekonomi secara universal. Pemakaian
teknologi AI dalam kehidupan bermasyarakat pun disadari sudah dibenamkan
dalam perangkat yang digunakan dalam keseharian.
Contoh kasus AI dalam menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis masyarakat
misalnya rekomendasi produk e-commerce. Dijaman sekarang ini siapa pun pasti
pernah berbelanja secara online di salah satu platform e-commerce dan ketika kita
berbelanja ada tampilan di dalam platform e-commerce tadi produk-produk yang
direkomendasikan untuk kita, produk yang direkomendasikan tersebut bukan hasil
dari seseorang yang meprediksi barang/produk apa yang akan kita beli melainkan
produk/barang rekomendasi tersebut merupakan proses dari AI. Lalu bagaimana
cara kerja dari AI mendapatkan produk-produk yang akan direkomendasikan? AI
memperoleh data dari kita sendiri berdasarkan dari histori kita dalam melakukan
pencarian produk, pembelian produk, dan produk apa saja yang sudah kita lihat.
Data tersebutlah yang akan diproses dari konsep AI yaitu data mining sehingga AI
akan merekomendasikan produk-produk yang cocok untuk kita.
Contoh kasus lain untuk menunjang kegiatan ekonomi dan bisnis misalnya layanan
chatbot dan layanan pelanggan. Chatbot adalah perangkat lunak yang bertugas
melayani percakapan dengan pengunjung, dengan objektif untuk berkomunikasi
seresponsif mungkin. Layanan ini memungkinkan pengunjung mendapat balasan
dalam waktu singkat. Layanan pelanggan memiliki fungsi yang sama seperti

7
Chatbot hanya saja layanan pelanggan biasanya yang akan melanjutkan mengenai
pertanyaan atau keluhan dari pengunjung dengan memberikan jawaban yang lebih
kompleks dibanding dengan chatbot penjawab otomatis yang di terapkan
berdasarkan AI. Untuk mengatasinya, bisnis mengombinasikan antara AI dengan
staf manusia di belakangnya, yang bertugas melanjutkan percakapan pasca AI. Dan
lagi-lagi di sinilah AI berperan, untuk menilai respons pengunjung, membuat
keputusan apakah perlu mengopernya pada staf, dan mempertimbangkan siapakah
staf yang paling relevan.

8
Daftar Pustaka

Prasetyo, B., & Trisyanti, D. (2019). Prosiding SEMATEKSOS 3 “Strategi

Pembangunan Nasional MenghadapiRevolusiIndustri 4.0” REVOLUSI INDUSTRI

4.0. Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial, 22–27.

Rohida, L. (2018). Pengaruh Era Revolusi Industri 4.0 terhadap Kompetensi Sumber Daya

Manusia. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 6(1), 114–136.

https://doi.org/10.31843/jmbi.v6i1.187

Savitri, A. (2019). Revolusi Industri 4.0: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di

Era Disrupsi 4.0 (Afkar.T (ed.); Cet. V). Penerbit Genesis.

(Prasetyo & Trisyanti, 2019; Rohida, 2018; Savitri, 2019)

Anda mungkin juga menyukai