MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Programmable Logic Control
yang dibina oleh Bapak Sujito
Oleh :
Ricke Dwana Servianti
(110534406814)
(110534406811)
Roby Andria
(110534406845)
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan bimbingan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Elektro.
Makalah ini membahas tentang APLIKASI PLC OMRON CPM1A UNTUK
TRAFFIC LIGHT LENGKAP. Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh rasa hormat
dan tulus kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Sujito yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan serta kesalahan, oleh karena itu kami mengharap
adanya saran dan kritikan yang dapat memperbaiki atau mengevaluasi sehingga
bermanfaat untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat, bagi penyusun dan bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................4
1.Latar Belakang...................................................................................4
1.1 Maksud dan Tujuan.........................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................6
2. Pengertian PLC (Programmable Logic Kontroller).........................6
2.1 Bahasa Pemrograman PLC.............................................................7
2.2 Piranti Penyusun PLC.....................................................................7
2.3 Pengertian PLC OMRON CPM1A12.11
2.4 Jalur masukan dan keluaran PLC OMRON CPM1A.....................12
2.5 Struktur Memory PLC OMRON CPM1A......................................13
2.6 Instruksi-Instruksi Dasar PLC..16
2.7 Karakteristik PLC OMRON CPM1A 40 CDR16
2.8 Konfigurasi Internal I/O PLC OMRON CPM1A 40 CDR..17
2.9 Perancangan Sistem .18
BAB III. PENUTUP .......................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
Lampiran..24
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara
kita, berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri,
mulai dari yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri hilir.
Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, yang berproses baik
secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk selalu
meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses
tersebut, agar semakin produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian
utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses industri (sistem
kontrol industri).
Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya
merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri
dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon
besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan
serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan)
telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.
Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat
keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol
yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC).
Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif,
petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada
pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan.
Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol
berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam konfigurasi
sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat berpengaruh pada
kemajuan di bidang industri otomatisasi. Saat ini banyak industri-industri yang
beralih
pada
mesin-mesin
otomatis
daripada
menggunakan
cara-cara
handal, cepat, efisien, dan dapat bekerja dalam waktu yang lama, serta mudah
dalam melakukan modifikasi jika terjadi perubahan deskripsi kerja pada lampu
lalu lintas tersebut. Selain itu mengurangi pengeluaran biaya untuk pembiayaan
SDM. Serta mengurangi permasalahan yang disebabkan kesalahan dari faktor
manusia (Human Error).
1.1 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan PLC
sebagai salah satu pendukung otomatisasi industri dasar pemrograman PLC dan
aplikasi PLC khususnya seri Omron Sysmac CPM1A untuk otomatisasi sistem
traffic light secara otomatis.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian PLC (Programmable Logic Kontroller)
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical
Manufacture Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304, PLC didefinisikan
sebagai berikut: PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara
digital, memiliki memori yang dapat deprogram menyimpan perintah-perintah
untuk melakukan fungsi-fungsi
counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses
melalui analog atau digital input/output modules.
Logic
Controller menurut
Capiel
(1982)
adalah:
sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk
pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori
yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi
yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog .
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut:
1) Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2) Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3) Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan
di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau mengOFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan
terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC
Basic
Dari berbagai contoh bahasa pemrograman diatas, bahasa pemrograman
PLC yang paling populer digunakan dan paling mudah dipahami, yaitu Ladder
1. Prosesor berfungsi:
o
mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui busbus serial atau paralel yang ada.
Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data,
register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program
pengendali proses.
Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula beberapa prosesor sekaligus dalam
satu modul, yang ditujukan untuk mendukung keandalan sistem. Beberapa
prosesor tersebut bekerja sama dengan suatu prosedur tertentu untuk
meningkatkan kinerja pengendalian. Contoh PLC jenis ini ialah Trisen TS3000
mempunyai tiga buah prosesor dengan sistem yang disebut Tripple Redundancy
Modular.
Kapasitas memori pada PLC juga bervariasi. Trisen TS3000, misalnya,
mempunyai memori 384 Kbyte (SRAM) untuk program pengguna dan 256 Kbyte
(EPROM) untuk sistem operasinya. Simatic S5 buatan Siemens mempunyai
memori EPROM 16Kbyte dan RAM 8 Kbyte. PLC FA-3S Series mempunyai
memori total sekitar 16 Kbyte. Kapasitas memori ini tergantung penggunaannya
dan seberapa jauh Anda sebagai mengoptimalisasikan ruang memori PLC yang
Anda miliki, yang berarti pula tergantung seberapa banyak lokasi yang diperlukan
program kontrol untuk mengendalikan plant tertentu. Program kontrol untuk
pengaliran bahan bakar dalam turbin gas tentu membutuhkan lokasi memori yang
lebih banyak dibandingkan dengan program kontrol untuk menggerakkan putaran
mekanik robot pemasang bodi mobil pada industri otomotif. Suatu modul memori
tambahan bisa juga diberikan ke sistem utama apabila kebutuhan memori
memang meningkat.
Modul Program Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam
perangkat lunak, termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling
populer digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman
tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant (sistem
yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul
CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line maupun off
line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol pada saat ia mengendalikan
proses tanpa mengganggu pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi
perangkat lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.
3. Modul I/O
Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang bertugas
mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa
suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam
sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
a. Modul masukan
Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera
periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator
keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan
keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.
Beberapa jenis modul masukan di antaranya:
o
Tegangan masukan DC (110, 220, 14, 24, 48, 15-30V) atau arus C(420mA).
Masukan termokopel.
Dll.
b. Modul keluaran
Keluaran cerdas.
Keluaran ASCII.
Tipe
Power Supply
Spesifikasi
100 - 240 VAC ; 50/60 Hz
85 264 VAC
Inrush Current
30 A max.
Power Consumption
60 VA max.
Dimension
CPM1A CPU 40
24 VDC ;
(300mA)
150 x 90 x 85 mm
(Width x Heightx Depth)
Weight
Communication connector
RS 232C
status bit dari memori status masukan PLC dapat langsung dipasang
sebagai masukkan PLC. Untuk bisa mengubah memori status masukan
tersebut, diperlukan sumber tegangan sebagai pemicu masukan (pada PLC
Omron CPM1A telah tersedia sumber tegangan (24 VDC).
Masing-masing
lokasi
memori
memiliki
ukuran
16
bit
atau
1 word, beberapa word membentuk daerah atau region. Daerah tersebut terdiri
atas:
Daerah IR
Memori ini berfungsi sebagai tempat menyimpan status keluaran
dan masukan PLC. Beberapa bit berhubungan langsung dengan terminal
masukan dan keluaran PLC. Bit IR 000 berhubungan dengan terminal
masukan ke-I, sedangkan terminal ke-IV berhubungan dengan IR000.5.
daerah IR ini terdiri dari 3 macam area diantaranya, Area masukan,
keluaran, dan Area kerja.
Tabel 2. Tabel Pembagian Area IR
Area Memori
Word
Area masukan IR000-IR009
(10 word)
Bit
Fungsi
IR000.00IR009.15
(16 bit)
Area IR
Area
keluaran
IR010-IR019
(10 word)
IR010.00IR019.15
(160 bit)
Area kerja
IR200-IR231
(32 word)
IR200.00IR231.15
(512 bit)
Daerah SR
Daerah ini merupakan bagian khusus digunakan sebagai bit kontrol
dan status, biasanya digunakan sebagai fungsi pencacah. Misal, SR250
memiliki bit nomor 00 hingga 15 yang digunakan sebagai pengatur kontrol
analog 0. sedangkan SR251 digunakan sebagai pengatur analog 1, SR
251,13 adalah Always ON Flag berarti kondisinya selalu aktif selama PLC
menyala. SR251.14 adalah Always OFF Flag berarti kondisinya tidak akan
pernah aktif selama PLC menyala.
Daerah TR
Word
Fungsi
Area DM
DM000-DM009
Read/Write
DM1022-DM1023
(1002 Word)
satuan
Word.
Nilai
yang
ada
Error Log
DM1000-DM1021 Untuk
(22 Word)
menyimpan
kode
untuk program.
DM6600-DM6655 Digunakan
(56 Word)
berbagai
untuk
menyimpan
parameter
yang
Lampu O10 berfungsi sebagai indikator kondisi Pejalan Kaki selatan stop,
dengan warna indikator merah pada plant.
Lampu O11 berfungsi sebagai indikator kondisi selatan stop, dengan
warna indikator merah pada plant.
Lampu O12 berfungsi sebagai indikator kondisi selatan standby, dengan
warna indikator kuning pada plant.
Lampu O13 berfungsi sebagai indikator kondisi selatan go, dengan warna
indikator hijau pada plant.
Lampu O14 berfungsi sebagai indikator kondisi timur stop, dengan warna
indikator merah pada plant.
Lampu O15 berfungsi sebagai indicator kondisi timur standby, dengan
warna indicator kuning pada plant.
Lampu O16 berfungsi sebagai indikator kondisi timur go, dengan warna
indikator hijau pada plant.
2.9.2 Perancangan Perangkat Lunak
2.9.2.1 Desain Pemrograman Dengan PLC
Untuk desain Ladder diagram traffic light menggunakan pemrograman
software CX-Programmer 9.0. Dapat dilihat pada lampiran 2.
2.9.2.2 Kemungkinan Kondisi (State)
Untuk cara kerja dari traffic light dapat menggunakan pendekatan kondisi
(state) atau juga sering disebut metode Finitie State Machine (FSM). Hal ini
dimaksudkan agar lebih mudah dalam mendesain ladder diagram pada PLC
Kemungkinan kondisi (state) yang ada untuk aplikasi traffic light adalah
sebagai berikut.
Tabel 4. Kemungkinan State
S0
: Kondisi mati
S1
S2
S3
S4
OFF.
State S1
Dari state S0 akan berpindah ke state S1 bila ditekan PB Start. State S1
merupakan kondisi dimana arah utara-selatan stop dan pejalan kaki arah utaraselatan stop ON selama 300 ms sedangkan arah barat-timur go ON selama 200
ms. Adapun untuk lampu indikator yang ON yaitu O3, O5, O6, O10, O11, dan
O16.
State S2
Dari state S1 akan berpindah ke state S2 ketika TIM0001 (timer arah
barat-timur go) selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke
TIM0002 (timer arah barat-timur standby) selama 100 ms. Sedangkan TIM0000
(timer arah utara-selatan stop dan timer pejalan kaki utara-selatan stop) tetap
menghitung selama 300 ms. Adapun untuk lampu indikator yang ON yaitu O3,
O5, O7, O10, O15.
State S2 ini merupakan kondisi dimana arah utara-selatan stop dan pejalan
kaki arah utara-selatan stop selama 300 ms. Sedangkan arah barat-timur standby
selama 100 ms.
State S3
Dari state S2 akan berpindah ke state S3 ketika TIM0000 (timer arah
utara selatan stop dan timer pejalan kaki utara-selatan stop) selesai menghitung
selama 300 ms yang kemudian beralih ke TIM0003 (timer arah barat-timur stop)
yang menghitung selama 300 ms. Sedangkan TIM0002 (timer arah barat-timur
standby) juga selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke
TIM0004 (timer arah utara-selatan go) yang menghitung selama 200 ms. Adapun
untuk lampu indikator yang ON yaitu O1, O4, O8, O9, O13, O14.
State S3 ini merupakan kondisi dimana arah barat-timur stop dan arah
pejalan kaki utara-selatan go selama 300 ms. Sedangkan arah utara-selatan go
selama 200 ms.
State S4
Dari state S3 akan berpindah ke state S4 ketika TIM0004 (timer arah
utara-selatan go) selesai menghitung selama 200 ms yang kemudian beralih ke
TIM0005 (timer arah utara-selatan standby) selama 100 ms. Sedangkan
TIM0003 (timer arah barat-timur stop) tetap menghitung selama 300 ms. Adapun
untuk lampu indikator yang ON yaitu O2, O4, O8, O9, O12, O14.
State S4 ini merupakan kondisi dimana arah barat-timur stop dan pejalan
kaki arah utara-selatan stop selama 300 ms. Sedangkan arah utara-selatan standby
selama 100 ms.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada perancangan aplikasi PLC OMRON SYSMAC CPM1A pada sistem
traffic light bertujuan untuk memudahkan proses dan untuk mengurangi
kesalahan akibat human error. Apabila dibandingkan dengan Mikrokontroller,
maka PLC memiliki tingkat kesulitan pemrograman yang lebih kecil karena pada
PLC cukup dengan membuat Ladder Diagram yang cenderung mudah dipahami
dan dianalisa tanpa harus membuat coding yang kompleks.
2. Saran
Diagram ladder program dalam makalah ini hanya sedikit mencerminkan
keseluruhan proses traffic light karena beragamnya algoritma dalam mengontrol
sistem
traffic
light
menggunakannya.
sesuai
kebutuhan,
maka
perlu
perhatian
dalam
DAFTAR PUSTAKA
CX-Programmer User Manual Version 3.1
CX-Programmer Introduction Guide R132-E1-04.pdf
CX-One Introduction Guide R145-E1-03.pdf
Muttaqin, Ilham. 2012. Perancangan Aplikasi PLC Omron Sysmac CP1L
pada Sistem Otomasi Ice Compactor untuk Pemadatan Ice Flag,
Semarang: Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
OMRON. 2005. CPM1A Operation Manual.pdf
OMRON. 1997. CPM1A Series Brochure.pdf
B3729-PLC TRAINER SYSTEM INSTRUCTIONS MANUAL.pdf
Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Control (PLC) dan Teknik
Perancangan Sistem Kontrol, Yogyakarta: ANDI.
Swamardika, Alit. 2005. Simulasi Kontrol Lampu Lalu Lintas Sistem Detektor
Dengan
Menggunakan
Sistem
PLC
Untuk
Persimpangan
Jalan
LAMPIRAN 1
Sketsa Sistem Otomatisasi Traffic Light
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9
O10
O11
O12
O13
O14
O15
O16
LAMPIRAN 2
Ladder Diagram Keseluruhan Sistem Traffict Light
Alamat
PB Start
00.06
PB Stop
00.07
Keluaran
Alamat
Lampu O1
010.00
Lampu O2
010.01
Lampu O3
010.02
Lampu O4
010.03
Lampu O5
010.04
Lampu O6
010.05
Lampu O7
010.06
Lampu O8
010.07
Lampu O9
011.00
Lampu O10
011.01
Lampu O11
011.02
Lampu O12
011.03
Lampu O13
011.04
Lampu O14
011.05
Lampu 15
011.06
Lampu 16
011.07