PENGERTIAN PLC
PLC adalah singkatan dari Programmable Logic Controller atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia
adalah pengendali logika yang bisa diprogram. Karena logika kontrol dilakukan oleh program maka
kebutuhan perangkat pendukung dan instalasinya menjadi lebih sederhana.
Alasan utama perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan
penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay. Saat kebutuhan produksi berubah maka sistem
kontrolnya pun ikut berubah. Hal ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena
relai merupakan alat mekanik, maka, tentu saja, memiliki umur hidup atau masa penggunaan yang
terbatas, yang akhirnya membutuhkan jadwal perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau
kesalahan menjadi cukup membosankan jika banyak relai yang digunakan.
ANALOGI..(Kenapa bukan mikro controller?)
Kenapa bukan Mikro Controller :
Dalam sebuah penelitian, Mikrokontroller memiliki peran penting dalam otomatisasi, tetapi
mikrokontroller memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap noise, terutama noise yang
dapat ditimbulkan oleh motor industry, suara yang keras, getaran, atau juga noise yang
ditimbulkan oleh tegangan input. Hal tersebut dapat terjadi pada perangkat yang memiliki
tegangan 10VDC ke bawah.
Untuk memenuhi kebutuhan control industry, maka PLC diciptakan dengan tegangan
operasi 24VDC yang lebih stabil dan dapat dioperasikan dan cocok dengan lingkungan
industry.
MACAM DAN JENIS PLC
Untuk jenis PLC terdapat 2 jenis yaitu
Compac
Modular
Berdasarkan I/O dibagi menjadi 2 jenis
Analog / Transistor
Digital / Relay
Sedangkan untuk Merk sangat bervariasi, pilih
lah PLC sesuai karakter Uer atau karakter
perusahaan masing-masing untuk mempermudah
trouble shooting.
dll
CARA KERJA UMUM
OR AND
Bahasa ladder (Ladder Diagram)
NOT
NAND
Bahasa ladder (Ladder Diagram)
NOR
Exclusive - OR
Konversi Rangkaian Konvensional ke
Ladder Diagram
S3
S3
LATIHAN SOAL 4
Buatkan Rangkaian Konvensional dan Ladder Diagram pada soal berikut :
JAWABAN LATIHAN 4
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Kontak Input(X) dan Output(Y)
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
Intruksi SET berfungsi mengaktifkan output jika menerima input X0 dan output akan
tetap ON, meskipun input X0 dalam keadaan OFF. Untuk meng-OFF-kan output,
maka digunakan intruksi RST, dengan cara mengaktifkan input X1.
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
PLS (Pulse) dan PLF (Pulf)
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Timer (Timer On Delay)
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
Timer On Delay : Timer ini akan hidup setelah suatu periode waktu tunda
yang telah ditetapkan. Nilai Timer 0,1 s/d 3276,7 detik (K1 sampai K32767).
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Timer (Timer Off Delay)
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
Timer Off Delay : Timer ini (T6) akan beroperasi ketika X5 di-OFF-kan.
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Timer (One Shoot Timer )
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
One Shoot Timer : Timer ini akan berada dalam kondisi hidup selama periode waktu yang
telah ditetapkan dan kemudian mati.
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Timer (Flip-Flop )
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
Flip-flop : Timer ini mengatur waktu ON dan OFF output (Y70 dan Y71) secara
bergantian.
INSTRUKSI DASAR MEMROGRAMAN
Counter
Intruksi-intruksi dasar dapat menggunankan perintah-perintah sbb
Berdasar timing diagram, hitungan pada counter akan mulai saat sinyal input naik. Setelah nilai
counter tercapai, sinyal input berikutnya tidak akan terhitung oleh counter atau nilai default counter
tidak akan berubah hingga intruksi RST di eksekusi. Dengan intruksi RST, maka nilai counter akan
berubah menjadi 0 (nol). Batas hitungan pada counter yang diperbolehkan dari K0 hingga K32767.
Trouble Shooring
DISTRIBUSI INPUT DISTRIBUSI OUTPUT
PLC/ PROGRAM
INPUT OUTPUT