Intisari
Jagung merupakan komoditi utama Kabupaten Gunung Kidul yang dikenal memiliki jenis tanah
yang kurang subur. Alat yang digunakan menanam jagung salah satunya adalah Gejlek. Alat
tersebut merupakan alat tanam benih jagung tradisional yang banyak digunakan oleh petani.
Desain alat tersebut masih sederhana, berat dan memiliki fungsi terbatas. Hasil observasi kepada
petani jagung menunjukkan bahwa petani menginginkan desain alat tanam benih jagung yang
dapat mempercepat dan mempermudah proses penanaman benih jagung. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengembangkan desain alat penanam benih jagung sesuai kebutuhan pengguna.
Metode untuk merancang alat tanam benih jagung menggunakan konsep axiomatic berdasarkan
keinginan konsumen yaitu mudah digunakan, nyaman dan dapat mempercepat proses tanam.
Rancangan konsep desain dari alat tanam benih jagung berdasarkan metode axiomatic design
disepakati bahwa untuk mempermudah dan mempercepat proses penanaman maka digunakan
sistem mekanik untuk melontarkan benih jagung dan untuk mengurangi beban dari alat tanam
benih jagung digunakan kombinasi bahan galvanis (500gr), pipa PVC (100gr), plastik (25gr) dan
logam (75gr).
Kata Kunci : Axiomatic Design, Alat Tanam Benih Jagung, Mudah, Cepat, Ringan.
1. Pendahuluan
Jagung merupakan salah satu komoditas palawija utama di Indonesia ditinjau dari
pemanfaatan hasilnya, yaitu sebagai bahan pangan dan pakan (BPPSP, 2016). Di Indonesia,
bertanam jagung masih dilakukan dengan tradisional sehingga secara tidak langsung berpengaruh
pada postur tubuh dan keluhan beban kerja yang berdampak pada penurunan produktivitas kerja
(Siswiyanti & Luthfianto, 2011; Arfiasari, 2014). Permasalahan yang ditemukan dari studi
lapangan terhadap penggunaan alat penanam jagung yang sudah ada adalah beban peralatan yang
berat dan keluhan akibat proses membungkuk saat peletakan benih jagung. Dampak beban kerja
yang berat dan dirasakan terus menerus akibat kesalahan postur kerja antara lain back pain injury,
upper limb injury dan lower limb injury (Xiang, 1999; Kotowski, 2007; Gusetoiu, 2010; Payuk
et al, 2013; Sang, 2014).
Alat bantu penanam biji jagung berdasarkan kebutuhan pengguna dibutuhkan untuk
mempercepat dan mempermudah proses penanaman biji jagung tanpa memberikan efek keluhan
beban kerja saat digunakan. Beberapa alat penanam biji jagung dikembangkan guna
mempermudah proses penanaman seperti mesin penanam jagung sistem injeksi dua baris pada
lahan kering (Taka, 2009), aplikasi alat tanam semi mekanis untuk meningkatkan efesiensi
penanaman jagung (Putri, 2010), analisis kebutuhan torsi penjatah pupuk butiran tipe edge-cell
untuk mesin pemupuk jagung (Suciati, 2006), perencanaan alat tabur benih langsung (Salimin,
2012), perancangan mesin penanaman biji (kedelai, kacang tanah & jagung) (Irwanto, 2007),
rancang bangun alat tanam benih jagung ergonomi dengan tuas pengungkit (Yusianto, 2012),
desain dan rekayasa prototipe mesin pembenam pupuk di lahan sawah (Purwanta, 2012),
perancangan dan optimasi alat penanam biji – bijian dengan metodologi hatamura (Suryono,
2014), analisis torsi penjatah tipe edge-cell (Ichniarsyah T et al, 2014).
Fungsi perancangan memiliki peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik dan
fungsional dari sebuah produk agar dapat memenuhi kebutuhan penggunanya (Ulrich & Eppinger,
2004; Kouprie & Visser, 2009). Axiomatic design sebagai salah satu metode desain
dikembangkan dalam rangka upaya logika proses desain (Suh, 2007). Banyak produk yang
berhasil dirancang dengan konsep axiomatic design, seperti perancangan langsung sel bahan
bakar metanol dalam skala mikro menggunakan axiomatic design (Tseng & Du, 2006),
penggunaan axiomatic design untuk minimasi kesulitan dalam aplikasi metode QFD pada NDP:
proposal penelitian dan definisi tinjauan awal pertama dan tingkatan hirarki kedua (Calarge,
2007), perancangan lapisan pengembangan permodelan kolaborasi software dengan penggunaan
prinsip axiomatic design (Buyukozkan & Arsenyan, 2009), perancangan alat pengangkut galon
ke dispenser dengan pendekatan axioamtic design (Ghufrani, 2010), penggunaan metodologi
axiomatic design dalam kasus industri diamerika (Alavizadeh, 2010), penggunaan axiomatic
design pada perancangan yang ramah lingkungan (Suh et al, 2011), penerapan prinsip-prinsip
axiomatic design untuk mengidentifikasi strategi berkelanjutan pada proses penggilingan
(Dornfeld & Linke, 2012), perancangan ulang orientasi menggunakan metode Axiomatic Design
dan QFD (Wang, 2013), aplikasi dari metode triz dan axiomatic design: sebuah perbandingan
untuk menyimpulkan aplikasi terbaik di industri (Matt & Borgianni, 2016), aplikasi Axiomatic
Design dan desain struktur matriks untuk mendekomposisi perancangan sistem (Barker &
Guenov, 2004). Dari beberapa penelitian diatas masih sangat jarang ditemukan penelitian dengan
objek alat tanam biji-bijian dengan inovasi sederhana yang mudah diaplikasikan sehingga
penelitian ini menjadi penelitian yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan
alat tanam jagung atau biji-bijian sesuai kebutuhan pengguna.
2. Metodologi Penelitian
2.1 Survei
Survei dilakukan dengan kuisioner untuk mendapatkan kriteria yang diinginkan oleh pengguna
dari perancangan ulang alat tanam benih jagung. Kuisioner disebarkan kepada 30 responden untuk
setiap tahapannya. Responden adalah semua pengguna yang pernah menggunakan alat
penanaman benih jagung dan berada di rentang umur 20 – 50 tahun.
2.2 Aplikasi Axioamtic Desain
Axioamtic design adalah salah satu metode desain yang dikembangkan sebagai upaya logika dari
sebuah proses desain (Suh, 2007). Metode ini terdiri dari empat domain yaitu customer atribute,
functional requirement, design parameter dan process variabel. Selain terdiri dari empat domain,
axioamtic design juga terdiri dari dua aksiom, yaitu independen aksiom dan informasi aksiom.
spesifikasi desain secara fisik maka dilakukan proses zigzagging menuju design parameter sampai
didapatkan spesifikasi secara detail dari setiap atribut yang akan dirancang. Procces variabel
digunakan untuk menjelaskan bagaimana spesifikasi desain dari design parameter dibuat sampai
menjadi real prototyping.
2.3 Pengembangan Desain Virtual
Tujuan dari pengembangan desain virtual prototyping adalah untuk menguji parameter desain
fisik dari alat penanam benih jagung langsung kepada pengguna sehingga apa yang dibutuhkan
dan dirancang bisa terjadi kecocokan. Penelitian ini dilakukan dengan menunjukan desain virtual
alat penanam benih jagung kepada pengguna untuk mendapatkan penilaian dan masukan.
Penilaian kuantitatif dan kualitatif dilakukan pada tahap ini dengan kuisioner guna memvalidasi
desain virtual prototyping.
Berdasarkan tabel 3.1 atribut desain alat penanam biji jagung, atribut aman diartikan bahwa desain
alat tanam benih jagung tidak memberikan beban berlebih saat digunakan oleh pengguna. Atribut
ergonomi diartikan bahwa desain alat yang dikembangkan memberikan sikap nyaman saat
bekerja dan tidak menimbulkan dampak pada postur kerja. Atribut inovatif diartikan bahwa desain
alat yang dikembangkan memberikan kemudahan dan dapat mempercepat proses penanaman
benih jagung.
FR 1 FR 2 FR 3
DP 1 DP 2 DP 3
Gambar 3.1 Hirarki FRs dan DPs untuk Fungsi Alat Alat Penanam Benih Jagung
Gambar 3.2 Desain alat penanam benih jagung Gambar 3.3 Desain alat penanam benih
tradisional jagung yang sudah dikembangkan
DP 3.2
DP 2.1.2 DP 2.1.3
DP 3.1
DP 1.1.1 DP 2.1.1
DP 3.3
Gambar 3.4 Desain 3D keseluruhan alat penanam Gambar 3.5 Desain alat penanam
benih jagung benih jagung tampak atas
Gambar 3.6 Desain alat penanam benih jagung Gambar 3.7 Desain alat penanam
tampak depan benih jagung tampak samping
DP 1.2
DP 1.2.2
DP 1.2
DP 1.1
DP 1.2.1
DP 1.1.2
DP 1.1
Gambar 3.8 Desain alat penanam benih jagung tampak isometry (3D)
Pada tabel 3.2 atribut aman, desain parameter yang dibutuhkan oleh pengguna terdiri dari
kombinasi material meliputi material non besi (galvanis) dan pipa PVC (DP 1.1), plastik dan
logam (DP 1.2). Berat beban dari desain yang dikembangkan berdasarkan berat material non besi
(galvanis) adalah 500 gram (DP 1.1.1), berat material pipa PVC sebesar 100 gram (DP 1.1.2),
berat material pelatuk 25 gram (DP 1.2.1), berat material pemutar/pelatuk 75 gram (DP 1.2.2) dan
semua komponen pada desain parameter dari atribut aman dapat dilihat pada gambar 3.8. Ini
artinya desain yang dikembangkan menyediakan desain yang tidak memberikan beban berlebih
saat digunakan. Pada tabel 3.3 atribut ergonomis, desain parameter yang dibutuhkan oleh
pengguna adalah desain yang nyaman dan mudah saat digunakan (DP 2). Dimensi desain yang
digunakan berdasarkan tinggi bahu rata-rata petani yaitu 125 cm (DP 2.1.1), lebar rentang telapak
tangan 15 cm (DP 2.1.2), panjang rentang telapak tangan 10 cm (DP 2.1.3), semua komponen
pada desain parameter dari atribut ergonomis dapat dilihat pada gambar 3.4. Ini artinya desain
yang dikembangkan akan mampu menjawab fungsi dari memberikan kesan psikologi dan fisik
yang baik bagi pengguna. Pada tabel 3.4 atribut inovatif, desain parameter yang dibutuhkan
adalah penggunaan tenaga fungsi mekanik (gaya pegas, gaya gravitasi dan gaya gesek) (DP 3).
Gaya pegas digunakan untuk melantingkan benih jagung (DP 3.1). Gaya gravitasi digunakan
untuk mempercepat gaya lanting (DP 3.2). Gaya gesek digunakan untuk menentuka gaya yang
berpengaruh pada permukaan media tanam dan gaya tempel pada permukaan (DP 3.3), semua
komponen pada desain parameter dari atribut inovatif dapat dilihat pada gambar 3.4. Ini artinya
desain yang dikembangkan akan mampu menjawab fungsi dari mempercepat dan mempermudah
proses penanaman benih jagung.
konsep kinerja mekanik sehingga akan menjawab kebutuhan pengguna dari desain alat penanam
benih jagung yang aman, ergonomis dan mempermudah proses penanaman.
Daftar Pustaka
Alavizadeh, Ali. 2010. Penggunaan Metodologi Axiomatic Design Dalam Kasus Industri
Diamerika. USA : George Washington University, Bowling Green State University.
Arfiasari, A.D. 2014. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan
Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di Pt. Djitoe Indonesia Tobako.
Artikel Publikasi Ilmiah. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Barker, S.G., & Guenov, M.D. 2004. Aplikasi Axiomatic Design Dan Desain Struktur Matriks
Untuk Mendekomposisi Perancangan Sistem. United Kingdom : Department of Power,
Propulsion and Aerospace Engineering, School of Engineering, Cranfield University,
Wharley End, Bedfordshire, MK43 0AL.
Bogor, K. Pelatihan Teknis Budidaya Jagung Bagi Penyuluh Pertanian dan Babinsa from Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian :http://www.bppsp.go.id diakses pada 25
juli 2016.
Buyukozkan, Gulcin., & Arsenyan, Jbid. 2009. Perancangan Lapisan Pengembangan Permodelan
Kolaborasi Software Dengan Penggunaan Prinsip Axiomatic Design. IAENG International
Journal of Computer Science, 36:3, IJCS.
Calarge, Araujo Felipe., Carnevalli, Jose Antonio., Miguel, Paulo Agusto Cauchick. 2007.
Penggunaan Axiomatic Design Untuk Minimasi Kesulitan Dalam Aplikasi Metode QFD
Pada NDP: Proposal Penelitian Dan Definisi Tinjauan Awal Pertama Dan Tingkatan Hirarki
Kedua. Meksiko : Methodist University of Piracicaba.
Dornfeld, D.A., & Linke, B.S. 2012. Penerapan Prinsip-Prinsip Axiomatic Design Untuk
Mengidentifikasi Strategi Berkelanjutan Pada Proses Penggilingan. USA : Laboratory for
Manufacturing and Sustainability (LMAS), University of California at Berkeley, Berkeley,
CA.
Ghufrani, S.M. 2010. Perancangan Alat Pengangkut Galon Ke Dispenser Dengan Pendekatan
Axioamtic Design. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Gusetoiu, Ramona. 2010. Musculoskeletal Disorders in Agriculture. Jurnal of Occupational
Medicine September 2011 29:35-46: Faculty of Mechanics Universtity of Timisoara
Romania.
Ichniarsyah, Nur. A., Hermawan, Wawan., Mandang, Tineke. 2014. Analisis Kebutuhan Torsi
Penjatah Pupuk Butiran Tipe Edge-Cell Untuk Mesin Pemupuk Jagung. AGRITECH Vol
34, No.1. Bogor : Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Institut Pertanian Bogor, Jawa
Barat.
Irwanto, Eko. 2007. Perancangan Mesin Penanam Biji (Kedelai, Kacang Tanah & Jagung). Tesis.
Universitas Muhamadiyah Malang.
Kotowski, S.E. 2007. Understanding The Ergonomic Risk for Musculoskeletal Disorders in The
United States Agricultural Sector. (Online) http://ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/17506508
Am J Ind Med 50:501-511 Diakses tanggal 25 Juli 2016.
Kouprie, Merljin & Visser, S.F. 2009. A framework for empathy in design: stepping into and out
of the user s life. Journal of Engineering Design Vol 20, No.5, 437-448. Industrial Design
Engineering, ID-StudioLab, TU Delft, Landbergstraat 15, Delft 2628CE,The Netherlands
Matt, D.T & Borgianni, Yuri. 2016. Aplikasi Dari Metode Triz dan Axiomatic Design: Sebuah
Perbandingan Untuk Menyimpulkan Aplikasi Terbaik Di Industri. Italy : A Free University
of Bozen/Bolzano, Faculty of Science and Technology, Piazza Università.
Payuk, Lestari K., Djajakusli, Rafael., Wahyu, Atjo. 2013. Hubungan Faktor Ergonomis Dengan
Beban Kerja Pada Petani Padi Tradisional Di Desa Congko Kecamatan Marioriwawo
Kabupaten Soppeng. Makasaar : Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, FKM
Universitas Hasanudin.
Purwanta, Y C., Sulistiadji, Koes., Pitoyo, Joko. 2012. Desain dan Rekayasa Prototipe Mesin
Pembenam Pupuk di Lahan Sawah. Jurnal Perekayasaan Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian Serpong Tanggerang.
Putri, R.E. 2010. Aplikasi Alat Tanam Semi Mekanis Untuk Meningkatkan Efisiensi Penanaman
Jagung Bagi Petani Di Pasaman Barat. Jurnal Program Pengabdian Masyarakat. Padang :
Universitas Andalas.
Salimin. 2012. Perancanaan Alat Tabur Benih Padi Langsung. Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin, Vol.3, No.2. Kendari : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Haluoleo.
Sang, Asni., Djajakusli, Rafael., Russeng, Syamsiar. S. 2014. Hubungan Risiko Postur Kerja
Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Pemanen Kelapa Sawit Di Pt.
Sinergi Perkebunan Nusantara. Makassar : Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Universitas Hasanudin.
Siswiyanti & Luthfianto, S. 2011. Beban Kerja Dan Keluhan Sistem Musculoskeletal Pada
Pembatik Tulis Di Kelurahan Kalinyamat Wetan Kota Tegal. Laporan Penelitian. Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasakti. Tegal.
Suciari, F T. 2006. Analisis Kebutuhan Torsi Penjatah Pupuk Butiran Tipe Edge-Cell Untuk
Mesin Pemupuk Jagung. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara Medan.
Suh, N.P. 2007. Ergonomic, Axiomatic Design And Complexity Theory, Theoritical Issues In
Ergonomic Science, Vol 8, No.2, pp 101-121.
Suh, Hyo Won., Shin, Mijeong., Azhar, Mina., Morrison, James R., Lee, Taesik. 2011.
Penggunaan Axiomatic Design Pada Perancangan Yang Ramah Lingkungan. Proceedings of
ICAD2011, The Sixth International Conference on Axiomatic Design, Daejeon – March 30-
31, 2011.
Suryono, A F. 2014. Perancangan dan Optimasi alat Penanam Tanaman Biji-Bijian (Seed Planter)
dengan Metodologi Hatamura. Jurnal Teknosia Vol. 1 No. 14, Tahun VIII, Maret. Bengkulu
: Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.
Taka, Ranja K L. 2009. Modifikasi Mesin Penanam Dan Pemupuk Jagung ( Zea Mays L.) Sistem
Injeksi Dua Baris Pada Lahan Kering. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Tseng, M.M & Du, Leding. 2006. Perancangan Langsung Sel Bahan Bakar Metanol Dalam Skala
Mikro Menggunakan Axiomatic Design. Proceedings of ICAD, 4th International Conference
on Axioamtic Design, Firenze June 13-16.
Ulrich, K.T., & Eppinger, S.D. 2004. Product Design and Product Development. Singapore :
McGraw Hill.
Wang, Bentao. 2013. Perancangan Ulang Orientasi Menggunakan Metode Axiomatic Design Dan
QFD. China : College of Mechanical Engineering, Chongqing Technology and Business
University, Chongqing.
Xiang H. 1999. Back Pain and Agricultural Work Among Farmers: An Analysis of The Colorado
Farm Family Health and Hazard Surveiillance Survey. Jurnal (online): Ind Med ; 35 : 310-
316. http://occmed.oxfordjournals.org diakses tanggal 25 juli 2016.
Yusianto, R. 2012. Rancang Bangun Alat Tanam Benih Jagung Ergonomis Dengan Tuas
Pengungkit. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan (Semantik
2012). Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro.