Anda di halaman 1dari 8

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO.

1 FEBRUARI 2016

Perancangan Fasilitas Kerja yang Ergonomis pada Proses Pelarutan Printed Circuit
Board (PCB) dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

(Studi kasus di IK-Tech)


Adhi Susatyo, Choirul Bariyah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Ahmad Dahlan
Kampus III UAD Jl. Dr. Soepomo Janturan Yogyakarta
Susatyoadhi17@gmail.com, choirul.bariyah@ie.uad.ac.id

ABSTRAK

IK-Tech merupakan home industry yang bergerak dalam pembuatan PCB. Proses produksi di IK-Tech
masih dengan proses manual, terutama pada proses pelarutan PCB (proses Etching). Proses Etching di IK-Tech
tumpah, proses yang lama dan penggunaan yang tidak ergonomis karena operator bekerja dengan menggunakan
alat yang seadanya berupa nampan, sehingga dalam proses pelarutan, terdapat banyak kekurangan seperti
pelarut mudah posisi jongkok membungkuk. Gerakan kerja yang berulang-ulang dengan frekuensi yang sering,
mengakibatkan operator tidak nyaman dalam bekerja dan mudah lelah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikan dalam proses Etching yaitu merancang fasilitas kerja.

Pada penelitian ini, dirancang fasilitas kerja dengan pendekatan Quality Function Deployment. Metode ini
bertujuan mengakomodasi perancangan fasilitas kerja berdasakan kebutuhan pengguna. Selain itu, pendekatan
ergonomis pada perancangan fasilitas kerja untuk memperkecil beban kerja operator sehingga menciptakan rasa
nyaman dan aman bagi operator dalam bekerja.

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data, enumeration persentase keluhan operator sebelum
perancangan sebesar 7% keluhan sakit, setelah perancangan turun menjadi 0% (tidak ada keluhan sakit).
Rekapitulasi waktu pelarutan sebelum perancangan sebesar 22,66 menit/unit, waktu pelarutan setelah
perancangan (penggunaan manual) sebesar 13,66 menit/unit dan waktu pelarutan setelah perancangan
(penggunaan otomatis) sebesar 11,37 menit/unit. Dari rekap waktu pelarutan, diketahui penurunan waktu
pelarutan sebelum dan setelah perancangan (penggunaan manual) sebesar 39,72 %, penurunan waktu pelarutan
sebelum dan setelah perancangan (penggunaan otomatis) sebesar 49,82 %.

Kata kunci : Etching, Printed Circuit Board, ergonomis, Quality Function Deployment,Customer
Requirement

1. Pendahuluan (make to order). PCB yang dibuat adalah


Pada saat ini pembuatan komponen PCB trainer unit microcontoller, kit mini
elektronik khususnya PCB sudah mulai pemancar FM untuk produksi masal dan
dibuat home industry. IK-Tech merupakan PCB yang dibuat berdasarkan pesanan
salah satu home industry di bidang seperti PCB booster, PCB pemancar radio
elektronik dalam pembuatan PCB, reparasi dan lain-lain. Dan IK-Tech pada saat ini
elektronik dan konsultan elektronik. berencana akan menambah jumlah produk
Dalam bidang produksi salah satunya yang akan diproduksi seperti alat audio
membuat PCB, mulai dari produksi masal dan alat robotik.
maupun memproduksi saat ada pesanan

DOI : https;//dx.doi.org/10.24853/jisi.4.1.pp-pp 7
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN ; 2355-2085

Dalam proses pembuatan PCB di IK- sakit pada tangan, sakit pada lutut, sakit
Tech terdapat beberapa proses yaitu pada betis, sakit pada paha, sakit pada
pemotongan, pembuatan lay out, Pelarutan pergelangan kaki, sakit pada pergelangan
PCB dan pemasangan komponen- kaki.
komponen. Proses produksi di IK-Tech Dalam perancangan produk, metode
masih dengan proses manual. Berdasarkan yang dipakai salah satunya adalah Quality
hasil pengamatan dan wawancara langsung Function Deployment. Dalam pendekatan
dengan operator, didapat keluhan pada saat Quality Function Deployment perancangan
bekerja adalah sakit dan operator mudah produk didasarkan dari kebutuhan-
lelah. Hal itu disebabkan oleh posisi kerja kebutuhan pengguna, selain itu pendekatan
yang jongkok membungkuk dengan waktu metode ini menganalisis bagaimana
yang lama dan frekuensi yang banyak. pembentukan sebuah part, perencanaan
Selain itu pada proses pembuatan lay out proses produksi alat. Pendekatan
ke PCB dan pelarutan PCB dilakukan ergonomis juga harus diikutsertakan pada
dengan gerakan tangan yang berulang perancangan fasilitas kerja agar
dengan durasi yang lama. . Oleh karena itu memperkecil beban kerja operator
dalam hal ini perlu diperhatikan terkait sehingga menciptakan rasa nyaman dan
aspek-aspek ergonomis pada operator agar aman bagi operator dalam bekerja.
dapat tercapai sistem kerja yang lebih baik Berdasarkan uraian tersebut, maka akan
dan kegiatan produksi lebih lancar untuk dilakukan penelitian terkait Perancangan
meningkatkan hasil produksi. Adapun Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Pada
proses kerja yang dilakukan dalam posisi Proses Pelarutan Printed Circuit Board
jongkok membungkuk adalah proses (Pcb) Dengan Menggunakan Metode
pemotongan, pembuatan layout ke PCB, Quality Function Deployment (Studi
pelarutan, pengeboran PCB dan perakitan Kasus Di Ik-Tech).
komponen ke PCB.
II. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Rudy
Bastian Hutabarat pada tahun 2012 dengan
judul Rancang Bangun Ulang Kursi Kuliah
Yang Ergonomis Berdasarkan Data
Antropometri Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura. Objek penelitian
Gambar 1. Posisi kerja jongkok ini yaitu kursi kuliah yang dirancang ulang
membungkuk dan nampan untuk pelarutan karena kondisi awal yang kurang
ergonomis ketika dipakai sehingga bisa
Setelah dilakukan pengumpulan data memberikan kenyamanan pada saat
awal menggunakan kuisioner Nordic Body digunakan. Hasil dari penelitian ini adalah
Map terdapat keluhan sakit kaku dibagian Melalui metode QFD (Quality Function
leher, sakit dibagian bahu, sakit di lengan Deployment) maka diketahui keinginan
atas, sakit di punggung, sakit di pinggang, pengguna terhadap produk kursi kuliah
sakit di bawah pinggang, sakit di pantat, yang ergonomis berdasarkan urutan
sakit pada siku tangan, sakit pada lengan prioritas dari yang pertama sampai yang
bawah, sakit pada pergelangan tangan, terakhir adalah bentuk kursi 15,61%, jenis
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 2 NO. 2 AGUSTUS 2015

bahan kursi 11,41%, bentuk tata letak fitur adalah rancangan kursi antropometri yang
11,40%, variasi fitur tambahan 10,60%, sesuai dengan tubuh pengguna, kontruksi
bentuk sandaran kursi 10,32%, variasi rangka yang kokoh dan penambahan
tambahan bentuk kursi 9,02, ukuran kursi fungsi pengukur tinggi badan sehingga
7,7%, bentuk alas menulis 5.,16%, ukuran memberikan peningkatan kepuasan
alas menulis 4,96%, ukuran tempat pengguna [3].
meletakkan barang/alat tulis 4,90%, bentuk
pijakan kaki 3,01, bentuk tempat III. Metode Penelitian
meletakkan barang/alat tulis 2,66%, A. Objek Penelitian
ukuran sandaran kursi 2,48%, dan warna Objek yang diteliti adalah fasilitas
kursi 1,75%. [1]. pembuatan Printed Circuit Board pada
Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Home Industri IK-Tech di UH IV no 756
Putra pada tahun 2014 dengan judul Yogyakarta. Permasalahan yang ada
Perancangan Fasilitas Kerja Pemotong pada IK-Tech adalah alat yang seadanya
Handle Untuk Meningkatkan Produktivitas menggunakan nampan dan posisi kerja
Kerja Operator Dengan Konsep Ergonomi. operator yang jongkok membungkuk
Objek penelitian ini adalah pembuatan alat sehingga tidak nyaman.
pemotong Handle berbasis meja untuk
meningkatkan produktivitas kerja operator. B. Flowchart Pemecahan Masalah
Hasil penelitian dengan menggunakan
konsep ergonomis diperoleh yaitu
konsumsi energi yang dibutuhkan operator
setelah bekerja sebelum perancangan yaitu
4,29kcal/menit dan setelah perancangan
mengalami penurunan menjadi
3,9kcal/menit. Penurunan tingkat
kenyamanan operator saat bekerja yaitu
60% menjadi 10%. Waktu baku proses
pemotongan sebelum perancangan yaitu
15,12 detik/ band dan output standarnya
238 band/jam atau 714 unit/jam,
sedangkan waktu baku setelah
perancangan 11,01 detik/band dan output
standarnya 327 band/jam atau 981
unit/jam dengan peningkatan produktivitas
Gambar 2. Flowchart pemecahan masalah
sebesar 37,4% [2].
Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu
Kuntara pada tahun 2013 dengan judul VI. Hasil dan Pembahasan
Perancangan Ulang Desain Kursi A. Pembuatan Matik House Of Quality
Antropometri Laboratorium APK dan Input dari House Of Quality
Ergonomi Universitas Ahmad Dahlan merupakan kebutuah pengguna terhadap
Yang Sesuai Dengan Keinginan Pengguna alat yang akan dirancang, dengan alat
Menggunakan Metode Quality Function bantu kuisioner maka diperoleh customer
Deployment. Hasil dari penelitian ini need (gambar 3) lalu dibuat respon teknis

DOI : https;//dx.doi.org/10.24853/jisi.4.1.pp-pp 9
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN ; 2355-2085

dan prioritas teknisnya yang C. Pembuatan Process planning


digambarkan dengan House Of Quality Pada tahap ini dibuat
(gambar 4). perencanaan proses produksi alat
yang akan dirancang. Masukan pada
matrik ini adalah critical part
requirement yang akan diolah
menjadi critical process
requirement.

Gambar 3. Customer Need

Gambar 6. Process Planning

D. Pembuatan Manufacturing Planning


Pada matrik ini, matrik dibuat untuk
menentukan kegiatan yang harus
dilakukan dalam rangka melakukan
perbaikan yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk kegiatan
Gambar 4. House Of Quality pencegahan kegagalan (Failure
B. Pembuatan Part Deployment Prevention Action).
Pada tahap ini output dari House Of
Quality akan menjadi masukan untuk
matrik Part Deployment. pada tahap ini
akan ditentukan Cricital part
requirement. Adapun part requirement
dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 7. Manufacturing Planning

E. Penentuan dimensi antrhopometri


Penentuan dimensi ukuran alat
disesuaikan dengan dimensi
anthropometri dari operator. Adapun

Gambar 5. Part Deployment


JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 2 NO. 2 AGUSTUS 2015

ukuran-ukuran dimensi alat dapat G. Perbandingan posisi kerja sebelum


dilihat pada tabel dibawah ini : dan setelah perancangan
Tabel 1. Dimensi alat pelarut pcb Untuk mengetahui perubahan dalam
perancangan, maka dilakukan
Dimensi pengamatan posisi kerja antara sebelum
Nama dimensi Persentil Ukuran
anthropometri
dan setelah perancangan.
Tinggi
Tinggi alat pelarut 37,28 cm +
popliteal +
Printed Circuit 5th 19,58 cm =
tinggi siku
Board 56,86 cm
duduk
Diameter
th
Diameter Handle genggaman 5 4,55 cm
tangan
Tinggi
Tinggi kursi 50th 42,32 cm
popliteal
th
Lebar kursi lebar pinggul 95 39,65 cm

Pantat th
Panjang kursi 50 45,98 cm Gambar 10. Posisi kerja sebelum dan
popliteal

Tinggi sandaran tinggi bahu th


setelah perancangan
50 59,75 cm
kursi duduk

Lebar sandaran
H. Perbandingan keluhan operator
th
Lebar bahu 95 47,96 cm
kursi sebelum dan setelah perancangan
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan
F. Perancangan alat pelarut PCB adanya keluhan operator pada saat
Setelah mengolah Quality function bekerja, oleh karena itu perlu dilakukan
deployment dan data anthropometri, perbandingan keluhan operator sebelum
maka selanjutnya dilakukan perancangan dan setelah perancangan, identifikasi
alat pelarut PCB. keluhan ini menggunakan diagram
Nordic body map. Adapun hasil
perhitungan keluhan operator dapat
dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Perbandingan keluhan


operator sebelum dan setelah perancangan

I.Perbandingan waktu proses sebelum dan


setelah perancangan

Perbandingan waktu diukur sebelum


dan setelah perancangan, untuk waktu
sebelum perancangan diukur saat operator
Gambar 8. Desain alat dan alat pelarut bekerja menggunakan nampan, sedangkan
PCB yang sudah jadi untuk waktu setelah perancangan diukur

DOI : https;//dx.doi.org/10.24853/jisi.4.1.pp-pp 11
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN ; 2355-2085

saat operator bekerja menggunakan alat V. Kesimpulan dan saran


pelarut PCB yang telah dibuat. Waktu A. Kesimpulan
proses setelah perancangan diukur dengan 1. Perancangan alat dengan
penggunaan manual dan otomatis. Tabel 2 memperhatikan posisi operator
berikut ini menunjukkan perbandingan pada saat bekerja melarutkan
waktu proses dari kondisi kerja awal dan Printed Circuit Board dengan
memperhatikan kebutuhan dangan
dengan adanya penerapan fasilitas kerja
keinginan pengguna alat, dapat
yang baru baik dalam pengoperasian menurunkan keluhan operator.
manual dan otomatis. Tabel 3 Hasil penelitian akhir menunjukan
menunjukkan perbandingan waktu proses keluhan “sakit” yang dirasakan
setelah penerapan fasilitas kerja yang turun 100% atau tidak ada keluhan
ergonomis pada pengoperasian manual dan “sakit” pada bagian-bagian tubuh
otomatis. operator saat bekerja.
2. Pada perancangan fasilitas di
penelitian ini, alat dapat digunakan
Tabel 2. Perbandingan waktu sebelum dan
secara manual dan otomatis. Untuk
setelah perancangan penggunaan alat secara manual
Waktu
Proses Penurunan rata-rata waktu proses sebesar
Baku
pelarutan
(menit)
waktu (%) 13,66 menit/unit sedangkan proses
pelarutan menggunakan alat secara
Sebelum
perancangan
22,66 - otomatis sebesar 11,37 menit/unit.
3. Perbandingan waktu pelarutan
Setelah antara waktu proses sebelum
perancangan perancangan sebesar 22,66
13,66 39,72%
menit/unit dengan waktu proses
(penggunaan
manual) setelah perancangan dengan
penggunaan secara manual sebesar
Setelah 13,66. Maka terjadi penurunan
Perancangan waktu proses sebesar 39,72 %.
11,37 49,82% 4. Perbandingan waktu pelarutan
(penggunaan antara waktu proses sebelum
Otomatis)
perancangan sebesar 22,66
menit/unit dengan waktu proses
setelah perancangan dengan
Tabel 3. Perbandingan waktu antara penggunaan secara otomatis
penggunaan otomatis dan manual dengan sebesar 11,37. Maka terjadi
alat setelah penurunan waktu proses sebesar
Proses Waktu Baku
Penurunan 49,82 %.
waktu 5. Perbandingan waktu pelarutan
pelarutan
(menit) (%)
antara waktu proses setelah
Setelah
perancangan
perancangan dengan penggunaan
13,66 - secara manual sebesar 13,66
(penggunaan menit/unit dengan waktu proses
manual)
setelah perancangan dengan
Setelah
penggunaan secara otomatis
Perancangan
11,37 16,76% sebesar 11,37 menit/unit. Maka
(penggunaan
Otomatis)
terjadi penurunan waktu proses
sebesar 16,76 %.
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 2 NO. 2 AGUSTUS 2015

B. SARAN [6] Ginting, Rosnani, 2010, Perancangan


Produk, edisi pertama, Cetakan Pertama ,
1. Penelitian ini dapat diperluas Graha Ilmu, Yogyakarta.
dengan penelitian lanjutan yang
mengkaji permasalahan analisis [7] Numianto, Eko , 2003, Ergonomi :
biomekanika kerja untuk Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi
mendapatkan gambaran yang Pertama , Cetakan Ketiga , Guna Widya ,
lebih lengkap atas peran Surabaya.
perancangan fasilitas kerja
pelarutan PCB dalam perbaikan [8] Cohen, L. 1995, Quality Function
kondisi kerja operator. Deployment : How to make QFD work for
you. Engineering Process Improvement
Series.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Hutabarat, Rudy Bastian , 2012 , [9] Day, Ronal G. 1993, Quality Function
Rancang Bangun Ulang Kursi Kuliah Deployment : Linking a Company with Its
Yang Ergonomis Berdasarkan Data Customers. ASQC Quality Press.
Antropometri Mahasiswa Fakultas Teknik
[10] Wignjosoebroto, Sritomo , 2003,
Universitas Tanjungpura, Universitas
Ergonomi Studi Gerak dan Waktu : Teknik
Tanjungpura, Pontianak.
Analisis untuk Peningkatan Produktivitas
[2] Putra, Aditya , 2014 , Perancangan Kerja, Edisi Pertama , Cetakan Ketiga,
Fasilitas Kerja Pemotong Handle Untuk Guna Widya, Surabaya.
Meningkatkan Produktivitas Kerja
[11] Sutalaksana, Iftikar Z, dkk , 2006,
Operator Dengan Konsep Ergonomi,
Teknik Perancangan Sistem Kerja ,
Universitas Ahmad Dahlan , Yogyakarta.
Penerbit ITB , Bandung.
[3] Kuntara,Wisnu , 2013 , Perancangan
[12] Fauzy,Akhmad, 2008, Statistik
Ulang Desain Kursi Antropometri
Industri ,Erlangga , Jakarta.
Laboratorium APK dan Ergonomi
Universitas Ahmad Dahlan yang Sesuai [13] Azwar, Saifuddin, 2015, Reliabilitas
dengan Keinginan Pengguna dan Validitas, Edisi keempat, Cetakan
Menggunakan Metode Quality Function kelima, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Deployment, Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta. [14] Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program
[4] IBM SPSS 19, Universitas Diponegoro,
http://femmifirdausahdiat.blogspot.co.id/2 Semarang.
012/09/apakah-itu-pcb-printed-circuit-
board.htmldiaksestanggal 25 juni 2015 [15] Wingjoesoebroto, Sritomo, 2003,
pukul 16.05 Pengantar Teknik & Manajemen Industri,
Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
[5] Widodo, Imam Djati , 2003 , GunaWidya, Surabaya.
perancangan dan Pengembangan Produk,
UII Press Indonesia , Yogyakarta.

DOI : https;//dx.doi.org/10.24853/jisi.4.1.pp-pp 13
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN ; 2355-2085

Anda mungkin juga menyukai