Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUGAS

MATA KULIAH KRIYA SENI

“ Pembuatan Halter Top Wanita Menggunakan


Teknik Tie Dye ”

Oleh :

Muhammad Rizqi Aulia Jafri


1710072027

Desain Produk
Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Mei 2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan primer manusia selain
makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan). Pakaian menurut definisi Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah barang apa yang dipakai (baju, celana dan
sebagainya). Istilah pakaian kemudian disamakan dengan busana. Istilah busana
berasal dari bahasa sanskerta yaitu bhusana yang mempunyai konotasi pakaian
yang bagus atau indah yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak
dipandang, nyaman melihatnya, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan
kesempatan.
Pakaian digunakan sebagai alat menutupi dan alat melindungi tubuh
manusia. Namun seiring perkembangan zaman, fungsi dari pakaian tidak hanya
berfungsi sebagai pelindung tubuh tetapi juga mengikuti aspeknya, fungsi
pakaian dalam adat-istiadat adalah sebagai identitas, simbol status, jabatan pada
adat- istiadat tertentu. Kemudian, fungsi pakaian dalam aspek agama adalah
identitas atau penanda status agama. Selanjutnya dalam aspek sosial, fungsi
pakaian adalah penanda status sosial dan penanda perbedaan jenis kelamin,
misalnya di Roma kuno, misalnya, hanya para senator yang diizinkan untuk
memakai pakaian yang dicelup dengan warna ungu Tyrian. Kemudian di
beberapa negara Arab, para wanita menggunakan hijab dan burqa sedangkan
para lelaki tidak.
Pada zaman modern ini terdapat banyak sekali jenis pakaian, dari mulai
pakaian untuk berenang, pakaian untuk hiking, pakaian untuk pesta, pakaian
untuk bersantai, dan lain sebagainya. Dari banyaknya jenis pakaian tersebut,
terdapat pakaian yang paling sering manusia gunakan sehari-hari atau biasa
disebut dengan casual clothes yang bisa digunakan untuk aktivitas santai di
dalam rumah ataupun di luar rumah. Jika pada pria biasanya casual clothes
hanya berupa baju kaus, kaus berkerah seperti polo dan atau kaus tanpa lengan
(tanktop) dipadu dengan celana bahan atau celana jeans Panjang atau pendek.
Sedangkan untuk wanita, casual clothes hampir sama dengan pria namun
biasanya terdapat tambahan pada bagian luar baik jaket, cardigan dan blazer atau
biasanya disebut dengan outer. Saat ini casual clothes sudah terdapat banyak
variasi model dan warnanya salah satu contohnya adalah tank top.
Tank Top adalah kaus yang diproduksi tanpa lengan. Pakaian ini sering
dipakai oleh atlet seperti atletik dan basket. Tank top menjadi pakaian santai
populer di Amerika Serikat sejak 1970 dan dianggap sebagai pakaian kasual
publik sehingga dapat di pakai di sebagian besar cuaca hangat. Singlet sebagian
besar disukai di iklim panas, karena lubang lengan menyediakan ventilasi dan
kain tipis untuk memberikan kenyamanan.Semakin banyaknya variasi model dan
warna pada casual clothes terutama Tank top membuat orang-orang berlomba-
lomba menjual dan menciptakan Tank top yang nyaman sesuai dengan kondisi
lingkungan, trend yang sedang terjadi dan keinginan pasar.
Namun, dibalik banyaknya model dan variasi warna pada perancangan
Tank Top dan pakaian lainnya ternyata menghasilkan dampak negatif berupa
limbah yang merusak lingkungan? Limbah tersebut terutama berasal dari proses
pewarnaan batik yang masih menggunakan pewarna sintesis naptol, remasol,
indigosol, dan sejenisnya. Bahan pewarna kimia pada batik tersebut tergolong
tidak ramah lingkungan. Apabila limbah-limbah mengalir ke dalam tanah,
bahan-bahan tersebut tentu merusak ekosistem tanah. Pasalnya, bakteri tanah
tidak mampu mendegradasi bahan-bahan kimia.
Oleh sebab itu, beberapa produsen atau pembuat pakaian rumahan
Kembali menggunakan pewarna alam untuk mewarnai pakaian dan kain yang
mereka produksi. Ditambah dengan banyaknya informasi seputar DIY (Do It
Yourself), banyak orang yang mulai memodifikasi sendiri Tank top dengan
mengkreasikan Shibori dan Tie-dye menjadi sebuah baju atasan. Shibori
merupkan kesenian dari Jepang yang menciptakan sebuah pola kain melalui
proses pencelupan pada pewarna dengann cara menutup beberapa bagian kain
agar tidak terkena pewarna. Sehingga hasil akhirnya memberikan pola tertentu
sesuai dengan bagian yang diwarnai dan ditutupi. Sedangkan yang dimaksud
dengan Tie-dye menurut Wikipedia adalah teknik mewarnai kain dengan cara
mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Pada
dasarnya Shibori maupun Tie-dye, merupakan kain yang dicelupkan pada warna
sehingga menciptakan motif sesuai dengan teknik yang digunakan. Dan
perbedaan yang mencolok diantara keduanya ialah Shibori menggunakan teknik
menjepit untuk menutup beberapa bagian kainnya pada proses pewarnaan,
sedangkan Tie-dye menggunakan teknik mengikat untuk melindungi kainnya
saat proses pewarnaan. Tidak sedikit juga orang yang menggunakan pewarna
alam. Bahan-bahan yang digunakan sebagai pewarna alam dapat berupa Secang
sebagai pewarna merah, kunyit sebagai pewarna kuning, dan Kayu Tingi sebagai
pewarna coklat.

B. Konsep Perancangan
Jenis Tank Top yang akan saya rancang adalah Halter Top, yakni jenis
Tank Top yang biasanya dirancang
dengan tali mengikat di sekitar
leher dengan meninggalkan
bagian punggung yang terbuka.

Gambar 1 & 2. Halter Top tampak depan dan belakang


(Sumber : https://miyakri.com)
Jenis Halter Top dipakai untuk konsep perancangan sebab Tank Top
jenis ini modelnya sangat unik, bila biasanya Tank Top atau kaus tanpa lengan
memakai dua tali yang melingkar diantara pundak, namun Halter Top
menggunakan dua tali yang mengikat di leher, dalam beberapa model Halter
Top juga ditemukan tali yang melingkar pada bagian pinggang.
Halter Top yang akan saya rancang akan sama dengan beberapa Halter
Top yang ada sebelumnya, namun dengan sedikit crop pada bagian bawah dan
dilengkapi dengan tali yang lebih tebal dari biasanya agar memberikan aksen
tebal dan kuat.

II. PROSES PERANCANGAN


A. Nama & Fungsi Produk
- Jenis Casual Top
Halter Top adalah salah satu jenis dari Tank Top wanita yang
menggunakan tali tetapi tidak di pundak atau lengan, melainkan di leher. Halter
Top biasanya digunakan untuk beraktivitas ringan seperti bersantai, berbelanja
dan sebagainya, namun tidak jarang kita menemukan Halter Top digunakan
untuk berpergian ke pantai atau tempat wisata hangat lainnya. Sebab Halter Top
memang dirancang untuk kegiatan pada musim panas.
- Jenis Tie Dye
Jenis Tie Dye yang akan digunakan adalah Teknik ikat celup, yakni
nantinya kain akan diisi dengan kelereng lalu pada bagian luar kain yang diisi
kelereng tadi akan diikat dengan karet atau tali, lalu kain akan dicelupkan atau
disiram dengan pewarna yang sudah disiapkan.
- Jenis Pewarna
Pewarna alam yang akan digunakan disini ada 3 macam, yakni kayu
secang untuk menghasilkan warna merah, lalu kunyit untuk menghasilkan warna
kuning dan yang terakhir adalah kayu tingi untuk menghasilkan warna coklat.
Warna-warna tersebut dipilih karena merupakan warna-warna monochrome atau
warna-warna yang secara keseluruhan masih selaras namun hanya terdapat
kombinasi gelap atau terang di dalamnya.
B. Mood Board
Gambar 3, 4, 5, 6, 7 & 8. Moodboard
(Sumber : https://pinterest.com)

C. Sketsa Desain Alternatif

Gambar 9, 10 & 11. Sketsa 3 desain alternatif.


(Sumber : dokumentasi penulis)
D. Sketsa Desain Terpilih

Gambar 12. Sketsa desain terpilih.


(Sumber : dokumentasi penulis)
E. Bahan & Alat
- Bahan :
Kain, Kayu Tingi, Kayu Secang, Bubuk Kunyit dan Tawas.
Gambar 13, 14, 15, & 16. Kain Herringbone, Kayu Tingi, Secang dan Bubuk
Kunyit.
(Sumber : dokumentasi penulis)

- Alat :
Botol plastik ukuran 1,5 liter, Panci, Baskom atau ember, Karet gelang,
kelereng.

Gambar 17, 18, 19, & 20. Panci, Botol plastik 1,5 liter, Karet gelang, Kelereng.
(Sumber : dokumentasi penulis)

F. Proses Pembuatan
- Pembuatan Desain :
Membuat sketsa desain di kertas A3, yang akan digunakan sebagai acuan
pembuatan Halter Top. Desain dilakukan dengan langkah awal membuat 3
sketsa desain alternatif, lalu kemudian salah satu desain alternatif tersebut dipilih
dan dikembangkan untuk dijadikan desain yang akan dipakai dan dibuat menjadi
pakaian jadi.

- Pembuatan Pola :
Membuat potongan pola dari sketsa desain yang terpilih di atas kertas,
Kemudian diaplikasikan ke atas kain. Nantinya pola tersebut akan dipotong dan
dijahit menjadi baju.

Gambar 21.
Pola pakaian yang sudah
dipotong
(Sumber :
dokumentasi penulis)

- Pembuatan
Warna :
Masukkan Secang ke dalam panci, kemudian diisi dengan air dan direbus
hingga warna merahnya keluar, kemudian air rebusan yang berwarna tadi
dimasukkan ke dalam botol plastik yang sudah kita sediakan. Lakukan hal yang
sama pada bubuk kunyit dan kayu tingi.
Gambar 22 & 23. Proses pembuatan warna dari kayu secang dan tingi
(Sumber : dokumentasi penulis)

- Pewarnaan Kain :
Pertama-tama kain diisi dengan kelereng pada bagian dalamnya,
kemudian pada bagian luar kain diikat menggunakan karet gelang. Kemudian
bagian luar yang tidak diikat diberi dengan pewarna merah yang sudah dibuat,
dengan cara ditetes atau dicelup ke dalam baskom selama satu hari, kemudian
ditetesi cairan tawas, baru setelah itu dijemur.
Lalu untuk bagian atas yang berisi kelereng diberi warna kuning lalu
warnanya dikunci dengan tawas, dan dijemur. Setelah selesai karet gelang
dibuka, maka akan tampak pola dari campuran warna kuning, dan putih.
Gambar 24, 25, 26 & 27. Persiapan pewarnaan kain, proses pewarnaan kain
dan proses menjemur kain.
(Sumber : dokumentasi penulis)

G. Finishing
Pencelupan ke dalam air kapur sehingga warna dari kain menjadi agak
pudar. Penguncian warna sebaiknya dilakukan menggunakan tawas, dan proses
pewarnaan dilakukan berulang-ulang agar mendapatkan warna yang diinginkan.

III. PENUTUP
A. Hasil Perancangan
Gambar 28 & 29. Tampak belakang dan tampak depan dari
Halter Top yang sudah jadi
(Sumber : dokumentasi penulis)

B. Evaluasi
Kendala terjadi ketika pemberian warna dan penguncian warna pada
kain, jika pemberian warna kurang lama dan pengunciannya dilakukan
menggunakan tawas maka proses tersebut harus dilakukan berulang-ulang.
Kendala juga terjadi ketika menggunakan air kapur untuk mengunci
warna, jika menggunakan air kapur maka warna yang kita beri saat proses
pewarnaan akan berubah menjadi agak gelap, misal dari warna merah menjadi
warna agak keunguan.

C. Kesimpulan
Banyaknya jenis pakaian, variasi pakaian dan model pakaian pada saat
ini menjadikan kita lebih mudah memilih pakaian yang kita butuh untuk
kegiatan yang akan kita lakukan saat ini. Hingga kita bisa memilih untuk
bereksperimen dengan pakaian yang akan kita gunakan seperti proses tie dye
pada pakaian.
Kemudian proses tie dye tidak hanya bisa dilakukan menggunakan
pewarna kimia tekstil, namun juga bisa menggunakan bahan-bahan alami yang
kemudian dijadikan bahan pewarna ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaus_tanpa_lengan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online ebsoft.web.id. sub kata pakaian.
https://miyakri.com/product/fairiano-casual-no-sleeve-printed-women-multicolor-top/
https://www.zapatillasadi.es/products.aspx?
cid=34&cname=white+tie+halter+top&xi=5&xc=33

Anda mungkin juga menyukai