Anda di halaman 1dari 10

“REKAYASA IDE”

SEJARAH DITEMUKANNYA PELENGKAP BUSANA

(KANCING)

DISUSUN OLEH:

NAMA : WIDI YOVANIKA SAMOSIR

NIM : 5193343005

MATA KULIAH : SEJARAH BUSANA

DOSEN PENGAMPU:

Dra. HOTMARIA TAMPUBOLON. M.pd

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide Sejarah
ditemukannya Pelengkap Busana yaitu Kancing dengan Mata Kuliah Sejarah
Busana

Dalam proses penyajiannya, tugas ini berusaha disusun dengan baik. Saya
menyadari bahwa tugas Rekayasa Ide ini masih memiliki kekurangan, baik dari
segi isi maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu,saya mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari segenap pembaca. Saya juga ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampuh kami Ibu Dra. Hotmaria
Tampubolon. M.pd yang telah memberikan tugas ini.

Demikian, semoga tugas Rekayasa Ide Sejarah Busana ini dapat bermanfaat
dengan baik dan benar. Terima Kasih

Medan, 17 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..i

Daftar Isi……………………………………………………………………..........ii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1

Bab II Pembahasan………………………………………………………………..2

- Sejarah Ditemukannya Kancing…………………………………………..2

Bab III Penutup……………………………………………………………………6

A. Kesimpulan………………………………………………………………..6
B. Saran………………………………………………………………………6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kancing atau buah baju adalah alat kecil berbentuk pipih, dan bundar yang
dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang
bertumpukan, atau sebagai ornamen. Selain berbentuk bundar, kancing juga
dibuat dalam berbagai bentuk seperti bulat, persegi, dan segitiga. Lubang kancing
dibuat dengan melubangi kain dan menjahit pinggirannya dengan jarum tangan
atau mesin jahit. Bergantung jenis bukaan, celah lubang kancing dapat dibuat
horizontal atau vertikal. Kancing tertahan setelah dimasukkan ke dalam lubang
kancing karena jahitan kancing terjerat pinggiran lubang kancing.

Bahan yang paling umum untuk kancing adalah plastik keras. Selain itu,
kancing dibuat dari bahan-bahan sintetis lainnya seperti seluloid, gelas, logam,
dan bakelit, atau bahan-bahan alami seperti tanduk, tulang, gading, kerang, kayu.
Letak kancing merupakan bagian dari desain busana. Kancing dapat dipasang di
bagian muka tengah (kemeja, jas, blus, kebaya), bagian belakang gaun, ujung
lengan kemeja dan jas, atau bahu (epolet). Pada belahan baju wanita, kancing
dipasang di sisi kiri dan lubang kancing di sisi kanan. Sebaliknya, kancing baju
pria berada di sisi kanan dan lubang kancing di sisi kiri. Sehelai pakaian
umumnya dipasangi kancing-kancing dengan bentuk, ukuran, warna, dan motif
yang sama.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana sejarah ditemukannya pelengkap busana yaitu kancing?

C. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui sejarah ditemukannya pelengkap busana yaitu kancing.

1
BAB II

PEMBAHASAN

- Sejarah ditemukannya Kancing

Kancing atau buah baju adalah alat kecil berbentuk pipih, dan bundar yang
dipasangkan dengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang
bertumpukan, atau sebagai ornamen. Selain berbentuk bundar, kancing juga
dibuat dalam berbagai bentuk seperti bulat, persegi, dan segitiga.

Lubang kancing dibuat dengan melubangi kain dan menjahit pinggirannya


dengan jarum tangan atau mesin jahit. Bergantung jenis bukaan, celah lubang
kancing dapat dibuat horizontal atau vertikal. Kancing tertahan setelah
dimasukkan ke dalam lubang kancing karena jahitan kancing terjerat pinggiran
lubang kancing. Bahan yang paling umum untuk kancing adalah plastik keras.
Selain itu, kancing dibuat dari bahan-bahan sintetis lainnya seperti seluloid, gelas,
logam, dan bakelit, atau bahan-bahan alami seperti tanduk, tulang, gading, kerang,
kayu.

Letak kancing merupakan bagian dari desain busana. Kancing dapat


dipasang di bagian muka tengah (kemeja, jas, blus, kebaya), bagian belakang
gaun, ujung lengan kemeja dan jas, atau bahu (epolet). Pada belahan baju wanita,
kancing dipasang di sisi kiri dan lubang kancing di sisi kanan. Sebaliknya,
kancing baju pria berada di sisi kanan dan lubang kancing di sisi kiri. Sehelai
pakaian umumnya dipasangi kancing-kancing dengan bentuk, ukuran, warna, dan
motif yang sama.

Modern ini kancing baju tidak hanya digunakan sebagai pengait baju,
namun perkembangan zaman memunculkan ide untuk menggunakan benda kecil
dan imut ini menjadi hiasan dalam pembuatan kraft. Pemakaian kancing baju
sebagai hiasan dapat dikreasikan dengan berbagai macam model dan bahan.
Dalam pemasangannya pun tidak hanya terpaku di tengah baju saja, namun bisa
diletakkan sesuai selera pengguna.

1
Selain untuk busana, kancing juga sekarang merambah penggunaannya pada
sepatu, tas, topi dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan penelitian para arkeolog, kancing sudah dipakai sejak zaman


dahulu, bahkan sebelum manusia mengenal tulisan. Namun kancing baru mulai
dikenal pada tahun 1200-an saat jubah/pakaian mulai longgar. Zaman dahulu,
orang memakai kancing yang terbuat dari kerang, beling, kulit, dan mutiara.
Bahkan sekitar 4000-an tahun yang lalu, bangsa Yunani menggunakan kancing
dari bahan emas.

Sebelum manusia mengenal tulisan, manusia sudah lebih dahulu mengenal


kancing. Namun penggunaan kancing sebagai penutup pakaian mulai populer
digunakan sejak tahun 1200-an ketika manusia mulai suka menggunakan jubah
longgar. Bukti tertua mengenai penggunaan kancing oleh manusia ditemukan
berasal dari peradapan Lembah Indus di Mohenjo Daro pada tahun 2000 SM.
Kancing tersebut konon berasal dari cangkang kerang yang telah dilubangi
sehingga dapat dijahit di pakaian dengan benang. Pada abad ke-13, penggunaan
kancing dan rumah kancing mulai digunakan sebagai penutup pakaian di Jerman.
Pada abad ke-14 penggunaan kancing mulai populer di Eropa. Dan berjalannya
waktu pada abad ke-17 pakaian berkancing hanya digunakan oleh kelompok
orang-orang borjuis.

2
Terdapat juga kancing dengan rumah kancing, pertama kali dikenal di
Jerman pada abad ke-13. Sejak itu, pemakaian kancing meluas dengan
berkembangnya busana yang pas badan pada abad ke-13 dan ke-14 di Eropa. Pada
abad 14 kancing baju menjadi populer di Eropa dan sejak itu kancing baju tidak
pernah melepaskan diri dari fashion. Kancing baju dibuat dari beraneka bahan.
Logam yang dipakai untuk kancing baju termasuk emas, perak, baja, tembaga,
timah, nikel, brass, campuran timah putih dan timah hitam, dan perunggu. Produk-
produk binatang juga digunakan untuk membuat kancing baju dan ini termasuk
tulang, tanduk, kuku, rambut,, kulit, gading, dan kerang. Daftar ini masih bisa
ditambah lagi tanpa batas, sebagian dibuat dari kaca, kertas, dan porselin.

Sekarang, kancing baju banyak dibuat dari bahan plastik yang beraneka
warna dan bentuk. Ada yang berbentuk lingkaran biasa, bunga, dll. Kancing baju
juga tersedia beberapa ukuran, dari besar, sedang, kecil, dan sangat kecil. Selain
itu, kancing dibuat dari bahan-bahan sintetis lainnya seperti seluloid, fiberglass,
logam, dan bakelit. Terbuat juga dari bahan alami seperti tanduk, tulang, gading,
kerang, dan kayu. Pada abad ke-17, pakaian berkancing hanya dimiliki oleh
orang-orang kaya. Menurut kebiasaan waktu itu, pria terbiasa memakai baju
sendiri. Namun sebaliknya, wanita memiliki pelayan wanita untuk membantu
mereka berpakaian. Kancing yang dipasang di sisi kiri belahan baju wanita
memudahkan pelayan wanita sewaktu mengancingkan baju tuan mereka.

Dewasa ini, kancing baju dibuat dari bahan plastic atau logam, sedangkan
zaman dahulu orang memakai kancing yang terbuat dari kerang, beling, kulit,
mutiara bahkan dari emas seperti yang pernah dilakukan oleh orang Yunani,
4000-an tahun yang lalu. Pada jas, kalau anda perhatikan, anda akan menemukan
kancing yang dipasang berderet pada bagian pergelangan lengan. Kalau dipikir-
pikir kancing pada bagian tersebut tidak ada gunanya selain sebagai hiasan.

Di abad ke-18, Prusia dipimpin oleh Raja Frederich Agung. Beliau sangat
disiplin dan suka kebersihan.

3
Pada suatu hari, Raja Frederich melakukan inspeksi pada pasukannya untuk
mengecek kedisiplinan dan kebersihan mereka. Dari inspeksi tersebut, Raja
Frederich mendapati bagian lengan seragam para prajuritnya ini sangat kotor dan
dekil, melebihi bagian seragam yang lain. Usut punya usut, ternyata hal ini
disebabkan mereka memiliki kebiasaan menyeka wajah mereka yang berkeringat
dengan ujung lengan seragam mereka. Maka, demi kerapian dan kebersihan
seragam prajurit, Raja membuat kebijakan baru, yaitu setiap ujung lengan
seragam prajurit harus diberi kancing.

Pada masa itu, kancing baju masih terbuat dari kulit kerang atau beling.
Dengan begitu, para prajurit yang masih menyeka keringat di wajah mereka akan
mengalami lecet-lecet karena wajahnya tergosok kancing. Begitulah, sampai
sekarang kancing-kancing masih diletakkan di ujung lengan karena pengaruh dari
jaman dulu.

Yang unik lagi adalah mengenai posisi kancing baju pria dan wanita
ternyata berbeda. Baju wanita kancingnya di sebelah kiri, sedangkan baju pria di
sebelah kanan. Mengapa begitu? Awalnya baju pria maupun wanita, kancingnya
sama-sama di sebelah kiri. Kemudian pada abad pertengahan, para pria
melakukan adu senjata dengan baju perang yang kancingnya di sebelah kiri.
Mereka harus bergerak cepat mengambil pedang yang terletak di pinggang
sebelah kiri sementara tangan kanan mereka harus membuka kancing baju terlebih
dahulu. Agar lebih cepat dan memudahkan mereka, diubahlah letak kancing baju
pria di sebelah kanan agar tangan kiri dapat membukanya sementara tangan kanan
mengambil pedang.

Penelitian para arkeolog menemukan bahwa kancing telah dipakai lama dan
lama sekali, mereka mengklaim bahwa kancing telah dipakai jauh sebelum
manusia mengenal tulisan.

Namun kancing baru menjadi populer sekitar tahun 1200-an ketika jubah
mulai longgar. Seperti yang anda semua ketahui, jubah sudah tidak memerlukan
kancing, cukup ikat pinggang atau disemat memakai peniti.

4
Contoh Pemanfaatan kancing dalam busana:

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari makalah diatas, dapat saya simpulkan sebelum manusia


mengenal tulisan, manusia sudah lebih dahulu mengenal kancing. Namun
penggunaan kancing sebagai penutup pakaian mulai populer digunakan sejak
tahun 1200-an ketika manusia mulai suka menggunakan jubah longgar. Sekarang,
kancing baju banyak dibuat dari bahan plastik yang beraneka warna dan bentuk.
Ada yang berbentuk lingkaran biasa, bunga, dll. Kancing baju juga tersedia
beberapa ukuran, dari besar, sedang, kecil, dan sangat kecil. Selain itu, kancing
dibuat dari bahan-bahan sintetis lainnya seperti seluloid, fiberglass, logam, dan
bakelit. Pada perkembangannya, sampai saat ini kancing masih kita gunakan dan
berhubungan erat dengan dunia mode. Selain untuk hiasan pada baju, kancing
juga berfungsi untuk mengaitkan bagian baju yang satu dengan lainnya.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai