Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN EFISIENSI KERJA MAN-MACHINE

Dina Kamila 135100900111007


Afif Wanda Julio 135100900111019
Cahya Sriwulandari 135100900111029
Ragilia Dwi Indah Sari 135100901111005
Niken Puspajiwo 135100901111017
Rizkita Gilang Adyatri 135100901111029
M.Fikri Fakhrozi 135100901111039
Dhymas Sulistyono 135100901111051
Sonia Prilly Ismi Arum 135100907111009
PENGERTIAN

Metode kerja manusia-mesin adalah suatu sistem yang memanfaatkan manusia


sebagai pengendali mesin dalam bekerja. Sistem manusia-mesin adalah kombinasi
antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin dimana salah
satunya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan
masukan-masukan yang diperoleh. Dan yang dimaksud dengan mesin dalam hal ini
mempunyai arti yang luas, yaitu mencakup semua obyek fisik seperti peralatan,
perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang bisa digunakan manusia dalam
melaksanakan pekerjaannya.
PRINSIP ERGONOMI DALAM MANUSIA-MESIN

Penerapan ergonomi dalam hal perancangan alat kerja yang merupakan aktivitas
rancang bangun (desain) dan atau rancang ulang (redesain) yang disesuaikan dengan
kemajuan teknologi dengan tanpa melupakan unsur anatomi, psikologi, lingkungan
dan kesehatan kerja

untuk memudahkan proses perancangan atau perbaikan suatu produk atau alat bantu
kerja, maka diperlukan pemahaman tentang antropometri, yaitu : Ilmu yang
mempelajari proporsi ukuran dari setiap bagian tubuh manusia.
STUDI KASUS
PT BD-Surabaya

PT BD-Surabaya adalah sebuah industri manufaktur yang menghasilkan produk travo


yang fungsi utamanya untuk menaik/turunkan tegangan listrik. Ada dua bagian utama
dari produk ini yaitu bagian dalam (inner part) dan bagian luar (outer part). Bagian
dalam lebih merupakan komponen-komponen rangkaian listrik yang akan menentukan
fungsi-guna utama produk ini, sedangkan bagian luar tangki travo dan radiator
merupakan bagian penunjangnya.
STUDI KASUS
Dengan memperhatikan kondisi dan cara kerja yang tidak produktif serta berlangsung
berulang kali seperti ini, maka penelitian akan mengembangkan solusi alternatif
berupa perancangan alat bantu (semacam ”fixture”) yang akan mampu mempercepat
proses penyetelan dan memperingan beban kerja operator pengelasan.

Rancangan fasilitas bantu dibuat dengan mengikuti kaidah-kaidah teknis dan sekaligus
ergonomis, seperti stasiun kerja yang dirancang secara benar akan mampu
memberikan keselamatan dan kenyamanan kerja bagi operator yang selanjutnya akan
berpengaruh secara signifikan didalam menentukan tingkat kinerjanya.
STUDI KASUS

Proses penyetelan dan pengelasan tangki travo selama ini dilakukan dengan metode
kerja yang cenderung konvensional, mengabaikan prinsip-prinsip kerja ergonomis
kondisi tersebut bisa dilihat dari lamanya waktu proses pengerjaan, terutama untuk
proses penyetelan (setting-up) sebelum proses pengelasan tangki.

Tanpa disadari hal tersebut akan mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan produktivitas
kerja . Sebagaimana lazimnya yang terjadi di industri acap kali posisi dan tata cara
kerja operator tidak dirancang dengan baik, sehingga kinerja operasional menjadi
tidak optimal dan di sisi lain kondisi kerja tersebut akan mempercepat kelelahan dan
menimbulkan banyak keluhan, rasa sakit maupun cedera pada anggota tubuh
operator pada jangka pendek maupun panjang.
STUDI KASUS

Adanya alat bantu akan menyebabkan berubahnya posisi maupun tata cara (metode)
kerja yang harus dilakukan oleh operator. Dengan memberikan pelatihan dan
sosialisasi penggunaan peralatan bantu, maka diharapkan operator akan bisa
memahami dan menerima tata cara kerja yang baru yang lebih ergonomis dan
produktif.
STUDI KASUS

Tabel 1. Perbandingan Kondisi Kerja Sebelum dan Sesudah Menggunakan Alat Bantu
(Stasiun Kerja Proses Penyetelan)
STUDI KASUS

Perkebunan Salak di Daerah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sepertiga penduduk kabupaten ini
bekerja di sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan sawah seluas 230,57 Km2 dan tegalan
62,48 Km2. Kabupaten Sleman merupakan sentra penghasil salak pondoh, dengan total produksi
574.750 Kw/tahun
STUDI KASUS

Saat ini proses produksi pertanian salak masih dilakukan secara tradisional mulai dari
penanaman, pemanenan hingga pembabatan. Proses pemanenan dan pembabatan
salak menggunakan sabit yang tidak ergonomis sehingga banyak salak yang
rusak saat di panen dan tidak jarang petani tertusuk duri pohon salak karena ujung
handle sabit yang terlalu pendek. Selain itu petani juga sering mengalami keluhan fisik
dan kelelahan karena sabit yang digunakan cukup berat dan kurang tajam.

Posisi buah salak berada di depan bagian bawah petani dengan menggesekkan sabit
berulang kali kebagian tandan salak sampai buah salak
terlepas dari tandannya. Kondisi kerja seperti ini membuat petani mengalami keluhan
di bagian ibu jari, otot ibu jari, telapak tangan bawah, telapak tangan atas dan
pergelangan tangan.
STUDI KASUS
Berdasarkan permasalahan diatas, pada penelitian ini dilakukan perancangan alat kerja
pada perkebunan salak pondoh berupa sabit menggunakan metode QFD. Desain sabit
akan disesuaikan berdasarkan umur rata-rata petani salak, kondisi kerja dan dimensi
tubuh petani. Desain alat yang disesuaikan dengan kondisi kerja dan dan di desain
dengan data antropometri akan tercipta keharmonisan antara alat kerja dan
pemakaianya

QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan
pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dengan demikian maka desain dengan QFD lebih menekankan pada desain
yang mengikuti selera dan kebutuhan konsumen, sehingga produk yang dibuat sesuai
dengan harapan pengguna. Kebutuhan atau harapan pelanggan ini disebut dengan
suara konsumen. Desain dengan menggunakan QFD terdiri dari dari empat fase desain.
STUDI KASUS
Tahap perancangan QFD mengikuti langkah-langkah operasional sebagai berikut:

a. Tahap pembentukan diagram House of Quality (HOQ) yang diawali dengan


menterjemahkan Voice of Customer (VOC) ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan tingkat kepentingan konsumen.
2) Menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam karakteristik desain dan
Menentukkan hubungan antara masing-masing karakteristik konsumen dengan
karakteristik desain.
3) Menentukkan target perusahaan terhadap masing-masing karakteristik desain yang
ada.
4) Membentuk matrik korelasi yang menunjukkan hubungan antar masing-masing
karakteristik desain yang ada.
5) Produk lama dan produk baru dibandingkan berdasarkan karakteristik desain yang
diperoleh pada tahap awal.
STUDI KASUS
b. Tahap Part Deployment, berdasarkan HOQ maka dapat ditentukan faktor teknik
yang memungkinkan untuk diperbaiki.

c. Tahap Perencanaan Proses, tahapan analisis ini diawali dengan pembuatan peta
proses pembuatan sabit, dari peta proses kemudian dihubungkan dengan part kritis
yang dihasilkan dari matrik sebelumnya.

d. Tahap Perencanaan Produksi, tahap ini merupakan tahap terakhir untuk mengetahui
tindakan yang perlu diambil untuk perbaikan performa perancangan produk.
STUDI KASUS
Setelah dilakukan perancangan ulang sabit yang ergonomis dengan metode QFD
melalui pendekatan ergonomi partisipatori terhadap handle sabit dan mata pisaunya,
didapatkan desain sabit dengan handle bertekstur gelombang untuk mengurangi licin
saat dipakai, selain itu lengkungan mata pisau dibuat menjadi lebih panjang dan
tajam.

Perubahan alat bantu kerja berupa sabit hasil rancangan ulang yang ergonomis
dengan metode QFD melalui pendekatan ergonomi partisipatori, memberikan
penurunan terhadap tingkat keluhan muskuloskeletal sebesar 34,51%, penurunan
tingkat kelelahan sebesar 13,74%, dan peningkatan produktivitas sebesar 43,95%.
KESIMPULAN
Manusia sebagai operator harus mempunyai kemampuan kerja, kecerdasan, kecepatan
dan kecakapan dalam kerja. Keserasian antar manusia dan mesin sangat dibutuhkan
untuk menjamin bahwa proses kerja dapat mencapai hasil yang optimal. Bila hubungan
kerja antara pekerja (manusia) dengan mesin bekerja secara baik maka produktivitas
tinggi dan efisiensinya pun juga tinggi.

Anda mungkin juga menyukai