DISUSUN OLEH :
ADINDA AYU 181000219
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Redesign Meja dan
Kursi Belajar” dengan tepat waktu.
Makalah “Redesign Meja dan Kursi Belajar” disusun guna memenuhi tugas Ibu
Eka Lestari Mahyuni, SKM, M. Kes. Selain itu, saya berharap tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada saya dan pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Eka Lestari
Mahyuni, SKM, M. Kes selaku dosen mata kuliah Ergonomi yang telah membantu
dan membimbing saya dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Duduk memerlukan lebih sedikit tenaga dari pada berdiri, karena hal itu dapat
mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seseorang yang bekerja sambil
duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Namun,
sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab adanya masalah masalah
punggung, sebab tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat
duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring. Perancangan kursi kerja
harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan, postur yang diakibatkan, gaya yang
dibutuhkan, 8 arah visual (pandangan mata), dan kebutuhan akan perlunya mengubah
posisi (postur). Kursi tersebut haruslah terintegrasi dengan bangku atau meja yang
sering dipakai. Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah dirancang dengan
metoda ‘floor-up’ yaitu dengan berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari
adanya tekanan di bawah paha. Sebaiknya tidak memasang pijakan kaki (foot-rest)
yang juga akan menggangu ruang kerja kaki dan mengurangi fleksibilitas postur atau
posisi. Setelah ketinggian kursi didapat kemudian barulah menentukan ketinggian
meja kerja yang sesuai dan konsisten dengan ruang yang diperlukan untuk paha dan
lutut. Jika meja dirancang untuk tetap (tidak dapat dinaik-turunkan), maka perancanan
kursi hendaklah dapat dinaik turunkan sesuai dengan ketinggian meja, sehingga perlu
adanya pijakan kaki (foot-rest). Menurut Nurmianto, (1998) dalam system
pengembangan produk kursi, terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan,
antara lain :
1) Stabilitas produk; diharapkan suatu kursi mempunyai empat atau lima kaki untuk
menghindari ketidakstabilan produk. Kursi lingkar yang berkaki lima hendaklah
dirancang dengan posisi kaki kursi berada pada bagian luar proyeksi tubuh. Adapun
kursi dengan kaki gelinding (roller-feet) sebaiknya dirancang untuk permukaan yang
berkarpet, karena akan terlalu bebas (mudah) menggelinding pada lantai-vynill.
2) Kekuatan produk; kursi kerja haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga
kompak dan kuat dengan konsentrasi perhatian pada bagiab-bagian yang mudah retak
dilengkapi sistem mur-baut ataupun keling-pasak pada bagian sandaran tangan (arm-
rest) dan sandaran punggung (back-rest). kursi kerja tidak boleh dirancang pada
populasi dengan persentil kecil dan seharusnya cukup kuat untuk menahan beban pria
yang berpersentil 99th.
3) Mudah dinaik-turunkan (adjustable); ketinggian kursi kerja hendaklah mudah
diatur pada saat kita duduk, tanpa harus turun dari kursi.
4) Sandaran punggung; penting untuk menahan beban punggung ke arah belakang
(lumbar spine). Hal itu haruslah dirancang agar dapat digerakkan naik-turun maupun
maju mundur. Selain itu, harus pula dapat diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai
dengan bentuk punggung.
5) Fungsional; bentuk tempat duduk tidak boleh menghambat berbagai macam
alternatif perubahan postur (posisi).
6) Bahan material; tempat dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material
yang cukup lunak.
7) Kedalaman kursi sesuai dengan dimensi panjang antara lipatan lutut (popliteal) dan
pantat (buttock);
8) Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil populasi
9) Lebar sandaran punggung sama dengan lebar punggung wanita 5 percentil
populasi;
10) Bangku tinggi harus diberi pijakan kaki yang dapat digerakkan naik-turun.
Dalam perancangan meja kerja tinggi meja kerja harus disesuaikan dengan posisi
kerja yang dilakukan oleh pengguna meja. Untuk mendesain ketinggian landasan
kerja untuk posisi duduk secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian
landasan kerja pada posisi berdiri (Tarwaka, 2010). Untuk mendesain landasan kerja
berupa meja dengan posisi kerja duduk perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:1) Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian (menulis, membaca, mengetik
dan merakit) dengan maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian
belakang, maka tinggi landasan kerja adalah 5–10 cm di atas tinggi siku duduk.2)
Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, maka tinggi landasan
kerja adalah 10–15 cm di bawah tinggi siku duduk.3) Panjang meja Ukuran panjang
meja berpedoman pada panjang jangkauan tangan 5 per centil ukuran terbesar dari
sampel (Al-Saleh, et al., 2013). 4) Lebar mejaUkuran lebar meja
minimumberpedoman pada jangkauan tangan 95 per centil ukuran terkecil dari
sampel (Al-Saleh, et al., 2013).
Lay-Out dalam daerah kerja, untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam
wilayah kerja yang normal, maka tidaklah cukup dengan mengoptimasi lay-out
tempat kerja. Namun, lay-out tersebut seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi
alami yang baik
Sebelum redesign, dengan ukuran ruangan belajar 4x4 m² dengan tinggi ruangan
4 m. Ukuran meja belajar dengan panjang 40 cm, lebarnya dengan ukuran 91 cm, dan
tingginya berukuran 72 cm. Pada bagian kursi dengan ukuran panjangnya 45 cm,
lebarnya dengan ukuran 42 cm, dan tingginya berukuran 37 cm. Jarak pandangan dari
mata ke layar 51 cm dan tinggi laptop 22,4 cm.
Pada bagian kursi didesign awal tidak memiliki sandaran untuk menahan beban
punggung kearah belakang (lumber spine) dan tidak memiliki penyanggang tangan
untuk menompang beban kedua tangan, yang berakibatkan pegal bagian punggung
dan tangan. Dengan tinggi kursi rendah yang mengakibatkan ketidaknyamaan saat
belajar berlangsung.
Pada bagian meja yang lebih rendah mengakibatkan postur tubuh saat belajar
membungkuk dan menyebabkan pegal pada tungkuk leher serta jangkauan tangan
terhadap computer juga menjadi tidak efisien. Jarak pandang mata terhadap layar
komputer tidak tegak lurus akibatnya kepala menunduk kearah bawah mengikuti
mengikuti arah meja belajar. Pada bagian kanan meja terdapat printer yang
menyebabkan tangan kanan menggerakan mouse tidak leluasa menggunakannya yang
membuat tidak nyaman.
Duduk untuk jangka waktu yang lama menyebabkan peningkatantekanan dari
punggung, leher, lengan dan kaki dan dapat menambahkansejumlah besar tekanan
pada otot punggung dan diskus tulangbelakang. Beberapa struktur anatomis elemen-
elemen tulang punggung bawah antara lain : tulang, ligamen, tendon, diskus, otot dan
saraf diduga memiliki peran yang besar untuk menimbulkan rasa nyeri.
Sesudah redesign, Pada bagian meja belajar sudah berubah ukurannya dengan
panjang 80 cm, lebar dengan ukuran 150 cm, dan tingginya dengan ukuran 77 cm.
Bagian meja juga menambahan laci meja belajar membuat barang-barang diletakan di
dalam laci meja belajar. Pada bagian di atas meja sudah berubah posisi printer dari
sebelumnya bagian kanan yang membuat tangan kanan menggerakan tidak leluasa
menggerak mouse ketika sedang belajar berubah ke bagian sebelah kiri meja, dan
penambahan aroma terapi diatas meja.
Dengan design meja belajar seperti membuat lebih nyaman ketika sedang belajar,
dikarenakan pada bagian kursi sudah lebih tinggi dari sebelumnya dengan ukuran 53
cm, panjangnya dengan ukuran 52 cm, dan lebarnya dengan ukuran 82 cm. Ketika
setelah di design jarak pandangan dari mata ke layar 51 cm.
Pada bagian kursi juga sudah memiliki sandaran punggung membuat menopang
beban punggung, dan memiliki sandaran tangan yang membuat tahan bisa beristirahat
atau menompang beban tangan.
Penambahan catatan kecil dan kalender membuat area meja belajar lebih rapi dan
lebih leluasa serta lebih nyaman saat ingin meletakkan barang seperti buku-buku,
binder dan laptop.
BAB III
SEBELUM REDESIGN DAN SESUDAH REDESIGN
A. Sebelum Redesign
B. Sesudah Redesign
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto, Eko. 2020. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi ke-2.
Surabaya. Prima Printing.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi ke-1.
Surabaya. Prima Printing.