Anda di halaman 1dari 29

JURNAL

ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 2


“EKONOMI GERAKAN”

Dosen Pengampu:
Tri Widodo,
ST.,MT Di Susun
Oleh:
Muammar Fayzulhaq (2126201039)

TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan anugrah-Nya, sehingga penulisan makalah ini yang berjudul pada
“EKONOMI GERAKAN” akhirnya dapat terselesaikan dengan baik, walaupun kami yakin
masih banyak kekurangannya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini, pemahaman dan pemanfaatan konsep-konsep ilmu Matematika sangat
diperlukan, khususnya materi “EKONOMI GERAKAN” yang berhubungan erat dengan ilmu
keteknikan industri, sehingga meteri-materi ini yang akan dibahas atau di pelajari oleh kita
semua dapat bermanfaat dengan baik, dan materi yang akan kami bahas disini adalah dan
penulisan makalah berjudul “EKONOMI GERAKAN” bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ergonomi dan Perncangan Sistem Kerja 2.

Dan kami mengharapkan semoga semua mahasiswa jurusan pendidikan teknik


industri dapat memahami, memperdalam ilmu tentang, sesuai dengan jurusan pendidikan
teknik industri tersebut. Dalam kesempatan ini izinkan kami menyampaikan rasa terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, arahan dan
sekaligus dukungannya hingga pada akhirnya kami dapat meyelesaikan penulisan makalah
ini.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.

Tangerang Selatan, 27 Juli 2023

Muammar Fayzulhaq

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................................6
2.1 Tujuan Dari Ekonomi Gerakan........................................................................................................6
2.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Dengan Anggota Tubuh Manusia..........................................................6
2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Yang Berhubungan Dengan Tempat Kerja............................................7
2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan Yang Berhubungan Dengan Perancangan Alat dan Peralatan Kerja
Yang Di Gunakan........................................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................9
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian.................................................................................................................9
3.2 Studi Gerakan Untuk Menganalisa Metode Kerja yang Efektif dan Efesien................................10
3.3 Gerakan-Gerakan Fundamental Untuk Pelaksanaan Kerja Manual (THERBLIGS).....................11
3.4 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung...............................................13
3.6 Penetapan Jumlah Siklus Kerja yang Diamati...............................................................................15
3.7 Peta – Peta Kerja............................................................................................................................16
BAB IV PEMBAHSAN............................................................................................................................19
4.2 Dampak implementasi ergonomi gerak pada kesehatan pekerja...................................................20
4.3 Analisis biaya dan manfaat penerapan ergonomi gerak................................................................21
5.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................24
5.2 SARAN..........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja
yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip–prinsip ekonomi gerakan (the
principles of motion economy) yang dapat menganalisa gerakan–gerakan kerja setempat
yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan–kegiatan kerja yang
berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.
Ekonomi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian
badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat memungkinkan
dilakukannya gerakan– gerakan yang ekonomis. Ekonomi gerakan sangat berhubungan
erat dengan studi gerakan yang merupakan analisa yang dilakukan pada bagian–bagian
badan pekerja dengan harapan agar gerakan–gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi
atau juga dihilangkan agar diperoleh penghematan dalam hal waktu kerja dan menghemat
pemakaian fasilitas–fasilitas yang tersedia dari segi ekonomisnya.
Pekerjaan yang dilakukan manusia tidak terlepas dari sistem kerja yang dapat
mendukung pekerjaan tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas
yang baik dan kuantitas yang optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengaturan
sistem kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang baik dan meningkatkan produktivitas
kerja. Studi gerakan merupakan salah satu metode perancangan kerja dengan cara
melakukan proses analisis terhadap beberapa gerakan bagian badan dalam menyelesaikan
pekerjaan. Analisis diarahkan khususnya untuk dapat menghilangkan gerakan – gerakan
yang tidak efektif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu kerja maupun pemakaian
peralatan atau fasilitas kerja. Dalam proses analisis gerakan – gerakan, pertama – tama
suatu pekerjaan diuraikan menjadi gerakan dasar pembentukannya. Gerakan dasar ini
dikembangkan oleh Frank B. Gilberth dan Lilian Gilberth yang dinamakan THERBLIG
dan berjumlah 17 gerakan.

3
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian dalam ergonomi ekonomi gerak harus
mempertimbangkan hubungan antara aspek ekonomi dengan ergonomi gerak. Ergonomi
gerak adalah cabang ergonomi yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
lingkungannya dalam konteks gerakan tubuh, sedangkan ekonomi adalah studi tentang
produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya.

Dalam merumuskan masalah penelitian di bidang ergonomi ekonomi gerak,


pertimbangkan aspek berikut:

1. Pengaruh ergonomi gerak terhadap produktivitas pekerja: Apakah ada hubungan


antara kenyamanan dan efisiensi gerakan tubuh dengan produktivitas pekerja di
berbagai sektor ekonomi?

2. Dampak implementasi ergonomi gerak pada kesehatan pekerja: Bagaimana


penggunaan teknik ergonomi yang tepat dapat mempengaruhi kesehatan fisik pekerja
dan dampaknya pada kinerja mereka?

3. Analisis biaya dan manfaat penerapan ergonomi gerak: Bagaimana estimasi biaya
implementasi ergonomi gerak dibandingkan dengan manfaat yang dihasilkan dalam
konteks ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dalam bidang ergonomi ekonomi gerak adalah untuk memahami,
menganalisis, dan mengoptimalkan interaksi antara aspek ekonomi dan ergonomi gerak
dalam konteks pekerjaan, bisnis, atau lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa tujuan
penelitian yang dapat dijelaskan lebih lanjut:
1. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi: Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi cara-cara di mana penerapan prinsip-prinsip ergonomi gerak dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor ekonomi. Dengan
memahami bagaimana gerakan tubuh yang efisien dan ergonomis dapat
mempengaruhi kinerja pekerjaan, penelitian ini berupaya untuk membantu organisasi
mencapai hasil yang lebih baik.
2. Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Pekerja: Tujuan ini fokus pada penelitian
bagaimana aspek-aspek ergonomi gerak dapat mempengaruhi kesehatan dan

4
kesejahteraan pekerja. Penelitian ini dapat membantu mengurangi cedera dan penyakit
terkait pekerjaan, meningkatkan kualitas hidup pekerja, dan mengurangi absensi yang
disebabkan oleh masalah kesehatan.
3. Mengurangi Biaya Operasional: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
bagaimana penerapan ergonomi gerak yang tepat dapat membantu mengurangi biaya
operasional perusahaan. Dengan mengurangi kecelakaan dan cedera kerja,
mengurangi kelelahan dan stres pekerja, serta meningkatkan produktivitas, biaya yang
terkait dengan absensi, perawatan medis, dan ganti rugi dapat dikurangi.
4. Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Kerja: Penelitian ini berfokus pada
pengembangan teknik dan perangkat ergonomi gerak yang dapat meningkatkan
keamanan dan keselamatan kerja. Tujuan ini penting untuk mencegah kecelakaan dan
cedera serius yang dapat terjadi karena gerakan tubuh yang tidak tepat atau posisi
yang buruk.
5. Mengoptimalkan Desain Produk dan Layanan: Tujuan ini mencakup penelitian
tentang bagaimana prinsip-prinsip ergonomi gerak dapat diterapkan dalam desain
produk dan layanan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan kepuasan
pelanggan. Hal ini dapat membantu meningkatkan daya saing perusahaan di pasar
ekonomi.
6. Kontribusi pada Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan: Penelitian dalam bidang ini
mencari cara bagaimana ergonomi gerak dapat berkontribusi pada pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan dampak sosial dan
lingkungan dari praktik-praktik ekonomi, tujuan ini berusaha untuk menciptakan
ekonomi yang seimbang, inklusif, dan berkelanjutan.

Semua tujuan penelitian di atas bertujuan untuk memberikan wawasan dan


pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara ergonomi gerak
dengan aspek ekonomi, serta memberikan rekomendasi praktis bagi perusahaan,
pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan
ekonomi yang lebih berdaya saing.

5
BAB II
PENGERTIAN EKONOMI GERAK

2.1 Tujuan Dari Ekonomi Gerakan


Untuk menganalisis dan mengevaluasi metode kerja, prinsip-prinsip ekonomi gerakan
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Prinsip ekonomi gerakan dapat
digunakan untuk menganalisis gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah
stasiun kerja dan dapat juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara
menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain.
Prinsip ekonomi gerakan secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu (Barnes, 1980):
a. Prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan penggunaan
badan/anggota tubuh manusia.
b. Prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan tempat kerja berlangsung.
c. Prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan perancangan alat dan

peralatan kerja yang digunakan.

2.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Dengan Anggota Tubuh Manusia

Pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan, faktor manusia dalam pekerjaannya sangat


penting untuk dipelajari, karena yang diinginkan oleh prinsip-prinsip tersebut antara lain
adalah kenyamanan dalam bekerja, tetapi dalam produktivitas yang tinggi, hal ini dapat
dicapai dengan mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam
bekerja (Sutalaksana, dkk 1979). Barnes (1980) dan Sutalaksana, dkk (1979) membagi
prinsip ekonomi gerakan yang berhubungan dengan penggunaan badan/anggota tubuh
manusia menjadi 9 prinsip utama yaitu:

a. Kedua tangan seharusnya memulai dan menyelesaikan pergerakan pada waktu


yang bersamaan.
b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama, kecuali selama
waktu istirahat.

6
c. Pergerakan tangan sebaiknya saling berlawanan arah dan simetris secara
bersamaan.
d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya menggerakkan tangan
atau bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya.
e. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam
pekerja.
f. Gerakan yang perubahan arahnya halus dan kontinu, lebih baik dari pada gerakan
yang patah-patah dan banyak perubahan arah, karena akan memperlambat
penyelesaian pekerjaan tersebut
g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan
yang dikendalikan.
h. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan
irama kerja kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi pekerja.
i. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Gerakan mata kadangkadang tidak dapat
dihindarkan dari pekerjaan terutama bila pekerjaannya harus menghadapi jenis
pekerjaan tersebut.

2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Yang Berhubungan Dengan Tempat Kerja


Dalam pengaturan tata letak tempat kerja juga perlu diterapkan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan agar pekerjaan yang dilakukan dapat selesai mudah dan cepat. Prinsip-
prinsip ekonomi gerakan yang digunakan adalah (Barnes, 1980, Sutalaksana, dkk 1979):

a. Sebaiknya semua peralatan dan bahan kerja terletak pada tempat yang tetap dan
telah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pekerja dalam mengambil
bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan peralatan sudah tetap, waktu
yang digunakan untuk mencari peralatan atau bahan tersebut dapat dihilangkan.

7
b. Peralatan, bahan dan control sebaiknya diletakkan pada tempat/ lokasi yang
mudah dan cepat untuk dijangkau. Dari analisa Therblig sudah diketahui bahwa
untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih singkat
dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Oleh karena itu semua bahan dan peralatan
sedapat mungkin harus diatur tata letaknya menurut prinsip diatas. Selain hal
diatas, manusia juga mempunyai keterbatasan dalam jarak jangkaunya sehingga
untuk pengaturan tata letak bahan dan peralatannya, hal ini pun harus
dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya.
c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan
prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang
dekat dan mudah untuk diambil.
d. Sebaiknya menyediakan tempat khusus untuk benda/objek yang telah selesai dibuat
e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan terbaik.
f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif
berdiri atau duduk dalam melakukan pekerjaan merupakan suatu hal yang
menyenangkan.
g. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga pekerja yang mendudukinya
bersikap (mempunyai postur yang baik).
h. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan Yang Berhubungan Dengan Perancangan Alat dan
Peralatan Kerja Yang Di Gunakan

Pada perancangan peralatan sebaiknya diterapkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan


agar peralatan yang digunakan pekerja tetap nyaman saat digunakan. Dalam perancangan
peralatan diterapkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan berikut : (Barnes, 1980,
Sutalaksana, dkk1979):
a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari
perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat
ditingkatkan.
b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.

8
c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
memegang dan menyimpan.
d. .Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendirisendiri, misalnya seperti
pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus disesuaikan
dengan kekuatan masing-masing jari.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Ergonomi Ekonomi Gerak adalah bidang interdisipliner yang memadukan prinsip-
prinsip ergonomi (ilmu tentang interaksi antara manusia dan lingkungan kerja) dengan
aspek-aspek ekonomi yang berkaitan dengan gerakan tubuh dalam konteks pekerjaan dan
produktivitas. Jenis dan sifat penelitian dalam ergonomi ekonomi gerak dapat bervariasi
tergantung pada tujuan penelitian dan pendekatannya. Berikut adalah beberapa jenis dan
sifat penelitian yang mungkin relevan dalam bidang ini:

1. Penelitian Deskriptif: Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan dan


menggambarkan fenomena atau karakteristik tertentu yang terjadi dalam praktik
ergonomi ekonomi gerak. Contohnya adalah menggambarkan bagaimana pekerjaan
dilakukan dan gerakan tubuh yang dilibatkan dalam berbagai sektor ekonomi.
2. Penelitian Eksperimental: Penelitian eksperimental berfokus pada mengidentifikasi
hubungan sebab-akibat antara variabel dalam ergonomi gerak dan aspek ekonomi
tertentu. Penelitian ini melibatkan manipulasi variabel independen untuk melihat
bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi variabel dependen, misalnya,
bagaimana perubahan desain meja kerja mempengaruhi produktivitas pekerja.
3. Penelitian Kuantitatif: Penelitian kuantitatif menggunakan data dan metode statistik
untuk mengukur dan menganalisis fenomena ergonomi ekonomi gerak. Misalnya,
melakukan survei untuk mengukur tingkat kepuasan pekerja terhadap desain
ergonomis di tempat kerja atau menghitung tingkat efisiensi dan produktivitas
berdasarkan parameter gerakan tubuh tertentu.
4. Penelitian Kualitatif: Penelitian kualitatif berfokus pada pemahaman mendalam
tentang persepsi, sikap, dan pengalaman individu atau kelompok terkait dengan
ergonomi ekonomi gerak. Metode kualitatif seperti wawancara, studi kasus, atau
observasi

9
partisipatif dapat digunakan untuk memahami konteks dan dinamika interaksi
manusia dengan lingkungan kerja.
5. Penelitian Longitudinal: Penelitian longitudinal melibatkan pengumpulan data dari
responden selama periode waktu tertentu untuk memantau perubahan dalam ergonomi
gerak dan dampaknya pada aspek ekonomi seiring waktu. Penelitian ini membantu
memahami tren jangka panjang dan dampak dari intervensi ergonomi.
6. Penelitian Interdisipliner: Penelitian ergonomi ekonomi gerak sering melibatkan
kerjasama lintas disiplin ilmu, seperti ergonomi, ilmu ekonomi, kesehatan kerja,
teknik industri, dan psikologi kerja. Penelitian interdisipliner ini memungkinkan
penggalian pemahaman yang lebih komprehensif tentang aspek kompleks ergonomi
ekonomi gerak.

Sifat penelitian dalam ergonomi ekonomi gerak adalah ilmiah dan berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan manusia di tempat kerja, peningkatan produktivitas, dan
pengembangan lingkungan kerja yang aman dan efisien. Penelitian ini juga memiliki
implikasi praktis, yang berarti bahwa temuan penelitian dapat diterapkan secara
langsung dalam perencanaan dan perbaikan lingkungan kerja untuk meningkatkan
kinerja ekonomi dan kesejahteraan pekerja.

3.2 Studi Gerakan Untuk Menganalisa Metode Kerja yang Efektif dan Efesien

Studi gerakan atau lazimnya disebut dengan “motion study” adalah suatu study
tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standart untuk penyelesaian suatu
pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efesien. Untuk memperoleh
hal tersebut maka perlu diperhatikan terlebih dahulu kondisi pekerjaan yang ada yaitu
kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan kerja yang ekonomis.

Studi mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan yaitu studi yang menitik-
beratkan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Setelah kondisi pekerjaan
yang baik diperoleh maka kemudian dilakukan studi gerakan dengan analisa secara
seksama sebagai gerakan tubuh manusia (umumnya gerakan tangan) yang ditunjukkan
untuk menyelesaikan pekerjaan.Maksud utama dari studi gerakan adalah untuk
mengeleminir atau mengurangi gerakan-gerakan yang lebih efektif. Sebagai hasilnya
maka diharapkan

10
bahwa pekerjaan akan dilaksanakan secara lebih mudah dai bisa ditingkatkan.Didalam
aktivitas studi gerakan maka orang yang dianggap paling menonjol jasanya adalah Frank
dan Lillian Gilberth. Gilberth telah mengawali studi gerakan manual dan
mengembangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi gerakan yang sampai sekarang masih
dipertimbangkan sebagai landasan pokok untuk melakukan studi gerakan. Disamping itu
Gilberth juga berhasil menciptakan teknik-teknik pembuatan atau perekaman gambar-
gambar detai yang dikenal sebagai micromotion studies (bermanfaat didalam usaha
mempelajari gerakan kerja manual yang dilakukan secara cepat dan berulang-ulang).

Studi gerakan umumnya diklasifikasikan kedalam dua macam studi, yaitu visual
motion study dan Micromotion studi umumnya lebih sering diaplikasikan karena
dianggap jauh lebih ekonomis. Disini hanya dilakukan sekedar pengamatan secara visual
terhadap operasi kerja yang berlangsung dan kemudian dibuat suatu peta yang dikenal
sebagai operator process chart dengan mengaplikasikan symbol-simbol therbligs. L

angkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yang


ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Untuk Mikromotion
study dalam pelaksanaannya akan membutuhkan biaya yang jauh lebih tinggi (sekitar
empat kali lipat dibandingkan dengan Visual Motion Study), biasanya dipergunakan
untuk pekerjaan- pekerjaan yang berlangsung cepat dan berulang-ulang. Disini analisa
bisa dilakukan lebih detail karena dipergunakan peralatan khusus (movie camera) untuk
merekam gerakangerakan kerja yang berlangsung. Dengan menggunakan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan telah diuraikan diatas mana direncanakan kondisi kerja yang serasi bagi
suatu pekerjaan.

3.3 Gerakan-Gerakan Fundamental Untuk Pelaksanaan Kerja Manual


(THERBLIGS)
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung hal yang pasti sudah
terlihat adalah gerakan-gerakan yang membentuk kerja tersebut. Untuk mempermudah
menganalisa terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari perlu dikenal terlebih dahulu
gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan maksud ini,
maka Frank dan Lillian Gilberth telah berhasil menciptakan symbol atau kode dari gerakan-
gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama Therblig(dieja dari nama Gilberth secara
terbalik). Disini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja kedalam 17 gerakan dasar

11
Therblig.Sebagian besar dari elemen-elemen dasar therbligs merupakan gerakan tangan yang
biasa terjadi apabila suatu pekerjaan terjadi, terlebih-lebih bila bersifat manual. Suatu
pekerjaan dapat diuraikan menjadi beberapa elemen gerakan untuk mana studi dilakukan
guna mendapatkan rangkaian gerakan yang lebih efesien.

Suatu pekerjaan yang akan mempunyai uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan
dengan pekerjaan yang lain tergantung pada jenis pekerjaan tersebut.Biasanya pula setelah
gerakan meimilih dilakukan akan diikuti gerakan memeriksa (inspection) gerakan memilih ini
termasuk elemen-elemen Therbligh yang diklasifikasikan tidak efektif sehingga sedapat
mungkin gerakan ini dihindarkan. Therbligs ini oleh Gilberth dinyatakan dalam symbol-
simbol gambar dan warna tertentu, seperti yang terlihat pada tabel 2.1. berikut. Secara garis
besar masing-masing Therbligs tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:

Sumber: Sritomo Wignjosoebroto : Ergonomi Studi Gerak dan Waktu

12
3.4 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Penelitian kerja dan analisa metoda kerja pada dasarnya akan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana (how) suatu macam pekerjaan akan diselesaikan. Dengan
mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja
tersebut, Maka akan diperoleh alternative metoda pelaksanaan kerja yang dianggap
memberikan hasil yang paling efektif dan efesien. Suatu pekerjaan akan dikatakan
diselesaikan secara efesien apabila waktu penyelesaian nya berlangsung paling singkat

Untuk menghitung waktu baku (standart time) penyelesaian pekerjaan guna memilih
alternative metoda kerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-
teknik pengukuran kerja (work measurement atau time time study). Pengukuran waktu kerja
ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan
guna menyelesaikan pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metoda penetapan
keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang
dihasilkan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk:

1. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja).

2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja.

3. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi

karyawan/pekerja yang berprestasi.

4. Penjadwalan produksi dan penganggaran.

5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

Waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seseorang pekerja yang
memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. DisIni sudah meliputi
kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang
harus diselesaikan tersebut

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi atau
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan
pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena
pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan yang diukur
dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan

13
menggunakan

14
jam henti (stopwatch time-study) dan sampling kerja (work sampling), sebaliknya cara tidak
langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa sipengamat harus ditempat pekerjaan
yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja
dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan
melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemenelemen gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam
aktivitas data waktu baku (standart data) dan data waktu gerakan (predetermined time
system).

Pengukuran kerja secara langsung, terutama pengukuran dengan jam henti adalah
merupakan aktivitas yang mengawali dan menjadi landasan untuk kegiatan-kegiatan
pengukuran kerja yang lain.

3.5 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti (Stop Watch Time
Study) Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stop watch time study)
diperkenalkan pertama kali oleh Frenderick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metoda ini
pertama kali baik
diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang
(repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan
suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standart penyelesaian
pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama seperti itu.
Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini dapat diuraikan sebagai berikut (secara sistematis juga dapat dilihat dalam gambar
2.3.)

1. Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan
maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan
supervisor yang ada.
2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti
lay out, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan,
dan lain-lain.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam
batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan
elemen-elemen kerja tersebut

15
5. Tetaka siklus kerja yang harus diukur dan catat. Teliti apakah jumlah siklus kerja
yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak, test pula keseragaman
data yang diperoleh.

16
6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang
diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performans ini ditetapkan oleh
setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditunjukkan untuk performance
operator.Untuk elemen kerja yang secara penuh dilaksanakan oleh mesin, maka
performance dianggap normal (100%).
7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan operator
tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.
8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu
longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti
kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan. Dan istirahat yang
dibutujkan oleh pekerja.
9. Tetapkan waktu kerja baku (standart time) yaitu jumlah total antara waktu normal
dan waktu longgar.

3.6 Penetapan Jumlah Siklus Kerja yang Diamati


Waktu diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya akan
sedikit berbeda dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal
dan uniform, tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa diselesaikan
dalam waktu yang persis sama. Variasi dari nilai waktu ini bisa disebapkan oleh beberapa hal,
salah satu diantaranya bisa terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau
berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stop watch. Dengan standarisasi
yang ketat dari raw material yang digunakan, pemilihan perkakas dan peralatan kerja yang
baik, kondisi kerja yang memenuhi persyaratan ergonomis, dan pemilihan operator yang
terampil, variasi dalam data waktu yang bisa dicatat mungkin tidak terlalu signifikan,
meskipun dalam hal ini masih saja akan dijumpai sedikit perbedaan besaran waktu.

Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya adalah merupakan proses sampling,


konsekwensi yang diperoleh adalah bahwa semakin besar jumlah siklus kerja yang
diamati/diukur maka akan semakin mendekati kebenaran akan data yang diperoleh.
Konsistensi dari hasil pengukuran dan pembacaan waktu oleh stop Watch akan merupakan
hal yang diinginkan dalam proses pengukuran kerja. Semakin kecil variasi atau perbedaan
data waktu yang ada, jumlah pengukuran atau pengamatan yang harus dilakukan juga akan
cukup kecil, sebaliknya semakin besar variabilitas dari data waktu pengukuran akan
menyebapkan
17
jumlah siklus kerja yang diamati juga akan semakin besar agar bisa diperoleh ketelitian yang
dikehendaki. Rumus-rumus berikut ini akan memberikan cara yang sederhana untuk
mengevaluasi kesalahan atau penyimpangan terhadap nilai waktu rata-rata dari suatu elemen
kerja untuk sejumlah siklus pengukuran/pengamatan. Disini diasumsikan bahwa variasi nilai
waktu dari satu siklus pengamatan ke siklus pengamatan yang lainnya adalah disebapkan oleh
faktor-faktor yang serba kebetulan (chance factor). Standard eror dari harga rata-rata untuk
setiap elemen kerja (standard error of the mean).

3.7 Peta – Peta Kerja


Peta kerja adalah suatu prosedur dan suatu kegiatan (pekerjaan) yang digambarkan
dengan peta, tengan dibakukan yang bertujuan untuk mempermudah melakukan kegiatan
(pekerjaan) serta untuk dapat melakukan perbaikan.

Simbol-simbol yang digunakan dalam peta kerja antara lain:

18
1. Suatu Kegiatan adalah bilamana suatu objek diubah (mengalami perubahan)
baik secara fisik maupun kimia.
2. Transportasi adalah suatu kegiatan (proses) dari produksi, jika suatu objek
(benda) dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain, dimana pemindahan ini
harus menggunakan alat (handling)
3. Inspeksi adalah dalam suatu proses produksi jika suatu objek mengalami
pengujian (pemeriksaan) untuk menghasilkan nilai tertentu dari objek tersebut
yang dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan alat indera (panca
indera, mata, rasa, pendengaran dan lain-lain)
4. Delay adalah suatu kegiatan (kejadian) dimana suatu objek menunggu
(terpaksa harus menunggu) untuk selanjutnya diproses kembali (menunggu
diangkut atau menunggu diperiksa).
5. Penyimpanan adalah suatu proses terakhir dan kegiatan proses produksi
dimana suatu objek (benda kerja) yang telah selesai disimpan dalam jangka
tertentu pada proses penyimpanan menggunakan proses tertentu seperti
pencatatan, registrasi, serta tempat penyimpanan tertentu.
6. Kegiatan gabungan operasi dan inspeksi dimana masih ada proses pemeriksaan.

Beberapa Jenis Peta-peta kerja

a. Peta kerja keseluruhan terdiri dari


1. Peta proses operasi
2. Peta aliran proses
3. Peta proses kelompok
4. Diagram alir
5. Peta perakitan
b. Peta Kerja Setempat
1. . Peta tangan kiri dan tangan kanan
2. Peta pekerja dan mesin

19
Tujuan dan Kegunaan Peta Kerja Adalah :

1. Memberikan suatu metode (langkah-langkah yang harus dilakukan) dalam

suatu proses produksi.

2. Digunakan untuk menentukan jumlah kapasitas mesin serta jumlah tenaga

kerja.

3. Dengan peta-peta kerja dapat dilakukan analisis maupun perbaikan terhadap

setiap elemen kerja.

4. Peta kerja merupakan salah satu prosedur standar dari suatu proses produksi.

Peta Kerja Setempat adalah peta-peta kerja yang menggambarkan kegiatan didalam suatu
proses. Peta kerja setempat merupakan bagian dari peta kerja keseluruhan, tujuannya:

a. Sebagai alat analisis terhadap metode kerja untuk proses tertentu

b. Sebagai alat prosedur dalam pekerjaan-pekerjaan yang sangat rumit

Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah peta kerja yang khusus digunakan untuk
menganalisis kegiatan (proses) yang menggunakan tangan (manual) sperti perakitan,
membubut, perbaikan, maintenance, dan pekerjaanpekerjaan lain dimana kegiatan tersebut
hanya dapat dilakukan dengan tangan. Peta kerja dan mesin adalah suatu peta kerja yang
menggambarkan hubungan antara pekerja dengan peralatan (mesin yang digunakan) yang
bertujuan untuk menganalisis optimalisasi penggunaan waktu (efesiensi) yang digunakan
oleh pekerja

20
BAB IV
PEMBAHSAN
4.1 Pengaruh ergonomi gerak terhadap produktivitas pekerja
Ada hubungan antara kenyamanan dan efisiensi gerakan tubuh dengan produktivitas
pekerja di berbagai sektor ekonomi. Prinsip ergonomi gerak berfokus pada perancangan dan
penyesuaian lingkungan kerja untuk memastikan kenyamanan dan efisiensi gerakan tubuh
pekerja. Ketika kenyamanan dan efisiensi diperhatikan, produktivitas pekerja cenderung
meningkat. Berikut adalah beberapa cara di mana ergonomi gerak dapat mempengaruhi
produktivitas pekerja:

1. Mengurangi Ketidaknyamanan: Dengan memperhatikan ergonomi gerak, lingkungan


kerja dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pekerja merasa lebih nyaman saat
menjalankan tugas mereka. Misalnya, desain kursi yang mendukung postur tubuh
yang baik dapat mengurangi ketegangan pada otot dan mengurangi ketidaknyamanan,
sehingga pekerja dapat lebih fokus pada tugas mereka.

2. Meminimalkan Kelelahan: Pekerjaan yang memerlukan gerakan tubuh yang berulang-


ulang atau menuntut postur tubuh yang tidak tepat dapat menyebabkan kelelahan
fisik. Dengan menerapkan ergonomi gerak yang tepat, gerakan tubuh pekerja dapat
dioptimalkan untuk mengurangi kelelahan dan penurunan kinerja akibat beban fisik
yang berlebihan.

3. Meningkatkan Efisiensi Gerakan: Dengan mempertimbangkan ergonomi gerak,


proses kerja dapat dirancang ulang untuk meningkatkan efisiensi gerakan tubuh
pekerja. Misalnya, mengatur alat dan peralatan kerja sehingga mudah diakses dan
digunakan dapat mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.

4. Mengurangi Risiko Cedera: Ergonomi gerak dapat membantu mengidentifikasi dan


mengurangi risiko cedera akibat gerakan tubuh yang tidak tepat atau beban fisik yang
berlebihan. Dengan mengurangi cedera, absensi pekerja akibat sakit atau cedera dapat
dikurangi, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas keseluruhan.

5. Meningkatkan Konsentrasi dan Kualitas Kerja: Ketika pekerja merasa nyaman dan
tidak terganggu oleh ketidaknyamanan atau ketegangan fisik, mereka cenderung lebih
fokus dan dapat menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik. Hal ini dapat

21
meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat kesalahan atau kegagalan dalam
menyelesaikan tugas.

6. Peningkatan Motivasi: Lingkungan kerja yang mengutamakan ergonomi gerak dapat


memberikan dampak positif pada motivasi pekerja. Ketika pekerja merasa dihargai
dan diberdayakan melalui perancangan lingkungan kerja yang sesuai, mereka
cenderung lebih bersemangat dalam mengejar tujuan dan bekerja lebih efisien.

Keseluruhan, ergonomi gerak yang tepat dapat memberikan manfaat besar bagi produktivitas
pekerja di berbagai sektor ekonomi. Dengan memperhatikan kenyamanan dan efisiensi
gerakan tubuh pekerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat,
lebih aman, dan lebih produktif.

4.2 Dampak implementasi ergonomi gerak pada kesehatan pekerja


Implementasi ergonomi gerak yang tepat dapat memiliki dampak positif yang signifikan
pada kesehatan fisik pekerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja mereka. Berikut
adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Pengurangan Cedera dan Ketidaknyamanan: Penggunaan teknik ergonomi yang tepat


membantu mengurangi risiko cedera kerja dan ketidaknyamanan fisik yang
disebabkan oleh gerakan tubuh yang tidak tepat atau beban kerja yang berlebihan.
Pekerja yang merasa nyaman saat bekerja cenderung mengalami penurunan risiko
cedera dan masalah kesehatan yang terkait dengan pekerjaan mereka.

2. Meningkatkan Postur Tubuh: Ergonomi gerak membantu pekerja memahami dan


menerapkan postur tubuh yang benar saat bekerja. Hal ini dapat mengurangi tekanan
pada otot dan persendian, mengurangi stres fisik, dan mencegah masalah kesehatan
seperti nyeri punggung atau masalah tulang belakang.

3. Mengurangi Kelelahan dan Kebosanan: Dengan menerapkan teknik ergonomi yang


tepat, pekerja dapat bekerja dengan lebih efisien dan menghindari gerakan yang
membuang-buang tenaga. Hal ini dapat mengurangi kelelahan dan kebosanan yang
berhubungan dengan tugas yang monoton atau berulang-ulang.

4. Meningkatkan Kualitas Tidur dan Pengistirahatan: Dengan mengurangi


ketidaknyamanan dan kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan, pekerja cenderung

22
memiliki tidur yang lebih berkualitas dan dapat memulihkan tenaga dengan lebih baik
saat beristirahat. Dengan tidur yang cukup dan istirahat yang memadai, kinerja
pekerja dapat meningkat secara keseluruhan.

5. Peningkatan Produktivitas: Kesehatan fisik yang lebih baik akan meningkatkan


produktivitas pekerja. Pekerja yang bebas dari gangguan kesehatan dan cedera
cenderung lebih fokus, lebih efisien, dan dapat menyelesaikan tugas dengan lebih
baik.

6. Peningkatan Motivasi dan Kepuasan Kerja: Lingkungan kerja yang memprioritaskan


kesehatan fisik melalui implementasi ergonomi gerak dapat meningkatkan motivasi
dan kepuasan kerja. Pekerja yang merasa dihargai dan dilindungi oleh perusahaan
cenderung lebih bersemangat dalam mengejar tujuan dan memiliki ikatan emosional
yang lebih kuat dengan pekerjaan mereka.

7. Menurunkan Tingkat Absensi: Implementasi ergonomi gerak yang tepat dapat


membantu mengurangi absensi pekerja karena cedera atau masalah kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Pekerja yang lebih sehat cenderung lebih konsisten
hadir di tempat kerja.

8. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan: Dengan pekerja yang lebih sehat dan
kinerja yang lebih baik, produk dan layanan yang dihasilkan cenderung memiliki
kualitas yang lebih tinggi dan memenuhi standar yang lebih baik.

Dengan demikian, penggunaan teknik ergonomi yang tepat tidak hanya berdampak pada
kesehatan fisik pekerja, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kinerja keseluruhan
perusahaan. Dalam jangka panjang, investasi dalam ergonomi gerak dapat membawa manfaat
ekonomi dan kesejahteraan bagi perusahaan dan pekerja.

4.3 Analisis biaya dan manfaat penerapan ergonomi gerak


Analisis biaya dan manfaat penerapan ergonomi gerak bertujuan untuk memahami
perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip
ergonomi gerak dengan manfaat yang dihasilkan dari perbaikan kesehatan, produktivitas, dan
kinerja keseluruhan dalam konteks ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan dalam analisis ini:
23
1. Biaya Implementasi Ergonomi Gerak:

 Biaya Konsultasi dan Penilaian: Biaya awal melibatkan konsultasi dengan ahli
ergonomi dan penilaian lingkungan kerja untuk mengidentifikasi masalah
ergonomi dan merancang solusi yang sesuai.

 Biaya Pelatihan: Biaya pelatihan pekerja dalam teknik-teknik ergonomi yang


tepat agar mereka dapat menerapkannya dengan benar.

 Biaya Perubahan Desain dan Peralatan: Biaya perubahan atau penyesuaian


desain peralatan, meja kerja, kursi, dan alat kerja lainnya untuk mendukung
ergonomi yang lebih baik.

 Biaya Implementasi dan Monitoring: Biaya pelaksanaan dan pemantauan


implementasi solusi ergonomi, serta biaya pemeliharaan.

2. Manfaat Penerapan Ergonomi Gerak:

 Peningkatan Produktivitas: Perbaikan ergonomi gerak dapat meningkatkan


produktivitas pekerja karena mereka dapat bekerja dengan lebih efisien dan
nyaman.

 Pengurangan Cidera dan Absensi: Penerapan ergonomi gerak dapat


mengurangi risiko cedera dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
pekerjaan, sehingga mengurangi absensi dan biaya perawatan medis.

 Peningkatan Kualitas Produk/Layanan: Pekerja yang lebih nyaman dan sehat


cenderung menghasilkan produk dan layanan yang lebih berkualitas.

 Peningkatan Kepuasan Kerja: Kesehatan dan kenyamanan yang ditingkatkan


dapat meningkatkan kepuasan kerja dan retensi pekerja.

 Mengurangi Biaya Kompensasi dan Ganti Rugi: Dengan mengurangi risiko


cedera, perusahaan dapat mengurangi biaya kompensasi dan ganti rugi.

3. Perbandingan Biaya dan Manfaat:

 Dalam melakukan analisis biaya dan manfaat, biaya implementasi ergonomi


gerak akan dibandingkan dengan manfaat yang dihasilkan dalam bentuk
penghematan biaya, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kualitas kerja.

24
 Selain itu, dampak jangka pendek dan jangka panjang harus diperhitungkan
dalam analisis, termasuk manfaat yang mungkin tidak terlihat secara langsung
namun berkontribusi pada peningkatan kinerja keseluruhan perusahaan.

 Analisis dapat menggunakan teknik seperti Return on Investment (ROI), Cost-


Benefit Analysis (CBA), atau Cost-Effectiveness Analysis (CEA) untuk
menghitung rasio antara biaya dan manfaat yang dihasilkan.

Penting untuk diingat bahwa biaya implementasi ergonomi gerak adalah investasi
jangka panjang yang dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi perusahaan dalam
meningkatkan kesehatan dan produktivitas pekerja, mengurangi biaya operasional, dan
meningkatkan kualitas produk dan layanan. Analisis biaya dan manfaat ini membantu
perusahaan memahami nilai dari investasi tersebut dan membuat keputusan yang bijaksana
dalam menerapkan prinsip-prinsip ergonomi gerak.

25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari bidang ergonomi ekonomi gerak adalah bahwa implementasi prinsip-
prinsip ergonomi dalam konteks ekonomi dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi
perusahaan, pekerja, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan mempertimbangkan
hubungan antara aspek ekonomi dengan ergonomi gerak, berikut adalah beberapa poin
penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan:

1. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi: Dengan menerapkan ergonomi gerak yang


tepat, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerjaan. Pekerja
yang nyaman dan bekerja dengan gerakan tubuh yang efisien cenderung mencapai
hasil yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat.

2. Meningkatkan Kesehatan Fisik Pekerja: Implementasi ergonomi gerak membantu


mengurangi risiko cedera dan masalah kesehatan terkait kerja. Pekerja yang bekerja
dalam lingkungan yang lebih ergonomis cenderung memiliki kesehatan fisik yang
lebih baik dan lebih sedikit absensi akibat masalah kesehatan.

Kesimpulannya, ergonomi ekonomi gerak adalah pendekatan yang holistik dan berdaya
guna untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih produktif.
Dengan memprioritaskan kesehatan dan kenyamanan pekerja, serta mengoptimalkan gerakan
tubuh dalam konteks ekonomi, perusahaan dapat mencapai tujuan bisnisnya sambil menjaga
kesejahteraan pekerja dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

26
5.2 SARAN
1. Evaluasi dan Perbaiki Desain Tempat Kerja: Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap
desain tempat kerja, termasuk desain meja, kursi, peralatan, dan alat kerja lainnya.
Pastikan bahwa desainnya mendukung postur tubuh yang baik dan mengurangi
ketegangan fisik pada pekerja.

2. Sediakan Peralatan Ergonomis: Pastikan pekerja memiliki akses ke peralatan


ergonomis yang sesuai dengan tugas mereka, seperti keyboard yang dapat diatur
ketinggiannya, mouse dengan desain yang nyaman, atau perangkat angkat yang
mengurangi beban fisik.

3. Lakukan Pelatihan Ergonomi: Berikan pelatihan kepada seluruh staf mengenai


prinsip- prinsip ergonomi gerak dan teknik-teknik yang tepat untuk bekerja dengan
nyaman dan efisien. Pastikan pekerja memahami pentingnya ergonomi dan cara
menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari.

Dengan menerapkan saran-saran ergonomi ekonomi gerak ini, perusahaan dapat


menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih produktif, serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja secara keseluruhan.

27
DAFTAR PUSTAKA
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/993/5/118150004

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/8704

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/ergonomi/tugas-
prinsip-ekonomi-gerakan/45451909

http://repository.uin-suska.ac.id/16696/7/7.%20BAB%20II_2018357TIN.pdf

http://repo.unand.ac.id/28011/1/Buku%20APSK%202015

https://www.academia.edu/44957047/EKONOMI_GERAKAN

28

Anda mungkin juga menyukai