Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH KESELAMATAN KERJA

”Safety Briefing, Safety Induction dan  Standar Operasional Prosedur ”

DISUSUN OLEH :

ADINDA AYU 181000219

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN MASYARAKAT

MEDAN

2020
A. Safety Briefing

1) Fungsi

a. Sarana komunikasi efektif antar semua karyawan dan antar bagian atau divisi
b. Sarana informasi hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan aturan perusahaan
c. Sarana menanamkan nilai-nilai (value) perusahaan dan budaya kerja

2) Manfaat

a. Menyatukan persepsi dan tujuan kerja sama dalam tim


b. Memperkuat persatuan dan kerjasama semua karyawan dan bagian Membuka komunikasi
antar semua karyawan dan bagian
c. Membuat setiap karyawan mengerti tentang apa yang harus dilakukan atau mengerti akan
peran masing-masing
d. Melatih kemampuan berkomunikasi dan leadership
e. Membiasakan supaya tidak canggung untuk menyampaikan ide-ide kreatif Membiasakan
untuk dapat berkomunikasi secara terbuka
f. Membangun pikiran dan sikap positif, baik kepada diri sendiri maupun rekan kerja
g. Mendeteksi masalah atau kendala yang akan timbul secara dini dan merumuskan
solusinya
h. Berdo’a bersama agar di berikan kelancaran dan keselamatan saat bekerja hingga selesai
bekerja

3) Tata cara Safety Briefing Harian

• Dilaksanakan oleh pengawas/supervisor sebelum dimulainya tugas pekerjaan


• Dilaksanakan di daerah aman yang berdekatan dengan tempat kerja
• Isi pembicaraan harus cukup untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok kerja
menyadari tugas masing-masing, setiap bahaya yang mungkin dihadapi, efek
pekerjaan mereka mungkin memiliki pada keselamatan orang lain, dan dampak
terhadap lingkungan
• Harus menerangkan prosedur terkait pekerjaan, misalnya izin bekerja ,
mengidentifikasi setiap langkah-langkah pekerjaan, dan identifikasi semua persyaratan
keselamatan kerja

B. Safety Induction
Safety Induction adalah sebuah penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang berkaitan
dengan potensi bahaya, pengendalian bahaya, alat pelindung diri (APD) yang diwajibkan,
tanggap darurat, dan tata cara penyelamatan pada kegiatan operasional perusahaan. Induksi ini
dilakukan pada tempat tertentu sesuai dengan jumlah peserta (sebaiknya di dalam ruangan) dan
materi yang disampaikan pun alangkah baiknya menggunakan alat bantu untuk memudahkan
transfer materi yang disampaikan, misalnya: poster K3, Brosur, Power Point, dan audio visual.
Isi materi dari safety induction atau pelatihan keselamatan kerja bisa disesuaikan dengan situasi
di tempat kerja. Namun, pada umumnya isi safety induction adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan

2. Area-area khusus seperti : area pejalan kaki, area merokok, area ibadah, toilet, dan
lain-lain

3. Peraturan standard keselamatan kerja seperti : tidak boleh membawa senjata tajam,
tidak boleh tidur selama jam kerja, dan lain-lain

4. Alat pelindung diri yang harus dipakai

5. Prosedur keadaan darurat, seperti: cara menggunakan alat emergency (APAR,


eyewash, tombol darurat, eyeshower,dsb),
6. Prosedur pelaporan kecelakaan

7. Bahaya spesifik pada area tempat dia bekerja dan cara mengendalikannya
8. Prosedur pembuatan izin kerja (khusus kontraktor)

Isi safety induction tersebut bisa disesuaikan tergantung dengan situasi dan kondisi dari
setiap tempat kerja. Pelatihan ini pun dapat dibuat tidak hanya dengan metode ceramah, tetapi
juga dapat dengan menggunakan layar, alat bantu K3 hingga lewat video.

C. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan


mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan, contoh SOP yang baik
haruslah memenuhi prinsip kemudahan, keterukuran, kejelasan, efektivitas, efisiensi,
keselarasan, dinamis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan terhadap hukum, dan kepastian
hukum. Hal pertama yang bisa dilakukan saat menyusun SOP adalah :

 Membuat susunan kerja. Kita bisa meminta bantuan dari manajer atau kepala bagian
untuk membahas hal-hal yang harus ada dalam SOP.
 Selanjutnya mulai merencanakan alur proses dengan cara menentukan dan menyetujui
format, membuat template, serta menentukan bagaimana SOP akan diakses oleh seluruh
elemen perusahaan.
 Agar setiap elemen dalam perusahaan bisa menyesuaikan diri dengan SOP yang dibuat,
kita bisa menanyai karyawan tentang aktivitas pekerjaan hariannya dan bagaimana
mereka menyelesaikan pekerjaan mereka.
 Saat masuk ke dalam tahap penulisan SOP, kita bisa menggabungkan informasi dari para
karyawan dan peraturan yang dicantumkan dalam SOP.
 Membahas kembali SOP setelah selesai ditulis juga jangan sampai terlupa agar tidak ada
kesenjangan yang terjadi dalam contoh SOP yang akan diterapkan.
 Setelah semua beres, kita bisa mulai mensosialisasikan SOP dalam perusahaan.
 Tahap berikutnya adalah mengadakan pelatihan untuk seluruh karyawan perusahaan agar
SOP bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.
 Simulasi penerapan SOP dalam perusahaan bisa dilakukan secara berkali-kali untuk
melihat perubahan yang terjadi dan bagaimana SOP bisa bisa dijalankan dalam
perusahaan.

Contoh Standar Operasional Prosedur Perusahaan

1. Jam 7:00 pagi semua pekerja sudah harus sampai di kantor.


2. Mulai membersihkan tempat kerja masing-masing dan tidak boleh ada yang menganggur,
3. Jam 8:00 perusahaan membuka kantor untuk pelayanan jasa / barang, semua pekerja
melakukan pekerjaannya masing-masing,
4. Jam 12:00 semua pekerja diperbolehkan untuk istirahat sampai jam 13:00
Contoh Standar Operasional Prosedur (SOP) Rekrutmen

1. Manager Dept mengajukan penambahan karyawan baru kepada HR


2. Jika pengajuan disetujui HR membuat iklan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan
3. HR melakukan seleksi pelamar dan melakukan panggilan interview
4. Melakukan tes awal (Psikotes, interview bakat dan bakat, dll)
5. Melakukan tes kompetensi dan memberikan penilaian
6. Jika ada kandidat yang sesuai dan karyawan baru bergabung dengan perusahaan,
kemudian HR membuat kontrak kerja
DAFTAR PUSTAKA

Smarteye.id. (2020, 5 Maret). https://www.smarteye.id/blog/safety-induction-industry-4-0-2/.


Diakses pada 13 Oktober 2020.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 35


Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan.

Modul Safety Briefing K3 dalam Bekerja di Didang Fiber Optic PT. Telkom (PowerPoint
Slides). Diakses dari
https://www.academia.edu/36593388/Modul_SAFETY_BRIEFING_STANDARD_KESEH
ATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA

Karyaone.co.id. https://www.karyaone.co.id/blog/standar-operasional-prosedur/#. Diakses


pada 14 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai