Anda di halaman 1dari 75

PENGANTAR

TEKNIK INDUSTRI
Prodi Teknik Mesin
Fakultas Teknik dan Sains

KOMPETENSI MATA KULIAH

Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan


tools di bidang industri.
Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik,
fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan
persoalan industri.
Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki,
mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari
manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi,
memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral
menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau
eksperimental.
Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi,
etika, dan sosial.

BAHAN BACAAN
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial
Engineering
And Management Science,
Mc
Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri,
Graha Ilmu,
Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas
Indonesia
Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
Industri, Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial
And
Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.

Kompetensi Pokok Bahasan :


Memahami permasalahan dalam ruang
lingkup teknik industri yang melibatkan
manusia, mesin, energi dan informasi
secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1.Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
4. Ilmu dasar disiplin teknik industri

Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan


disiplin Teknik Industri (menurut
American Institute of Industrial
Engineering = AIIE) adalah :
Perencanaan dan pemilihan metode kerja
dalam proses produksi
1.

2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja


serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses
produksi
3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan
tata letak Fasilitas produksi, peralatan
pemindahan material.

Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan


pengendalian untuk distribusi barang/jasa,
pengendalian
persediaan,
pengendalian
kualitas
5. Pengembangan system pengendalian ongkos
produksi (pengendalian budget, analisa biaya
standar produksi, dll).
4.

6. Perancangan dan pengembangan produk.


7. Desain
dan
pengembangan
system
pengukuran performans serta standar kerja.

8.

Pengembangan dan penerapan system


pengupahan dan pemberian insentif.

9. Perencanaan dan pengembangan


organisasi,
prosedur kerja.
10. Analisa lokasi dengan mempertimbangkan
pemasaran, bahan baku, suplai TK.
11. Aktivitas penyelidikan operasional dengan
analisa matematik, simulasi, program
linier, teori pengambilan
keputusan dll.

ILMU DASAR
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Ilmu-ilmu operasional yang meliputu :


Analisis dan perancangan kerja.
Pengawasan operasi.
Manajemen operasi
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar
aplikasi TI dapat berhasil yaitu :
Kualitas.
Waktu.
Biaya

Tujuan TI ~ menjamin bahwa produk/jasa yang


dihasilkan berkualitas, tepat waktu dan dengan
biaya yang sesuai.
Ilmu yang termasuk dalam analisis dan
perancangan operasi adalah :
Analisis Perancangan Kerja
(Method engineering)
Merupakan studi yang mempelajari secara
sistematis seluruh operasi langsung & tdk langsung
unt mendapatkan perbaikan-perbaikan sistem kerja.

Dalam ME dibahas studi kerja (work study) &


pengukuran kerja (work measurement).
Studi kerja berkaitan dengan pencarian prosedur
pelaksanaan kerja.
Pengukuran kerja berkaitan dengan penentuan
waktu standar yang digunakan dalam
melaksanaan kegiatan kerja.

Ergonomi (Human factor)


Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
dengan lingkungan kerjanya.
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan
yang dilakukan dalam proses kerja yaitu
kesalahan dalam perancangan atau prosedur
kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk
sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
lingkungannya.

Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu :


skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera);
environmental (lingkungan) dan mental.

Perencanaan dan Perancangan Fasilitas


Meliputi penentuan/penempatan lokasi fasilitas, tata letak
fasilitas. Tujuan dari perencanaan & perancangan fasilitas
adalah untuk mendapatkan biaya yang minimaum.

Material Handling
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.

Riset Operasional
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
jaringan yang efisien dan optimalitas.

Sistem Produksi
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
produksi.
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al :
pemilihan mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem
produksi tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
pengendalian kualitas, dll.

Manajemen
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen
seperti
perencanaan
(planning),
pengorganisasian
(organizing),
dan
pengawasan
(controlling).

Simulasi
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.

ANALISIS PERANCANGAN KERJA


(METHOD ENGINEERING)

Tujuan dari method engineering adalah melakukan


perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk
meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan
pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.
STUDI KERJA (WORK STUDY)

Perbaikan proses, prosedur dan tata cara


pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Perbaikan dan penghematan penggunaan
material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.

Perbaikan tata ruang kerja yang mampu


memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang
lebih aman dan nyaman.
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan
gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu
ataupun penyederhanaan kerja ( work implification).
Tujuan penyederhanaan kerja :
Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih
cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan
material, waktu, tenaga dll).

Lima langkah penyederhanaan kerja :


1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan
metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang
berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih
dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk
menggantikan metode yang lama, evaluasi.

PETA PETA KERJA


PETA PROSES (PROCESS CHART)
Pendekatan tradisional yang digunakan untuk
menganalisis metode kerja.
Merupakan alat yang menggambarkan kegiatan kerja
secara sistematis dari tahap awal sampai akhir.
Lambang yang digunakan :
= Operasi
= Transportasi
= Pemeriksaan
= Penyimpanan
= Menunggu

MACAM PETA KERJA


Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi

Diagram Aliran

Peta Pekerja dan Mesin

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi


Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami
bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses .

Perbedaan Peta Aliran Proses


dan Peta Proses Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitasaktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta
proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
dari produk yang dirakit.

Tugas 1 :
Pembuatan Peta Kerja (OPC dan FPC)
Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus,
Waktu normal dan Waktu baku).

PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu ratarata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.

Pengukuran waktu :
1.

2.

Pengukuran waktu secara langsung :


Pengukuran dengan stop watch
Sampling kerja
Pengukuran waktu secara tidak
langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, dll.

Pengukuran Waktu dengan Stop Watch


Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

Pengujian
Kecukupan
data

Faktor
Penyesuaian

Waktu

Waktu Siklus

Siklus

Rata-rata

Waktu
Normal

Waktu Standar
(Baku)

Pengujian

Faktor

keseragaman data

Kelonggaran

PENGUJIAN DATA
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkan telah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan
adalah mencerminkan tingkat kepastian yang
diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan
tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah
yang banyak (populasi).

Derajat ketelitian (degree of accuracy)

Menunjukkan penyimpangan maksimum


hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
Derajat ketelitian (degree of accuracy)
sebenarnya.
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil
pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.

Tingkat keyakinan (convidence level)

Tingkat keyakinan (convidence level)


Menunjukkan
besarnya
keyakinan
Menunjukkan
besarnya keyakinan
pengukur akan
ketelitian
data waktuakan
yang telah
diamati dan
dikumpulkan.
pengukur
ketelitian
data
waktu yang
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

telah diamati dan dikumpulkan.

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :


2
k/s N

N =

Dengan :
k
= Tingkat keyakinan
k
= 99% = 3
k
= 95% = 2
s
= Derajat ketelitian
N
= Jumlah data pengamatan
N
= Jumlah data teoritis
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data.

Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah
jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke

10

11

12

13

14

15

Data Pengamt.

X
= 107
(X)2 = 11449
X2
= 791
k
= 95% = 2
s
= 10%
2

N =

k / s N X 2 X 2

2 / 0,1 15 x791 11449

107

14,53

Karena N < N , maka data dianggap cukup.


Uji Keseragaman data
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari
system yang sama dan untuk memisahkan data yang
memiliki karakteristik yang berbeda.
BKA = X + k
BKB = X - k

Dengan :
BKA
BKB
X

= Batas Kontrol Atas


= Batas Kontrol Bawah
= Nilai Rata-rata
= Standar Deviasi
= Tingkat Keyakinan

2
(
X

X
)

N 1

Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali
dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke

10

11

12

13

14

15

Data Pengamt.

X
(X X)2

BKA
BKB

= 7,13
= 27,73
= 1,4
= 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
= 7,13 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data
dikatakan seragam

Penyesuaian (Rating Factor)


Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan
pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar,
ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan,
Sangat cepat seolah-olah diburu waktu,
atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga
menjadi lamban dalam bekerja.
Bila terjadi demikian maka pengukur harus
mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran
tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan
melakukan penyesuaian.

Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu


siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).

Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :


Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka
harga p nya lebih besar
dari satu (p > 1).
Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka
harga p nya lebih kecil dari
satu (p< 1).
Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama
dengan satu (p = 1).

Metode-metode untuk menentukan penyesuaian


1. The Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric
Corporation dengan mempertimbangkan empat factor
al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.
2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating mengevaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
3. Speed Rating/Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan
mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan
waktu saja.

4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.
Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).

Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :


1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.

4.

Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak


dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.

Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti


mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.

Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus


dari gudang.

Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

Waktu Baku (Waktun Standar)


Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka
untuk menghitung waktu baku 100
dapat menggunakan
formulasi sebagai berikut :100 ALL
WB = [ W siklus x RF ] x
Waktu Norma
Keterangan :
WB = waktu baku
RF
= Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)

Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus
terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen
kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table
berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu
standar.
Elemen
Kegiatan

10

RF

WN

Mengambil
Kotak Kardus

0,06

0,08

0,07

0,05

0,07

0,06

0,08

0,08

0,07

0,06

0,68

0,07

1,1

0,07

Memasukkan
Barang

0,15

0,17

0,14

0,14

0,16

0,15

0,17

0,15

0,14

0,16

1,53

0,15

0,9

0,13

Menutup
Kotak Kardus

0,21

0,23

0,22

0,21

0,25

100
0,24

0,26
0,23
0,61 menit
/ unit0,22

0,22

2,29

0,23

1,05

0,24

Meletakan
Hasil

0,08

0,08

0,97

0,09

0,95

0,08

100 15
0,10

0,09

0,12

0,11

0,08

0,08

0,11

0,12

Waktu Normal = 0,52 menit/unit

Waktu Baku

= 0,52 x

100
0,61 menit / unit
100 15

Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja

Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk


dalam kondisi kerja atau menganggur.

Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus


melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
ditentukan secara acak/random.
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya
secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang
waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan
random yang dikonversi ke satuan waktu.
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan
waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan
tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam
kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi
idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

Pengujian Data

Kecukupan Data
SP
=
N

p (1 p )
n

k 2 1 p
S2p

Dengan :
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N = Ukuran sample/data

Keseragaman Data
Batas kontrol
untuk p
p (1 p )

BKA = p k n
BKB = p k p (1n p)
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p
= Prosentase sibuk/produktif
k
= Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.

Tgl Pengamatan

1/1

2/1

3/1

4/1

5/1

6/1

7/1

8/1

9/1

10/1

Kondisi idle

10

Kondisi kerja

45

46

42

40

43

47

46

45

44

46

Prosentase idle

0,1

0,12

0,16

0,2

0,16

0,06

0,08

0,1

0,12

0,08

Prosentase kerja

0,9

0,88

0,84

0,8

0,86

0,94

0,92

0,9

0,88

0,92

Prosentase idle = 0,116,


prosentase kerja (p) = 1 0,016 = 0,884
k
= 99% = 3
N = 500
S
= 0,05
n
= 50
3 (1 0,884)
N
= (0,05) (0,884) 472,39
Karena N < N, maka data dianggap cukup
2

BKA =

0,884 3

0,884 (1 0,664)
1,019
50

BKB =

0,884 3

0,884 (1 0,664)
0,748
50

Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam


range BKA dan BKB, maka data seragam.

Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal

Waktu Baku

Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )


Jumlah produk yang dihasilkan

Waktu Normal x

100
100 Kelonggaran ( All )

Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah
surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan
waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115%
dan kelonggaran 20%.
480 menit x 0,85 x 1,15
0,2 menit / surat
2345

Waktu Normal (Wn) =


0,2 x

100
0,25 menit / surat
100 20

Waktu Baku (Wb)

1
1

4 surat / menit
Wb
0,25

Output Standar

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat


sebanyak 4 surat per menit.
Tugas 2 : Penentuan Waktu Baku (Stop Watch &
sampling Kerja)

Modul III : Perencanaan dan Pengawasan


Operasi
Kompetensi Pokok Bahasan :

Mampu melakukan peramalan produksi dengan


beberapa metode peramalan.

Mampu melakukan perencanaan produksi


berdasarkan hasil peramalan.

Mampu melakukan pengawasan dan


perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.

Perencanaan dan Pengawasan Operasi

Aktivitas utama dalam system produksi adalah


perencanaan dan pengawasan operasi.

Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk


mengatur penggunaan sumber daya ( resources)
yang ada dalam proses pembuatan
produk/barang atau jasa yang bermanfaat
dengan melakukan optimasi terhadap tujuan
perusahaan.

Bahan
- TK
- Mesin
- Fasilitas
- Dll.

Proses transformasi
atau perubahan

Informasi umpan balik hasil


untuk pengawasan proses

Produk/
Jasa

Kegiatan
Perencanaan
Operasi al :

&

Pengawasan

1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan
suatu produk untuk periode yang akan datang
berdasarkan data penjualan masa lampau yang
dianalisis dengan cara tertentu.
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang
yang
harus diproduksi dengan didasarkan
pada hasil peramalan dan persediaan yang
ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.

3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan


Persediaan : sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
berupa kegiatan produksi pada system manufaktur,
kegiatan pemasaran pada system distribusi atau
kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau
memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang
untuk dipasarkan pada konsumen.

4. Material Requirement Planning


Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi
yang
dirancang
untuk
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net
requirement) material untuk semua item komponen
produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)


Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan
diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang
sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan
produksi yang diinginkan.

6. Konsep Just In Time.


Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada
setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan
cara yang paling ekonomis dan efisien.

Peramalan(Forecast)
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang
berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
survei konsumen : kuisioner).

2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturanmatematis dan statistik.

aturan

Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
histories
tanpa
mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya
permintaan.

Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu


(Time Series)

Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
datang.

Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan


hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode
Regresi.

Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu
garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx

y b x
a=
N

b=

N xy x y
N x 2 x 2

Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar

Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada
periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y)

Periode (X)

X2

XY

45

45

35

70

30

90

50

16

200

40

25

200

60

36

360

30

49

210

45

64

360

55

81

494

65

10

100

650

455

55

385

2680

10 2680 455 55
10 385 55 55

2,15
b

455 2 ,15 55 33,675


10
10

=
a=

Persamaan garis regresinya adalah :


Y = 33,675 + 2,15 (X)
Ramalan ke 11
Ramalan ke 12
Ramalan ke 13
Ramalan ke 14
Ramalan ke 15

Y = 33,675 + 2,15 (11) = 57,325


Y = 33,675 + 2,15 (12) = 59,325
Y = 33,675 + 2,15 (13) = 61,325
Y = 33,675 + 2,15 (14) = 63,475
Y = 33,675 + 2,15 (15) = 65,925

Rata-rata Bergerak Tunggal


Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak
adalah untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
(randomness) dalam deret waktu.

Rumus yang digunakan :


t

i 1

t 1

Xt
t

F(t+1) =

Xt
t

F(t+2) =

Xt
t

F(t+3) =

i 2
t 2
i 3

dst.
Dengan :
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
Xi
= Nilai aktual
t
= Periode rata-rata bergerak

Contoh :
Bulan

Data

Rata-rata bergerak
Tiga bulanan

Rata-rata bergerak
Lima bulanan

386

340

390

368

372

425

366

440

394,3

381,8

410

411

392,6

466

425

406,6

330

438,7

421,8

10

350

402

414,2

11

375

382

399,2

12

380

351,7

386,2

PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI


Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus
diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan
yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.

Untuk melakukan perencanaan produksi dapat


dilakukan dengan beberapa strategi :

Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada


saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan
digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai
dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas
pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian
hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi
dua metode yaitu :

1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
Peramalan
Komulatif
Heuristik, model matematik,Bulan
simulasi
dll.
Contoh :
1
103
103
Data dari hasil peramalan
:
2
117
220
3

115

335

121

456

123

579

109

688

89

777

74

851

71

922

10

73

995

11

81

1.076

12

98

1.174

Berdasarkan hasil peramalan maka dapat dilakukan rencana


produksi untuk 12 periode.
Dimisalkan pada rencana 1 tingkat produksi adalah 70 unit/
bln dengan menganggap persediaan awal adalah 340 unit.
Pada rencana 2 tingkat produksi 120 unit/bln untuk 6 bulan
pertama dan 60 unit/bln untuk 6 bulan terakhir, dengan
persediaan awal 100 unit, sehingga hasil akhir persediaan
seperti pada table berikut :

Tabel Rencana Produksi


Bln

Perama lan

Komu latif

Rencana Produksi 1

Rencana Produksi 2

Persediaan
Awal

Produksi

Persediaan
Akhir

Persedia an
Awal

Produksi

Persediaan
Akhir

103

103

340

70

307

100

120

117

117

220

307

70

260

117

120

120

115

335

260

70

215

120

120

125

121

456

215

70

164

125

120

124

123

579

164

70

111

124

120

121

109

688

111

70

72

121

120

132

89

777

72

70

53

132

60

103

74

851

53

70

49

103

60

89

71

922

49

70

48

89

60

78

10

73

995

48

70

45

78

60

65

11

81

1.076

45

70

34

65

60

44

12

98

1.174

34

70

44

60

Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu


dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya
yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN

Fungsi utama persediaan yaitu :


- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.

Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif.
1. Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan
dengan penentuan kebijakan persediaan al:
- Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
- Metode pengendalian persediaan mana yang paling
tepat.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan
dg
system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan


1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.

Biaya persiapan (Setup Cost = k)


- Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang.
- Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
persiapan gambar kerja dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang,
meliputi : - Biaya modal
- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
- Biaya kerusakan dan penyusutan

4. Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock


(Shortage Cost = p)

Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.

Metode Pengendalian Persediaan

Metode Tradisional

Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)


Metode Kanban

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ


Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
- Titik pemesanan kembali (RO)
- Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)

Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi sbb :

Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan


Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
Tidak ada pesanan ulang (back order)
Tidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis


setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya
persediaan minimal.

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding


cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah :
D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k
: ordering cost sekali pesan
h
: holding cost persatuan nilai persediaan
persatuan waktu
c
: purchasing cost persatuan nilai persediaan
t
: waktu antara satu pesanan ke pesanan
berikutnya

Model Persediaan EOQ

Tingkat Persediaan (Q)

Titik saat pemesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan = Q/2

t = Q/D

Waktu ( t )

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +


Purchasing cost.

a). Biaya pesan =

D
k

k : biaya pesan setiap kali pesan


D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal
b). Biaya simpan =

h : biaya simpan per unit per


periode
k

Q : jumlah pemesanan optimal


c). Biaya pembelian = c
Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :
Q (EOQ) =

2 Dk
h

EOQ
D
to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
to=
Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100
unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali
pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan
Rp 0,02,- tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan

2 Dk
2 x100 x100

1000 unit
Jumlah pemesanan hekonomis0,:02

EOQ EOQ
1000 =

10 hari
D
100

Waktu antar pemesanan :


to =

Modul IV : Perencanaan & Perancangan


Tata Letak Fasilitas
Kompetensi Pokok Bahasan :

Memahami aspek-aspek yang berkaitan


dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik

Memahami teknik dan mampu melakukan


perancangan tata letak fasilitas produksi

Memahami permasalahan yang berkaitan


dengan pemindahan bahan (material handling).

Memahami macam/type tata letak fasilitas


produksi.

Anda mungkin juga menyukai