TEKNIK INDUSTRI
Prodi Teknik Mesin
Fakultas Teknik dan Sains
BAHAN BACAAN
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial
Engineering
And Management Science,
Mc
Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri,
Graha Ilmu,
Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional, Universitas
Indonesia
Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
Industri, Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial
And
Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.
8.
ILMU DASAR
PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
Material Handling
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC, karena
seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk sedikit.
Riset Operasional
Meliputi penentuan pola-pola distribusi barang, pola-pola
jaringan yang efisien dan optimalitas.
Sistem Produksi
Aktivitas mengolah atau mengatur penggunaan sumber
daya (resources) yang ada dlm memproduksi barang/ jasa
dengan tujuan efisiensi dan efektifitas dalam proses
produksi.
Termasuk dalam aktivitas proses produksi al :
pemilihan mesin, estimasi biaya, sistem perawatan, sistem
produksi tepat waktu (just in time), pengawasan persedian,
pengendalian kualitas, dll.
Manajemen
Merupakan karya seni dan ilmu dalam memerintah,
mengatur orang dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen
seperti
perencanaan
(planning),
pengorganisasian
(organizing),
dan
pengawasan
(controlling).
Simulasi
Suatu metodologi untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan model dari sistem nyata. Seperti antrian
orang di airport, antrian mobil di SPBU/parkir, nasabah di
Bank, barang yang antri di proses produksi dll.
Diagram Aliran
Tugas 1 :
Pembuatan Peta Kerja (OPC dan FPC)
Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus,
Waktu normal dan Waktu baku).
PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu ratarata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.
Pengukuran waktu :
1.
2.
Pengujian
Kecukupan
data
Faktor
Penyesuaian
Waktu
Waktu Siklus
Siklus
Rata-rata
Waktu
Normal
Waktu Standar
(Baku)
Pengujian
Faktor
keseragaman data
Kelonggaran
PENGUJIAN DATA
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkan telah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan
adalah mencerminkan tingkat kepastian yang
diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan
tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah
yang banyak (populasi).
N =
Dengan :
k
= Tingkat keyakinan
k
= 99% = 3
k
= 95% = 2
s
= Derajat ketelitian
N
= Jumlah data pengamatan
N
= Jumlah data teoritis
Jika N N, maka data dianggap cukup, jika N > N data
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data.
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah
jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke
10
11
12
13
14
15
Data Pengamt.
X
= 107
(X)2 = 11449
X2
= 791
k
= 95% = 2
s
= 10%
2
N =
k / s N X 2 X 2
107
14,53
Dengan :
BKA
BKB
X
2
(
X
X
)
N 1
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali
dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke
10
11
12
13
14
15
Data Pengamt.
X
(X X)2
BKA
BKB
= 7,13
= 27,73
= 1,4
= 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
= 7,13 3 (1,4) = 2,93
Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data
dikatakan seragam
4. Objective Rating
Dikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk
hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga
mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan
adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal
kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan
tangan, penanganan dan bobot.
Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu
kerja operator, karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak
diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
4.
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus
terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen
kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table
berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu
standar.
Elemen
Kegiatan
10
RF
WN
Mengambil
Kotak Kardus
0,06
0,08
0,07
0,05
0,07
0,06
0,08
0,08
0,07
0,06
0,68
0,07
1,1
0,07
Memasukkan
Barang
0,15
0,17
0,14
0,14
0,16
0,15
0,17
0,15
0,14
0,16
1,53
0,15
0,9
0,13
Menutup
Kotak Kardus
0,21
0,23
0,22
0,21
0,25
100
0,24
0,26
0,23
0,61 menit
/ unit0,22
0,22
2,29
0,23
1,05
0,24
Meletakan
Hasil
0,08
0,08
0,97
0,09
0,95
0,08
100 15
0,10
0,09
0,12
0,11
0,08
0,08
0,11
0,12
Waktu Baku
= 0,52 x
100
0,61 menit / unit
100 15
Pengujian Data
Kecukupan Data
SP
=
N
p (1 p )
n
k 2 1 p
S2p
Dengan :
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N = Ukuran sample/data
Keseragaman Data
Batas kontrol
untuk p
p (1 p )
BKA = p k n
BKB = p k p (1n p)
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p
= Prosentase sibuk/produktif
k
= Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan
1/1
2/1
3/1
4/1
5/1
6/1
7/1
8/1
9/1
10/1
Kondisi idle
10
Kondisi kerja
45
46
42
40
43
47
46
45
44
46
Prosentase idle
0,1
0,12
0,16
0,2
0,16
0,06
0,08
0,1
0,12
0,08
Prosentase kerja
0,9
0,88
0,84
0,8
0,86
0,94
0,92
0,9
0,88
0,92
BKA =
0,884 3
0,884 (1 0,664)
1,019
50
BKB =
0,884 3
0,884 (1 0,664)
0,748
50
Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung
dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal
Waktu Baku
Waktu Normal x
100
100 Kelonggaran ( All )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah
surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan
waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115%
dan kelonggaran 20%.
480 menit x 0,85 x 1,15
0,2 menit / surat
2345
100
0,25 menit / surat
100 20
1
1
4 surat / menit
Wb
0,25
Output Standar
Bahan
- TK
- Mesin
- Fasilitas
- Dll.
Proses transformasi
atau perubahan
Produk/
Jasa
Kegiatan
Perencanaan
Operasi al :
&
Pengawasan
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan
suatu produk untuk periode yang akan datang
berdasarkan data penjualan masa lampau yang
dianalisis dengan cara tertentu.
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang
yang
harus diproduksi dengan didasarkan
pada hasil peramalan dan persediaan yang
ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
Peramalan(Forecast)
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi,
pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang
berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik
survei konsumen : kuisioner).
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturanmatematis dan statistik.
aturan
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan
histories
tanpa
mempertimbangkan
faktor-faktor
eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya
permintaan.
Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa
datang.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu
garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx
y b x
a=
N
b=
N xy x y
N x 2 x 2
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel berikut,
kemudian perusahaan ingin meramal penjualan pada
periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
Penjualan (Y)
Periode (X)
X2
XY
45
45
35
70
30
90
50
16
200
40
25
200
60
36
360
30
49
210
45
64
360
55
81
494
65
10
100
650
455
55
385
2680
10 2680 455 55
10 385 55 55
2,15
b
=
a=
i 1
t 1
Xt
t
F(t+1) =
Xt
t
F(t+2) =
Xt
t
F(t+3) =
i 2
t 2
i 3
dst.
Dengan :
F(t+i)= Peramalan pada periode t+1
Xi
= Nilai aktual
t
= Periode rata-rata bergerak
Contoh :
Bulan
Data
Rata-rata bergerak
Tiga bulanan
Rata-rata bergerak
Lima bulanan
386
340
390
368
372
425
366
440
394,3
381,8
410
411
392,6
466
425
406,6
330
438,7
421,8
10
350
402
414,2
11
375
382
399,2
12
380
351,7
386,2
Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
Peramalan
Komulatif
Heuristik, model matematik,Bulan
simulasi
dll.
Contoh :
1
103
103
Data dari hasil peramalan
:
2
117
220
3
115
335
121
456
123
579
109
688
89
777
74
851
71
922
10
73
995
11
81
1.076
12
98
1.174
Perama lan
Komu latif
Rencana Produksi 1
Rencana Produksi 2
Persediaan
Awal
Produksi
Persediaan
Akhir
Persedia an
Awal
Produksi
Persediaan
Akhir
103
103
340
70
307
100
120
117
117
220
307
70
260
117
120
120
115
335
260
70
215
120
120
125
121
456
215
70
164
125
120
124
123
579
164
70
111
124
120
121
109
688
111
70
72
121
120
132
89
777
72
70
53
132
60
103
74
851
53
70
49
103
60
89
71
922
49
70
48
89
60
78
10
73
995
48
70
45
78
60
65
11
81
1.076
45
70
34
65
60
44
12
98
1.174
34
70
44
60
Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
Metode Tradisional
t = Q/D
Waktu ( t )
D
k
2 Dk
h
EOQ
D
to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
to=
Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan 100
unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,- setiap kali
pesan. Biaya penyimpanan harian setiap unit persediaan
Rp 0,02,- tentukan jumlah pemesanan yang ekonomis dan
2 Dk
2 x100 x100
1000 unit
Jumlah pemesanan hekonomis0,:02
EOQ EOQ
1000 =
10 hari
D
100