TIES 1301
3 SKS
Material Handling
Tujuan dari MH adalah untuk meminimumkan MHC,
karena seringkali Mh menimbulkan biaya yang tdk
sedikit.
Riset Operasional
Sistem Produksi
Simulasi
= Operasi
= Transportasi
= Pemeriksaan
= Penyimpanan
MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi
Diagram Aliran
Peta Pekerja dan Mesin
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Tugas 2 :
Pengukuran kerja ( mencari Waktu siklus,
Waktu normal dan Waktu baku).
PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)
Pengujian
Kecukupan Faktor
data Penyesuaian
Pengujian Faktor
keseragaman Kelonggaran
data
PENGUJIAN DATA
2
k/s N
X 2
X
2
N =
X
Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N = Jumlah data teoritis
X = 107
(X)2 = 11449
X2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
2 2
k / s N X 2 X 2 2 / 0,1 15 x791 11449
14,53
N =
X
107
Karena N < N , maka data dianggap cukup.
( X X )2
= N 1
Dengan :
BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas Kontrol Bawah
X = Nilai Rata-rata
= Standar Deviasi
k = Tingkat Keyakinan
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol 3.
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 7,13
(X X)2 = 27,73
= 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 3 (1,4) = 2,93
2. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating
meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai
waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu.
Kelonggaran (Allowance)
Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada
waktu kerja operator, karena operator dalam
melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-
hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah,
sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang
(lama).
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
4. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang
tidak dapat dihindari.
Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :
WB = [ W siklus x RF ] x
Waktu Normal
Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak
kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan
setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali
pengamatan seperti pada table berikut. Apabila
kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
Kegiatan
1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
Kotak Kardus
2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
Barang
3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
Kotak Kardus
4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100 0,08
0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
0,61 menit / unit
Hasil 100 15
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x 100 0,61 menit / unit
100 15
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja
Kecukupan Data
SP = p (1 p )
k
n
N = k 2 1 p
Dengan : S2p
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N = Ukuran sample/data
Keseragaman Data
Batas kontrol
p (1 p )
untuk p
BKA = p k n
BKB= p k p (1n p)
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB= Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1
Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4
Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46
Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08
Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92
0,884 (1 0,664)
BKB = 0,884 3
50
0,748
Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk
dalam range BKA dan BKB, maka data seragam.
Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
dihitung dengan menggunakan rumus :
Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )
Jumlah produk yang dihasilkan
Waktu Normal =
100
Waktu Baku = Waktu Normal x
100 Kelonggaran ( All )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah
surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan
waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115%
dan kelonggaran 20%.
480 menit x 0,85 x 1,15
0,2 menit / surat
Waktu Normal (Wn) = 2345
100
0,2 x 0,25 menit / surat
Waktu Baku (Wb) = 100 20
1 1
4 surat / menit
Output Standar = Wb 0,25
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang
yang harus diproduksi dengan didasarkan
pada hasil peramalan dan persediaan yang
ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
berupa kegiatan produksi pada system
manufaktur, kegiatan pemasaran pada system
distribusi atau kegiatan konsumsi pada system
rumah tangga.
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil
diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis
pada bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen :
kuisioner).
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-
aturan matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin
mempengaruhi besarnya permintaan.
Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.
Peramalan jangka panjang, karena dapat
menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut
metode kausal), Metode Regresi.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara
suatu variabel yang mempengaruhinya dapat
dinyatakan dengan suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx
y b x N xy x y
a= N b = N x 2 x 2
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Contoh
Data penjualan produk PT ABC seperti pada tabel
berikut, kemudian perusahaan ingin meramal
penjualan pada periode ke 11, 12, 13, 14, 15.
F(t+1) =
i 1
Xt
t
t 1
F(t+2) = Xt t
i 2
t 2
F(t+3) =
Xt
t
i 3
dst.
Dengan :
Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten
terhadap
rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana
produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana
produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target
produksi dan
rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk
produksi.
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu
dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya
yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN
Tingkat Persediaa
t = Q/D Waktu ( t )
Q (EOQ) =
2 Dk
h
EOQ
D
to (waktu antar pemesanan optimal) diperoleh :
to=
Contoh :
Permintaan harian suatu jenis barang diperkirakan
100 unit, Biaya pemesanan diketahui Rp 100,-
setiap kali pesan. Biaya penyimpanan harian setiap
unit persediaan Rp 0,02,- tentukan jumlah
2 Dk 2 x100 x100
1000 unit
Jumlah pemesanan ekonomis :h 0,02
to =
Modul IV : Perencanaan &
Perancangan Tata
Letak Fasilitas
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan pemindahan bahan (material
handling).
Memahami macam/type tata letak fasilitas
produksi.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Fasilitas :
- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan
dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-
fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.
Dimana :
di = [ ( Xi aj ) 2 + ( Yi bj ) 2 ] 1/2
m = banyaknya alternatif lokasi yang akan
dipilih
n = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn
baku
Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau
kapasitas suplay dari sumber bhn baku.
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas
Alternatif
Lokasi lokasi Surabaya
Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 400
Semarang 18 20 25 15
650
200 450
Bandung 40 45 30 42
600
200 100 300
Surabaya 55 50 60 55
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif
lokasi SBY
Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 30
600
300 300
Surabaya 50 50 60 55
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan Transportasi Iterasi 2 unt alternatif
lokasi SBY
18 20 25 15
Semarang 650
40 45 30 42
Bandung 600
58 55 62 60
Malang 400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Iterasi 1 analisa untuk alternatif lokasi pabrik di
Malang
Semarang 18 20 25 15
650
200 450
Bandung 40 45 30 42
600
200 100 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 1 unt alternatif
lokasi Mlg.
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ = 53.850
Iterasi 2 (perbaikan) untuk alternatif lokasi pabrik di
Malang
Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 42
600
300 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Perhitungan transportasi iterasi 2 untuk alternatif
lokasi Mlg
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ = 53.550
Berdasarkan perhitungan diatas jika
dibangun pabrik di lokasi Surabaya biaya
transportasinya sebesar Rp 51.550,- dan
jika dibangun pabrik di lokasi Malang biaya
transportasinya sebesar Rp 53.550-,
dengan demikian pendirian pabrik yang
lebih menguntungkan adalah di lokasi
Surabaya.
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas
1 3
2 4
A Press Penge-
Bubut A
Drill pakan
1
B 2
1 4
2 3 B
Gerinda Frais Penge-
Bubut pakan
3 4
A 1 2 4
A
2
1 2
4
B 1 B
3
Penge- 4
Frais
coran
Pengepakan
Kerugian :
1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal.
2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena
waktu operasi sulit diseimbangkan.
3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan
operator skill tinggi.
Tata Letak Posisi Tetap :
Material dan komponen dari produk utama akan
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama.
Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan
produk-produk skala ukuran besar : Industri
pesawat, kapal dll.
Mesin-2
Produk
Mesin-2 Utama Mesin-2
Keuntungan :
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
ketat.
Product Family (Group Tecnology) :
Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat.
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out.
Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
peralatan.
Keuntungan :
Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal.
Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebih
lebi lancar.
Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out.
Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah.
A Bubut Bor Gerinda Perakitan
Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan
masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan
keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan
agar secara keseluruhan mencapai keefektifan.
dipengaruhi
7 Stage 5
3
F 9 E 7 D
5 Stage 4
10
8 12
A B C
Stage 3
Stage 1 Stage 2
Penyelesaian :
Perhitungan dari I ke A secara mundur daimulai dari
stage (tahap) 4
Tahap 4 :
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route
submasalah dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai
dari D ke I. Berarti hanya terdapat satu pilihan,
route manakah yang mempunyai waktu tercepat.
SudahState
barangKeputusan
tentu route Keputusan
H-I
Optimum
Waktu tercepat
mempunyai waktu
ke I (menit)
I
tercepat 10 menit, dan keputusan optimumnya
adalahHroute H-I.10 I 10
D 11 I 11
Tahap 3 :
Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari
state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila
tujuannya ke I.
Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D
atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika
keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh
adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang
ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang
dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah
jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang
ditempuh adalah 17 menit.
Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang
ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18
menit.
Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total
waktu yang ditempu adalah 20 menit.
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
Optimum ke I (menit)
H D
G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20
Tahap 2 :
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan
3, maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai
berikut :
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
Optimum ke I (menit)
G E C
F 21 26 - G 21
B - 22 32 E 22
Tahap 1 :
Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah
sebagai berikut :
A 31 30 B 30
11
7
3
9 7 D
F E
10 9
5
8 12
A B C
SISTEM ANTRIAN
Fasilitas pelayanan
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2. Tentukan model antrian yg cocok dlm menggambakan
sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian.
Antrian
2. Pn P n (1 P )
P
L
3. 1 P
2 P2
4. Lq
( ) 1 P
1
W
5.
6. Wq
( )
Modul VI : Analisa Ekonomi Teknik
$1 $ 1 + bunga
0 1 2 N-1 n
Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang
akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun
dengan berjalannya waktu) Inflasi
lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan
dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn
yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
Kesamaan nilai finansial Ekivalensi
Bunga Majemuk,
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam
beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung
pada akhir tiap periode.
Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang
umum dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %
I 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
2 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
3 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
4 2.000.000 12.000.000 12.000.000 0
II 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 4.500.000 7.500.000
2 1.500.000 9.000.000 4.000.000 5.000.000
3 1.000.000 6.000.000 3.500.000 2.500.000
4 500.000 3.000.000 3.000.000 0
III 0 - - = 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 3.862.891 8.137.109
2 1.627.422 9.764.531 3.862.891 5.901.640
3 1.180.327 7.081.967 3.862.891 3.219.076
4 643.815 3.862.891 3.862.891 0
IV 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 0 12.000.000
2 2.400.000 14.400.000 0 14.400.000
3 2.880.000 17.280.000 0 17.280.000
4 3.456.000 20.736.000 20.736.000 0
SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA EFEKTIF
F
P
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari suatu periode.
/ /
O 1 2 3 .... n-2 n-1 n
P
Rumus : F = P(1+i) n
atau F = P ( F/P, i, n )
Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan
selama 5 tahun ?.
Penyelesaian :
P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
F = P (1 + i )n
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)5
atau :
F = P (F/P, i, n)
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp
26.760.000,00
atau P = F ( P/F, i, n )
Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap
akhir periode dengan tingkat bunga i% ?
F
0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
/ /
A A A A A A A
Rumus : A = F i/(1+i) n
-1
atau A = F ( A/F, i, n )
Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan
10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang
diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 %
setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap
tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.
2. Compound Amount Factor (Mencari F bila
diketahui A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap
akhir periode selama n periode dengan tingkat bunga i
%, maka berapa besar F rupiah yang terkumpul pada
akhir periode tersebut ?.
Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i
atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.
Penyelesaian :
A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= Rp 118.764.000,00
Penyelesaian :
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui
A)
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah
setiap akhir periode, selama n periode dengan
tingkat bunga i, maka berapa besar modal yang
harus ditanam pada awal periode pertama ?.
Rumus : P = A { ( 1 + i ) n 1} / { i ( 1 + i ) n }
atau P = A ( P/A, i , n )
Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk
membayar royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir
tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan
tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal
tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%,
maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut ?.
Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.
C. Uniform Gradient Series Factor
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1
/ /
0 1 2 3 n-1 n
Rumus : A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n 1]
= G (A/G, i , n)
Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = gradient, perubahan per periode
n = jumlah periode
Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan
menginvestasikan uangnya sebesar Rp
10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia
merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan
uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun,
dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa
rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?
Penyelesaian :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 jt
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00
Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000
Rp 10.000
Rp 12.000
A = P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66
Soal-soal Latihan
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun
sebesar 12%. Investor bermaksud mengembalikan
pinjamannya tersebut pada akhir tahun ke 10.
Berapakah uang yang harus dibayarkan kelak?
0 1 2 3 4 5 6 7 8
(-)
$ 3.000
3. Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
Metode-metode Depresiasi
Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t = tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P = investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi yg
diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi
Contoh :
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000
dengan nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka
hitungkah nilai depresiasi tahunan, book value.
Dt = P - SV / n
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 8.000/tahun
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat
dilihat pada tabel berikut :
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada Nilai buku pada akhir tahun ke-t
tahun ke-t
0 - $ 50.000
1 $ 8.000 42.000
2 8.000 34.000
3 8.000 26.000
4 8.000 18.000
5 8.000 10.000 (salveVa lue)
2. Metode jumlah angka tahun
Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang
pada awal periode paling besar, sedangkan pada
tahun-tahun berikutnya makin mengecil hingga
akhir umur ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap
tahun dihitung dengan membagi sisa umur hidup
pada awal tahun terhadap jumlah angka tahun dari
umur hidup seluruhnya dan dikalikan dengan
jumlah ongkos yang didepresiasikan.
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan
sebagai :
t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S
n-t+1
dt =
S
Keterangan : Dt = nilai depresiasi
S = sum of year digit (sampai n)
n = periode depresiasi
Bvt = book value periode ke t
dt = tingkat depresiasi
P = Fisrt cost
SV = salvage value
3 (3 - 3/2 + 1/2)
BV3 = 25.000 - (25.000 - 4.000)
36
3 (7)
= 25.000 - (21.000) = $ 12750
36
Modul VII : Pengendalian Kualitas
Statistik
Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi yang telah ditentukan/
ditetapkan.
Keuntungan :
Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi
biaya.
Menjaga kualitas lebih uniform.
Penggunaan alat produksi lebih efisien.
Mengurangi rework dan pembuangan.
Inspeksi yang lebih baik.
Memperbaiki hubungan produsen-
konsumen.
Spesifikasi lebih baik.
Teknik Pengendalian Kualitas Statistik
4. Metode Khusus
Metode ini digunakan untuk pengendalian
kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis
variansi, analisis toleransi, dll.
PETA KENDALI (CONTROL CHART)
Metode Statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas)
hasil produksi yang diinginkan.
Peta kendali R :
Memantau perubahan dalam hal spread-nya
(penyebarannya).
Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang
diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.
Langkah dalam pembuatan Peta X dan R
atau S = R/d2
N N 1
Kriteria penilaian :
Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat
baik
Jika 1,00 Cp 1,33, maka kapabilitas proses
baik
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah
Hitung Indeks Cpk :
Cpk = Minimum { CPU ; CPL }
Dimana :
USL X X LSL
CPU = dan CPL =
3S 3S
Kriteria penilaian :
Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengah
Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk
yang sesuai dengan spesifikasi
Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi
Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk
Contoh Kasus
Sampel X1 X2 X3 X4 X5
1 2,38 2,45 2,40 2,35 2,42
2 2,39 2,40 2,43 2,34 2,40
3 2,40 2,37 2,36 2,36 2,35
4 2,39 2,35 2,37 2,39 2,38
5 2,38 2,42 2,39 2,35 2,41
6 2,41 2,38 2,37 2,42 2,42
7 2,36 2,38 2,35 2,38 2,37
8 2,39 2,39 2,36 2,41 2,36
9 2,35 2,38 2,37 2,37 2,39
10 2,43 2,39 2,36 2,42 2,37
11 2,39 2,36 2,42 2,39 2,36
12 2,38 2,35 2,35 2,35 2,39
13 2,42 2,37 2,40 2,43 2,41
14 2,36 2,38 2,38 2,36 2,36
15 2,45 2,43 2,41 2,45 2,45
16 2,36 2,42 2,42 2,43 2,37
17 2,38 2,43 2,37 2,39 2,38
18 2,40 2,35 2,39 2,35 2,35
19 2,39 2,45 2,44 2,38 2,37
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
15 2,44 0,04
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
X = ( X)/k = 47.78 / 20 = 2.39
R = ( R)/k = 1.19 / 20 = 0.06
Peta Kendali X :
CL = X = 2.39
UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42
LCL = X - (A2 * R) = 2.39 (0.577*0.06) = 2.36
Peta Kendali R
CL = R = 0.06
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Pada Peta X ada data yang out of control, maka
data pada sampel tersebut dibuang
Data setelah perbaikan
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
X = ( X)/k = 45.34 / 19 = 2.386
R = ( R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605
Peta Kendali X :
CL = X = 2.386
UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209
LCL = X - (A2 * R) = 2.386 (0.577*0.0605) = 2.3511
Peta Kendali R
CL = R = 0.0605
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas
proses.
Perhitungan Kapabilitas Proses :
N X X
2 2
S =
i i
N N 1
Peta kendali p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan
semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai diterima atau ditolak
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup
besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
2025 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit
yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
p 1 p
UCL = p + 3
n
p 1 p
LCL = p 3
n