Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. 97% air di bumi adalah air asin, dan hanya 3% berupa
air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub.
Laut dan sumber-sumber air lain di alam ini merupakan suatu mata rantai yang membentuk
siklus yang dikenal sebagai daur hidrologi (hydrology cycle). Jumlah air yang menguap setiap
saat untuk mempertahankan daur hidrologi ini adalah sekitar 13.000 kilometer kubik dan
disebarkan secara merata ke seluruh atmosfer bumi. Bagian terbesar dari air yang menguap ke
udara tersebut berasal dari air laut. Pada kondisi lingkungan yang tepat, uap-uap air ini dapat
terkondensasi sehingga membentuk hujan, salju, embun dan kabut. Air yang menguap dan
meninggalkan permukaan bumi dalam siklus hidrologi, akan dikembalikan ke bumi dalam
jumlah yang sama. Air yang bergerak dalam suatu siklus hidrologi akan bersentuhan dengan
bahan atau senyawa lain, sehingga bahan-bahan tersebut terlarut ke dalam air. Jadi pada
hakekatnya tidak ada air yang betul-betul murni.
Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan adalah
sebagai berikut :
A. Air laut :
Air laut memiliki kandungan garam-garam yang cukup banyak jenisnya dan salah
satu diantaranya adalah garam NaCl (2,7%).
B. Air tawar :
Air tawar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Air hujan
Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Air hujan banyak
mengandung kotoran. Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air yang
ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di
udara, gas (O2 CO3 N2 dan lain-lain), jasad-jasad renik, debu. Walau pada saat
resipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cendrung mengalami
pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di
atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbondioksida, nitrogen, dan amonia. Air hujan juga mempunyai
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-baik reservoir
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Air
permukaan merupakan air baku utama bagi produksi air minum di kota-kota
besar. Sumber air permukaan dapat berupa sungai, danau, mata air, waduk,
empang, dan air dari saluran irigasi. Kandungan pengotor (impurities) yang
terdapat dalam air permukaan sangat bervariasi, bergantung pada
lingkungannya. Bahan-bahan seperti pestisida, herbisida, dan limbah industri,
banyak terkandungpada air permukaan. Dalam pengunaannya sebagai air
minum, air permukaan haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna
mengingat bahwa air permukaan ini mempunyai pengotoran yang tinggi sekali.
c. Air Tanah
Air tanah (Ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke
dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alami. Air tanah adalah air
tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam. Proses-
proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah
tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air
permukaan.
Sifat/karakteristik air sangat dipengaruhi oleh zat-zat terlarut tersebut. Satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Air sering disebut sebagai pelarut
universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis
antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperature standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hydrogen (H+) yang berikatan dengan sebuah ion
hidroksida (OH-).
Beberapa sifat fisika air yaitu
• Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00 C – 1000 C, air berwujud
cair. Suhu 00 C merupakan titik beku dan suhu 1000 C merupakan titik didih.
• Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi yaitu sebesar 73 dyne/cm pada 20
0
C. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi
suatu bahan secara baik (higher wetting ability) yang berguna untuk gaya
kapilaritas air.
• Air adalah pelarut yang baik karena kepolarannya, terutama untuk senyawa ionik
dan garam yang polar. Sifat ini memungkinkan air digunakan sebagai pencuci
yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.
II.1 Penggunaan Air di Industri
Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan langsung atau
tak langsung. Diperkirakan bahwa 15% air di seluruh dunia dipergunakan untuk industri.
Penggunaan air di industri biasanya untuk mendukung beberapa sistem, antara lain :
- Sistem pembangkit uap (boiler)
- Sistem pendingin
- Sistem pemroses (air proses)
- Sistem pemadam kebakaran
- Sistem air minum
Contoh : pemakaian air di dalam industri pupuk urea, air dipakai untuk berbagai
maksud, antaranya sebagai media pendingin, untuk penyediaan uap air yang dipergunakan
untuk proses, menggerakkan turbin uap, dan lain-lain. Keluarnya air dari industri tanpa
dilakukan pengolahan terlebih dahulu dapat disebut sebagai polusi. Polusi meliputi
pelepasan larutan kimia (polusi kimia) atau pelepasan air sisa penukaran panas (polusi
termal). Untuk mengurangi polusi yang dihasilkan, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan
oleh dunia industri, yaitu:
Minimalisasi air limbah pada proses produksinya melalui optimalisasi proses
Pemakaian kembali sisa air proses
Pemanfaatan kembali air limbah
Melakukan pengambilan kembali air limbah
Penerapan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
2.
Pengujian kimia
Sampel air dapat diperiksa menggunakan prinsip-prinsip kimia analitik. Banyak metode pengujian
yangditerbitkan tersedia untuk senyawa organik dan anorganik.
Parameternya berupa:
A. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari
udara danhasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang
hidup di air sepertiikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti
bakteri. Agar ikan dapat hidup,air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm
(part per million). Apabila kadaroksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang
kebutuhan oksigen terlarutnya lebihrendah dari 5 ppm akan berkembang.
E. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini
untukmemperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan menggunakan alat pH
meter
F. Total organik karbon (TOC) ,Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan
sebagaiindikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon
(TC) semuakarbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) sering disebut sebagai karbon
anorganik (IC),karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang
berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC
analyzer.
G. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam
tertentudalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70
jenis logam yangberbeda dalam suatu larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg
(merkuri) , Ar (arsen),Cd (kadmium), Pb (timbal)
Proses-proses pendahuluan yang akan dibahas antara lain : sedimentasi, aerasi, dan
klarifikasi.
4.2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengendapkan zat-zat padat
atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. Cara yang sederhana adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya.
Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang
semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat adalah dengan melewatkan air pada
sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh ke
dalam bak pengendap tersebut. Kecepatan pengendapan partikel-partikel yang terdapat di dalam
air bergantung kepada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kecepatan aliran
dalam bak pengendap.
Alat sedimentasi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis bak pengendap segi empat (rectangular)
seperti terlihat pada Gambar 4.1, dan jenis lingkaran (circular) seperti terlihat pada Gambar 4.2.
Jenis segi empat biasanya digunakan untuk laju alir air yang besar, karena pengendaliannya dapat
dilakukan dengan mudah, sedangkan keuntungan alat sedimentasi jenis lingkaran yaitu memiliki
mekanisme pemisahan lumpur yang sederhana. Proses sedimentasi biasanya dilakukan sebelum
proses klarifikasi.
4.2.2 Klarifikasi
Proses klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi, baik yang kasar,
halus atau bersifat koloid. Proses ini mencakup koagulasi, flokulasi dan sedimentasi yang masing-
masing merupakan langkah-langkah tersendiri dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi
untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Apabila ada kondisi yang merugikan salah satu dari
ketiga langkah tersebut, maka hasil yang diperoleh akan kurang memuaskan. Langkah-langkah
proses klarifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Koagulasi
Koagulasi adalah proses penetralan partikel-partikel yang ada dalam air sehingga
sesamanya tidak saling tolak menolak dan dapat diendapkan bersama- sama. Bahan kimia
pengendap dimasukkan ke dalam air dan diaduk dengan cepat. Hasil reaksi kimia yang
terjadi disebut flok (floc) yaitu partikel bukan koloid yang sangat halus.
Air yang telah menjalani proses koagulasi dan flokulasi masuk ke tahap sedimentasi yang
merupakan tahap akhir dari proses klarifikasi. Air yang bersih dapat dipisahkan setelah flok
mengendap. Efisiensi proses ini tidak dapat mencapai l00% sehingga air yang dihasilkan masih
mengandung zat-zat yang tersuspensi dalam bentuk carry over flocs.
Desain alat klarifikasi yang paling tua ditunjukkan pada Gambar 4.3. Langkah- langkah
proses klarifikasi pada alat tersebut dilakukan pada ruangan-ruangan yang terpisah. Langkah-
langkah proses pada alat klarifikasi yang lebih modern dikombi- nasikan dalam satu alat. Contoh
alat tersebut adalah alat jenis solids contact seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
4.2.3 Aerasi
Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara. Tujuan aerasi adalah sebagai
berikut :
1. Membantu dalam pemisahan logam-logam yang tak diinginkan seperti besi (Fe) dan
mangan (Mn). Besi lebih sering ditemukan daripada mangan. Besi yang terdapat dalam air
biasanya berbentuk ferobikarbonat atau ferosulfat. Oksigen yang dikontakkan dengan air
akan merubah senyawa-senyawa tersebut menjadi ferioksida yang tidak larut dalam air
sehingga dapat dipisahkan dengan menggunakan filter.
2. Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air terutama yang bersifat korosif. Contoh gas
seperti ini adalah CO2 yang dapat menurunkan pH air sehingga membantu proses korosi
pada logam. Proses penghilangan gas akan makin baik dengan kenaikan 9etabolism9 ,
lamanya waktu kontak, makin luasnya permukaan kontak antara air dengan udara,
banyaknya volume gas yang kontak dengan air
3. Menghilangkan bau, rasa dan warna yang disebabkan oleh mikroorganisma. Penurunan
kualitas air tersebut disebabkan oleh bahan organik yang mengalami dekomposisi, sisa-
sisa atau bahan-bahan hasil 9etabolism mikroba. Aerasi dilakukan dalam alat yang disebut
aerator.
Aerator jenis forced draft fan diperlihatkan pada Gambar 4.5. Gambar 4.6 dan 4.7
memperlihatkan aerator jenis coke- tray aerator dan pressure aerator yang berfungsi untuk
mengoksidasi besi terlarut menjadi besi yang tak larut dengan diikuti pemisahan melalui
filter.
4.3 Filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat tersuspensi (suspended matter) dalam suatu
fluida dengan cara melewatkan fluida tersebut melalui suatu lapisan yang berpori-pori, misalnya :
pasir, anthracite, karbon dan sebagainya. Fluida dapat berupa cairan (zat-zat tersuspensi dalam
cairan/slurry) atau gas. Zat-zat tersuspensi dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku atau
kenyal, berbentuk bulat atau sangat tidak beraturan.
Produk yang diinginkan dapat berupa filtrat atau padatan (cake). Pada kondisi tertentu,
filtrasi dapat digunakan untuk proses penjernihan air dengan cara penyaringan langsung terhadap
air baku. Media penyaring (filter) dapat dioperasikan dengan baik untuk jangka waktu tertentu,
jika pressure drop meningkat sampai batas yang diizinkan, maka harus dilakukan pembersihan
filter dengan cara cuci balik (backwashing). Cuci-balik dilakukan dengan cara mengalirkan air
secara berlawanan arah dengan arah aliran pada saat operasi selama 5 - 10 menit, setelah itu
dilakukan pembilasan.
Filter dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan siklus operasinya batch atau
kontinu, produk yang diinginkan filtrat atau cake atau gaya pendorongnya (driving force). Jenis
filter yang dikenal berdasarkan gaya pendorong yang digunakan antara lain jenis gravity filter
(Gambar 4.8) dan pressure filter (Gambar 4.9) Pressure filter cukup banyak digunakan karena
memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
Contoh jenis filter yang lain adalah up flow filter (Gambar 4.10). Penamaan filter ini didasarkan
pada arah alirannya yaitu dari bawah ke atas. Ukuran media penyaring ditentukan dari Uniformity-
Coefficient (koefisien keseragaman). Semakin kecil harga koefisien ini, semakin seragam ukuran
media penyaring tersebut.
Pertukaran ion secara luas digunakan untuk pengolahan air dan limbah cair, terutama
digunakan pada proses penghilangan kesadahan dan dalam proses demineralisasi air.
Pertukaran ion adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut senyawa yang tidak
larut, dalam hal ini resin, menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan
ion lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang dipertukarkan
berupa kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang
dipertukarkan berupa anion, maka resin tersebut dinamakan resin penukar anion.
Berdasarkan jenis gugus fungsi yang digunakan, resin penukar ion dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu :
Ion exchanger atau resin penukar ion dapat didefinisikan sebagai senyawa hidrokarbon
terpolierisasi yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta gugus-gugus fungsional
yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat penukar ion resin
mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia, antara lain kemampuan
menggelembung (selling), kapasitas penukuran dan selektivitas penukaran. Pada saat
dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan terserap ke resin
penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat
kondisi tersebut maka dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1.Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat digunakan berulang-
ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena
itu harus tahan terhadap air.
2.Kapasitas yang tinggi, yaitu resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi.
Kestabilan fisik yang tinggi, yaitu resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis tekanan
hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Hal yang penting pada tahap layanan adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan
beban pertukaran ion (ion exchange load). Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan
sebagai jumlah ion secara teoritik yang dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa
atau volume resin. Kapasitas pertukaran ion teoritik ditentukan oleh jumlah gugus fungsi
yang dapat diikat oleh matriks resin. Kapasitas operasi adalah kapasitas resin aktual
yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi tertentu. Beban pertukaran ion
adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap layanan dan diperoleh dari hasil kali
antara volume air yang diolah selama tahap layanan dengan konsentrasi ion yang
dihilangkan. Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas
(down flow).
2.4.2 Tahap Pencucian Balik
Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik
habis. Sebagai pencuci digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai sasaran
sebagai berikut :
Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam
dan dibuang, sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan
digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.
2.4.5 Penghilangan Gas (Deaerator)
Penghilangan gas dilakukan sebelum air keluaran kolom kation diolah di kolom
resin penukar anion dimaksudkan untuk mengurangi beban pertukaran pada kolom
penukar anion, yang berarti juga mengurangi penggunaan larutan regenerasi. Setelah
tahap pertukaran kation di resin penukar kation siklus hidrogen, alkalinitas bikarbonat
yang dikandung dalam air umpan akan dikonversi menjadi asam karbonat dan karbon
dioksida, seperti disajikan pada reaksi di bawah ini :
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : karena air keluaran resin penukar
kation bersifat asam, maka reaksi kesetimbangan di atas akan bergeser ke kiri. Air yang
diolah di kolom degasifier mengandung karbon dioksida yang ekivalen dengan
alkalinitas bikarbonat ditambah dengan jumlah karbon dioksida yang larut dalam air
tersebut.
Cara kerja kolom degasifier mengikuti teori-teori yang berlaku untuk proses
stripping (pelucutan). Kandungan CO2 dalam air dilucuti menggunakan udara yang
dihembuskan oleh blower atau secara vakum. Pemakaian kolom degasified dapat
mengurangi kandungan karbon dioksida menjadi 5 mg/l.
5.
Letak saluran masuk dan saluran pembuangan harus dibuat terpisah sejauh mungkin.
Pemisahan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resirkulasi air dari sisi pembuangan
mengalir ke sisi masuk. Resirkulasi akan menyebabkan penurunan efisiensi kondensor
karena temperatur air menjadi tinggi.
Keuntungan sistem siklus terbuka dibanding siklus tertutup antara lain adalah :
Sistem siklus terbuka digunakan pada unit pembangkit yang sumber airnya tak terbatas,
seperti air laut atau danau. Temperatur air ke sisi pembuangan harus dijaga pada batas
yang memenuhi syarat, karena air yang panas cenderung menimbulkan bau dan dapat
mematikan ikan. Gambar 2 menunjukkan diagram siklus terbuka untuk lokasi unit
pembangkit ditepi laut.