Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK PENGECORAN

Penelaahan Dasar
Pengecoran

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
1
Sifat-Sifat Logam Cair
Perbedaan logam cair dengan air
• Kecairan logam sangat tergantung pada temperatur
dan akan mencair seluruhnya pada temperatur tinggi,
dan terdapat inti-inti kristal pada temperatur rendah.

• Aliran logam mempunyai kelembaman dan gaya


tumbuk yang besar bergantung pada berat jenis
logam.

• Selama jarak antara partikel-partikel pasir cukup kecil


logam cair tidak meresap ke dalam pasir dan logam
cair mengalir di atas permukaan cetakan pasir.
Kekentalan logam cair

• Aliran logam cair


dipengaruhi oleh
kekentalan dan kekasaran
permukaan cetakan.

• Semakin tinggi
temperatur semakin
rendah keketalannya dan
sebaliknya.
Aliran dari logam cair

• Gaya gesek sangat mempengaruhi kecepatan aliran logam cair.


Pembekuan Logam
Pembekuan logam murni

• Pembekuan akan terjadi pada temperatur yang konstan, bila


cairan logam murni perlahan-lahan didinginkan.
Pembekuan coran
Kurva Pendinginan Logam Murni pada Pengecoran

6
Proses Pengerasan
• Lapisan tipis logam cor (initial skin) akan terbentuk akibat
pendinginan oleh dinding cetakan.

 Mengakibatkan granular pada permukaan bersifat halus, ukuran sama


dan berorientasi acak.

• Pengerasan berlanjut menuju titik


tengah rongga cetakan

 Formasi granular membentuk jarum dan


pertumbuhan menjauhi arah transfer panas
(dendritic growth)

7
Proses Pengerasan
• Hampir semua alloy mengeras pada rentang temperatur
bukan pada titik temperatur tertentu

Diagram fasa copper-nickel alloy Kurva pendinginan untuk komposisi


50% Ni-50%Cu 8
Waktu Pengerasan
• Aturan Chovrinov’s:

• Cm bergantung dari:
 Material cetakan (mis: konduktivitas termal, panas)
 Sifat termal logam cor (mis: panas fusi, konduktivitas termal)
 Temperatur penuangan relatif terhadap temperatur cair

• Volume riser dirancang lebih besar dari pada volume rongga


cetakan agar logam di rongga cetakan mengeras terlebih
dahulu (Chovrinov rule)
9
Diagram Fasa
Pendahuluan
• Sifat mekanik bahan salah satunya ditentukan oleh struktur
mikro
• Utk mengetahui struktur mikro, perlu mengetahui fasa diagram
• Diagram fasa digunakan utk peleburan, pengecoran, kristalisasi
dll
• Komponen: logam murni dan/atau senyawa penyusun paduan
• Cth. Kuningan, Cu sebagai unsur pelarut dan Zn sebagai unsur
yang dilarutkan.
• Batas kelarutan merupakan konsentrasi atom maksimum yang
dapat dilarutkan oleh pelarut utk membentuk larutan padat
(solid solution). Contoh Gula dalam air.
• Fasa adalah bagian homogen dari sistem yang
mempunyai kharakteristik fisik dankimia yang
uniform

• Contoh fasa, material murni, larutan padat, larutan


cair dan gas.

• Material yang mempunyai dua atau lebih struktur


disebut polimorfik

• Jumlah fasa yang ada dan bagiannya dalam


material merupakan struktur mikro.
• Diagram kesetimbangan fasa merupakan
diagram yang menampilkan struktur mikro
atau struktur fasa dari paduan tertentu

• Diagram kesetimbangan fasa menampilkan


hubungan antara suhu dan komposisi serta
jumlah fasa-fasa dalam keadaan setimbang.
Proses pertumbuhan dari struktur besi cor
• Struktur besi tuang ditentukan oleh komposisi dari besi dan
karbon
Diagram Cu-Ni
• L = larutan cair
homogen yang
mengandung Cu
dan Ni
• A = larutan padat
subtitusi yang
terdiri dari Cu
dan Ni, yang
mempunyai
struktur FCC
Diagram Cu-Ni
• Jumlah persentasi
cair (Wl) =
S/(R+S)x100%
• Jumlah persentasi a
(Wa) =
R/(R+S)x100%
Sistem binary eutektik
• Batas kelarutan atom Ag pada fasa a
dan atom Cu pada fasa b tergantung
pada suhu A
• Pada 780C, Fasa a dapat melarutkan F
atom Ag hingga 7,9%berat dan Fasa b
dapat melarutkan atom Cu hingga
8,8%berat G E B
• Daerah fasa padat: fasa a, fasa a+b,
dan fasa b, yang dibatasi oleh garis
solidus AB, BC, AB, BG, dan FG, GH.
• Daerah fasa padat + cair: fasa a + cair,
dan fasa b + cair, yang dibatasi oleh
garis solidus
H C
• Daerah fasa cair terletak diatas garis
liquidus AE dan FE
• Reaksi Cair  padat(a) + padat (b)
pada titik E disebut reaksi Eutektik.
Diagram Fasa Pb-Sn
• Reaksi eutektik
Cair (61,9%Sn)  a(19,2%Sn)+b(97,6%Sn)
Diagram Fasa Cu-Zn
Diagram Fasa Fe-Fe3C
• Besi-a (ferrit); Struktur
BCC, dapat melarutkan C
maks. 0,022% pada 727C.
• Besi-d (austenit); struktur
FCC, dapat melarutkan C
hingga 2,11% pada 1148C.
• Besi-z (ferrit); struktur BCC
• Besi Karbida (sementit);
struktur BCT, dapat
melarutkan C hingga 6,7%0
• Pearlit; lamel-lamel besi-a
dan besi karbida
Reaksi pada Diagram Fasa Fe-C
• Reaksi eutektik pada titik 4,3%C, 1148C
L  d(2,11%C) + Fe3C(6,7%C)
• Reaksi eutektoid pada titik 0,77%C, 727C
d(0,77%C)  a(0,022%C) + Fe3C(6,7%C)
• Reaksi peritektik
Pengaruh unsur pada Suhu Eutektoid dan
Komposisi Eutektoid
• Unsur
pembentuk
besi-d: Mn &
Ni
• Unsur
pembentuk
besi-a: Ti, Mo,
Si & W
Diagram Fasa Al-Si
• Paduan hipoeutektik Al-
Si mengandung Si
<12,6%
• Paduan eutektik Al-Si
mengandung Si sekitar
12,6%
• Paduan hipereutektik
Al-Si mengandung Si
>12,6%

Anda mungkin juga menyukai