Universitas Jayabaya Diagram Fasa Fe-C (Baja) • Sifat-sifat baja sangat dipengaruhi oleh kadar C. • Baja adalah logam paduan Fe-C dengan kadar C < 2% . • Untuk paduan Fe-C dengan C > 2% dinamakan besi tuang (cast iron).
Diagram fasa mempunyai 3 titik
invarian yaitu : • titik peritectic (pada suhu 1493 ° C), • Titik eutectic (pada suhu 1147 ° C dan C=4,3%) • Titik eutectoid (pada suhu 723 ° C dan C=0,8%). Titik-titik invarian ini terdiri dari 3 fasa yang berada dalam kesetimbangan : 1. Reaksi peritectic : L + δ = γ 2. Reaksi eutectic : L = γ + Fe3C 3. Reaksi eutectoid : y = α + Fe3C Jenis baja berdasarkan kadar C Berdasarkan kadar C, baja dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Baja eutectic. Baja hypoeutectoid. Baja hypereutectoid. Baja Eutectoid • Jika baja eutectoid dengan kadar C = 0,8 % didinginkan dari suhu misal 800 °C sampai suhu kamar, maka akan terjadi serangkaian perubahan fasa (transformasi fasa). • Saat suhu mencapai 723 °C, reaksi eutectoid terjadi menurut persamaan : γ = α + Fe3C. • Stuktur mikro yang terbentuk berupa lapisan α (ferrite) dan cementite (Fe3C) yang dinamakan perlit (pearlite).
Struktur perlit ini disebabkan karena
perbedaan konsentrasi C antara fasa γ (0,8 %C), ferit (0,02 %C) dan cementite (6,7 %C) sehingga terjadi difusi. Baja Hypoeutectoid Baja hypoeutectoid adalah baja dengan kadar C antara 0,02 - 0,76 %. Jika baja dengan kadar Co = 0,4 %C didinginkan dan suhu 900 °C (titik a) pada gambar maka akan terjadi perubahan struktur mikro. Pada suhu 900 °C, baja dalam bentuk austenit. Jika suhunya turun sampai titik b, ferit mulai tumbuh pada butir austenit. Ferit ini dinamakan proeutectoid ferrite. Pendinginan selanjutnya pada suhu c menyebabkan bertambahnya jumlah proeutectoid ferrite sampai semua batas butir austenit dipenuhi proeutectoid ferrite. Pada suhu di bawah 723 °C (titik d), sisa austenit berubah menjadi perlit menurut reaksi : γ = α + Fe 3 C (perlit) Jadi struktur akhir berupa ferit pada batas butir (proeutectoid ferrite) dan perlit. Baja Hypereutectoid Baja hypereutectoid adalah Baja dengan kadar C antara 0,8 - 2,14 %. Perubahan fasa yang terjadi selama pendinginan. • Pada titik a, baja hypereutectoid berada dalam bentuk austenit. Jika suhu turun sampai titik b, cementite (Fe3C) mulai terbentuk sepanjang batas butir austenit. • Pada titik b, jumlah cementite bertambah sampai batas butir austenit tertutupi oleh cementite. • Di bawah suhu eutectoid, sisa austenit akan berubah menjadi perlit. • Hasil akhir berupa cementite yang terbentuk sebelum reaksi eutectoid (dinamakan proeutectoid cementite) dan perlit. Perlakuan panas (Heat Treatment) • Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat fisis logam tersebut. • Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan permesinan lebih lanjut. • Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet. • Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia baja harus diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis. Perlakuan panas (Heat Treatment) • Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada struktur mikronya. • Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki struktur mikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. • Struktur mikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses perlakuan-panas yang diterima selama proses pengerjaan. Perlakuan panas (Heat Treatment) • Proses perlakuan-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan : • Dimulai dengan pemanasan specimen pada elektrik terance ( tungku ) sampai ke temperatur tertentu (temperatur rekristalisasi). • Lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat. • Kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu dengan media pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda. • Logam seperti baja biasanya dilakukan perlakuan panas untuk tujuan : 1. Pelunakan (Softening) 2. Pengerasan (Hardening) 3. Modifikasi Material (Material Modification) Klasifikasi Proses Perlakuan Panas Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis : 1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan) Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini diantaranya adalah untuk : melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir, menghilangkan tegangan dalam dan memperbaiki machineability. Jenis dari perlakukan panas Near Equibrium, misalnya : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing, Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing. 2. Non Equilirium (Tidak setimbang) Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non Equilibrium ini adalah untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi. Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya : Hardening, Martempering, Austempering, Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening, Induction hardening) Diagram Near Equilibrium Ferrite - Cementid (Fe3C)
Kandungan Karbon (C)
• 0,008%C = Batas kelarutan maksimum Karbon pada Ferrite pada temperature kamar. • 0,025%C = Batas kelarutan maksimum Karbon pada Ferrite pada temperature 723 oC. • 0,83%C = Titik Eutectoid • 2%C = Batas kelarutan Karbon pada besi Gamma pada temperature 1130 oC. • 4,3%C = Titik Eutectic • 0,1%C = Batas kelarutan Karbon pada besi Delta pada temperature 1493 oC. Garis-garis • Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan). • Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan). • Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid solution dengan solid solution. • Garis Acm = garis kelarutan Karbon pada besi Gamma (Austenite) • Garis A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada pemanasan.
• Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi
Ferrit pada pendinginan. • Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementit. • Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Ferrite. Struktur mikro • Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 oC, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C. • Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 oC, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic). • Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic. • Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C. • Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 723 oC dengan kandungan Carbon 0,83%C. Pelunakan (Softening) • Pelunakan (softening) dilakukan dengan tujuan: Untuk mengurangi kekuatan atau kekerasan, Untuk menghilangkan tegangan sisa (residual stresses), Untuk memperbaiki ketangguhan (toughness), Untuk menaikkan keuletan (ductility), Untuk memperhalus ukuran butir, atau Untuk merubah sifat elektromagnetik dari baja. • Proses pelunakan dapat berupa : Proses anil (annealing process) Anil sempurna (Full annealing) Stress relief anneal Speroidisasi Proses Normalizing Proses temper Quenching (pencelupan dari suhu tinggi) Proses Annealing • Proses perlakuan panas di mana material dikondisikan ke suhu tinggi selama beberapa waktu dan kemudian didinginkan. • Suhu yang tinggi tersebut memungkinkan proses difusi terjadi secara cepat. • Waktu yang dibutuhkan pada suhu tinggi tersebut (waktu perendaman) cukup panjang, yang memungkinkan transformasi terjadi. • Pendinginan dilakukan perlahan-lahan untuk menghindari distorsi (wrapping) dari logam, atau bahkan retak, yang disebabkan oleh tekanan yang disebabkan oleh kontraksi diferensial karena inhomogenitas panas. • Keuntungan proses annealing, antara lain: • Meringankan tekanan, • Meningkatkan kelembutan, keuletan dan ketangguhan, • Menghasilkan struktur mikro yang spesifik. Anil sempurna (Full annealing) • Yaitu proses peningkatan temperatur secara pelan sampai sekitar 500 oC di atas temperatur austenit A3 atau Acm pada baja hypoeutectic (< 0,77% C) dan 500 oC dalam daerah Austenit – Cementit pada baja hypoeutectic (< 0,77% C), kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cukup lambat (biasanya dengan dapur atau dalam bahan yang mempunyai sifat penyekat panas yang baik). • Merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan perlite yang kasar (coarse pearlite) tetapi lunak dengan pemanasan sampai austenitisasi dan didinginkan dengan dapur, memperbaiki ukuran butir serta dalam beberapa hal juga memperbaiki machinibility, pelunakan sebelum pemesinan. Stress relief Annealing • Merupakan proses perlakuan panas untuk menghilangkan tegangan sisa akibat proses sebelumnya, misalnya pembentukan (pengecoran), bagian yang dilas, dan bagian yang dibentuk pendinginan. Bagian tersebut cenderung mempunyai tegangan oleh karena siklus pemanasan atau cold working. • Caranya : bagian tersebut dipanaskan pada temperatur sekitar 600 – 650 oC selama beberapa menit dan kemudian didinginkan dengan perlahan di udara. • Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan karbon dibawah 0,3% C itu tidak bisa dikeraskan dengan membuat struktur mikronya berupa martensite. Nah, bagaimana caranya agar kekerasannya meningkat tetapi struktur mikronya tidak martensite? Ya, dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin (cold working) tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold working ini akan timbul yang namanya tegangan dalam atau tegangan sisa dan untuk menghilangkan tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing. Spheroidizing • Baja karbon medium dan tinggi memiliki kekerasan yang tinggi dan sulit untuk dikerjakan dengan mesin dan dideformasi. Untuk melunakkan baja ini dilakukan proses spheroidizing. • Spheroidizing merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan struktur karbida berbentuk bulat (spheroid) pada matriks ferrite. • Pada proses Spheroidizing ini akan memperbaiki machinibility (pemesinan) atau cold formed pada baja paduan kadar Karbon tinggi (C > 0.6%). • Tujuan proses ini adalah meningkatkan ketangguhan baja rapuh. • Proses spheroidizing dilakukan dengan cara memanaskan baja pada temperatur sedikit dibawah temperatur eutectoid, yaitu sekitar 700 oC. Pada temperatur tersebut ditahan selama 15 hingga 25 jam. Kemudian didinginkan secara perlahan-lahan di dalam tungku pemanas hingga mencapai temperatur kamar. Proses Normalizing • Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus, pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari hasil anneal. • Tujuan normalizing : 1. Memperhalus butir atau membuat austenit menjadi homogen saat baja dipanaskan untuk keperluan pengerasan (hardening) atau full anneling. 2. Mengurangi pemisahan (segregation) pada logam cor atau penempaan (forging) sehingga menghasilkan struktur yang homogen. 3. Memperkeras baja. • Caranya: dilakukan dengan pemanasan lambat dan merata di atas temperatur transformasi (> 600˚C di atas A3/Acm) dan didinginkan secara perlahan-lahan di udara untuk menghilangkan struktur-struktur yang tidak merata dari hasil proses sebelumnya, seperti pada proses pengecoran, tempa dan sebagainya. Pendinginan pada proses ini lebih cepat daripada pendinginan pada annealing. Proses Temper • Adalah suatu proses perlakuan panas yang mereduksi kegetasan dari bahan. • Proses ini dilakukan pada temperatur di bawah kira-kira 723 oC untuk mengurangi kekerasan bahan dan menambah keuletan bahan. • Dengan temper mikrostruktur baja akan homogen dan tegangan sisa akibat pemanasan yang tinggi selama di-quenching tereliminasi atau dapat diminimalisasi. Baja yang dikeraskan seharusnya ditemper sebelum digunakan. Hasil Riset • Sigit Gunawan (2005) menyatakan korelasi antara pengaruh suhu temper terhadap ketangguhan impak dan kekuatan tarik baja AISI 420 dimana ketangguhan impak cenderung naik seiring dengan naiknya temperature temper, sebaliknya kekuatan tarik cenderung menurun dengan kenaikan temperatur temper. Sejalan dengan penelitian oleh Hasta Kuntara (2005) dengan baja X165CrMoV12 untuk bahan cetakan. • V.N.Potluri (2002) menyatakan pengaruh waktu tempering terhadap sifat mekanis bahan berupa kekerasan dan kekuatan dimana kekerasan turun dengan kenaikan waktu temper, tetapi kekuatan tarik tidak terlalu berpengaruh terhadap waktu temper. • Bakri & Chandrabakty (2006) → Kekuatan tarik dan ketangguhan baja komersial tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap variasi waktu (1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam) perlakuan panas temper ( 600 oC) Efek perlakuan panas temper terhadap sifat mekanis material (Jurnal SMARTek, 2006) Proses Quenching • Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam atau paduan sehingga mencapai batas austenit yang homogen. • Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. • Quenching (pencelupan dari suhu tinggi): dilakukan pada bahan agar larutan padat yang terbentuk pada solution treatment tetap ada pada temperatur rendah. • Untuk menghindari terjadinya presipitasi yang cukup besar selama proses pendinginan maka perlu dipenuhi persyaratan sebagai berikut : • Waktu yang diperlukan untuk memindahkan komponen dari tungku (furnace) ke media pendingin harus cukup singkat. • Volume, kapasitas penyerapan panas dan laju aliran media pendingin dipilih sedemikian hingga tidak terjadi presipitasi selama pendinginan. Pengerasan (Hardening) • Hardness dipengaruhi kandungan karbon dari baja. • Hardenability didefinisikan sebagai : • Kemampuan baja untuk membentuk martensit pada proses pencelupan. • Sifat baja menentukan kedalaman dan distribusi kekerasan pada proses quenching. • Kemampu Kerasan (Hardenability) adalah kemampuan bahan untuk dikeraskan (ukuran ketahanan terhadap deformasi plastis oleh indentasi). • Jika baja bertransformasi cepat dari austenit membentuk ferit dan karbida dengan kemampu kerasan rendah, maka martensit tidak terbentuk (karena transformasi suhu tinggi). • Jika baja bertransformasi lambat dari austenit membentuk ferit dan karbida yang kemampu kerasan besar. • Hardenability dipengaruhi oleh faktor berikut : 1. komposisi kimia baja 2. ukuran butir austenit 3. struktur baja sebelum quenching. • Hardenability dapat diukur dengan metode Grossmann atau Jominy End Quench Test. Hardenability dan Perlakuan Panas • Hardenability dipengaruhi oleh unsur paduan. Karbon dapat meningkatkan hardenability akan tetapi jika persentasenya tinggi dapat menurunkan ketangguhan sehingga baja sukar dimesin dan kemungkinan terjadinya retak dan distorsi saat perlakuan panas dan pengelasan menjadi tinggi. • Peningkatan hardenability yang paling ekonomis yaitu : • Dengan memberikan mangaan (Mn) sebesar 0,6% sampai 1,4 %. • Chromium (Cr) dan molybdenum (Mo) juga efektif dalam meningkatkan hardenability. • Boron mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hardenability dimana penambahan B sebesar 0,001 % dapat meningkatkan hardenability baja. • Hardenability tinggi tidak selalu diinginkan terutama untuk alat iris atau komponen mesin lainnya yang membutuhkan permukaan yang keras dantahan aus serta ketangguhan yang baik di bagian dalam (inti). Modifikasi Material (Material Modification)
• Perlakuan panas digunakan untuk memodifikasi sifat material
menurut hardening dan softening. • Proses memodifikasi sifat baja dalam sifat yang menguntungkan untuk memaksimalkan penggunaan material seperti stress relieving, atau sifat kekuatan. Tabel Proses-proses Transformasi Baja
Diagram Fasa Adalah Diagram Yang Menampilkan Hubungan Antara Temperatur Dimana Terjadi Perubahan Fasa Selama Proses Pendinginan Dan Pemanasan Yang Lambat Dengan Kadar Karbon