DISUSUN OLEH :
ABYAN
1904102010041
MUHAMMAD RISKI.HSB
1904102010056
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2022
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
LEMBAR SOAL
NPM :1904102010002
Nama :ABYAN
NPM :1904102010041
Nama :MUHAMMAD RISKI.HSB
NPM :1904102010056
Tugas Rancang Produk Rekayasa tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 3
Februari s/d 2022, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Mengetahui/Menyetujui
Koordinator Program Studi Teknik
Mesin
Assalamua’laikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami mendapat kesempatan menyelesaikan laporan
rancangan ini. Selain sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan dalam hal
perencanaan komponen mesin, tugas ini juga ini disusun untuk menyelesaikan
mata kuliah rancangan dan untuk dapat memenuhi tanggungjawab dan kewajiban
sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Prodi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berdasarkan Statistik Aceh Luas Perkebunan Aceh mencapai 1.073.220
hektare (ha).dari data tersebut didapatkan Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat
Berupa Jambu Mete.Produksi Perkebunan Rakyat Jenis Tanaman Jambu Mete di
indonesia Pada Tahun 2020 berjumlah 157,40 Ribu Ton.di Provinsi Aceh
didapatkan data Produksi Jambu Mete Berjumlah 0,25 Ton dengan Luas 100
Hektare (ha) (BPS,2018).
Dengan Data tersebut Untuk Meningkatkan Produksi Kacang Mete maka
diCiptakan Alat Produksi Kacang Mete Berupa Alat Pembelah Biji Kacang Mete
yang bertujuan untuk meningkatkan,memudahkan dan menghemat Waktu dalam
Proses Produksi Kacang Mete.
Dalam beberapa kasus sebagian petani telah menggunakan alat bantu
pembelah kacang secara manual.namun dilihat dari dimensi alat tersebut tidak
relatif efisien dalam membelah kacang,membuat penggunaan alat ini masih
kurang efektif bila digunakan untuk skala produksi besar.
Penggunaan teknologi mesin telah merambah diberbagai sektor kehidupan
termasuk dalam sektor produksi perkebunan. Salah satu contoh penggunaan
teknologi dalam sektor tersebut adalah industri kacang mete dengan membuat alat
pembelah kacang mete agar proses produksi lebih efisien
Penggunaan mesin pembelah kacang mete merupakan jawaban dari
permasalahan di atas. Produksi kacang mete dengan mesin pembelah akan lebih
meningkat dibandingkan dengan produksi manual dengan tenaga manusia.
Dengan mesin pembelah kacang mete, hasil produksi kacang mete akan lebih
bagus,mudah dan cepat Hal tersebut sangat berpengaruh dengan hasil kacang mete
yang akan dipasarkan kemudian.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sularso and Suga (2013) poros adalah bagian yang terpenting
dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga ersama dengan
putaran, peranan utama dalam transmisi seperti poros. Poros yang berfungsi dalam
sistem transmisi ini dapat di klarifikasikan menurut jenis pembebanannya, yakni
sebagai berikut :
1. Poros transmisi, poros yang mengalami beban murni atau puntir dan
lentur.
2. Spindle, poros transmisi yang relatif pendek dan beban utamanya
berupa puntiran.
3. Gandar, poros yang hanya menerima beban lentur saja,dipakai antara
roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam merencanakan sebuah poros antara
lain :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang
poros yang baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang
terjadi pada poros seperti beban puntir, beban lentur,beban tarik kita dapat
menentkan kekuatan poros yang sesuai. Selain itu harus memperhatikan
faktor lainnya seperti kelelahan (fatigue, tumbukan dan konsentrasi
tegangan.
2. Kekakuan poros
Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akann terjadi
pada poros. Defleksi yang besar akan mengakibatkan getaran serta suara
bising yang berakibat kegagalan poros dengan spesifikasi kerja yang kita
inginkan.
3. Putaran kritis poros
Poros harus dirancang sedemikian rupa sehingga putaran kerja
yang dibuutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri.
Poros dapat diuata bekerja di bawah putarahn kritisnya ataupun diatas
putaran kritisnya untuk menghindari kegagalan.
4. Bahan Poros
Dari sisi teknis pemilihan bahan pembuatan poros harus
memperhatikan ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta
manufactureabilitty atau kempuan proses manufakturnya. Poros yang
berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta membutuhkan
pekerjaan yang khusus akan menaikkan harga produksi oleh karena itu
perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah kalian serta perhatkan
kempuan dalam pembuatannya baik dari mesin-mesinnya maupun tenaga
ahli.
5. Faktor korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi
[ada poros. Oleh karenanitu perhatikn penempatan poros agar faktor korosi
dapat di kurangi. Misal poros diguanakan pada mesin pompa air laut maka
poros tersebut hatus lebih tahan korosi jika di banddingkan dengan poros
pada pompa air tawar.
Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan
untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan
sebagai sumber penggerak,penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
pengerskksn relative. Sabuk dilingkarkan pada katrol. Dalam system dua katrol,
sabuk dapat di mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau
menyilang.sabuk digunakan sebagi penggerak contohnya adalah pada conveyor
dimana sabuk secara kontinu membawa beban dari satu titik ke titik yang lainnya.
2.4 Conveyor
Gambar 2. 4 Conveyor
2.6 Korosi
Pencegahan korosi yaitu proses terjadinya perubahan permukaan secara kimia
dari sebuah mesin, mempengaruhi pemilihan dari bahan elemen tersebut dan juga
pasangannya, selain itu juga mempengaruhi konstruksi dan tahapan-tahapan
pembuatannya.
A. Korosi secara kimiawi paling sering terjadi dengan terbentuknya ikatan
oksigen karena bereaksi dengan air, gas, asam, dan alkalis, begitu juga dengan
zat-zat kimia lainnya. Sebagai penangkal korosi digunakan pelumas yang akan
menimbulkan lapisan pelindung pada elemen. Ada juga cara lain yaitu dengan
memadukan baja dengan tambahan Cr dan Cu atau besi cor kelabu dengan S
dan Si.
B. Pada korosi yang terjadi secara elektrokimiawi akan terbentuk elemen
lokal galvanik diantara logam-logam.
a. Gejala-gejala Korosi.
Penampilan korosi dapat dikenali dari luar dengan meratanya permukaan
korosi, lubang-lubang, dan melemahnya struktur.
b. Sifat-sifat Korosi Pada Logam-logam :
1) Besi (Fe)
Besi lebih mudah berkarat di udara, air, lautan dan asam, tetapi
tidak mudah berkarat pada air keras, alkalis, konsentrat asam
nitrat karena akan membentuk suatu lapisan pelindung dengan
sendirinya.
3) Magnesium (Mg)
Magnesium menutupi permukaannya dengan lapisan oksida
dan tahan korosi terhadap asam Fluorid dan basa sampai pada
temperatur 120°C.
4) Timah
Timah tahan terhadap udara, air laut dan asam lemak
sehingga banyak dipakai pada industri makanan.
5) Tembaga (Cu)
Tembaga tahan terhadap udara, gas, air laut dan juga terhadap
asam, basa dan garam.
6) Nikel (Ni)
Nikel sama seperti tembaga, tetapi dalam keadaan panas tidak
tahan terhadap gas belerang.
METODE PERANCANGAN
𝒅𝟏 𝒏𝟏
𝒊= 𝒅 =𝒏
𝟐 𝟐
𝑷𝒅 = 𝑭𝒄 𝑿 𝑷
Dimana: Pd = Daya Rencana (kW)
Fc = Nilai Kuat Tekan Rata-Rata
P = Besaran Gaya Tekan
Dimana:
𝝅 𝒙 𝒅 𝒏 𝒙 𝒏𝒏
𝒗= 𝟔𝒙𝟏
𝒅𝟏−𝒅𝟐
𝒄 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝜸
𝑑2 = Diameter 2 (mm)
𝒅𝟐 − 𝒅𝟏
𝑳= 𝟐 ≥𝑪
𝒑𝒅
𝑵=
≥𝑪
𝒑𝒄 − 𝑲𝜽
Nilai standar lebar sabuk nominal dalam seri R10, mulai dari 25
mm hingga 63 mm dan pada seri R 20 mulai dari 71 mm sampai
dengan 600 mm. Jadi, lebar standarnya adalah 25, 32, 40, 50,
63, 71, 80, 90, 100, 112, 125, 140, 160, 180,
200, 224, 250, 280, 315, 355, 400, 450, 500, 560 dan 600mm.
𝒇𝒄 = 𝒎 𝒙 𝒗𝟐
𝑻
𝑭=
𝑫
Dimana: F = Gaya Akibat Torsi (Kg)
T = Torsi (N.mm)
D = Diamater Puli (mm)
𝑭𝟏 = 𝒇𝒊 + 𝒇𝒄 + 𝒇𝒕
𝑭𝟐 = 𝒇𝒊 + 𝒇𝒄 + 𝒇𝒕
𝑭𝟏𝒂 = 𝒃 + 𝑭𝒂 + 𝑪𝒑 + 𝑪𝒗
Dimana:
= Tegangan terbesar yang diizinkan (N/m)
𝒇𝟏𝒂
𝑺𝒇 =
𝒇𝟏
2
Dimana: = Faktor Keamanan (-)
= Tegangan terbesar yang diizinkan (N/m)
𝑷𝒅 = 𝑷 𝒙 𝒇
𝑫′𝒏 = 𝟐 𝒙 𝒂
𝟏+𝒊
2
Dimana: = Diameter Sementara ke-n (mm)
= Jarak Sumbu Poros (mm)
= Jarak Reduksi
Dari diagram pemilihan modul diambil modul seri 1 dengan m = 3
dan ∝= 20
Maka,
𝒛 = 𝑫′𝒏
𝒎
Dimana: z = Jumlah
Gigi
= Diameter Sementara ke-n (mm)
𝒅𝟏 = 𝒛𝟏 𝒙 𝒎
z = Jumlah Gigi
3.2.2.3 Kelonggaran Puncak dan Kelonggaran Sisi
𝑪𝒌 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝒎
𝑪𝟎 = 𝟎
𝒅𝑹 = 𝒁𝒏 + 𝟐 𝒙 𝒎
𝒅𝒈 = 𝒁𝒏 𝒙 𝒎 𝒙 𝒄 𝑎
Kedalaman Pemotongan
2
𝑯 = 𝟐𝒎 𝒙 𝑪𝒌
Kecepatan Keliling
𝜋 𝑥 𝑑1 𝑥
𝑣=
𝑛6 𝑥 1
Gaya
Tangensial 1𝑥
𝐹𝑡 = 𝑃𝑑
𝑣
𝑣 = Kecepatan (m/s)
3
𝑃𝑑 = Daya Rencana (kW)
3
3.2.2.10 Tegangan Lentur yang Diizinkan
𝑭′𝒃 = 𝝈𝒃 𝒙 𝒎 𝒙 𝒙 𝒇𝒗
Dimana: 𝐹′𝑏= Beban lentur yang diizinkan per satuan lebar (Kg/mm)
𝑓𝑣 = Faktor Dinamis
𝟐𝒁𝟐
𝑭′𝑯 = 𝑭𝒗 𝒙 𝒌𝑯 𝒙 𝒅𝟏 + 𝒁
𝒁 𝟏 𝟐
Dimana:
𝐹′𝐻= Beban permukaan yang diizinkan (Kg/mm)
𝐹𝑣 = Faktor Dinamis
𝑑1 = Diameter (mm)
Z = Jumlah Gigi (mm)
𝐹′𝐻 =
𝐹𝑚
3.2.2.13 Lebar
Gigi 𝑭𝒕
𝒃= 𝑭
𝒎
3
3.2.2.15 Diameter pitch
𝒁
𝑷=
𝒅
Dimana: p= Diameter Pitch (mm)
z= Jumlah Gigi
d= Diameter (mm)
3.2.2.16 Tebal
gigi
𝒎
𝑺=𝝅
𝟐
Dimana: S = Tebal Gigi (mm)
3.2.2.17 Dearance
𝒄𝟏
𝒑
Adendum
𝟏
𝒅𝒘 =
𝒑
Dedendum
𝟏𝟐
𝑫𝒘 =
𝒑
Poros memiliki alur pasak sebagai tempat pasak diselipkan yang mana
digunakan untuk mengunci poros dengan pulley, roda, roda-gigi, roda rantai dan
sebagainya dengan tujuan agar keduanya tersambung sehingga mampu
meneruskan putaran, momen putar/torsi. Oleh karena itu, perencanaan pasak
3
juga harus diperhatikan. Parameter perencanaannya sebagai berikut.
Gaya tangential pada pasak dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
𝑻
𝑭=
𝑫 /𝟐
Perencanaan lebar dan tinggi pasak serta kedalaman alur pasak poros dan
pasak naf dapat ditentukan dengan memilih ukuran standar pasak yang
disesuaikan berdasarkan ukuran diameter porosnya dengan Tabel 3.10 berikut
ini.
Tabel 3.11 Standar ukuran pasak
3
3.2.3.3 Bahan Konstruksi Pasak
Umumnya bahan konstruksi pasak mempunyai nilai kekuatan tariknya 60
(kg/mm2) atau lebih kuat dari bahan porosnya. Namun, terkadang kekuatan tarik
pasak lebih lemah dari porosnya sehingga pasak terlebih dahulu rusak ketimbang
poros atau naf nya. Hal tersebut dikarenakan harga pasak relative lebih murah.
Tabel perencanaan bahan konstruksi pasak ditunjukkan pada Tabel 3.10.
𝑟𝑹 = 𝝈𝒃
𝒔𝒇𝒌 𝒙 𝒔𝒇𝒌
𝟏 𝟐
𝑭
𝑟𝒌 = 𝒃 𝒍
.
F = Gaya (Kg)
b.l = kuran Standar pada Tabel Ukuran dan Alur Pasak
(mm2)
3
3.2.3.6 Tekanan Permukaan yang Diizinkan
𝑷𝒅 ≥ 𝑷
𝑪 ≥ 𝑪𝟎
Dimana: C = Kapasitas Nominal Dinamis
Spesifik
3
3.3 Langkah-Langkah Perancangan
3
3.3.1 Diagram Alir Perencanaan Puli dan Sabuk
3
3.3.2 Diagram Alir Perencanaan Roda Gigi Lurus
3
3.3.1 Diagram Alir Perencanaan Pasak
4
3.4 Desain Sederhana Perancangan Alat Pembelah Biji Kacang Mete
3.2 Desain Sederhana Perancangan Alat Pembelah Biji Kacang Mete Tampak
Atas
3.1 Desain Sederhana Perancangan Alat Pembelah Biji Kacang Mete Tampak
Depan
4
BAB IV
F’c = P.A
P = F’c . A
= 2,541 𝑁
1. Perbandingan Putaran
𝒅𝟏 𝒏𝟏
𝒊= 𝒅 =𝒏
𝟐 𝟐
𝟐𝟓𝟎 𝒎𝒎
𝒊= = 𝟏, 𝟔𝟓
𝟏𝟓𝟐 𝒎𝒎
P=2541 N
n= 0,3
𝜌 = 0,001 𝑘𝑔/𝑚
𝑑1 = 250 𝑚𝑚
𝑑2 = 152 𝑚𝑚
4
Luas penampang sabuk v
a = b. t
= 30.3 =90 mm
a.Faktor Koreksi
b.Daya Rencana
Pd = F X P
Pd = 0,00981 x2,541 k
Pd = 0,002541 k
c.Momen Rencana
𝑷𝒅
T = 9,74 x 𝟏𝟎𝟓 𝒙 ( )
𝑵𝒏
𝑻𝟏 = 9,74 x 𝟏𝟎 𝟓 𝒙 ( 𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟐𝟓𝟒𝟏)
𝟐𝟓𝟎
𝑻𝟏 = 9,951 k m
𝑻𝟐 = 9,74 x 𝟏𝟎 𝟓 𝒙 ( 𝟎,𝟎𝟎𝟎𝟐𝟓𝟒𝟏)
𝟏𝟓𝟐
𝑻𝟐 = 16,276 k m
e.Diamater Pulley
𝝅 𝒅 𝟏𝒏
𝑢 = 𝟔𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
4
𝐦 𝟑,𝟏𝟒 𝒙 𝟐𝟓𝟎 𝒙 𝒏
𝟒 𝐬 = 𝟔𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝐦 𝟕𝟖𝟓 𝒙 𝒏
4𝐬 = 𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎
𝟑𝟏𝟒
𝒏 = 𝟔𝟎𝟎𝟎𝟎 = 𝟎, 𝟎𝟓𝟐𝟑
𝟑,
𝑳 = 𝟐 (𝟏𝟎, 𝟒𝟖𝟏) 𝟏𝟒 (𝟐𝟓𝟎 + 𝟏𝟓𝟐)
+
𝟐
𝟏
+ (𝟏𝟓𝟐 − 𝟐𝟓𝟎)𝟐
𝟒(𝟏𝟎𝟒, 𝟖𝟏)
𝑳 = 𝟖𝟔𝟑, 𝟔𝟔𝟖 𝒎
i.Jarak sumbu poros
𝒅 − 𝒅𝟏
𝟐
𝑪 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧
𝟏𝟓𝟐 − 𝟐𝟓𝟎
𝒄 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝟏𝟎
𝒄 = 𝟏𝟎𝟒, 𝟖𝟏
4
k. Jumlah Sabuk
Satu
l.Sudut Kontak
∅ = 𝟐𝟏𝟎°
n. lebar puli
𝑩 = 𝟏, 𝟐𝟓 𝑿 𝒃
𝑩 = 𝟏, 𝟐𝟓 𝑿 𝟏𝟐𝟕
𝑩 = 𝟏𝟏𝟓𝟖, 𝟕𝟓
o.tebal sabuk
p.gaya intial
𝑻
𝑭 = 𝒆 𝒇(∅)+𝟏
𝟏 𝑫 𝒆 𝒇(∅)−𝟏
𝟐𝟔,𝟐𝟐𝟕 𝒆𝟐+𝟏
𝑭𝟏 = 𝟐𝟓𝟎 𝒆𝟐−𝟏
𝑭𝟏 = 𝟎, 𝟏𝟎𝟓𝟑𝟗𝟐
q.gaya sentrifugal Fc
𝑭𝒄 = 𝒎. 𝒗𝟐
𝑭𝒄 = 𝟏𝟎𝟎𝟎𝟒𝟑, 𝟓𝟒 𝒙𝟒𝟐
𝑭𝒄 = 𝟏𝟔𝟎, 𝟔𝟗 𝒌𝑵
𝑻
𝑭=
𝑫
𝟐𝟔, 𝟐𝟐𝟕
𝑭=
𝟐𝟓𝟎
𝑭 = 𝟎, 𝟏𝟎𝟒𝟗𝟎𝟖 k
4
s.Gaya pada Puli
𝑭𝟏 = 𝑭𝒊 + 𝑭𝒄 + 𝑭𝒕
𝑭𝟏 = 𝟏𝟔𝟎, 𝟗𝟎 𝒌
𝑭𝟐 = 𝑭𝒊 + 𝑭𝒄 − 𝑭𝒕
𝑭𝟐 = 𝟏𝟔𝟎, 𝟔𝟗 𝒌
𝑭𝟏𝒂 = 𝒃 𝒙 𝑭𝒂 𝒙 𝒄𝒑 𝒙 𝒄𝒗
𝑭𝟏𝒂 = 𝟏𝟐𝟕 𝒙 𝟔, 𝟕𝟕 𝒙 𝟏, 𝟐 𝒙 𝟏
𝑭𝟏𝒂 = 𝟏𝟎𝟑𝟏, 𝟕𝟒 𝒌
u.Faktor Keamanan
𝒔𝒇 𝑭𝟏𝒂
= 𝑭𝟏
𝒔𝒇 𝟏𝟎𝟑𝟏,𝟕𝟒 𝒌
= 𝟏𝟔𝟎,𝟗𝟎 𝒌
𝒔𝒇 = 𝟔, 𝟒 𝒌
𝒔𝒇 > 𝟏 (𝑩𝒂𝒊𝒌)
S30C D
𝝈𝑩𝝈 = 𝟓𝟖 𝒌⁄
𝒎𝟐
𝒔𝟏 = 𝟔 , 𝒔𝟐 = 𝟐 (𝒅 𝒂 𝒑)
𝑟𝒂 =
𝝈𝑩
=
𝟓𝟖 = 𝟒, 𝟖𝟑 𝒌⁄
𝒔𝟏𝒙 𝒔𝟐 𝟔𝒙 𝒎𝟐
𝟐
𝒌𝒕 = 𝟐 𝒖 𝒙 𝒃 𝒙 𝒕𝒖
4
𝑪𝒃 = 𝟐 𝒖 𝒙 𝒍𝒆
4
v.Diamater Poros
𝟏⁄
𝟓,𝟏
𝒅 �= [ 𝒂� 𝒙 𝒌𝒕 𝒙 𝑪𝒃 𝒙 𝑻𝟏]
𝟑
𝟓, 𝟏⁄
𝟏 𝟑
𝒅𝟏 = [ 𝒙 𝟐 𝒙 𝟐 𝒙 𝟗, 𝟗𝟓𝟏]
𝟒,𝟖𝟑
𝒅𝟏 = 𝟐, 𝟕𝟓𝟔 𝒎
𝟓,𝟏 𝟏⁄
𝒅 = [ 𝑟𝒂 𝒙 𝒌 𝒙 𝑪 𝒙 𝑻 ]
𝒕 𝒃 𝟐
� 𝟑
𝟓,
𝟏 𝟏⁄
𝟑
𝒅𝟐 = [ 𝒙 𝟐𝒙 𝟐 𝒙 𝟏𝟔, 𝟐𝟕𝟔]
𝟒,𝟖𝟑
𝒅𝟐 = 𝟖, 𝟖𝟑 𝒎
4
4.1.3 Perencanaan Roda Gigi
Spesifikasi Perancangan :
-Putaran poros penggerak n=
-Perbandingan reduksi i=
1. Daya rencana
𝑷𝒅 = 𝒑 𝒙 𝒇
𝑷𝒅 = 𝟎, 𝟖𝟓 𝒙 𝟏
𝑷𝒅 = 𝟎, 𝟖𝟓 𝒌
4
𝒅 ′𝟐 = 𝒅 ′𝒊 𝒙 𝒊
𝒅 ′𝟐 = 𝟏𝟐𝟓𝒙 𝟑
𝒅 ′𝟐 = 𝟑𝟕𝟓
M= 3 𝛼= 20°
𝟏𝟐𝟓
𝒛𝟏 = = 𝟐𝟓
𝟓
𝟑𝟕𝟓
𝒛𝟐 = = 𝟕𝟓
𝟓
3. Kelonggaran Puncak dan kelonggaran sisi
Kelonggaran puncak
𝑪𝒌 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝒎
𝑪𝒌 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝟑
𝑪𝒌 = 𝟎, 𝟕𝟓
Kelonggaran sisi
𝑪𝟎 = 𝟎
4. Diamater Lingkaran Kepala
𝒅𝒌𝟏 = (𝒛𝟏 + 𝟐) 𝒎
𝒅𝒌𝟏 = (𝟐𝟓 + 𝟐) 𝟑
𝒅𝒌𝟏 = 𝟖𝟏
𝒅𝒌𝟐 = (𝒛𝟐 + 𝟐) 𝒎
𝒅𝒌𝟐 = (𝟕𝟓 + 𝟐) 𝟑
𝒅𝒌𝟐 = 𝟐𝟑𝟏
5
𝒅𝒈𝟐 = 𝟕𝟓 𝒙 𝟑 𝒙𝟐𝟎°
𝒅𝒈𝟐 = 𝟕𝟖, 𝟕𝟓
Kedalaman potongan
𝑯 = 𝟐 𝒎 𝒙 𝑪𝒌
𝑯 = 𝟐 𝒙 𝟑 𝒙 𝟎, 𝟕𝟓
𝑯 = 𝟔, 𝟕𝟓 𝒎
6. Faktor Bentuk Gigi
𝒀𝟏(𝒛𝟏 = 𝟐𝟓) = 𝟎, 𝟑𝟑𝟗
𝒀𝟐(𝒛𝟐 = 𝟕𝟓) = 𝟎, 𝟒𝟑𝟒
8. Faktor Dinamis
Roda gigi kecepatan rendah dengan v ≤10m/s
𝟑
𝒇𝒗 =
𝟑+𝑽
𝟑
𝒇𝒗 =
𝟑 + 𝟎, 𝟑𝟏𝟒
5
𝒇𝒗 = 𝟎, 𝟗𝟏
9. Bahan masing – masing gigi dan perlakuan panas
FaC30 : σ = 13kg/m m2
5
Faktor tegangan kontak yang diambil antara baja dengan kekerasan
(200H B) dengan besi cor, maka k H=0,079kg/mm2
𝑭′𝒃𝟏 = 𝟐𝟔 𝒌⁄ 𝒙 𝟑 𝒙 𝟎, 𝟑𝟑𝟗 𝒙 𝟎, 𝟗𝟏
𝒎𝒎𝟐
𝑭′𝒃𝟏 = 𝟐𝟒, 𝟎𝟔 𝒌⁄𝒎
𝑭′𝒃𝟐 = 𝝈𝒂𝒙 𝒎 𝒙 𝒙 𝒇𝒗
𝑭′𝒃𝟐 = 𝟏𝟑 𝒌⁄ 𝒙 𝟑 𝒙 𝟎, 𝟒𝟑𝟒 𝒙 𝟎, 𝟗𝟏
𝒎𝒎𝟐
𝑭′𝒃𝟐 = 𝟏𝟓, 𝟒𝟎 𝒌⁄𝒎
5
𝟐𝟓
𝑷𝟏 = = 𝟎, 𝟐 𝒎𝒎
𝟏𝟐𝟓
𝟕𝟓
𝑷𝟐 = = 𝟎, 𝟐 𝒎𝒎
𝟑𝟕𝟓
17.Dearance
𝑫𝒆𝒂𝒓𝒂𝒏𝒄𝒆 = 𝟎,
𝟏
𝒑
𝑫𝒆𝒂𝒓𝒂𝒏𝒄𝒆 =
𝟎, = 𝟎, 𝟓 𝒎
𝟏
𝟎,
𝟐
5
Tabel 4.4 Data Hasil Perancangan Roda Gigi Lurus
No Nama Simbol / Lambang Nilai
1 Daya yang ditransmisikan P 0,85 kW
2 Putaran Poros Penggerak n1 40 rpm
3 Diameter Roda Gigi kecil d1 250 mm
5 Diameter Roda Gigi Besar d2 750 mm
6 Jumlah Gigi Roda Gigi Kecil z1 83 Gigi
7 Jumlah Gigi Roda Gigi Besar Z2 250 Gigi
8 Bahan Roda Gigi SC 35 -
9 Diameter Lingkar Kepala Kecil dk1 255 mm
10 Diameter Lingkar Kepala Besar dk2 756 mm
11 Diameter Lingkar Kecil dg1 99,6 mm
12 Diameter Lingkar Besar dg2 300 mm
13 Lebar Gigi b 6,62 mm
15 Koreksi Konsturksi Keamanan Gear Baik
5
𝒘𝒃 = 𝟒𝟑𝟔, 𝟒𝟐𝟓 𝒎𝒎𝟑
𝒘𝒃 = 𝟒𝟑, 𝟔𝟒 𝒄𝒎
Maka
𝟏𝟓𝟒, 𝟒𝟔 𝑵⁄𝒎𝒎
𝝈𝒃 =
𝟒𝟑𝟔, 𝟒𝟐𝟓 𝒎𝒎𝟑
𝝈𝒃 = 𝟎, 𝟑𝟓 𝑵⁄
𝒎𝒎𝟐
3. Tegangan Bengkok
𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌𝒎𝒂𝒌𝒔 𝟑𝟓𝟎 𝑵⁄ 𝟐
= 𝒎 = 𝟖𝟏, 𝟑𝟗 𝑵⁄
𝒔𝒇 𝟒, 𝟑 𝒎𝒎𝟐
5
4. Diameter kepala 𝒅𝒌𝟏dan worm
𝒅𝒌𝟏 = 𝒅𝒎𝟏 + 𝟐 𝒙 𝒎
𝒅𝒌𝟏 = 𝟖𝟎, 𝟒 + 𝟐(𝟏𝟏)
𝒅𝒌𝟏 = 𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝒎𝒎 = 𝟏𝟎𝟐𝒎𝒎
𝒅𝒂𝟏 = 𝟏𝟏𝟑𝒎𝒎
𝒅𝒇𝟐 = 𝒅𝒎𝟐 − 𝟐, 𝟒𝒎
𝒅𝒎𝟐 = 𝟑𝟐𝟎 − 𝟐, 𝟒(𝟏𝟏)
𝒅𝒎𝟐 = 𝟐𝟗𝟑, 𝟔𝒎𝒎
𝒅𝒎𝟐
𝒛𝒎𝟐 =
𝒎
𝟑𝟐𝟎
𝒛𝒎𝟐 = = 𝟐𝟗, 𝟏𝟏
𝟏𝟏
𝒛𝟐 = 𝒛𝒎𝟐 = 𝟐𝟗
𝒅𝒌𝟐 = 𝒅𝒎𝟐 + 𝟐𝒎
5
𝒅𝒌𝟐 = 𝟑𝟐𝟎 + 𝟐(𝟏𝟏)
𝒅𝒌𝟐 = 𝟑𝟒𝟐𝒎𝒎
𝒅𝒂𝟐 = 𝒅𝒎𝟐 + 𝟑𝒎
𝒅𝒂𝟐 = 𝟑𝟐𝟎 + 𝟑(𝟏𝟏)
𝒅𝒂𝟐 = 𝟑𝟓𝟑𝒎𝒎
7. Diameter pitch pinion dan gear
𝒅𝟎𝟏 = 𝟐𝒂 − 𝒅𝟎𝟐
𝒅𝟎𝟏 = 𝟐(𝟐𝟎𝟎) − 𝟑𝟏𝟗
𝒅𝟎𝟏 = 𝟖𝟏𝒎𝒎
𝒅𝟎𝟐 = 𝒛𝟐 𝒙 𝒎
𝒅𝟎𝟐 = 𝟐𝟗(𝟏𝟏)
𝒅𝟎𝟐 = 𝟑𝟏𝟗𝒎𝒎
𝒃𝟏 = 𝟐, 𝟓𝒎 √𝒛𝒎𝟐 + 𝟐
𝒃𝟏 = 𝟐, 𝟓(𝟏𝟏) √𝟐𝟗 + 𝟐
𝒃𝟏 = 𝟏𝟓𝟒𝒎𝒎
9. lebar gigi wheel 𝒃𝟐
𝒃𝟐 = 𝟎, 𝟒𝟓(𝒅𝒎𝟏 + 𝟔 𝒎)
𝒃𝟐 = 𝟎, 𝟒𝟓(𝟖𝟎 + 𝟔 (𝟏𝟏))
𝒃𝟐 = 𝟔𝟓, 𝟕𝒎𝒎
𝒃𝒎𝟐 = 𝟎, 𝟒𝟓 𝒎 (𝒛𝒇 + 𝟔 )
𝒃𝒎𝟐 = (𝟎, 𝟒𝟓 (𝟏𝟏)) (𝟕, 𝟐𝟖 + 𝟔 )
𝒃𝒎𝟐 = (𝟒, 𝟗𝟓) (𝟏𝟑, 𝟐𝟖 )
𝒃𝒎𝟐 = 𝟔𝟓, 𝟕𝟑𝟔 𝒎𝒎
10. Untuk material perunggu
𝒃𝟐 = 𝒃𝒎𝟐 = 𝟔𝟓, 𝟕 𝒎𝒎
5
11. Untuk material paduan alumium
𝒃𝟐 = 𝒃𝒎𝟐 + 𝟏𝟖 𝒙 𝒎
𝒃𝟐 = 𝟔𝟓, 𝟕 + 𝟏𝟖 (𝟏𝟏)
𝒃𝟐 =85,5 mm
5
𝒎𝒃 = 𝟏𝟓𝟒, 𝟒𝟔 𝑵⁄𝒎𝒎
𝒘𝒃 = (𝒃 𝒙 𝒉𝟐)
𝟔
𝒘𝒃 = (𝟓𝟓𝟎 𝒙 𝟔𝟗𝟐)
𝟔
𝒘𝒃 = 𝟒𝟑𝟔, 𝟒𝟐𝟓 𝒎𝒎𝟑
𝒘𝒃 = 𝟒𝟑, 𝟔𝟒 𝒄𝒎
Maka
𝟏𝟓𝟒, 𝟒𝟔 𝑵⁄𝒎𝒎
𝝈𝒃 =
𝟒𝟑𝟔, 𝟒𝟐𝟓 𝒎𝒎𝟑
𝝈𝒃 = 𝟎, 𝟑𝟓 𝑵⁄
𝒎𝒎𝟐
3. Tegangan Bengkok
𝝈𝒕𝒂𝒓𝒊𝒌𝒎𝒂𝒌𝒔 𝟑𝟓𝟎 𝑵⁄ 𝟐
= = 𝟖𝟏, 𝟑𝟗 𝑵⁄
𝒔𝒇 𝒎
𝟒, 𝟑 𝒎𝒎𝟐
6
3. Bahan Konstruksi Pasak
Bahan konstruksi pasak yang digunakan yaitu baja karbon
konstruksi mesin berlambang S35C dengan kekuatan tariknya (σb)
sebesar 52 kg/mm2 .
4. Tegangan Geser yang Diizinkan
Nilai faktor keamanan sfk1 dan sfk2 masing-masing adalah bernilai
6,0 dan 2,0. Tegangan geser yang diizinkan dapat dihitung dengan
persamaan berikut 𝝈𝒃 𝟑𝟓, 𝟕
𝑟 = = = 𝟐, 𝟗𝟖𝒌𝒈/𝒎𝟐
𝒌 𝒔𝒌𝟏×𝒔𝒌𝟐 𝟔 × 𝟐
𝟕,𝟐𝟐
= 𝟏𝟐𝟎×𝟒
= 𝟎. 𝟎𝟏𝟓𝒌/𝒎𝟐
𝟐, 𝟗𝟎 ≥ 𝟎. 𝟎𝟏𝟓𝒌/𝒎𝟐
6
2. Lebar dan Tinggi Pasak
Perencanaan lebar dan tinggi pasak serta kedalaman alur pasak
poros dan pasak mata pisau dapat ditentukan dengan memilih
ukuran standar pasak yang disesuaikan berdasarkan ukuran
diameter porosnya.
b = 14
h=6
3. Bahan Konstruksi Pasak
Bahan konstruksi pasak yang digunakan yaitu baja karbon
konstruksi mesin berlambang S35C dengan kekuatan tariknya (σb)
sebesar 52 kg/mm2.
4. Tegangan Geser yang Diizinkan
Nilai faktor keamanan sfk1 dan sfk2 masing-masing adalah bernilai
14,0 dan 2,0.Tegangan geser yang diizinkan dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
𝝈𝒃 𝟑𝟓,
𝟕 = 𝟏, 𝟐𝟖𝒌/𝒎𝟐
𝑟 = =
𝒌 𝒔𝒌𝟏 × 𝒔𝒌𝟐 𝟏𝟒 × 𝟐
𝑟𝒌 𝑭 𝟑, 𝟔𝟕
= = = 𝟐, 𝟏𝟖 × 𝟏𝟎−𝟑𝒌/𝒎𝟐
𝒃×𝒍 𝟏𝟒 × 𝟏𝟐𝟎
𝑟𝒌 𝑭 𝟑, 𝟔𝟕
= = = 𝟓, 𝟎𝟗 × 𝟏𝟎−𝟑𝒌/𝒎𝟐
𝒃×𝒍 𝟏𝟐𝟎 × 𝟏𝟔
7. Koreksi Konstruksi Aman
Koreksi konstruksi aman pada poros dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai tegangan geser yang diizinkan dengan
tegangan geser yang ditimbulkan.
6
𝑟𝒌 ≥ 𝑟𝒌
𝟏, 𝟐𝟖𝒌/𝒎𝟐 ≥ 𝟐, 𝟏𝟖 × 𝟏𝟎−𝟑𝒌/𝒎𝟐
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Mata pisau yang digunakan pada alat pembelah biji kacang mete ini
berjumlah 1 dengan daya tekan sebesar 2,547 N
4. Sabuk (belt) yang digunakan pada perencanaan ini yakni sabuk tipe X
yang dipilih berdasarkan daya tekan dan Panjang XXXX mm.
Dengan diameter puli kecil XXX mm, dan puli besar XXX mm
6. Alat ini lebih efisien karena alat ini lebih mudah dalam
pengoperasiannya dan tidak menggunakan tenaga motor sehingga
dapat disesuaikan dengan kondisi di tempat,
6
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, R, S & Gupta, j, k. 2005. Text Book of Machine Design. New delhi:
Eurasia Publising House
6
6