TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan
Diploma Tiga Program Studi Teknik Mesin di Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
Oleh :
Menyetuiui,
Bandung, Agustus Z*Zl
Pembirnbing I Pembimbing II
$
#Fa,,,. lg*
Oleh :
REZA IHSAN RAHMATILLAH
NIM : 181211058
Sidang Akhir Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 16 Agustus 2021
sesuai dengan ketentuan.
Tim Penguji:
Ketua : S. Ninien Henny SRH, S.ST., M.Eng …………....
NIP. 196009271984032001
Anggota I : Petrus Londa, S.ST.,MT. …………....
NIP. 196311231992031004
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas
Akhir yang berjudul TEKNIK PEMBUATAN MESIN PENCETAK BAKSO
OTOMATIS DENGAN METODE SENDOK KAPASITAS 100pcs/menit.
Laporan ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa untuk melaporkan hasil Tugas Akhir sebagai Syarat menyelesaikan
Pendidikan Diploma III program studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Bandung.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan Tugas Akhir, tidak lepas dari
bantuan serta motovasi terutama dari kedua orang tua dan berbagai pihak oleh sebab
itu, Pada kesempatan ini,diucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Syarif Hidayat, Dipl.Ing., M.T. selaku ketua jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung.
2. Bapak Prasetyo, S.T., M.Eng. selaku ketua program studi Teknik Mesin dan
Koordinator Tugas Akhir Politeknik Negeri Bandung.
3. Bapak Ir. Suyitno, M.Eng. , yang telah bersedia menjadi pembimbing I yang
selalu memberi arahan, masukan, dan membimbing dengan sabar sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan cepat dan tepat waktu.
4. Bapak Undiana Bambang, SST,. M.Eng yang telah bersedia menjadi
pembimbing II yang selalu memberi saran dan arahan dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan cepat dan tepat waktu.
5. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati di Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bandung yang telah membantu.
6. Vikri, Fadly Ahmad F, M. Shena, Ramadhan, dan Teris Siraj selaku sahabat
seperjuangan di Politeknik Negeri Bandung yang menemani hari – hari
kuliah hingga saat ini.
7. Rekan – rekan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung yang telah
memberi bantuan, dan memberi semangat sampai Laporan Tugas Akhir ini
selesai.
iii
8. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas
Akhir dan Laporan Tugas Akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga amal baik mereka mendapat balasan yang lebih baik dari Allah
Subhanahu wata’ala.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir, pada kenyataannya masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan guna perbaikan
penulisan laporan selanjutnya dan diharapkan semoga laporan Tugas Akhir ini
dapat berguna bagi semua pihak.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR RUMUS ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ............................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1 Karya Ilmiah Sejenis Sebelumnya............................................................ 4
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 5
2.3 Deskripsi Mesin Pencetak Bakso ............................................................. 6
2.4 Teori Dasar Perhitungan ........................................................................... 7
2.4.1 Tegangan .................................................................................... 7
v
2.4.9 Sambungan............................................................................... 18
3.4.2 Perhitungan gaya berat adonan pada mesin pencetak bakso ... 23
vi
4.2.4 Hasil Perhitungan Poros........................................................... 43
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar IV. 2 Hasil Tahap Assembly Komponen - Komponen ........................... 44
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR RUMUS
xi
Tegangan Geser Panjang Las Tiap Satuan milimeter ........................................... 18
Tegangan Bending Las Tiap Satuan milimeter ..................................................... 19
Tegangan Ijin Las Tiap Satuan milimeter ............................................................. 19
Tegangan Geser Ekuivalen Las Tiap Satuan milimeter ........................................ 19
Gaya Geser Langsung ........................................................................................... 19
Gaya Tarik Akibat Momen Bending ..................................................................... 19
Gaya Geser Equivalen ........................................................................................... 19
Tegangan Geser Equivalen ................................................................................... 20
Tegangan Geser Ijin .............................................................................................. 20
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Daftar Simbol :
𝜎 : Sigma
𝜎𝑢 : Tegangan Tarik Maksimum [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
𝜎𝐵 : Tegangan Bending [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
𝜎𝐶 : Tegangan Tekan [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 ]
M : Momen Bending [kg.mm]
Wb : Ketahanan Bending [𝑚𝑚3 ]
Iy : Momen Inersia Terhadap Sumbu Y [mm]
Ix : Momen Inersia Terhadap Sumbu X [mm]
Y : Jarak Dari Pusat benda Ke Pusat Terluar [mm]
b : Panjang [mm]
h : Tinggi [mm]
F : Gaya [N]
A : Luas Penampang [𝑚𝑚2 ]
P : Daya Motor [HP]
Pd : Daya Rencana [HP]
T : Torsi Pada Poros [Nm atau kgmm]
𝜔 : Kecepatan Sudut [𝑟𝑎𝑑⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ]
22
𝜋 : Phi atau atau 3,14
7
xiv
𝜃 : Teta [Derajat (°)]
𝑁 : Jumlah sabuk
Kϴ : Faktor koreksi
𝑃0 : Kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu sabuk tunggal [kW]
𝐶 : Jarak sumbu poros [mm]
L : Panjang sabuk [mm]
Ft : Gaya keliling sabuk [kg]
𝑆1 : Gaya sabuk kencang [kg]
𝑆2 : gaya sabuk kendor [kg]
𝜇 : Koefisien gesek bahan sabuk dan puli
𝛽 : Sudut sabuk terhadap sumbu [°]
𝑑𝑠 : Diameter poros pejal [mm]
𝜏a : Tegangan geser yang diizinkan [kg/mm2]
𝐶𝑏 : Faktor koreksi pengaruh momen bending
𝐾𝑡 : Faktor koreksi pengaruh momen puntir
𝑀 : Momen lentur [kgmm]
𝑠𝑓1 : Faktor koreksi pengaruh massa benda
𝑠𝑓2 : Faktor koreksi pengaruh konsentrasi tegangan
Pr : Beban ekivalen [kg]
X : Faktor radial
V : Faktor putaran
𝑤𝑟 : beban radial [kg]
𝑤𝑎 : Beban aksial [kg]
𝑓𝑤 : Faktor koreksi beban
Fr : Beban rencana radial [kg]
Fa : Beban rencana aksial [kg]
Y : Faktor aksial
𝐹𝑛 : Faktor kecepatan
𝐹ℎ : Faktor umur
𝐿ℎ : Umur bantalan [Jam]
𝐶 : Kapasitas nominal spesifik [kg]
𝑞𝑟 : Gaya geser permilimeter panjang las [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚]
xv
𝑞𝑏 : Gaya bending permilimeter las [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚]
d : Panjang sisi vertikal [mm]
b : Panjang sisi horizontal [mm]
𝑞𝑎 : Gaya ijin permilimeter panjang las [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚]
𝑞𝑒𝑞 : Gaya geser equivalen permilimeter panjang las [𝑘𝑔⁄𝑚𝑚]
𝑊𝑟 : Gaya geser langsung baut [kg]
𝑊𝑏 : Gaya tarik akibat momen bending baut [kgmm]
𝑊𝑒𝑞 : Gaya geser equivalen baut [kg]
𝜎a : Tegangan tarik yang diizinkan [N/mm2]
𝜏𝑎 : Tegangan Geser Ijin Bahan Las [𝑁⁄𝑚𝑚2 ]
Ø : Diameter
˚ : Derajat
z : Jumlah benda [buah]
𝜏u : Tegangan gesar maksimum [N/mm2]
Q : Kapasitas mesin [kg/jam]
𝜎b : Tegangan bending baut[(kg/mm2]
𝜎c : Tegangan tekan baut [kg/mm2]
𝜎eq : Tegangan equivalen [kg/mm2]
𝜏 : Tegangan yang terjadi [𝑁⁄𝑚𝑚2]
Daftar Singkatan :
ASTM : American Society For Testing Material
HP : Horse Power
JIS : Japanese Industrial Standards
Psi : Pounds per Square Inch
sf : Safety Factor
SMAW : Shield Metal Arc Weld
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan,
rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, dan juga batasan masalah yang akan
dibahas pada tugas akhir kali ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dibutuhkan mesin pencetak bakso mekanis untuk membantu proses
pembuatan bakso dan meningkatkan produktivitas pembuatan bakso di Mie Bakso
SR.
1.3 Tujuan
Mesin pencetak bakso dengan kapasitas 100pcs/menit yang dapat
membantu proses pembuatan bakso dan meningkatkan kapasitas produksi Mie
Bakso SR di Kota Tasikmalaya.
2
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan ini dilakukan secara umum sesuai standar laporan tugas akhir
yang terdiri dari beberapa bagian sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang identifikasi masalah, tujuan tugas akhir,
ruang lingkup dan batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang tinjauan pustaka yang diambil, dan
landasan teori untuk membantu penyelesaian masalah dalam pembuatan laporan
tugas akhir.
BAB III METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode atau tahapan-tahapan
pelaksanaan penyelesaian tugas akhir dalam pembuatan perancangan mesin
pencetak bakso.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan hasil dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya
dari perencanaan pembuatan mesin pencetak bakso.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dijelaskan kesimpulan dari seluruh hasil akhir pembuatan
mesin pencetak bakso, dan juga saran-saran yang membangun untuk perbaikan dan
pengembangan agar lebih baik lagi hasil kedepannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab II terdiri dari daftar karya ilmiah sejenis sebelumnya, dan juga
landasan teori yang berkaitan dan rancangan mesin pencetak bakso. Dasar teori
perhitungan yang dilakukan banyak dilakukan pada perhitungan dan perencanaan
elemen mesin.
4
Hasil yang didapat oleh peneliti pertama yaitu waktu untuk pencetakan
bakso dengan diameter 25 mm yaitu 20 butir / menit dengan adonan bakso 0,25 kg.
Hasil yang didapat oleh peneliti kedua yaitu waktu untuk penyatan bakso dengan
pembukaan pmw ¾ adalah 5,43 detik/ bakso, sedangkan dengan pembukaan pmw
penuh adalah 5,2 detik/ bakso yang dioperasikan oleh satu orang dan menghasilkan
sayatan yang sama (Bustomi, 2018).
Hasil yang didapat oleh peneliti ketiga yaitu bakso yang dapat diproduksi
sebanyak 71 biji permenit dengan menggunakan mesin pencetak bakso,. Sedangkan
apabila menggunakan metode tradisional hanya mampu memproduksi 25 – 30 butir
permenit. Biaya produksi mesin yang dibuat sebesar Rp. 5,757,495,- dan mesin
pencetak bakso yang diproduksi PT. Maksindo Rp. 22.546.000,- dengan
pengoptimalan biaya 74% .
Dari ketiga karya ilmiah diatas masih terdapat kekurangan kapasitas
produksi masih belum optimal sehingga masih dapat di tingkatkan serta harga
mesin yang dibuat masih belum ekonomis karena berada pada rentang harga
Rp.11.000.000 lebih sehingga diperlukan mesin pencetak bakso otomatis dengan
kapasitas produksi 100pcs/menit menggunakan metode sendok dengan harga mesin
yang murah.
5
Bakso sangat popular dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia mulai dari
pedagang kaki lima hingga restoran besar. Potensi usaha bakso sangat menjanjikan
karena pangsa pasarnya jelas tersedia. Hal ini menyebabkan banyaknya muncul
industri skala menengah dalam usaha bakso. Hampir disetiap daerah di Indonesia
banyak dijumpai warung bakso. Tetapi dalam pembuatannya belum banyak yang
menggunakan peralatan pembuat bakso seperti penggiling daging dan pengaduk
daging atau meat ball. Umumnya, alat pencetak bakso biasa dimiliki oleh pemilik
usaha yang sudah besar dan jumlah konsumen yang sudah banyak. Ada beberapa
jenis alat yang harus dimiliki oleh pengusaha bakso diantaranya alat pencetak
bakso, mixer daging, dan mixer giling daging.
Bakso biasanya dibuat dari berbagai daging seperti daging sapi, daging
ayam, ikan, udang, kerbau. Bakso disajikan dalam keadaan panas dengan kuah
bening biasanya juga di tambahkan mie dan bihun serta di taburi bawang goreng.
Bakso berasal dari Tionghoa-Indonesia, dapat dilihat dari istilah “Bakso”
berasal dari dari kata Bak dan So, yaitu dalam Hokkien yang secara harfiah berarti
daging giling.
6
Gambar II. 2 Konsep Mesin Pencetak Bakso
2.4 Teori Dasar Perhitungan
Pada sub bab ini dijelaskan mengenai teori perhitungan mekanika Teknik
dan elemen mesin yang digunakan untuk membuat mesin pencetak bakso.
2.4.1 Tegangan
Tegangan adalah suatu kekuatan gaya yang yang didefinisikan sebagai
perbandingan gaya yang bekerja pada suatu benda terhadap luas penampang. Pada
pembuatan mesin pencetak bakso tegangan yang digunakan adalah tegangan
normal. Tegangan normal adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya sejajar
sumbu tegak lurus terhadap penampang. Persamaan tegangan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Tegangan Tekan
𝐹 𝑘𝑔 (II. 1)
𝜎𝑐 = ⁄
Tegangan Tekan
𝐴 𝑚𝑚2
2. Tegangan Bending
𝑀 𝑀 𝑘𝑔 (II. 2)
𝜎𝐵 = = ⁄
Tegangan Bending
𝑊𝑏 (𝐼𝑥) 𝑚𝑚2
𝑦
2.4.2 Momen Inersia
Momen inersia disebut juga momen kedua penampang, karena dikalikan
dengan kuadrat jarak. Momen inersia adalah integral dari perkalian antara luas
penampang dengan jarak kuadrat suatu titik atau garis lurus. Momen inersia yang
digunakan adalah moment inersia untuk penampang segiempat yang persamaannya
7
adalah sebagai berikut. Persamaan ini dapat digunakan pada sumbu x ataupun pada
sumbu y.
𝑏. ℎ3 (II. 3)
𝑚𝑚4
Momen Inersia
𝐼𝑥 =
12
2.4.3 Daya Motor
Daya motor adalah bagian penting untuk pembuatan mesin, untuk
menghitung besarnya daya motor yang dihasilkan, maka rumus yang digunakan
adalah :
𝑇 =𝐹×𝑟 (II. 4) Tors i
2𝜋𝑛 (II. 5)
𝑃=𝑇 × 𝑘𝑊
Daya
60000
Sedangkan untuk menghitung daya rencana maka daya motor dikali factor
koreksi:
𝑃𝑑 = 𝑃 × 𝐹𝑐 𝑘𝑊 (II. 6) Daya Rencana
8
Gambar II. 3 Konstruksi dan Penampang Sabuk V
Pada mesin pencetak bakso yang akan dirancang, sabuk yang digunakan
adalah jenis Sabuk-V dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Diameter Puli
𝐷𝑝 = 𝑑𝑝 × 𝑖 𝑚𝑚 (II. 7) D iameter Pitch Pu li Besar
Kecil
Besar
2. Kecepatan Sabuk
𝜋 × 𝑑𝑝 × 𝑛1 𝑚 (II. 12)
𝑣=
Kecepatan Sabuk
⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
60 × 1000
3. Sudut Kontak
57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 ) (II. 13) Sudu t Kontak
𝜃 = 180° −
𝐶
4. Panjang Sabuk
𝜋 1 2 (II. 14)
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) 𝑚𝑚
Panjang Sabuk
2 4𝐶
5. Jumlah Sabuk
𝑃𝑑 (II. 15)
𝑁=
J umlah Sabuk
𝐾𝛳 . 𝑃0
6. Lebar Puli
𝐵 = 2𝑓 + (𝑁 − 1)𝑒 (II. 16) Lebar Puli
9
7. Jarak Sumbu Poros Sebenarnya
𝑏 + √𝑏 2 − 8(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )2
𝐶= 𝑚𝑚
8
Dimana b = 2𝐿 − 𝜋(𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 )𝑚𝑚 (II. 17)
Jarak Sumb u Poro s Sebenarnya
𝑉
2) Sabuk Gilir
Transmisi sabuk gilir dapat dilakukan dengan perbandingan putaran yang
tepat seperti pada roda gigi. Batas maksimum kecepatan sabuk gilir ±35m/s dengan
daya yang dapat ditransmisikan mencapai 60kW.
10
2) Rantai Gigi
Bila diinginkan transmisi dengan kecepatan tinggi, bunyi kecil dan daya
besar maka gunakan rantai gigi. Namun rantai gigi memiliki kekurangan yaitu
harganya yang mahal.
11
a. Poros Transmisi
Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya di
transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket
rantai dan lain - lain. Poros yang digunakan pada mesin pencetak bakso ini adalah
poros transmisi. Ukuran poros transmisi yaitu :
1⁄ (II. 19)
5,1 3 D iameter Poros Trans mis i
𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝐶𝑏. 𝐾𝑡. 𝑇] 𝑚𝑚
𝑎
c. Poros Gandar
Poros ini hanya mendapat beban lentur kecuali digerakan oleh penggerak
mula bahkan kadang – kadang tidak boleh berputar. Ukuran poros gandar yaitu :
1⁄ (II. 21)
5,1 3 D iameter Poros Gandar
𝑑𝑠 = [ 𝜏 𝐶𝑏. 𝑀] 𝑚𝑚
𝑎
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian
– bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan lain – lain pada poros.
pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Berdasarkan
letaknya pada poros pasak dibedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam
dan pasak singgung yang umumnya berpenampang segi empat, dalam arah
memanjang dapat berbentuk prismatis atau berbentuk tirus.
12
Adapun perhitungan pasak yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Torsi :
𝑑 (II. 22)
𝑇 = 𝐹 × 𝑟 ≈ 𝐹 × 2 𝐾𝑔𝑚𝑚 Momen Rencana
2. Gaya Geser :
2𝑇 (II. 23)
𝐹= 𝑁 Gaya
𝑑 Geser
2.4.6 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan
13
pondasi pada gedung. Bantalan diklasifikasikan dua, yaitu bantalan luncur dan
bantalan gelinding.
1. Bantalan Luncur
Pada banatalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas. Pada gambar merupakan klasifikasi bantalan berdasarkan bentuk dan
bagian poros yang ditumpu bantalan yang terbagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
1) Bantalan radial, yang berbentuk silinder, belahan silinder, elips, dan
lain-lain.
2) Bantalan aksial, yang berbentuk engsel, kerah, michel, dan lain-lain.
3) Bantalan khusus, yang berbentuk bola dan lain-lain.
2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi geseran gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperrti bola (peluru), rol atau rol
jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan gesekan gelinding
yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Bantalan gelinding
mempunyai keuntungan gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan
bantalan luncur. Pada gambar merupakan klasifikasi bantalan gelinding yang
terbagi menjadi 2, yaitu :
14
1) Bantalan radial, yang membawa beban radial dan sedikit beban aksial
2) Bantalan aksial, yang membawa beban yang sejajar dengan sumbu
poros.
2. Faktor Kecepatan
33,3 1 (II. 28)
𝑓𝑛 = ( )3
Faktor Kecepatan
𝑛
3. Umur Bantalan
𝐿ℎ = 5003 𝑓ℎ ℎ (II. 29) U mur Banta lan
𝑓𝑛
15
2.4.7 Las Busur Listrik (Shielded Metal Arc Welding)
Las busur listrik elektroda terlindung atau lebih dikenal dengan SMAW
(Shielded Metal Arc Welding) merupakan pengelasan menggunakan busur nyala
listrik sebagai panas pencair logam. Busur listrik terbentuk diantara elektroda
terlindung dan logam induk. Karena panas dari busur listrik maka logam induk dan
ujung elektroda mencair dan membeku 16anjang (Wiryosumarto, 2000).
Proses pengelasan ini terjadi diakibatkan adanya hambatan arus listrik
yang mengalir diantara elektroda dan bahan las yang menimbulkan panas mencapai
3000 °C, sehingga menjadikan elektroda dan bahan yang akan dilas mencair.
16
Tabel II. 2 Tabel Tensile Strength, Yield Strength, and Elongation
No Penggolongan Tensil Strength (psi) Yield Strength (psi) Elongation (%)
1 60 xx 60.000 50.000 17
2 70 xx 70.000 57.000 22
3 80 xx 80.000 67.000 19
4 90 xx 90.000 77.000 17
5 100 xx 100.000 87.000 16
6 110 xx 110.000 97.000 15
7 120 xx 120.000 107.000 14
17
10 EXX24 Rutile-Serbuk Besi AC,DCSP,D Lunak Lemah 50%
CRP
11 EXX27 Oxide-Serbuk Besi AC,DCSP,D Lunak Lemah 50%
CRP
2.4.9 Sambungan
Sambungan yaitu elemen yang menyambung dua buah benda atau lebih
menjadi satu bagian yang rigid (kuat dan kaku). Sambungan terbagi menjadi 3 jenis
yaitu sambungan rivet, sambungan las dan sambungan ulir.
Pada pembuatan rancangan mesin pencetak bakso sambungan yang
digunakan adalah sambungan las dan sambungan baut. Untuk perhitungan
sambungan las dan baut sebagai berikut :
1. Tegangan geser panjang las tiap satuan milimeter
𝐹 𝐹 𝐹 𝑁⁄ (II. 31)
𝑞𝑟 = = =
Tegangan Geser Panjan g Las Tiap Satuan milimeter
𝐿 𝐴𝑤 2𝑑 + 2𝑏 𝑚𝑚2
18
2. Tegangan bending las tiap satuan milimeter
𝑀𝑏 𝐹. 𝐿 𝑁⁄ (II. 32)
𝑞𝑏 = =
Tegangan Bending Las Tiap Satuan milimeter
𝑍𝑤 𝑑2 𝑚𝑚2
𝑏. 𝑑 + 3
𝑠𝑓
4. Tegangan geser ekuivalen las tiap satuan milimeter
𝜏𝑏 2
𝑞𝑒𝑞 = ( ) + 𝜏𝑟 2 𝑁⁄𝑚𝑚2
√ (II. 34)
2 Tegangan Geser Ekuivalen Las Tiap Satuan milimeter
𝑛
n = Jumlah baut
2. Gaya Tarik akibat momen bending (𝑊𝑏)
𝑊𝑏 = 𝐶 × 𝐿 (II. 36) Gaya Tarik Ak ibat Mo men Bend ing
Dimana:
𝑀𝑏
𝐶=
𝐿2
𝐿2 = 𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 +. . . +𝐿𝑛
3. Gaya geser equivalen (𝑊𝑒𝑞 )
(II. 37)
𝑤𝑏 2
Gaya Geser Equivalen
√
𝑊𝑒𝑞 = ( ) + 𝑊𝑟 2
2
19
4. Tegangan geser equivalen (𝜏𝑒𝑞 )
𝑊𝑒𝑞 (II. 38)
𝜏𝑒𝑞 =
Tegangan Geser Equivalen
𝐴
𝑊𝑒𝑞
𝜏𝑒𝑞 =𝜋
2
4×𝑑
4 × 𝑊𝑒𝑞
𝜏𝑒𝑞 =
𝜋 × 𝑑2
5. Tegangan geser ijin (𝜏𝑎 )
𝜎𝑢 (II. 39)
𝜏𝑎 = Tegangan Geser Ijin
𝑠𝑓1 . 𝑠𝑓2
20
BAB III
METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini memerlukan metode yang dapat
membantu dan memperkuat kejelasan data sehingga dapat dipertanggung jawabkan
dan memiliki bukti dan data yang jelas. Berikut adalah diagram alir metodologi
yang digunakan pada tugas akhir ini.
21
Kegiatan yang dilakukan dalam penyelesaian tugas akhir ini mengacu pada
diagram alir seperti diatas. Adapun penjelasan langkah-langkah tersebut seperti
berikut :
3.1 Tahap Identifikasi Kebutuhan
Tahap ini merupakan mencari beberapa requirement list atau hal-hal yang
dibutuhkan pada pembuatan alat berdasarkan data yang diperoleh, pengumpulan
data komponen ini dengan cara observasi, wawancara dan mencari literature pada
beberapa sumber, seperti buku artikel dan internet, untuk menunjang pembuatan
alat.
3.2 Tahap Kajian Pustaka
Tahap ini merupakan tahap yang diperlukan untuk mencari referensi,
sumber-sumber dan data-data serta informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian
pembuatan Tugas Akhir.
3.3 Tahap Konsep Desain Alat
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya proses pembuatan desain dari
rancangan mesin tersebut untuk menjadi sebuah prototype mesin pencetak bakso.
Perancangan yang dilakukan yaitu perancangan dan perhitungan pada desain.
22
Konsep alat yang dirancang seperti pada gambar III.2 yang terdiri dari 18
komponen, 2 buah motor, dengan transmisi sabuk. Motor AC berfungsi
menggerakan poros pengaduk yang ditransmisikan oleh sabuk dan puli serta motor
DC menggerakan sendok pencetak.
3.4 Tahap Perhitungan Komponen
Pada tahap ini merupakan tahap dilakukannya proses perhitungan yang
digunakan merupakan perhitungan pada komponen atau bagian yang dianggap
kritis. Hasil perhtiungan yang didapatkan yaitu sebagai berikut :
3.4.1 Perhitungan Kapasitas
Perhitungan kapasitas hasil produksi 100pcs/menit didapat dari putaran
poros pada motor servo, sehingga karena putaran motor servo 120rpm maka sendok
pada pencetak dapat menghasilkan 120pcs/menit. Adapun hasil perhitungan dapat
di lihat di bawah ini :
1 putaran poros motor servo = 1pcs bakso
120rpm = 120pcs/menit
Sehingga untuk menghasilkan 100pcs/menit didapat :
100
× 1𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,83𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
120
3.4.2 Perhitungan gaya berat adonan pada mesin pencetak bakso
Berdasarkan gaya berat adonan diasumsikan sebesar 5kg. Dengan faktor
koreksi 𝑓𝑐 = 1,1. Maka didapatkan:
1. Didapatkan gaya berat adonan
𝐹 = 5𝑘𝑔 = 50𝑁
2. Torsi yang dibutuhkan
Berdasarkan Persamaan II.4 didapatkan Torsi dengan nilai
𝑇 = 50 × 0,17 = 8,5𝑁𝑚
3. Maka daya yang ditransmisikan berdasarkan persamaan II.5 didapat:
𝜋×𝑛
𝑃 = 8,5 × = 80,07𝑊
30
= 0,080𝑘𝑊
= 0,1𝐻𝑃
23
4. Maka daya rencana berdasarkan persamaan II.6 Didapat:
Maka daya motor yang digunakan pada motor = 0,25 HP
0,25 × 0,735 = 0,183 𝑘𝑊
𝑓𝑐 = 1,1
𝑃𝑑 = 1,1 × 0,183 = 0,21𝑘𝑊
Kesimpulan :
Berdasarkan daya rencana yang ditransmisikan maka motor yang
digunakan adalah motor AC dengan daya 0,25HP, putaran 90rpm.
3.4.3 Transmisi Sabuk dan Puli
𝑛2 = 90rpm Pd = 0,21kW
24
f = 12,5
e = 19
K = 5,5
K0 = 9,5
dp = 145mm
2. Diameter sabuk berdasarkan persamaan II.7 didapatkan nilai :
Diameter puli
dp = 145mm (dianjurkan)
Dp = 1 x 145 = 145mm
dB = 145 – (2 x 9,5) = 126mm
DB = 145 – (2 x 9,5) = 126mm
dk = 145 + 2 x 5,5 = 156mm
Dk = 145 + 2x 5,5 = 156mm
3. Kecepatan berdasarkan persamaan II.12 didapatkan nilai :
π × 145 × 90
𝑉= = 0,68295 𝑚⁄𝑠
60000
4. Sudut kontak berdasarkan persamaan II.13 didapatkan nilai :
57,3 × (145 − 145)
θ = 180° − ( ) = 180°
413
Kθ=1
5. Daya yang ditransmisikan tiap sabuk
Karena putaran paling kecil di tabel 200rpm dengan daya yang
ditransmisikan 0.67kW maka yang digunakan 0,67kW
6. Jumlah sabuk berdasarkan persamaan II.15 didapatkan nilai :
0,21
𝑁= = 0,31 = 1 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑘
(0,67 × 1)
7. Lebar puli berdasarkan persamaan II.16 didapatkan nilai :
𝐵 = 2 × 12,5 + (1 − 1) × 19 = 25𝑚𝑚
8. Syarat
V < 30 m/s
0,68295 m/s < 30 m/s ( BAIK)
(𝑑𝑘 + 𝐷𝑘)
C >
2
25
(156 + 156)
265 > = 156𝑚𝑚
2
265mm > 156mm (BAIK)
9. Panjang sabuk berdasarkan persamaan II.14 didapatkan nilai :
𝜋 (145−145)2
L = 2. 265 + (145 + 145) +
2 4×265
L = 530+455,3+0 = 985,3mm
No. Sabuk B39 (L = 990mm)
10. Jarak sumbu poros sebenarnya berdasarkan persamaan II.17 didapatkan
nilai :
b = 2 × 991 – π ( 145 + 145 )
b = 1071,4
12. Kesimpulan
1) Sabuk :
Nomor = B39 ( L = 991mm)
Jumlah sabuk = 1 buah
2) Puli :
diameter :
dp = 145mm
Dp = 145mm
Lebar = B = 25mm
3) Jarak sumbu poros
C = (247,8−307,8)mm
26
3.4.4 Poros
27
T = 31,5 × 7,8
T = 2457kgmm
3. Tegangan Puntir
𝑇
𝜏𝑝 =
𝑤𝑝
𝜋 × 𝑑4 𝜋 × 𝑑4
𝐼𝑝 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦 + 64 𝜋 × 𝑑3
𝑤𝑝 = = = 64 =
𝑟 𝑟 𝑑 16
2
𝑇 16𝑇 5,1𝑇 5,1 × 2457 𝑘𝑔
𝜏𝑝 = 3 = = = = 12,53 ⁄𝑚𝑚2
𝜋×𝑑 𝜋 × 𝑑3 𝑑3 103
16
4. Akibat Tegangan Tekan
Berdasarkan persamaan II.1 didapatkan nilai:
𝐹 𝐹𝑎𝑑𝑜𝑛𝑎𝑛 + 𝑊𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑘
𝜎𝑐 = =
𝐴 𝜋 × 𝑑2
4
4(50+14,7) 𝑘𝑔
𝜎𝑐 = 𝜋(102 ) = 0,82 ⁄𝑚𝑚2
5. Kombinasi
𝜎𝑐 2 0,82 2 𝑘𝑔
𝜏𝑒𝑞 = √( ) + 𝜏𝑝2 = √( ) + (12,53)2 = 12,536 ⁄𝑚𝑚2
2 2
28
Perhitungan untuk Poros Spindel atau Motor
Diketahui :
P = 0,25HP
Pd = 0,25 × 1,3
= 0,325HP = 0,242kW
𝑃𝑑
T = 9,74 × 105 × 𝑛
0,242 𝑘𝑔⁄
= 9,74 × 105 × = 2619 𝑚𝑚
90
𝑘𝑔⁄
Bahan Poros S45C σb = 58 𝑚𝑚2 , 𝑆𝑓1 = 6 ; 𝑆𝑓2 = 2
σb 58 𝑘𝑔
𝜏𝑎 = = = 4,83 ⁄𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2 6 × 2
𝑐𝑏 = 2
Kt = 1,5
Ukuran Poros berdasarkan persamaan II.20 didapatkan nilai :
5,1 1⁄
ds = ( 𝜏𝑎 × 𝑐𝑏 × 𝐾𝑡 × 𝑇) 3
5,1 1⁄
ds = (4,83 × 2 × 1,5 × 2619) 3 = 20,25mm ≈ 20mm
3.4.5 Pasak
Ukuran pasak untuk diameter poros 20mm didapatkan nila-nilai sebagai
berikut :
Diketahui : b = 6mm t1 = 3,5
h = 6mm t2 = 2,8
L = 14-70mm
𝑑
T=F×r→𝑇=𝐹2
2𝑇
F= 𝑑
29
Untuk diameter poros dibawah 100mm digunakan Pa = 8
2 × 2619
𝑙2 ≥
2,8 × 8 × 20
𝑙2 ≥ 11,7𝑚𝑚
Maka L yang dipilih adalah 16mm
3. Syarat kuat pasak
𝑏 6
= = 0,3
𝑑𝑠 20
𝑏
0,25 < < 0,35
𝑑𝑠
0,25 < 0,3 < 0,35 (𝐵𝑎𝑖𝑘)
𝑙𝑘 16
= = 0,8
𝑑𝑠 20
𝑙𝑘
0,75 < < 1,5
𝑑𝑠
0,75 < 0,8 < 1,5 (𝐵𝑎𝑖𝑘)
4. Kesimpulan
Ukuran pasak = 6 × 6 (standar)
Panjang pasak = 16mm
Bahan pasak = S45C
3.4.6 Bantalan
Diketahui :
Diameter poros 𝑑𝑠 = 20𝑚𝑚
Putaran poros (𝑛2 ) = 90 rpm
Faktor koreksi beban 𝑓𝑤
𝑓𝑤 = 1,3
1. Beban Bantalan
Beban Radial = 𝑊𝑅 = 𝑊𝐵 = 31,5𝑘𝑔
Beban Aksial = 𝑊𝑎 = 5 + 1,5 =6,5𝑘𝑔
2. Faktor Beban 𝑓𝑤 = 1,3
3. Beban Rencana Bantalan
Beban Rencana Bantalan Radial = 𝐹𝑅 = 𝐹𝑊 × 𝑊𝑅 = 1,3 × 31,5 =
40,95𝑘𝑔
30
Beban Rencana Bantalan Aksial = 𝐹𝑎 = 𝐹𝑤 × 𝑊𝑎 = 1,3 × 6,5 =
8,45𝑘𝑔
4. Beban Ekuivalen Dinamis
Berdasarkan persamaan II.27 didapatkan nilai :
x=1
𝑉 = 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛 𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 = 1
y=0
𝑃𝑟 = 1 × 1 × 40,95 + 0 × 8,45 = 40,95kg
5. Faktor Kecepatan
Berdasarkan persamaan II.28 didapatkan nilai
1⁄
33,3 3
𝐹𝑛 = ( ) = 0,717
90
6. Faktor umur Bantalan 2 tahun
Berdasarkan persamaan II.29 didapatkan nilai:
𝐿ℎ = 17,520 𝑗𝑎𝑚 (Lampiran A.14)
17,520 1⁄
𝐹ℎ = ( ) 3 = 3,272
500
7. Kapasitas nominal dinamis spesifik berdasarkan persamaan II.30
didapatkan nilai :
3,272
𝐶= × 40,95 = 186,9𝑘𝑔
0,717
8. Kesimpulan
Pemilihan Bantalan Gelinding
Nomor bantalan yang dipilih yaitu 6004.
3.4.7 Baut
Perhitungan baut yang dipilih adalah posisi baut yang menerima beban
paling kritis pada mesin pencetak bakso yaitu baut pada dudukan nozzle yang
mengalami tegangan geser dan bending.
31
Gambar III. 7 Free Body Diagram Perhitungan Baut
Diketahui :
F = 30kg sf1 = 6
L1 = L2 = 160mm sf2 = 2
Jumlah Baut = 2
Baut M10 bilangan kekuatan 3.6:
Diameter inti = 9,026mm 𝜇
Kekuatan Tarik maksimum
𝜎𝐵 = 49 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
Penyelesaian :
Baut mengalami bending dan geser maka dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
1. Gaya geser langsung berdasarkan persamaan II.35 didapatkan nilai:
15
𝑊𝑟 = = 7,5 𝑘𝑔
2
2. Gaya Tarik akibat momen bending berdasarkan persamaan II.36
didapatkan nilai:
𝐿2 = 𝐿1 + 𝐿2
𝐿2 = (2 × 160)2 = 102400𝑚𝑚
𝑀𝑏 15 × 160 2400
𝐶= = = = 0,0234 𝑘𝑔𝑚𝑚
𝐿2 102400 102400
𝑊𝑏 = 0,0234 × 160 = 3,74 𝑘𝑔𝑚𝑚
3. Gaya geser equivalen berdasarkan persamaan II.37 didapatkan nilai:
3,74 2
√
𝑊𝑒𝑞 = ( ) + 7,52 = 7,73 𝑘𝑔
2
32
4. Tegangan geser equivalen berdasarkan persamaan II.38 didapatkan nilai:
4 × 7,73
𝜏𝑒𝑞 = = 0,120 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2
𝜋 × 9,0262
5. Tegangan geser ijin berdasarkan persamaan II.39 didapatkan nilai:
49
𝜏𝑎 = = 4,1 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2
6×2
6. Syarat kuat
𝜏𝑒𝑞 < 𝜏𝑎
0,120 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 < 4,1 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 (AMAN)
7. Kesimpulan
Ukuran baut yang dipilih M10 dengan bilangan kekuatan 3.6.
33
Diketahui:
F = 50𝑘𝑔
𝑏 = 50𝑚𝑚
𝑑 = 50𝑚𝑚
𝑙 = 160𝑚𝑚
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛(ℎ) = 2𝑚𝑚
𝑠𝑓 = 4 (Dinamis 2-4)
Filler metal yang digunakan berkode E6013 dimana tegangan tarik
maksimum
(σu) = 60000psi = 43 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2
Penyelesaian:
1. Gaya geser permilimeter panjang las berdasarkan persamaan II.31
didapatkan nilai:
50
𝑞𝑟 = = 0,25𝑘𝑔/𝑚𝑚
2𝑥50 + 2𝑥50
2. Gaya bending permilimeter las berdasarkan persamaan II.32 didapatkan
nilai:
50 𝑥 160
𝑞𝑏 = = 2,4𝑘𝑔/𝑚𝑚
502
50 𝑥 50 + 3
2,4 2
𝑞𝑒𝑞 √
= ( ) + 0,252 = 1,23 𝑘𝑔/𝑚𝑚
2
4. Tegangan geser ijin bahan las berdasarkan persamaan II.33 didapatkan
nilai:
43
𝑞𝑎 = × 0,707 × 2 = 15,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚
4
5. Syarat kuat:
𝑞𝑒𝑞 ≤ 𝑞𝑎
1,23 𝑘𝑔/𝑚𝑚 ≤ 15,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚 (AMAN)
Kesimpulan yang didapat yaitu lassan mampu menahan beban yang
terjadi.
34
3.5 Tahap Pembuatan Gambar Kerja
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya drafting dari gambar 3D menjadi
gambar kerja 2D. Gambar kerja yang dibuat terdiri dari 18 komponen, gambar kerja
lebih jelas dapat dilihat pada lampiran B.
3.6 Tahap Assembly Komponen
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya proses perakitan atau proses
assembly dari komponen – komponen mesin pencetak bakso. Terdapat beberapa
tahapan assembly. Setiap tahapan assembly akan dijelaskan secara rinci dan tertulis
hingga proses assembly selesai, sampai menjadi mesin pencetak bakso otomatis
dengan metode sendok kapasitas 100pcs/menit.
3.6.1 Tahap Assembly Sistem Penggerak
Assembly sistem penggerak dan motor ke sabuk dan puli pada rangka
seperti pada gambar dibawah untuk pemasangan pertama antara motor dengan
rangka mengguanakan kunci L. Selanjutnya setelah motor terpasang, pasang 1 buah
V-belt pada puli. Selanjutnya pemasangan sistem penggerak atau poros pengaduk
dengan mengguanakan kunci L. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar
3.10.
35
Tabel III. 1 Information Labels Assembly Sistem Penggerak
INFORMATION LABELS
1 Motor AC gearbox 1 fasa 0.25HP
2 Dudukan Motor AC
3 V-Belt
4 Poros Penggerak
5 Poros Pengaduk
36
Gambar III. 12 Assembly Bagian Atas
Assembly komponen – komponen sampai semuanya terpasang pada
posisinya masing – masing, pemasangan komponen urutkan dari no.1 – no.8
menggunakan kunci L.
Tabel III. 2 Information Labels Assembly Bagian Atas
INFORMATION LABELS
1 Rangka
2 Dudukan Nozzle
3 Nozzle Atas
4 Nozzle Bawah
5 Pengunci Nozzle dan Dudukan Nozzle
6 Tanki Adonan
7 Pengunci Tanki Adonan
8 Dudukan Sendok Pencetak
37
Gambar III. 13 Hasil Assembly Bagian Atas
38
Gambar III. 14 Assembly Sistem Pencetak
39
Gambar III. 15 Hasil Assembly Sistem Pencetak
40
3.7 Tahap Evaluasi Teknik Pembuatan
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya evaluasi teknik pembuatan
dimana hasil dari perancangan dilakukan evaluasi kelayakannya, hasil dari tahap
evaluasi akan menjadi acuan apakah perancangan sudah benar dan dilanjutkan
ketahap selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran B.
3.8 Tahap Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya pembukuan atau laporan semua
kegiatan yang telah dilakukan dimulai dari tahap pertama pengumpulan data sampai
pada hasil dari pengujian alat tersebut.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan dari tugas
akhir. Hasil dari tugas akhir ini adalah Teknik pembuatan mesin pencetak bakso
otomatis dengan metode sendok kapasitas 100pcs/menit.
42
4.2 Hasil Tahap Perhitungan
Tahap perhitungan ini diharapkan agar produksi alat ini tidak berlebihan
dalam menentukan daya motor dan mampu mengetahui kekuatan sambungan las
dan baut pada mesin ini. Berikut adalah hasil dari perhitungan tersebut.
4.2.1 Perhitungan Kapasitas
Dari rancangan mesin yang dibuat kapasitas bakso yang dapat di cetak
sebanyak 120pcs/menit. Untuk menghasilkan 100pcs dibutuhkan waktu 0,83menit.
4.2.2 Perhitungan Daya yang Ditransmisikan dan Daya rencana
Dari hasil perhitungan, didapatkan gaya yaitu 50N dan Torsi yang
dibutuhkan adalah sebesar 8,5 Nm. Maka didapatkan hasil dari perhtiungan daya
yang ditransmisikan yaitu sebesar 0,1HP Dari hasil perhitungan daya rencana
didapatkan daya rencana yaitu sebesar 0,2kW.
4.2.3 Hasil Perhitungan Transmisi Sabuk
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil perhitungan daya yang dihasilkan
dari transmisi sabuk adalah 0,21kW. Dengan tipe sabukmemakai tipe B. kemudian
Daya yang ditransmisikan tiap sabuk yaitu 0,67kW. Dan untuk no dan Panjang
sabuk untuk No. Sabuk B39 dan Panjang 990mm. sehingga menggunakan diameter
puli 145 mm.
4.2.4 Hasil Perhitungan Poros
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil perhitungan maka di dapatkan
diameter poros transmisi yang digunakan adalah diameter poros yang digunakan 10
mm dengan bahan stainless steel 304. Dan Poros Spindel Motor yang digunakan
20mm dengan bahan S45C.
4.2.5 Hasil Perhitungan Pasak
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil perhitungan maka ukuran pasak
6x6 standar dengan Panjang pasak 16mm dan Bahan pasak S45C.
4.2.6 Hasil Perhitungan Bantalan
Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil perhitungan dengan beban aksial
31,5kg dan beban radial 6,5𝑘𝑔 maka menghasilkan bantalan dengan nomor
bantalan 6004.
43
4.2.7 Hasil Perhitungan Baut
Dari hasil perhitungan maka dipilih baut ukuran M10 dengan bilangan
kekuatan 3.6 atau tegangan tarik maksimum 𝜎𝑢 = 49 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 .
4.2.8 Hasil Perhitungan Sambungan Las
Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa lasan dengan jenis elektroda
E6013 dengan filler berdiameter 2mm mampu menahan beban yang terjadi pada
sambungan tersebut. Dibuktikan dengan hasil perhitungan tegangan geser yang
akan diterima sebesar 1,23𝑘𝑔/𝑚𝑚 sedangkan tegangan izin nya adalah
15,2 𝑘𝑔/𝑚𝑚.
4.2.9 Hasil Teknik Pembuatan Komponen
Hasil dari Teknik pembuatan komponen bisa dilihat di lampiran B. Pada
proses pembuatan komponen memerlukan mesin dan alat bantu dalam membuat
komponen ini menggunakan beberapa mesin yaitu mesin gerinda, mesin bor, mesin
milling , mesin bubut dan mesin las.
4.2.10 Hasil Teknik Assembly Komponen
Hasil dari Teknik assembly komponen bisa dilihat di bawah pada gambar.
Pada proses assembly tersebut alat bantu yang digunakan untuk pemasangan
komponen menggunakan kunci L dengan baut kepala kunci L dari M6 - M10, dan
mesin las.
44
4.3 Tahap Perawatan
Tahap perawatan ini dibutuhkan untuk dapat mengetahui komponen apa
saja yang kemungkinan besar dapat terjadi kerusakan dalam periode tertentu. Oleh
karena itu dibuat tahapan perawatan agar dapat meminimalisir kerusakan dan cacat
produk akibat kondisi komponen yang kurang baik. Dapat dilihat tahapan-tahapan
perawatan untuk mesin pencetak bakso pada Tabel
Tabel IV. 1 Preventive Maintenance
Tindakan
No. Komponen Harian Bulanan Tahunan
1. Sendok Pencetak Dibersihkan Diganti
2. Poros Pengaduk Dibersihkan
3. Tanki Adonan Dibersihkan
4. Nozzle Dibersihkan
5. Motor AC dan Motor Dibersihkan Pemberian
Servo Pelumas
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan membahas hasil kesimpulan dan Saran dari hasil tugas
akhir. Berikut merupakan hasil dari pembahan dan pemecahan masalah dalam
penulisan ini.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari tugas akhir yang berjudul teknik pembuatan
mesin pencetak bakso otomatis dengan metode sendok kapasitas 100pcs/menit ini
adalah :
1. Teknik pembuatan mesin pencetak bakso otomatis dengan metode sendok
kapasitas 100pcs/menit telah berhasil dirancang sesuai dengan perancangan
dan perhitungan yang telah dibuat. Dengan kapasitas bakso yang dapat
dicetak sebanyak 120pcs/menit.
2. Pembuatan gambat kerja lengkap telah selesai dibuat sehingga bisa menjadi
acuan untuk pembuatan mesin.
3. Pembuatan dokumentasi berupa gambar kerja, dan teknik pembuatan
komponen yang digunakan telah berhasil di dokumentasikan.
5.2 Saran
Dalam membuat mesin yang berjudul teknik pembuatan mesin pencetak
bakso otomatis dengan metode sendok kapasitas 100pcs/menit ini terdapat beberapa
saran. Diantaranya yaitu :
1. Untuk lebih mengetahui kinerja mesin bisa dilakukan simulasi cara kerja
menggunakan software, sehingga bisa mendapatkan data kapasitas yang
dihasilkan
lebih akurat.
2. Penambahan perhitungan hasil cetakan bakso secara otomatis menggunakan
LCD counter untuk memudahkan produksi.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN A GAMBAR KERJA
48
LAMPIRAN B TEKNIK PROSES PEMBUATAN
49
LAMPIRAN B
DATA PENDUKUNG PROSES PEMESINAN
Working plan Dudukan Nozzle
Part Name: Dudukan Nozzle Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Mill Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - Mm
Yes-No
Clamping
1.
Chamfer
Pahat Chamfer
Working Plan Pengunci Dudukan Nozzle
Part Name: Pengunci Dudukan Nozzle Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Lathe Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
Chamfer
Pahat Chamfer
Working Plan Dudukan Sendok Pencetak
Part Name: Dudukan Sendok Pencetak Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Lathe Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
Pocket Ø26
Chamfer
Pahat Chamfer
Working Plan Proses Bubut dan Milling
Part Name: Poros Pengaduk Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Lathe Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
2. 20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
Contour
Part Name: Pengunci poros pengaduk Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Milling Page: 1 Page: 2
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
Contouring
Part Name: Sendok Pencetak Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Mill Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
Facing
2. 20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
3. 21 148 1 - 0.25 37 No 35 0 7 35
4. 21 148 1 - 0.25 37 No 35 0 15 30
Part Name: Nozzle atas Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Bubut Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
2. 20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
3. 20 141 2 - 0.25 - No 80 45 18 20
Chamfer
4. 20 88 1 - 0.25 - No 80 64 16 8
Drill ∅35
HSS, Z=2
Bor tidak tembus Ø70
6. 20 90 10 - 0.25 - No - - 8 75
Drill ∅70
HSS, Z=2
Working Plan Nozzle bawah
Part Name: Nozzle bawah Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Bubut Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
1.
2. 20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
21 141 1 - 0.25 - No 55 45 10 39
3.
Chamfer
20 88 1 - 0.25 - No 55 45 1 5
4.
20 181 10 - 0.25 - No - - 6 62
5.
Drill ∅35
HSS, Z=2
Bor tahap tidak tembus Ø45
20 141 10 - 0.25 - No - - 4 34
6.
Drill ∅45
HSS, Z=2
C.1 Working Plan Pengunci Tanki Adonan
Part Name: Pengunci tanki adonan Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Bubut Page: 1 Page: 1
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
Material Bahan
Facing
20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
2
3 20 90 1 - 0.25 - No 79 70 9 20
Bor Tembus
4. 20 265 10 - 0.25 - No - - 2 25
Drill ∅24
HSS, Z=2
5. 20 15 0.5 - 0.25 - No 54 56 8 10
Part Name: Pengunci tanki adonan dan Drawing Number: 3MB/22/058 Machine tool: Bubut Page: 1 Page: 1
nozzle
Seq. VC n a Fz f Vf Ds Do i L
Num.
Description and scheme of sequence Tool shape m/min rev/min mm mm/tooth mm/rev mm/min mm mm - mm
Yes-No
Clamping
20 1000 1 - 0,2 - No - - 1 1
2
21 278 10 - 0.25 - No - - 2 20
3.
Drill ∅24
HSS, Z=2
20 81 10 - 0.25 278 No - - 2 20
4.
Pahat Rata Kanan
HSS
20 15 0.5 - 0.25 - No 54 56 8 10
5.
50
TEKNIK PEMBUATAN MESIN PENCETAK BAKSO OTOMATIS
DENGAN METODE SENDOK KAPASITAS 100 PCS/MENIT
ORIGINALITY REPORT
13 %
SIMILARITY INDEX
10%
INTERNET SOURCES
1%
PUBLICATIONS
9%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
Submitted to Politeknik Negeri Bandung
Student Paper 7%
2
jurnal.poliupg.ac.id
Internet Source 1%
3
semnas.mesin.pnj.ac.id
Internet Source 1%
4
elib.unikom.ac.id
Internet Source <1 %
5
repository.utu.ac.id
Internet Source <1 %
6
text-id.123dok.com
Internet Source <1 %
7
susantifitri.blogspot.com
Internet Source <1 %
8
Submitted to Universitas Teuku Umar
Student Paper <1 %
9
es.scribd.com
Internet Source <1 %
10
repository.its.ac.id
Internet Source <1 %
11
www.scribd.com
Internet Source <1 %
12
dspace.uii.ac.id
Internet Source <1 %
13
Submitted to Sriwijaya University
Student Paper <1 %
14
www.mekanisasikp.web.id
Internet Source <1 %
15
id.wikipedia.org
Internet Source <1 %
16
Annisa Setyaningrum, Ni Ketut Sumarni, Jaya
Hardi. "Sifat Fisiko-Kimia Edible Film Agar –
<1 %
Agar Rumput Laut (Gracilaria sp.) Tersubtitusi
Glyserol", Natural Science: Journal of Science
and Technology, 2017
Publication
17
eprints.itn.ac.id
Internet Source <1 %
18
eprints.uthm.edu.my
Internet Source <1 %
19
repository.unpar.ac.id
Internet Source <1 %
sa-one-beriman.blogspot.com
<1 %
Internet Source
20
21
123dok.com
Internet Source <1 %
22
core.ac.uk
Internet Source <1 %
23
digilib.unila.ac.id
Internet Source <1 %
24
docplayer.info
Internet Source <1 %
25
fr.scribd.com
Internet Source <1 %
26
rinooktarial.blogspot.com
Internet Source <1 %