DISUSUN OLEH :
ABYAN
1904102010041
MUHAMMAD RISKI.HSB
1904102010056
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2022
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
LEMBAR SOAL
NPM :1904102010002
Nama :ABYAN
NPM :1904102010041
Nama :MUHAMMAD RISKI.HSB
NPM :1904102010056
Tugas Rancang Produk Rekayasa tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 3
F eb ru ar i s/d 2022, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Program Studi Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Mengetahui/
Menyetujui
Koordinator Program Studi
Teknik Mesin
Amir Zaki
Mubarak,S.T,M.Sc
NIP
:197910122006041
002
Assalamua’laikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami mendapat kesempatan menyelesaikan laporan
rancangan ini. Selain sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan dalam hal
perencanaan komponen mesin, tugas ini juga ini disusun untuk menyelesaikan
mata kuliah rancangan dan untuk dapat memenuhi tanggungjawab dan kewajiban
sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Prodi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berdasarkan Statistik Aceh Luas Perkebunan Aceh mencapai 1.073.220
hektare (ha).dari data tersebut didapatkan Jenis Tanaman Perkebunan Rakyat
Berupa Jambu Mete.Produksi Perkebunan Rakyat Jenis Tanaman Jambu Mete di
indonesia Pada Tahun 2020 berjumlah 157,40 Ribu Ton.di Provinsi Aceh
didapatkan data Produksi Jambu Mete Berjumlah 0,25 Ton dengan Luas 100
Hektare (ha) (BPS,2018).
Dengan Data tersebut Untuk Meningkatkan Produksi Kacang Mete maka
diCiptakan Alat Produksi Kacang Mete Berupa Alat Pembelah Biji Kacang Mete
yang bertujuan untuk meningkatkan,memudahkan dan menghemat Waktu dalam
Proses Produksi Kacang Mete.
Dalam beberapa kasus sebagian petani telah menggunakan alat bantu
pembelah kacang secara manual.namun dilihat dari dimensi alat tersebut tidak
relatif efisien dalam membelah kacang,membuat penggunaan alat ini masih
kurang efektif bila digunakan untuk skala produksi besar.
Penggunaan teknologi mesin telah merambah diberbagai sektor kehidupan
termasuk dalam sektor produksi perkebunan. Salah satu contoh penggunaan
teknologi dalam sektor tersebut adalah industri kacang mete dengan membuat alat
pembelah kacang mete agar proses produksi lebih efisien
Penggunaan mesin pembelah kacang mete merupakan jawaban dari
permasalahan di atas. Produksi kacang mete dengan mesin pembelah akan lebih
meningkat dibandingkan dengan produksi manual dengan tenaga manusia.
Dengan mesin pembelah kacang mete, hasil produksi kacang mete akan lebih
bagus,mudah dan cepat Hal tersebut sangat berpengaruh dengan hasil kacang mete
yang akan dipasarkan kemudian.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sularso and Suga (2013) poros adalah bagian yang terpenting
dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga ersama dengan
putaran, peranan utama dalam transmisi seperti poros. Poros yang berfungsi dalam
sistem transmisi ini dapat di klarifikasikan menurut jenis pembebanannya, yakni
sebagai berikut :
1. Poros transmisi, poros yang mengalami beban murni atau puntir dan
lentur.
2. Spindle, poros transmisi yang relatif pendek dan beban utamanya
berupa puntiran.
3. Gandar, poros yang hanya menerima beban lentur saja,dipakai antara
roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam merencanakan sebuah poros antara
lain :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang
poros yang baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang
terjadi pada poros seperti beban puntir, beban lentur,beban tarik kita dapat
menentkan kekuatan poros yang sesuai. Selain itu harus memperhatikan
faktor lainnya seperti kelelahan (fatigue, tumbukan dan konsentrasi
tegangan.
2. Kekakuan poros
Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akann terjadi
pada poros. Defleksi yang besar akan mengakibatkan getaran serta suara
bising yang berakibat kegagalan poros dengan spesifikasi kerja yang kita
inginkan.
3. Putaran kritis poros
Poros harus dirancang sedemikian rupa sehingga putaran kerja
yang dibuutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri.
Poros dapat diuata bekerja di bawah putarahn kritisnya ataupun diatas
putaran kritisnya untuk menghindari kegagalan.
4. Bahan Poros
Dari sisi teknis pemilihan bahan pembuatan poros harus
memperhatikan ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta
manufactureabilitty atau kempuan proses manufakturnya. Poros yang
berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta membutuhkan
pekerjaan yang khusus akan menaikkan harga produksi oleh karena itu
perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah kalian serta perhatkan
kempuan dalam pembuatannya baik dari mesin-mesinnya maupun tenaga
ahli.
5. Faktor korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi
[ada poros. Oleh karenanitu perhatikn penempatan poros agar faktor korosi
dapat di kurangi. Misal poros diguanakan pada mesin pompa air laut maka
poros tersebut hatus lebih tahan korosi jika di banddingkan dengan poros
pada pompa air tawar.
Sabuk adalah bahan fleksibel yang melingkar tanpa ujung, yang digunakan
untuk menghubungkan secara mekanis dua poros yang berputar. Sabuk digunakan
sebagai sumber penggerak,penyalur daya yang efisien atau untuk memantau
pengerskksn relative. Sabuk dilingkarkan pada katrol. Dalam system dua katrol,
sabuk dapat di mengendalikan katrol secara normal pada satu arah atau
menyilang.sabuk digunakan sebagi penggerak contohnya adalah pada conveyor
dimana sabuk secara kontinu membawa beban dari satu titik ke titik yang lainnya.
2.4 Conveyor
Gambar 2. 4 Conveyor
2.6 Korosi
Pencegahan korosi yaitu proses terjadinya perubahan permukaan secara kimia
dari sebuah mesin, mempengaruhi pemilihan dari bahan elemen tersebut dan juga
pasangannya, selain itu juga mempengaruhi konstruksi dan tahapan-tahapan
pembuatannya.
A. Korosi secara kimiawi paling sering terjadi dengan terbentuknya ikatan
oksigen karena bereaksi dengan air, gas, asam, dan alkalis, begitu juga dengan
zat-zat kimia lainnya. Sebagai penangkal korosi digunakan pelumas yang akan
menimbulkan lapisan pelindung pada elemen. Ada juga cara lain yaitu dengan
memadukan baja dengan tambahan Cr dan Cu atau besi cor kelabu dengan S
dan Si.
B. Pada korosi yang terjadi secara elektrokimiawi akan terbentuk elemen
lokal galvanik diantara logam-logam.
a. Gejala-gejala Korosi.
Penampilan korosi dapat dikenali dari luar dengan meratanya permukaan
korosi, lubang-lubang, dan melemahnya struktur.
b. Sifat-sifat Korosi Pada Logam-logam :
1) Besi (Fe)
Besi lebih mudah berkarat di udara, air, lautan dan asam, tetapi
tidak mudah berkarat pada air keras, alkalis, konsentrat asam
nitrat karena akan membentuk suatu lapisan pelindung dengan
sendirinya.
3) Magnesium (Mg)
Magnesium menutupi permukaannya dengan lapisan oksida
dan tahan korosi terhadap asam Fluorid dan basa sampai pada
temperatur 120°C.
4) Timah
Timah tahan terhadap udara, air laut dan asam lemak
sehingga banyak dipakai pada industri makanan.
5) Tembaga (Cu)
Tembaga tahan terhadap udara, gas, air laut dan juga terhadap
asam, basa dan garam.
6) Nikel (Ni)
Nikel sama seperti tembaga, tetapi dalam keadaan panas tidak
tahan terhadap gas belerang.
7) Platinum, Emas, Perak.
Platinum, Emas dan Perak tahan terhadap korosi, hanya saja
perak dapat berubah menjadi hitam kalau terkena H2S,
belerang, asam nitrat, dan oleh zat-zat oksidan lainn
BAB III
METODE PERANCANGAN
d 1 n1
i= =
d 2 n2
Pd=Fc X P
Dimana: Pd = Daya Rencana (kW)
Fc= Nilai Kuat Tekan Rata-Rata
P = Besaran Gaya Tekan
T =9,74 X 10 X
5
( nP )
n
Dimana:
π x d n x nn
v=
6 x1
d 1−d
c= 2
2 sin γ
d 1= Diameter 1 (mm)
d 2 = Diameter 2 (mm)
d 2−d1
L= ≥C
2
d 1= Diameter 1 (mm)
d 2= Diameter 2 (mm)
pd
N= ≥C
pc −K θ
Nilai standar lebar sabuk nominal dalam seri R10, mulai dari 25
mm hingga 63 mm dan pada seri R 20 mulai dari 71 mm sampai
dengan 600 mm. Jadi, lebar standarnya adalah 25, 32, 40, 50,
63, 71, 80, 90, 100, 112, 125, 140, 160, 180,
200, 224, 250, 280, 315, 355, 400, 450, 500, 560 dan 600mm.
2
f c =m x v
T
F=
D
T = Torsi (N.mm)
D = Diamater Puli (mm)
F 1=f i + f c +f t F 2=f i + f c +f t
F 1a =b+ F a +C p+C v
Dimana:
= Tegangan terbesar yang diizinkan (N/m)
,
f 1a
Sf =
f1
28
Dimana: = Faktor Keamanan (-)
= Tegangan terbesar yang diizinkan (N/m)
= Faktor Kelenturan
= Faktor Koreksi untuk Momen Lentur
= Torsi (Kg.mm)
= Tenganan Geser yang Diizinkan (Kg/mm2)
Pd =P x f
2 xa
D ' n=
1+i
29
Dimana: = Diameter Sementara ke-n (mm)
= Jarak Sumbu Poros (mm)
= Jarak Reduksi
Dari diagram pemilihan modul diambil modul seri 1 dengan m = 3
dan ∝= 20
Maka,
D'
z= n
m
d 1=z 1 x m
z = Jumlah Gigi
3.2.2.3 Kelonggaran Puncak dan Kelonggaran Sisi
C k =0,25 x m
C 0=0
Dimana: C k = Kelonggaran Puncak (mm)
C 0 = Kelonggaran Sisi (mm)
d R=Z n+ 2 x m
d g=Z n x m x c α
30
Kedalaman Pemotongan
H=2m x C k
Kecepatan Keliling
π x d1 x n
v=
6x1
Gaya Tangensial
1 x Pd
F t=
v
31
v = Kecepatan (m/s)
32
3.2.2.10 Tegangan Lentur yang Diizinkan
F ' b=σ b x m x γ x f v
Dimana: F ' b= Beban lentur yang diizinkan per satuan lebar (Kg/mm)
f v = Faktor Dinamis
2 Z2
F ' H =F v x k H x d 1
Z1 + Z 2
Dimana:
F ' H = Beban permukaan yang diizinkan (Kg/mm)
′
F v = Faktor Dinamis
d 1 = Diameter (mm)
Z = Jumlah Gigi (mm)
F 'H = Fm
33
b
>1
m
Z
P=
d
m
S=π
2
3.2.2.17 Dearance
c1
p
Adendum
1
dw =
p
Dedendum
12
Dw=
p
34
Poros memiliki alur pasak sebagai tempat pasak diselipkan yang mana
digunakan untuk mengunci poros dengan pulley, roda, roda-gigi, roda rantai dan
sebagainya dengan tujuan agar keduanya tersambung sehingga mampu
meneruskan putaran, momen putar/torsi. Oleh karena itu, perencanaan pasak
juga harus diperhatikan. Parameter perencanaannya sebagai berikut.
Gaya tangential pada pasak dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
T
F=
D/ 2
Perencanaan lebar dan tinggi pasak serta kedalaman alur pasak poros dan
pasak naf dapat ditentukan dengan memilih ukuran standar pasak yang
disesuaikan berdasarkan ukuran diameter porosnya dengan Tabel 3.10 berikut
ini.
Tabel 3.11 Standar ukuran pasak
35
3.2.3.3 Bahan Konstruksi Pasak
Umumnya bahan konstruksi pasak mempunyai nilai kekuatan tariknya 60
(kg/mm2) atau lebih kuat dari bahan porosnya. Namun, terkadang kekuatan tarik
pasak lebih lemah dari porosnya sehingga pasak terlebih dahulu rusak ketimbang
poros atau naf nya. Hal tersebut dikarenakan harga pasak relative lebih murah.
Tabel perencanaan bahan konstruksi pasak ditunjukkan pada Tabel 3.10.
¿ σb
τ R=
sfk 1 x sfk 2
F = Gaya (Kg)
b.l = kuran Standar pada Tabel Ukuran dan Alur Pasak
36
(mm2)
Pd ≥ P
C ≥ C0
Dimana: C = Kapasitas Nominal Dinamis Spesifik
37
3.3 Langkah-Langkah Perancangan
38
3.3.1 Diagram Alir Perencanaan Puli dan Sabuk
39
Gambar 3. 1Diagram Alir Perencanaan Sabuk dan Puli
40
Gambar 3. 2 Diagram Alir Perencanaan Roda Gigi Lurus
41
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Pasak
3.2 Desain Sederhana Perancangan Alat Pembelah Biji Kacang Mete Tampak
Atas
42
3.1 Desain Sederhana Perancangan Alat Pembelah Biji Kacang Mete Tampak
Depan
BAB IV
F’c = P.A
P = F’c . A
2
¿ 0,001 X 3,14 X ½ X 165 cm
¿ 2,541 N
1. Perbandingan Putaran
d 1 n1
i= =
d 2 n2
250 mm
i= =1,65
152 mm
P=2541 N
n= 0,3
ρ=0,001 kg/m
d 1=250 mm
43
d 2=152 mm
a = b. t
= 30.3 =90 mm
a.Faktor Koreksi
b.Daya Rencana
Pd = F X P
Pd = 0,00981 x2,541 k
Pd = 0,002541 k
c.Momen Rencana
T = 9,74 x 10 5 x ( PdNn )
T 1 = 9,74 x 105 x ( 0,0002541
250 )
T 1 = 9,951 k m
44
e.Diamater Pulley
π d1 n
υ=
60 x 1000
m 3,14 x 250 x n
4 =
s 60 x 1000
m 785 x n
4 =
s 60000
314
n= =0,0523
60000
L=863,668m
i.Jarak sumbu poros
d 2−d 1 152−250
C= c=
2 sin γ 2 sin 210
c=104,81
45
912,668 ≥ 104,81
k. Jumlah Sabuk
Satu
l.Sudut Kontak
∅=210°
n. lebar puli
B=1,25 X b
B=1,25 X 127
B=1158,75
o.tebal sabuk
p.gaya intial
T e f ( ∅ ) +1
F 1=
D e f ( ∅ )−1
26,227 e 2+1
F 1=
250 e2−1
F 1=0,105392
q.gaya sentrifugal Fc
2
F c =m. v
2
F c =100043,54 x 4
F c =160,69 kN
46
r.Gaya akibat Torsi
T
F=
D
26,227
F=
250
F=0,104908 k
F 1=0,105392+160,69+0,104908
F 1=160,90 k
F 2=Fi + F c −F t
F 2=0,105392+160,69−0,104908
F 2=160,69 k
F 1a =b x F a x c p x c v
F 1a =1031,74 k
u.Faktor Keamanan
F1 a
sf =
F1
1031,74 k
sf =
160,90 k
sf =6,4 k
sf >1(Baik )
47
S30C D
k
σ B σ ❑=58
m2
s1=6 , s2 =2 ( d a p )
σB 58 k
τ a= = =4,83 2
s1 x s2 6 x 2 m
k t=2 u x b x t u
C b=2 u x l e
v.Diamater Poros
[ ]
1
5,1 3
d 1= x k t x Cb x T 1
τa
[ ]
1
5,1 3
d 1= x 2 x 2 x 9,951
4,83
d 1=2,756 m
[ ]
1
5,1 3
d 2= x k t x Cb x T 2
τa
[ ]
1
5,1 3
d 2= x 2 x 2 x 16,276
4,83
d 2=8,83m
48
10 Jarak Sumbu Poros C 104,81mm
11 Panjang Keliling Sabuk L 863,668 mm
12 Jumalah Sabuk N 1 Sabuk
13 Diamater Poros Penggerak ds1 2,756 mm
14 Diameter Poros yang Digerakkan ds2 8,83 mm
15 Koreksi Konsturksi Keamanan Sabuk Aman
Puli Aman
Poros Aman
Spesifikasi Perancangan :
-Putaran poros penggerak n=
-Perbandingan reduksi i=
1. Daya rencana
Pd = p x f
Pd =0,85 x 1
Pd =0,85 k
49
2. Diameter dan Jumlah gigi
2 x 250
d 'n =
1+ 3
d ' n =125
d ' 2=125 x 3
d ' 2=375
M= 3 𝛼= 20°
125
z 1= =25
5
375
z 2= =75
5
3. Kelonggaran Puncak dan kelonggaran sisi
Kelonggaran puncak
C k =0,25 x m
C k =0,25 x 3
C k =0,75
Kelonggaran sisi
C 0=0
4. Diamater Lingkaran Kepala
d k 1=( z 1 +2 ) m
d k 1=( 25+ 2 ) 3
50
d k 1=81
d k 2=( z2 +2 ) m
d k 2=( 75+ 2 ) 3
d k 2=231
51
102 x Pd
F t=
V
102 x 0,85
F t=
0,314
F t=276,114 k
8. Faktor Dinamis
Roda gigi kecepatan rendah dengan v ≤10m/s
3
f v=
3+V
3
f v=
3+0,314
f v =0,91
9. Bahan masing – masing gigi dan perlakuan panas
52
10. Tegangan yang diijinkan
1. SC35 : σ
FC30
a :σ = 13kg/m m2
2
F ' b 2=σ a x m x γ x f v
k
F ' b 2=13 2
x 3 x 0,434 x 0,91
mm
k
F ' b 2=15,40
m
53
k
F ' H =13,49
m
F ' H =F ' m
k
Harga minimum F ' m=13,49
m
13. Lebar Gigi (b)
F ' t 276,114
b= = =20,46 m
F 'm 13,49
17.Dearance
0,1
Dearance=
p
0,1
Dearance= =0,5 m
0,2
54
1
a w=
p
1
a w= =5 m
0,2
Dedendum
1,25
Dw = 6,25 m
0,2
55
1. Tengangan Bengkok Rangka Alat
mb
σ b=
wb
FxI
m b=
∝
2,541 x 120
m b=
2
N
mb=154,46
mm
Maka
N
154,46
mm
σ b=
436,425 mm3
N
σ b=0,35 2
mm
3. Tegangan Bengkok
N
350
σ tarikmaks mm
2
N
= =81,39 2
sf 4,3 mm
56
1. Gaya Tangential Pada Pasak
Gaya tangential pada pasak dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut.
T 9,951 9,951
F= = = =7,22 kg
Ds 2,725 /2 1,378
2
7,22
¿
120× 4
57
2
¿ 0.015 k /m
58
F 3,67 −3 2
τ k= = =2,18 ×10 k /m
b ×l 14 ×120
59
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Mata pisau yang digunakan pada alat pembelah biji kacang mete ini
berjumlah 1 dengan daya tekan sebesar 2,547 N
60
4. Sabuk (belt) yang digunakan pada perencanaan ini yakni sabuk tipe X
yang dipilih berdasarkan daya tekan dan Panjang XXXX mm. Dengan
diameter puli kecil XXX mm, dan puli besar XXX mm
6. Alat ini lebih efisien karena alat ini lebih mudah dalam
pengoperasiannya dan tidak menggunakan tenaga motor sehingga
dapat disesuaikan dengan kondisi di tempat,
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, R, S & Gupta, j, k. 2005. Text Book of Machine Design. New delhi:
Eurasia Publising House
61
62