Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FERMENTASI
PEMBUATAN STARTER NATA DARI NANAS

Nama Kelompok IV :
HENDRI IRWAN (04131911022)
FENTI FEBE D KAPITARAUW (04131711026)
DJUMRIA DAHLAN (04131911001)
URMILA LOSEN (04131911003)
FITRIA GORANTALO (04131911023)
ZULFITRA USMAN (04132011009)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI

Hendri Irwan (04131911022)


Fenti Febe D Kapitarauw (04131711026)
Djumria Dahlan (04131911001)
Urmila Losen (04131911003)
Fitria Gorantalo (04131911023)
Zulfitra Usman (04132011009)
Laporan Praktikum Teknologi Fermentasi ini disusun sebagai tugas UTS
Menyelesaikan Praktikum dan Menjadi Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah
Teknologi Fermentasi.

Ternate, 19 November 2021

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Pendamping

Siti Nurhalisa Rahakbauw Janiah Husen


NPM : 04131811013 NPM : 04131811005

Mengetahu,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Abu Rahmat Ibrahim, S.TP.,M.Sc.


NIDN : 0017119002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada bapak Dosen Penanggung jawab praktekum karena telah
membantu kami dalam melakukan praktekum sampai selesai, penulis sangat
berharap semoga laporan ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Ternate 19 November 2021


DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................
LEMBARAN PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
2.1 Tujuan Praktekum..............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Acetobacter xylinum........................................................

2.2.Sifat-sifat bakteri Acetobacter Xylinum............................................

2.3.Pertumbuhan sel bakteri Acetobacter Xylinum ................................

2.4.Buah nanas........................................................................................
2.5.Kandungan Gizi pada Nanas.............................................................
2.6.Limbah Nanas...................................................................................
2.7.Gula Sebagai Sumber Karbon...........................................................
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1..............................................................................Waktu dan Tempat
3.2....................................................................................Alat dan Bahan
3.3............................................................................................Cara Kerja
BAB IV HASILDAN PEMBAHASAN
4.1.....................................................................................................Hasil
4.2.........................................................................................Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1..............................................................................................Simpulan
5.2....................................................................................................Saran
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
DATAR LAMPIRAN....................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daging nanas.............................................................................
Gambar 2. Proses sterilisasi pada botol kaca............................................
Gambar 3. Penirisan daging nanas.............................................................
Gambar 5. Blender daging nanas...............................................................
Gambar 6. Penyaringan untuk memisahkan daging dan kadar air........
Gambar 7. Pencampuran gula dan air.....................................................................
Gambar 8. Setelah pencampuran lalu di taruh kedalam botol yang sudah disterilkan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman nanas merupakan salah satu jenis tanaman buahyang dapat tumbuh
baik di Indonesia. Oleh karena itu tanaman nanas dapat dijumpai hampir di
seluruh Indonesia. Sentra produksi nanas terutama ada di Jawa Barat, Jawa Timur,
Sumatera Selstsn, Jambi, Riau dan Sulawesi Selatan. Nanas tumbuh dengan baik
di daerah yang memiliki curah hujan tinggi tetapi tidak tahan hidup pada lahan
yang tergenang cukup lama.
Makanan yang kaya akan serat salah satunya adalah nata. Nata merupakan
makan pencuci mulut selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan
dalam membantu perncernaan. Nata adalah suatu bahan makanan hasil fermentasi
oleh bakteri (Acetobakteri xylinum) yang kaya akan selulosa bersifat kenyal,
transparan dan rasanya menyerupai kolang-kaling (Astuti, 2010).
Nata adalah sejenis makanan hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum,
membentuk gel yang mengapung pada permukaan media atau tempat yang
mengapung gula dan asam yang yang berbentuk padat, kokoh, kuat, putih, kenyal
an mirip kolang-kaling (Enggrid,2012).
Komponen yang cukup berperan sebagai media pertumbuahan nata adalah
sumber karbon dan sumber nitrogen karena sebagai nutrisi bagi pertumbuhan
bakteri Actobacter sylinum. Sumber karbon sebagai salah satu unsur pembentuk
nutrisi untuk medium fermentasi dapat berupa glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Media yang diperlukan untuk pembentukan nata antara lain gula yang digunakan
sebagai sumber karbon yang berperan penting dalam pertumbuhan mikroba.
Bakteri Acetobacter xylinum mampu mensintesis nata dari gulosa, maltose
maupun gliserol. Macam dan kadar gula yang ditambahakan akan mempengaruhi
ketebalan dan sifat nata yang terbentuk. Sukrosa sering dignakan sebagai sumber
karbon, karena merupakan gola lokal harga nya murah dan menghasilkan nata
yang tebal dan keras. Kadar sukrosa 5-10% pada media fermentasi akan
menghasilkan nata yang tebal dan keras (Enggrid 2012).

1.2 Tujuan Praktekum


A. Rumusan Masalah
dari rumusan masalah terbagi atas 2 yaitu:
1. Pembuatan Starter Nata dari buah Nanas
2. Mengetahui Manfaat dari Starter Nata dari buah Nanas
B. Tujuan
Dari rumusan masalah kita dapat mengetahu Tujuan yaitu:
1. Tujuan pembuatan Starter Nata dari buah Nanas
2. Tujuan mengetahui Manfaat dari Starter Nata dari Buah Nanas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Acetobacter xylinum

Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang digunakan dalam produksi nata


yang berperan dalam produksi selulosa. Penggunaan bakteri dapat digantikan
dengan Acetobacter sp. yang juga berperan dalam mengubah gula menjadi
selulosa pada proses fermentasi. Penggunaan starter yang berbeda-beda dilakukan
untuk memaksimalkan produksi nata sehingga menghasilkan karakteristik produk
nata yang diinginkan.

Acetobakter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai


dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam
cuka) dengan bantuan udara. Ciri-ciri Acetobakteradalah selnya berbentuk bulat
panjang sampai batang lurus atau bengkok, ukuranya 0,6 – 0,8 x 1,0 – 3,0 µm,
terdapat dalam bentuk tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai, membentuk
kapsul. Spesies Acetobakter yang terkenal adalah Acetobakter aceti,Acetobakter
orlenensis, dan Acetobakter xylinum, dan lain-lain.

Acetobakter xylinum merupakan bakteri yang bermanfaat bagi kehidupan


manusia terutama pada indusri makanan. bakteri ini merupakan bibit nata yang
nantinya berperan dalam proses pembuatan nata de coco.Acetobakter xylinum
dapat dibedakan dengan spesies yang lain karena sifatnya yang bilah tumbuhkan
pada medium yang kaya komponen gula, bakteri ini dapat memecah komponen
gula dan mampu membentuk sesuatu polisakarida yang dikenal dengan solulosa
ekstraseluler.

Gambar. 1 Acetobacter Xylinum


Klasifikasi Acetobacter Xylinum sebagai berikut :

Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Alphaproteobacteria

order : Rhodospirilles

family : Acetobacteracae

genus : Acetobacter

subsspecies : Xylinum

scientific name : Acetobacter Xylinum

2.2.Sifat-sifat bakteri Acetobacter Xylinum

1. Morfologi
1. merupakan bakteri berbentuk batang pendek atau kokus,bersifat gram
negative karena mengandung substansi lipid yang lebih tinggi serta
dinding selnya lebih tipis, lebih rentan pada antibiotic.
2. bernafas secara aerob tetapi dalam kadar yang kecil. mempunyai panjang 2
mikron dan lebar 0,6 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir.
3. Acetobacter Xylinumberwarna transparan atau tidak berpigmen.
4. bakteri ini biasanya membentuk rantai pendek dengan 6-8 sel.
5. pada kultur yang masih muda, individu sel sendiri - sendiri dan transparan
6. pada koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang
kokoh menutupi sel koloninya.
2. Fisiologi
1. bakteri Acetobacter Xylinumdapat membentuk asam dari glukosa, etil
alkohol dan propil alkohol serta mempunyai kemampuan mengoksidasi
asam asetat menjadi CO2dan H2O.
2. sifat yang paling menonjol karena Acetobacter Xylinum memiliki
kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa yang
berkembang membentuk matrik sehingga menjadi nata.

2.3.Pertumbuhan sel bakteri Acetobacter Xylinum


1. fase adaptasi : bakteri akan terlebih dahulu menyesuaikan dengan substrak
dan kondisi lingkungan barunya.
2. fase pertumbuhan awal : sel mulai membelah dengan kecepatan rendah.
3. fase pertumbuhan eksponensial : ditandai dengan petumbuhan yang sangat
cepat.
4. fase pertumbuhan lambat : terjadi pertumbuhan yang diperlambat karena
ketersediaan nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang
bersifat toksik yang dapa menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur
yang telah tua
5. fase pertumbuhan tetap : jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan
jumlah sel yang mati, sel akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan
yang ekstrim. matrik nata lebih banyak diprodiksi pada fase ini.
6. fase menuju kematian : bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi
telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya.
7. fase kematian : sel dengan cepat mengalami kematian.

2.4.Buah nanas
1. Definisi nanas
Nanas merupakan tumbuhan tropis berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay.
Buah nanas tergolong dalam famili Bromeliaceace yang bersifat tumbuh di tanah
dengan menggunakan akarnya (Apriyanti 2009). Tanaman nanas yang berusia
satu sampai dua tahun, tingginya 50- 150 cm, mempunyai tunas yang merayap
pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar, dimana bagian
pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan
liat, dengan panjang 80-120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai
duri, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang,
berdaging, dan berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning, rasanya
asam sampai manis (Dalimartha, S, 2001).
Nanas merupakan tanaman herbal yang dapat hidup dalam berbagai musim.
Tanaman ini digolongkan dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang
mempunyai rangkaian bunga yang terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas
dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabangcabang
vegetatif, pada cabang tersebut kelak dihasilkan buah. Nanas merupakan tanaman
herba yang dapat hidup dalam berbagai musim. Tanaman ini digolongkan dalam
kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga yang
terdapat di ujung batang, tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping
yang berkembang menjadi cabangcabang vegetafif, pada cabang tersebut kelak
dihasilkan buah (Setiawan, 2000).
Sebuah nanas hanya 53% bagian sajayang dapat dikonsumsi, sedangkan
sisanyadibuang sebagai limbah, sehingga limbah nanas semakin lama semakin
menumpuk dan umumnya hanya dibuang sebagai sampah (Rulianah 2002).Hal
tersebut membuka peluang dalam pemanfaatan limbah nanas berupa kulit dan
bonggol, menjadi produk yang Iebih bermanfaat.Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan adalah melalui fermentasi dengan bakteri Acetobacterxylinum menjadi
produk nata sebagai bahan makanan.
Sebagai tanaman tropis buah nanas dengan mudah dapat dijumpai di berbagai
pelosok wilayah Indonesia, nanas berkerabat dengan palem kipas. Klasifikasi
nanas adalah sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan)
2. Devisi o : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
3. Classis : Angiospermae ( berbiji tertutup)
4. Ordo : Bromoliales
5. Family : Bromiliaceae
6. Genus : Ananas
7. Spesies : Ananas Comusus (L) Merr (Apriyanti, 2009)
Varietas Nanas Menurut Apriyanti Indah (2009) jenis verietas buah nanas
yang dibudidayakan di Indonesia bermacam-macam jenisnya. Secara garis besar
jenis varietas tersebut adalah :

1. Daun halus, ada yang berduri dan


ada yang tidak berduri, ukuran
buah besar, silindris, mata buah
agak
Gambar. 1nanas Cayenne
datar,
berwarna hijau kekuning -
kuningan, dan rasanya agak
masam.

Gambar .2nanas Queen


1. Daun pendek dan berduri tajam, buah berbentuk
lonjong mirip kerucut sampai silindris, mata buah
menonjol, berwarna kuning kemerah - merahan dan
rasanya manis
1. Daun panjang kecil,
Gambar. 3 nanas Spanyol
berduri halus sampai
kasar, buah bulat dengan mata datar.
2.5.Kandungan Gizi pada Nanas
Kandungan Gizi pada Buah Nanas dalam 100 gram
Bahan Komposisi
1. Kalori : 52 kal
2. Protein : 0,4%
3. Lemak : 0,2%
4. Karbohidrat :13,7%
5. Kalsium :16 mg
6. Fosfor : 11 mg
7. Besi :0,3 mg
8. Vitamin A : 130 IU
9. Vitamin B1 : 0.08 mg
10. Vitamin C : 24 mg
11. Air : 85,3%
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (2005)

Sari buah nanas juga dapat diolah menjadi alkohol dan asam sitrat. Selain itu,
sari buah nanas dapat digunakan sebagai medium fermentasi pembuatan nata.
Bagian buah nanas adalah daging buah, hati, dan kulit nanas (Hamad dkk., 2017).

2.6.Limbah Nanas
Nanas termasuk buah yang banyak digunakan pada beberapa industri olahan
pangan seperti sirup, sari buah, dan keripik nanas. Berbagai macam pengolahan
tersebut, akan membutuhkan buah nanas dalam jumlah yang cukup besar dan
selanjutnya tentu akan menghasilkan limbah dalam jumlah besar juga. Limbah
buah nanas tersebut terdiri dari : limbah kulit,limbah mata, dan limbah hati. Kulit
nanas di berbagai industri merupakan bagian yang paling melimpah dan tidak
mengalami pengolahan lebih lanjut dan seringkali dibuang sebagai limbah
(Rukmana, 1996). Sebenarnya peluang untuk dimanfaatkan lebihlanjut sangat
mungkin yaitu sebagai substrat untuk pembuatan starter.
2.7.Gula Sebagai Sumber Karbon
Gula adalahsuatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat
dan pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan
sukrosa yaitu gula yang berasal dari bit, tebu atau palma. Sukrosa adalah gula
utama yang digunakan dalam industri pangan (Buckle, 2010). Sukrosa adalah
oligosakarida (disakarida) yang mempunyai peran penting dalam pengolahan
makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kelapa
kopyor.Acetobacter xylinum dapat mensintesa sebagian gula menjadi selulosa dan
sebagian lagi diurai menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH medium.
Penurunan pH melewati pH optimum dapat menyebabkan terganggunya proses
fermentasi nata serta terurainya kembali selulosa menjadi glukosa yang dapat
teroksidasi lagi menjadi asam asetat. Penambahan sukrosa yang melewati kadar
optimum ke dalam media, menyebabkan lebih banyak gula yang diubah menjadi
asam (Suryani dkk, 2010).

Adanya gula sukrosa dalam air nanas akan dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk
senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk nata. Senyawa
peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan
pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu
meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter
xylinum untuk menghasilkan selulosa (Misgiyarta, 2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada 12 November 2021 di Laboratorium
Teknologi Hasil pertanian (THP) Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate.

3.2. Alat dan bahan


1. Alat
 Sendok
 Blender
 Panci
 Botol Kaca
 Baskom
 Parameter suhu
 Gelas ukur
 Tabung
2. Bahan
 Buah Nanas
 Aquades
 Gula
3.3. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bersihkan botol kaca dan penutup, lalu di sterilkan menggunakan panci
dengan suhu 120oC dalam waktu 2 menit, agar bakteri yang berada dalam
botol kaca tersebut mati
3. Setelah Bersihkan sisi luar nanas dan kemudia dicuci bersih nanas tersebut
dengan air mengalir
4. Siapkan wadah kecil untuk memotong nanas menjadi kecil-kecil, lalu siapkan
blender, saringan, sendok dan wadah untuk memisahkan ampas nanas dan air
nanas
5. Setelah dipisahkan ampas nanaslalu di campurkan dengan Stater 60 ml air 10
ml dan gula 30 ml dengan perbandingan 6 : 3 : 1
6. Setelah itu ambil ampas nanas dan masukkan ke dalam cawan ukuran 60ml,
untuk pengisian dilakukan 2x pengisian
7. Setelah semuanya telah di campurkan, maka langkah terakhirnya yaitu
masukkan sampel tersebut kedalam botol yang sudah di sterilkan lalu di
tutupkan dengan pelastik lalau di teteup kembali dnegan penutup bolot.
8. Setelah itu di biarkan selama 2 Minggu.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

Dari pengamatan yang di lakukan untuk proses


penyimpanan selama 2 minggu terhadap starter
dari limbah nanas untuk pertumbuhan bakteri
didapatkan hasil Yaitu:
Gambar 1. Starter dari
limbah nanas

4.2.PEMBAHASAN

Hasil pada gambar 1. bahwa dapat diamati pada starter nanas selama proses
penyimpanan selama 2 minggu untuk pertumbuhan bakteri berbentuk seperti serat
yang berwarna putih. Tetapi dapat dilihat bahwa pada permukaan starter dari
limbah nanas tersebut tidak ada serat atau busa yang berwarna putih, serat atau
busa disebut dengan selulosa,Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah
memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa.
Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata.

Faktor—faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam


pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur dan
ketersediaan oksigen (Margaretha,2015).yang perlu diketahui bahwa untuk
mengetahui pertumbuhan bakteri tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan bakteri
Acetobacter xylinum berwarna putih yang disebabkan warna dari hasil selulosa
dan jalinan selulosa hasil perombakan gula.
dilihat dari gambar 1 diatas bahwa peroses penyimpanan pada starter nanas untuk
pertumbuhan bakteri bahwa wadah atau tempat untuk starter tersebut tertutup
rapat dan dilapisi kertas plastik, hal ini dapatmemperhambat pertumbuhan bakteri
sehingga menyebabkan matinya bakteri tersebut.
Bakteri A. xylinum merupakan mikroba aerobik. selama proses pertumbuhan,
perkembangan, dan aktivitasnya, bakteri ini sangat memerlukan oksigen. apabila
kekurangan oksigen, pertumbuhannya akan terhambat bahkan dapat mengalami
kematian. Oleh sebab itu, wadah yang digunakan untuk fermentasi tidak boleh
ditutup rapat (Rahman, 1992). Bakteri A. xylinum tergolong sebagai bakteri
mesofil yang hidup padasuhu ruang. Suhu ideal (optimal) pertumbuhan bakteri A.
xylinum adalah 28oC- 31oC. Pada suhu dibawah 28oC, pertumbuhan bakteri A.
xylinum akan terhambat. Sedangkan pada suhu diatas 31oC starter nata akan
mengalami kerusakan dan bahkan pada suhu lebih dari 40oC Bakteri A. xylinum
akan mengalami kematian (Pambayun, 2002).
setelah dalam proses pembuatan starter nanas selanjutnya memasuki proses
penyimpanan tetapi fermentasi yang terlalu lama akan membuat bakteri
Acetobacter xylinum mengalami fase kematian karena kehabisan nutrisi sehingga
membuat sel kehilangan banyak energi cadangan. Menurut Putriana dan Aminah
(2013), seiring dengan lama fermentasi pertumbuhan akan menurun secara
perlahan karena berkurangnya kadar gula dan timbulnya asam sebagai hasil
metabolit dari proses fermentasi. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi lama
waktu fermentasi yang tepat untuk proses pembuatan nata sehingga diperoleh nata
yang baik.
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari hasil dan pembahasan melalui percobaan
yang telah kita lakukan adalah:

1. Pembuatan starter nanas untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter


xylinumberpengaruh besar juga terhadap waktu proses penyimpanan
fermentasi yang terlalu lama akan membuat bakteri Acetobacter xylinum
mengalami fase kematian karena kehabisan nutrisi sehingga membuat sel
kehilangan banyak energi cadangan.
2. pada starter nanas untuk pertumbuhan bakteri bahwa wadah atau tempat
untuk starter tersebut tertutup rapat dan dilapisi kertas plastik, hal ini dapat
memperhambat pertumbuhan bakteri sehingga menyebabkan matinya
bakteri tersebut. Bakteri A. xylinum merupakan mikroba aerobik. selama
proses pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitasnya, bakteri ini sangat
memerlukan oksigen
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti I. 2009. Seluk Beluk Nanas dan Penanamannya.Bandung (ID): Jasa


Grafika Indonesia.
Margaretha, Y.P,2015, Pengaruh Kadar Gula Terhadap Pembuatan Nata de Yam
(Bengkuang), Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Rahman, 1992, Pengantar Teknologi Fermentasi, Arcan, Jakarta
Pambayun,R.2002.Teknologi Pengolahan Nata de Coco.Kanisius.Yogyakarta
Putriana I and Aminah S, “Mutu Fisik, Kadar Serat dan Sifat Organoleptik Nata
de Cassava Berdasarkan Lama Fermentasi,” J. Pangan dan Gizi, 2013.
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
Setiawan, A.I. 2000. Penghijauan dengan Tanaman Potensial. Yogyakarta:
Kanisius.
Depkes RI, 2000. RencanaAksi Pangan dan Gizi Nasional tahun 2001- 2005,
Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang hijau budidaya dan pasca panen. Yogyakarta :
Kanisius.
Astuti, P., 2010, Pengaruh Variasi Starter Antara Nira Kelapa, Dan Air Kelapa
Terhadap Kualitas Nata De Coco, Skripsi, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara, Medan.
Enggrid, L., 2012, Pengaruh Jenis Gula Dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas
Nata De Pima Dari Bahan Baku Buah Nanas, Skripsi, Fakultas Tarbiyah
Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Pekanbaru.
LAMPIRAN

Gambar 1. Daging nanas Gambar 2. Sterilisasi botil kaca

Gambar 3. Pengukuran suhu panas 120oC Gambar 4. Penirisan daging nanas

Gambar 5. Blender daging nanas Gambar 6. Penyaringan untuk


memisahkan daging dan kadar air
Gambar 7. Pencampuran gula dan air gambar 8. Setelah pencampuran
lalu di taruh kedalam botol yang
sudah di sterilkan

kedalam daging nanas

Anda mungkin juga menyukai