“TEMPOYAK”
Disusun oleh:
Arie Zetha Umbara C1061181008
Jiyad Aryasa Umbara C1061181013
Taris Zharfan Mias Embau C1061181011
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga diberikan kelancaran dalam mengerjakan tugas
mata kuliah Pengemasan dan Penyimpanan, khususnya makalah Tempoyak.
Terima kasih tidak lupa diucapkan kepada ibu Dr. Maherawati, STP, MP yang
telah memberikan bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini selesai tepat
waktu.
Semoga makalah Tempoyak ini dapat memberikan dan memperluas ilmu yang
bermanfaat untuk pembaca. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar
lebih baik lagi dalam penulisan makalah serupa selanjutnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Oxygen Scavengers.......................................................................................3
3. Ethylene Scavengers.....................................................................................5
5. Antimicrobials...............................................................................................7
6. Antioxidants..................................................................................................8
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah durian (Durio sp), merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang
produksinya tinggi namun bersifat musiman. Salah satu kesulitan dalam penanganan
buah durian ketika musim panen raya adalah sifatnya yang mudah rusak, sehingga
tidak tahan disimpan lama. Dalam bentuk utuh berkulit, daging buah durian yang
telah masak umumnya daya tahannya selama 4-6 hari (Antarlina, et al., 2003), maka
diperlukan pengolahan untuk pengawetan dan mengatasi kehilangan hasil.
Rasa asam pada tempoyak berkaitan dengan aktivitas bakteri asam laktat
seperti Lactobacillus plantarum, L. brevis, L. mali, L. fermentum, L. casei, L.
corynebacterium, dan L. durianis sp (Yuliana, 2004). Bakteri asam laktat mempunyai
peranan ensensial hampir dalam semua proses fermentasi makanan dan minuman.
Peran utama bakteri ini dalam industri makanan adalah untuk pengasaman bahan
mentah dengan memproduksi sebagian besar asam laktat, asam asetat, etanol, dan
CO2 (Desmazeaud, 1996). Bakteri asam laktat banyak digunakan dalam produk susu
seperti yogurt, sour crem (susu asam), keju, mentega, dan produksi asamasaman,
serta asinan (Lindquist, 1998). Menurut Rahayu dkk, (1995) pada fermentasi
tempoyak ditemukan bakteri asam laktat yang diduga adalah Lactobacillus casei sub
sp. rhamnosus yang bersifat fakultatif heterofermatif dan Lactobacillus fersantum
yang bersifat heterofermentatif. Tempoyak yang rasanya asam ini bisa menjadi bahan
masakan seperti sambal tempoyak, saus tempoyak atau untuk campuran memasak
ikan. Tempoyak dikenal di Indonesia terutama di daerah Kalimantan dan Sumatera,
termasuk di Daerah Bengkulu.
1
Fermentasi daging durian menjadi tempoyak dapat dilakukan secara spontan.
Umumnya pembuatan tempoyak dimasyarakat dilakukan secara tradisional dan
sifatnya spontan tanpa penambahan inokulum atau kultur murni.
B. Tujuan
BAB II
PERENCANAAN PRODUKSI
2
produsen tempoyak di Palembang (Dewayani, 1997; Rahmawati 1997). Penggunaan
inokulum bakteri asam laktat sebagai starter tempoyak belum lazim dilakukan di
masyarakat.
3
Dalam pembuatan kultur kering, proses pengeringan yang digunakan dapat
menyebabkan kerusakan sel-sel bakteri, oleh karena itu perlu ditambahkan bahan
pengisi yang berperan sebagai pelindung terhadap suhu pengeringan dan kondisi
lingkungan yang kering. Untuk dapat digunakan sebagai kultur cair dalam pembuatan
kultur kering, kultur cair tersebut harus berada dalam jumlah maksimal yaitu saat
akhir fase logaritmik. Untuk bakteri asam laktat, fase logaritmik biasanya dicapai
pada inkubasi 18 – 24 jam tergantung media dan jenis BAL. Monitoring jumlah sel
dapat dilakukan dengan mengukur nilai kekeruhan media inkubasi. Nilai kekeruhan
(Optical Density) kultur cair yang digunakan pada pembuatan kultur kering tempoyak
berkisar antara 1,264 sampai 1,578 dengan jumlah sel rata-rata 10 12 cfu/g (Yuliana
dan Rizal, 2006 dan Malau, 2006).
Walaupun aktivitas sel kultur kering BAL yang dihasilkan masih baik, namun
pengeringan BAL untuk tempoyak mempunyai viabilitas sel ratarata yang rendah.
Sehingga viabilitas sel merupakan factor yang harus diperbaiki dalam pengeringan
kultur tempoyak. Rendahnya viabilitas sel menunjukkan bahwa tingkat kematian sel
masih tinggi sebagai akibat efek pengeringan setiap jenis pengering dan bahan
pengisi yang belum optimal sehingga berpengaruh terhadap kestabilan membran sel.
Masih diperlukan upaya-upaya agar diperoleh metode peneringan BAL yang tepat
4
untuk produksi tempoyak. Meskipun demikian, walau viabilitas sel yang dihasilkan
masih rendah namun jumlah sel akhir rata-rata yang dihasilkan masih memenuhi
syarat ideal untuk digunakan sebagai inokulum, yaitu sebesar 2,1 x 10 7 cfu/g (Yuliana
dan Rizal, 2006 dan Malau, 2006).
BAB III
HASIL PRODUKSI
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L., & Widawati, L. (2015). Pengaruh waktu fermentasi tempoyak terhadap
sifat organoleptik sambal tempoyak. AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pertanian, 2(1).